OLEH :
2020/2021
SNI, STANDAR PENGGUNAAN, SISTEM DISTRIBUSI,
STANDAR TEKNIS KAPASITAS, JENIS POMPA
• AIR BERSIH
A. SNI 03-7065-2005
Standar perencanaan system penyediaan air minum ini memuat kriteria perencanaan system penyediaan air minum mulai dari perencanaan unit air baku, unit transmisi, unit distribusi, dan unit pelayanan.
Standar ini merupakan rujukan untuk para perencana, produsen, pelaksanaan konstruksi, dan pengelolah. Standar yang berkaitan dengan perencanaan system penyediaan air minum saat ini sudah ada,
akan tetapi masih terpisah-pisah bahkan ada yang sudah tersusun tetapi tidak dalam bentuk standar, sehingga ada kebutuhan untuk menyatuhkan standar-standar tersebut dalam satus tandar nasional
yang lengkap. Standar ini di susun dalam rangka melaksanakan amanat peraturan pemerintah nomor 16 tahun 2005 tentang pengembangan system penyediaan air minum, yaitu
bagian kedua wewenang dan tanggung jawab pemerintah, pasal 38 butir b. menetapkan norma, standar, pedoman, dan manual.
B. STANDAR PENGGUNAAN
Sistem penyediaan air bersih harus memenuhi ketentuan seperti; system tangkitekan biasanya dirancang agar volume udara tidak lebih dari 30% terhadap volume tangki dan 70% volume tangki berisi
air. Bila mula-mula seluruh tangki berisi udara pada tekanan atmosfer, dan bila fluktuasi tekanan antara 1,0 sampai dengan 1,5 kg/cm, maka sebenarnya volume efektif air yang mengalir hanyalah
sekitar 10% dari volume tangki. Untuk melayani kebutuhan air yang besar maka akan di perlukan tangki tekan yang besar. Untuk mengatasi hal ini maka terkenan awal udara dalam tangki di buat lebih
besar dari tekanan atmosfer (dengan memasukkan kempa kedalam tangki).
SISTEM DISTRIBUSI AIR BESRSIH
Dalam system air di tamping dulu di tangki bawah (ground tank), kemudian dipompakan ketangki atas di atap atau di lantai tertinggi banguanan. Dari sini air di distribusikan keseluruh bangunan. System
tangka atap inicukup efisien di terapkan karena:
a. Selama air nya di gunakan, perubahan tekanan yang terjadi pada alat plumbing hamper tidak berarti.
b. System pompa yang menaikan air ke tangki atas bekerja secara otomatis dengan cara yang sangat sederhana sehingga kesulitan dapat di tekan.
c. Perawatan tangki sangat sederhana di badingkan dengan misalnya tangki tekan.
C. STANDAR TEKNIS KAPASITAS AIR BERSIH
Standar kapasitas air bersih
D. JENIS POMPA
Untuk keperluan mengalirkan dan menaikan air ke tangki atas maka di perlukan pompa. Perencanaan pompa harus mampu memberikan debit aliran air pada bangunan tinggi. Terdapat dua macam
pompa yang bias digunakan pada system penyediaan air bersih, yaitu pompa angkat dan pompa booster.
1. Pompa Angkat (pompa supply)
pompa angkat atau pompa transfer merupakan sebuah pompa yang digunakan untuk menghisap air dari tangki bawa ke tangki atas, jenis pompa angkat yang biasa digunakan adalah pompa
sentrifugal. Dalam suatu system denagn tangki atap biasanya kapasitas pompa angkat yang biasanya kapasitas pompa angkat diambil sama dengan kebutuhan air pada jam puncak.
2. Pompa booster
Pompa booster digunakan untuk mendistribusikan air pada lantai 1 sampai 10. Untuk pompa ini tidak perlu dihitung head total, karena yang penting untuk pompa ini adalah tekanan yang mampu
dihasilkan.
• AIR KOTOR
A. SNI 8153:2015
SNI pelambing, di gunakan sebagai acuan bagi perencana pelaksana, dan pengawasan mutu dalam pemasangan system pelambing pada bangunan pada bangunan Gedung. Standar ini memuat ketentuan
tentang spesifikasi peralatan plambing dan perencanaan, pemasangan, perubahan, perbaikan, penggantian, penambahan, dan perawatan system pelambing sesuai dengan peraturan yang berlaku
dengan memperhatikan peraturan lain yang berhubungan. (sumber: 8153:2015 sistem pelambing pada bangunan Gedung) atau informasi SNI terseleksi (selective dissemination of SNI
information) vol. 1 tahun 2016.
SNI diperlukan agar dapat menjamin Kesehatan, keslamatan dalam lingkungan, serta memperoleh kesamaan kualitas produk yang sama.
B. Standar penggunaan
NO NAMA ALAT PLUMBING TEKANAN YANG DIPERLUKAN
(kg/cm)
1 Kutup gelentor kloset 0,7
2 Kutup gelentor peturasan 0,4
3 Kran yang menetup otomatik 0,7
4 Pancuran mandi, dengan pancaran air halus 0,7
5 Pancuran mandi biasa 0,35
6 Kran biasa 0,3
• PERPIPAAN
A. SNI SISTEM PERPIPAAN
Tata cara ini mengguraikan tata letak (lay-out) dan tipe system distribusi, kesatuan, reservoir, system perpompaan, palu air, pipa transmisi, pipa distribusi, unit pelayanan, hasil perencanaan,
dan pengerjaan subtansi teknik diambil dari beberapa sumber berupa buku referensi (text book), standar Indonesia,, dan standar Negara lain. Standar ini di susun dalam rangka
melaksanakan amanat peraturan menteri pekerjaan umum (permen PU ) no 16 tahun 2005 tentang pengembangan system penyediaan air minum, yaitu bagian kedua
wewenang dan tanggung jawab pemerintah pasal 38 butir b.
