MUHAMMAD KAHFI
Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Institut Teknologi Nasional Bandung
khfmuhammad@gmail.com
ABSTRAK
Olahraga Velodrome, Atletik Non-Lintasan, dan Inline Skate adalah salah satu cabang olahraga
yang dipertandingkan pada event olahraga nasional seperti Pekan Olahraga Nasional maupun
internasional seperti Asian Games. Demi mendukung para atlet yang bertanding, maka
dibutuhkan sarana yang memfasilitasi kegiatan tersebut. Velodrome and Field Athletic Arena
adalah bangunan yang berlokasi di Kota Cimahi, Jawa Barat yang mewadahi sejumlah
kegiatan bagi atlet Velodrome, Atletik Non-Lintasan, dan Inline Skate untuk bertanding dan
berlatih serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung berupa asrama yang bisa dijadikan pusat
pelatihan untuk atlet Pelatihan daerah Jawa Barat. Tema yang diangkat pada Velodrome and
Field Athletic Arena ini adalah “Struktur sebagai Ornamen” yaitu suatu pendekatan desain
yang menekankan interupsi bentuk struktur, modifikasi bentuk struktur maupun
penggabungan bentuk struktur sehingga menjadi elemen estetika pada bentuk maupun fasad
bangunan.
Kata kunci: sarana olahraga, Velodrome, Kota Cimahi
ABSTRACT
Velodrome, Field Athletic, and Inline Skate is one of the sports contested at national sporti
events such as the PON and internationally such as the Asian Games. In order to support the
athletes who compete, it is necessary to build the facilities. Velodrome and Field Athletic Arena
is a building that located in Cimahi City, West Java. The building accommodate a number of
activities for Velodrome, Field Athletic, and Inline Skate athletes such as practicing and
competing. This building equipped with supporting facilities like Athlete Dorm that can be
used as a training center for athletes in West Java. Specific approach for Velodrome and Field
Athletic Arena design is "Structure as Ornaments", design approach that emphasizes
interruption on the structure, modification form of the structure as well as the incorporation
of the structure so that it becomes aesthetic elements in shape and building facades.
Keywords: stadium, Velodrome, Cimahi City
1. PENDAHULUAN
Menilik dari geliat olahraga yang terjadi belakangan ini pada masyarakat khususnya bagi para
pemuda dan pemudi Indonesia yang semakin pesat dan berkembang maka dibutuhkan sarana
pendukung yang mewadahi kegiatan untuk mengembangkan bakat olahraga mereka yang
akan mendukung prestasi Indonesia pada kegiatan olahraga baik tingkat nasional maupun
internasional guna membanggakan Negara Indonesia. Olahraga Velodrome, Atletik Non-
Lintasan (cabang lompat dan lempar), dan Inline Skate adalah cabang yang dipertandingkan
pada Pekan Olahraga Nasional, demi mendukung para atlet yang bertanding, maka
dibutuhkan Sarana yang memfasilitasi kegiatan tersebut. Kota Cimahi merupakan salah satu
kota berkembang di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Pembangunan dan pengembangan
berbagai kegiatan masyarakat khususnya dalam bidang olahraga sangat penting dan harus
difasilitasi. Sarana olahraga yang memadai untuk event olahraga bertaraf nasional maupun
internasional seharusnya dimiliki oleh Kota Cimahi. Selain sebagai sarana apabila ada event
olahraga, sarana olahraga ini pun bisa dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan bakat
dan kesehatan bagi masyarakat dan sarana latihan untuk atlet-atlet profesional maupuan
pemula. Di lain pihak, memiliki bangunan sarana olahraga tingkat nasional maupun
internasional dapat membantu meningkatkan daya tarik Kota Cimahi. Velodrome and Field
Athletic Arena adalah salah satu sarana olahraga yang dibutuhkan di Kota Cimahi, dikarenakan
belum memadai dan terbengkalainya sarana olahraga Velodrome, tidak adanya fasilitas Atletik
Non-Lintasan, dan Inline Skate di Kota Cimahi.
Metode perancangan yang digunakan pada bangunan ini adalah pengumpulan data literatur
yang berhubungan dengan fungsi dan bentuk bangunan Velodrome berdasarkan teori dan
berdasarkan bangunan yang sudah ada.
· Kategori I adalah Velodrome tingkat regional atau daerah. Fungsinya adalah sebagai
tempat latihan, training dan kompetisi. Fasilitas standar yang harus dimiliki adalah trek
balap, fasilitas penonton dengan kapasitas tempat duduk 500-1000 tempat duduk, dan
bangunan kecil tambahan yang bisa digunakan untuk sekretariat club.
· Kategori II adalah Velodrome tingkat nasional. Digunakan untuk training dengan
performa tinggi, kompetisi nasional dan kompetisi internasional. Fasilitas yang disediakan
trek balap, fasilitas penonton dengan kapasitas tribun mendekati 2500 tempat duduk dan
bangunan tambahan untuk fasilitas penunjang.
· Kategori III adalah Velodrome tingkat Internasional. Digunakan untuk kompetisi
internasional, kejuaraan internasional, kejuaraan antarbenda, kejuaraan dunia, dan
pertandingan olimpiade. Terdiri dari trek balap, fasilitas penonton dengan kapasitas
mendekati 5000 penonton dan bangunan tambahan untuk fasilitas penunjang.
2.3 Pemilihan Kategori Untuk Desain Velodrome and Field Athletic Arena
Desain bangunan ini telah memenuhi fasilitas pada kategori II, tetapi untuk jumlah kursi
penonton mengikuti kategori III yaitu lebih dari 5000 penonton karena bangunan ini
dirancang suatu waktu bisa digunakan untuk ajang internasional.
