(INTI BANGUNAN)
Core atau inti bangunan menurut Schueller (1989) adalah suatu tempat untuk meletakan transportasi
vertikal dan distribusi energi ( seperti lift, tangga, wc dan shaft mekanis ). Dari sumber modul perkulihan
teknologi bangunan 5, inti adalah tempat untuk memuat sistemsistem transportasi mekanis dan vertikal
serta menambah kekakuan bangunan.
Jadi kesimpulannya bahwa inti bangunan (core) suatu tempat untuk meletakan sistem transportasi
vertikal dan mekanis dengan bentuk yang disesuaikan dengan fungsi bangunan serta untuk menambah
kekakuan bangunan diperlukan sistem struktur dinding geser sebagai penyalur gaya lateral (seperti
tiupan angina tau gempa bumi) pada inti.
Untuk bentuk dan ukuran inti bangunan tidak ada batasannya tetapi inti bangunan mempunyai
beberapa ciri khas yaitu : (Schueller ,1989) ➢ Bentuk inti :
Ir Joni Hardi
Menurut Juwana (2005), letak inti bangunan tinggi yang berbentuk menara (tower) berbeda
dengan bangunan yang berbentuk memanjang (slab) yaitu :
bangunan.
Adapula inti bangunan yang terletak di sisi bangunan contohnya adalah Hotel Atlet
Century, Hotel Horizon dan Wisma Metropolitan di Jakarta.
Sedangkan untuk inti yang berada di tengah bangunan biasanya digunakan untuk fungsi
perkantoran. Contohnya adalah Wisma Indocement di Jakarta, Connaught
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Joni Hardi MT TEKNOLOGI BANGUNAN III
Center(Jardine House) di Hongkong, Rockefeller Center dan Chase Manhattan Bank di
New York Amerika Serikat.
Selain itu, inti yang terletak di tengah bangunan memanjang memiliki banyak pola.
Contohnya adalah Kantor Depdiknas (Departemen Pendidikan Nasional) di Jakarta dan
Gedung Phoenix-Rheinrohr di Dusseldorf Jerman.
Inti dari bahan pembuatnya dapat menggunakan baja, beton ataupun gabungan keduanya
(beton tulang) yang disebut sebagai inti struktural. Selain itu, inti dari material lain seperti
dinding biasa (batu bata,celcon dll) disebut sebagai inti non struktural karena tidak terlalu
kuat menahan gaya lateral.
Adapun Adapun kelebihan dan kekurangan pada penggunaan material sebagai penyusun
inti structural menurut Schueller (1989) yaitu :
Untuk inti dari rangka baja bisa manggunakan kuda-kuda Vierendeel untuk
mencapai kestabilan lateral. Sistem Vierendeel ini cukup fleksibel sehingga hanya
digunakan untuk bangunan bertingkat relatif sedikit. Pengakuan diagonal dari
rangka Vierendeel digunakan untuk mencapai kekakuan inti yang diperlukan untuk
bangunan yang lebih tinggi. Keuntungan inti rangka baja adalah karena relative
cepatnya perakitan batang-batang prefab.
Sebaliknya, inti dari beton menghasilkan ruang selain juga memikul beban dan pertimbangan
khusus terhadap kebakaran tidak diperlukan. Ketiadaan pelenturan pada bahan beton merupakan
kelemahannya, terutama terhadap beban gempa.
Yang dimaksud dengan Sistem Vierendeel adalah sistem struktur yang tampaknya seperti rangka
batang yang batang diagonalnya dihilangkan tetapi ini bukan rangka batang sehingga bentuk titik
hubungnya sangat kaku. Sistem ini banyak sekali digunakan pada gedung bertingkat, karena sangat
fungsional ( tidak menggunakan elemen diagonal) dan lebih efisien (Schodek,1999).
Dinding geser (shear wall) adalah “unsur pengaku vertikal yang dirancang untuk menahan
gaya lateral atau gempa yang berkerja pada bangunan” (Schueller,1989).
untuk lubang utilitas untuk sistem Mekanikal dan Elektrikal, yang umumnya dibagi atas 2
zona distribusi. Pemisahan lubang untuk ventilasi dan penyegaran udara bertujuan agar
tidak terjadi konflik atau persilangan antar saluran udara (ducting) yang perbandingan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Ir Joni Hardi MT TEKNOLOGI BANGUNAN III
panjang dan lebarnya sekitar 1:2 sampai 1:4 dan bahan pelapisnya dapat menahan api
selama 2 jam.
Contoh :