B. STANDAR PENGGUNAAN
C. SISTEM DISTRIBUSI PERPIPAAN
D. STANDAR TEKNIS KAPASITAS PERPIPAAN
E. JENIS POMPA
• SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI PADA BANGUNAN
A. SNI SISTEM JARINGAN TRANSPORTASI PADA BANGUNAN
. Transportasi Vertikal (lift)
Standar tata cara perancangan system transportasi vertical dalam gedung ( lift ) di tetapkan menjadi SNI 03-6573-2001. Melalui rapat consensus yang di adili sistim pemerintah, asosiensi
profesi, perguruan tinggi, supple, konsultan, kontraktor, dan pengelolah bangunan gedung.
Standar ini mengambil ACUAN dari ASME 17.1 SAFETY CODE FOR ELEVATOR (lift) and escalator 1993, revecion addenda 1995 dan buku referansi lain.
. Transportasi eksalator
Sama halnya juga dengan system transportasi vertical, escalatoarjuga maka standar SNI 03-6573-2001. Yang di tetepkan pada 08 agustus 2001 dan SK PENEMPATAN 1999,A/BSN-
1/HK.50.A/06/2001 standar ini mengambil acuan ari ASME 17.1 saferty code for elevator (lift) andescalator 1993,revefecion addenda 1995 dan buku referensi lain.
B. STANDAR PENGGUNAAN
. Transportasi vertical
Lift digunakan pada bangunan dengan jumlah minimum standard penggunaan sebuah lift untuk setiap 4-7 lantai dengan jarak maksimum 45 m ke loby lift. Luas area dari kapasitas
kontak lift diperkirakan berdasarkan 2 m/orang pertambangan penting untuk kenyamanan dan keamanan dalam penggunaan lift waktu tunngu yang singkat pada setiap lantai pergerakan lift
harus cepat dan tidak kasir instruksi yang cukup (pintu buka/tutup, telecom, dll)
. Transportasi Escalator
Untuk fungsi pelayanan yang baik, escalator juga dapat di buat secara berkelompok (grouping sudut miring escalator biasanya 30- 35 untuk ketinggian lantai bangunan yang tidak
melebihi 6m kecepatan di batasi hingga 0,5 m/s.
FAKULTAS TEKNIK
PROG. STUDI TEKNIK ARSITEKTU R
MATA KULIAH
UTILITAS 1
JUDUL TUGAS
HOTEL AMARIS
DOSEN
BAK KONTROL
(JARAK BAK KONTROL APRIANUS K. LAPENANGGA,ST.MT.
DARI DINDING
BANGUNAN 50 CM)
DI GAMBAR
OLEH :
TANGGA MANUAL
LIFT
NO LBR JLH LBR
1 5
KETERANGAN
NILAI PARAF
UNIVERSITAS KATOLIK
WIDYA MANDIRA
KUPANG
FAKULTAS TEKNIK
PROG. STUDI TEKNIK ARSITEKTUR
MATA KULIAH
UTILITAS 1
JUDUL TUGAS
HOTEL AMARIS
DOSEN
APRIANUS K. LAPENANGGA,ST.MT.
DI GAMBAR
OLEH :
2 5
KETERANGAN
NILAI PARAF
UNIVERSITAS KATOLIK
WIDYA MANDIRA
KUPANG
SAFT MASUKNYA
PIPA PENANGKAL PETIR
PADA LANTAI 3 FAKULTAS TEKNIK
PROG. STUDI TEKNIK ARSITEKTU R
MATA KULIAH
UTILITAS 1
JUDUL TUGAS
HOTEL AMARIS
DOSEN
APRIANUS K. LAPENANGGA,ST.MT.
DI GAMBAR
OLEH :
3 5
KETERANGAN
NILAI PARAF
UNIVERSITAS KATOLIK
WIDYA MANDIRA
KUPANG
FAKULTAS TEKNIK
PROG. STUDI TEKNIK ARSITEKTU R
MATA KULIAH
UTILITAS 1
JUDUL TUGAS
HOTEL AMARIS
DOSEN
APRIANUS K. LAPENANGGA,ST.MT.
DI GAMBAR
OLEH :
DENAH LDAA
NN IE
TAI 4L -R
6ISANTO T
1N: 2E0U
0P
221 19 084
4 5
KETERANGAN
NILAI PARAF
UNIVERSITAS KATOLIK
WIDYA MANDIRA
KUPANG
FAKULTAS TEKNIK
PROG. STUDI TEKNIK ARSITEKTU R
MATA KULIAH
UTILITAS 1
JUDUL TUGAS
HOTEL AMARIS
DOSEN
APRIANUS K. LAPENANGGA,ST.MT.
DI GAMBAR
OLEH :
5 5
KETERANGAN
NILAI PARAF