- Lounge/ cafe
1 Fasilitas niaga
- Toko perlengkapan Atlet
- Entrance atlet
- Ruang ganti atlet
- Area tunggu tanding atlet
- Ruang pemanasan atlet
- Ruang umum atlet
- Area ruang ganti kompetisi
- Mess Atlet
- Podium Atlet
- Ruang Kontrol doping
Studi banding yang diangkat pada pembahasan ini adalah Athens Velodrome di Yunani, karya
Santiago Calatrava. Bentuk dasar bangunan oval mengikuti trek Velodrome dan fasad
bangunan yang menonjolkan struktur atap sebagai elemen estetika pada bangunan.
3. DESAIN BANGUNAN
Konsep tatanan massa bangunan ini adalah fasilitas yang bersifat publik mengelilingi
bangunan utama pada site. Sedangkan bangunan penunjang berupa asrama atlet yang
bersifat privat dan dipisahkan dari zona bangunan stadion dan zona publik tetapi masih
ada akses yang menghubungkan kedua bangunan tersebut. Orientasi massa stadion
mengarah ke Utara-Selatan mengikuti standar Velodrome terbuka yang bertujuan
untuk menghindari silau atlet.(lihat gambar 02. dan 03.)
Pada desain Velodrome and Field Athletic Arena alur pada site membentuk pola dinamis
(lihat gambar 04.)mengikut bentuk bangunan utama yang oval. Terdapat dua bangunan
yaitu Velodrome Arena sebagai bangunan utama dan asrama atlet sebagai bangunan
penunjang, dimana terdapat jalur penghubung pada site agar kedua bangunan tersebut
saling terkoneksi satu dengan yang lainnya.
Hasil dari konsep penataan massa bangunan di dalam site, dimana peletakan bangunan
utama, bangunan pendukung, dan peletakan fasilitas lain di dalam site diatur
menyesuaikan dengan standar, fungsi, dan kebutuhan pada bangunan Velodrome and
Field Athletic Arena ini. (lihat gambar 05.)
Pembentukan awal gubahan massa (lihat gambar 06.) berdasarkan bentuk trek Velodrome
dan diikuti oleh fungsi-fungsi ruang di sekitar trek Velodrome.
Modifikasi struktur berupa struktur kabel yang menggantung pada struktur space beam
dan ditopang oleh struktur beton digabungkan dengan sistem rangka truss ekspos yang
menggantung penutup atap menjadi elemen dasar sebagai pembentuk massa sekaligus
menjadi elemen estetika pada bangunan. (lihat gambar 07.)
Fasad stadion merupakan hasil dari modifikasi struktur penopang atap bentang lebar,
dimana terdapat modifikasi bentuk struktur yang diekspos dan tampak kontras dengan
tubuh bangunan. Elemen transparan dan elemen garis pada fasad pada tubuh bangunan
mengikuti bentuk massa bangunan yang oval. Berdasarkan buku Color Harmony (1987)
[3], pemilihan tone warna monochrome bertujuan agar tidak terjadi blur pada struktur
yang diekspos. Pengolahan fasad Asrama pada dasarnya lebih menonjolkan elemen
transparan dengan sedikit elemen massif dan elemen garis yang mengikuti bangunan
utama. Tone warna yang monochrome mengikuti bangunan Velodrome Arena agar tidak
terjadi kontras antara kedua bangunan ini. (lihat gambar 08. dan gambar 09.)
Fasilitias pada cabang olahraga Atletik Non-Lintasan atau Field Athletic dilengkapi dengan
fasilitas area untuk lempar cakram, lompat tinggi, lompat jauh, dan lompat galah yang
diletakan di area infield. (lihat gambar 11.), sedangkan fasilitas berupa trek Patinodrome
atau trek Inline Skate sepanjang 200 m disediakan bagi atlet Inline Skate untuk
bertanding. (lihat gambar 11.)
Space beam
Struktur beton
Sistem struktur beton cast in site dan rangka space beam (lihat gambar 12.) digunakan
sebagai strukur utama yang menopang beban rangka truss yang merupakan elemen
ekspos struktur pada fasad bangunan dan memilik bentuk yang kontras dengan tubuh
bangunan yang oval.
b. Rangka Truss
Rangka truss
Baja lamella
Space beam
Struktur kabel
Struktur rangka truss yang diekspos memiliki fungsi sebagai ornamen pada eksterior
bangunan dan berfungsi sebagai penggantung beban rangka baja lamella. (lihat gambar
13.)
c. Struktur Kabel
Sistem struktur kabel digunakan untuk menopang atap dan rangka truss yang dialirkan
pada struktur beton melalui rangka space beam dengan prinsip gaya tarik dengan
menggunakan kabel baja, sendi, batang bajang. (lihat gambar 14.)
Sistem struktur baja Lamella berfungsi untuk ornamen pada interior atap tribun stadion
dan berfungsi juga sebagai struktur untuk menopang bahan penutup atap. (lihat gambar
15.)
4. SIMPULAN
Penggabungan antara fungsi pada bangunan, tatanan massa, gubahan massa, dan elemen
struktur yang sudah dijabarkan di atas menghasilkan bentuk bangunan yang menjadi acuan
pada tema “Struktur Sebagai Ornamen”, (lihat gambar 16.) dimana modifikasi dan
penggabungan struktur yang ditonjolkan menjadi elemen estetika dan elemen pembentuk
atau ekspresi sehingga menjadikan bangunan ini tampak dominan dan ikonik. (lihat gambar
17.)
DAFTAR PUSTAKA
[2] Schurmann Ralph.1988, project guide VELODROMES., Dipl.-Ing.,Architekt within the IAKS