Anda di halaman 1dari 14

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 5

SEMESTER VIII TAHUN AJARAN 2015/2016

JUDUL TUGAS
PROPOSAL RENCANA PEMBANGUNAN BENTANG LEBAR

DOSEN PENGASUH PENYUSUN


IR. TAUFIK MUSTAFA, MT, IAI NAMA : DWI PUTRI D. SITORUS
NPM : 120320012

JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS KATOLIK ST. THOMAS, SU
1.1. Latar Belakang
Di Sumatera Utara, olahraga balap sepeda sudah dikenal sejak tahun 1960-an. Seorang pelatih balap sepeda berkebangsaan Italia bernama Maurice Lungo melatarbelakangi kejayaan pembalap Sumut
pada PON IX di Jakarta. Pada saat itu kontingen balap sepeda sumut memperoleh 3 medali emas dan 3 medali perak.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.03 pasal 67 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan nasional disebutkan bahwa pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung
jawab atas perencanaan, pemanfaatan dan pengawasan prasarana olahraga. Namun, Kota Medan tidak memiliki tempat pelatihan dan pembinaan atlet serta tempat pertandingan balap sepeda yang khusus.
Kebanyakan para atlet sepeda berlatih di lapangan lapangan terbuka yang sangat tidak efektif pengunaannya karena sangat bergantung pada cuaca bahkan sebagian dari komunitas-komunitas pecinta balap
sepeda menggunakan sarana-sarana lain seperti area entrance makam pahlawan, pendopo usu, area taman Ahmad Yani dan area parkir bangunan-bangunan di Kota Medan yang memungkinkan mereka untuk
balap sepeda dengan tidak adanya pelatihan khusus dan tingkat kecenderungan kecelakaan sangat besar.
Oleh karena itu kota Medan sudah seharusnya memiliki fasilitas olahraga seperti velodrome khususnya Indoor velodrome. Memang di kota Medan sudah memiliki velodrome yang terletak di
Universitas Negeri Medan. Velodrome yang ada itu merupakan velodrome outdoor dan diperuntukkan untuk jurusan keolahragaan. Hanya saja velodrome yang ada tersebut belum memadai untuk
pelaksanaan even-even olahraga nasional. Selain itu lokasi yang tidak strategis membuat para pecinta atau atlet balap sepeda Medan enggan menggunakan fasilitas tersebut dan lebih mamilih untuk latihan
disekitar lapangan Merdeka karena berada di pusat kota.
Jika adanya sarana sirkuit balap sepeda yang nyaman dan berstandart nasional akan menjadi salah satu nilai tambah apabila kota Medan ditunjuk sebagai penyelenggara event-event balap sepeda
tingkat nasional dan dapat menghimpun para atlet balap sepeda untuk mendapatkan pelatihan ataupun pengalaman di arena yang secara tingkat nasional sudah memadai sehingga dapat meningkatkan
prestasi pada level nasional maupun internasional.
Oleh sebab itu untuk meningkatkan kemampuan dan prestasi atlet atlet balap sepeda yang ada di Indonesia pada umumnya dan Medan pada khususnya diperlukan suatu bangunan yang berfungsi
sebagai pusat pelatihan balap sepeda serta tempat pertandingan balap sepeda itu sendiri di Kota Medan.

1.2. Maksud dan Tujuan


Menciptakan sarana yang aman dan nyaman untuk semua jenis olahraga yang berhubungan dengan sepeda.
Menjadikan sebagai tempat berkumpulnya komunitas sepeda dari berbagai jenis style, sehingga menimbulkan minat untuk mencoba belajar gaya sepeda yang lain.
Menarik minat anak-anak dalam bersepeda, dan menciptakan prestasi atlet muda kota Medan.
Menciptakan tempat pelatihan dan rekreasi sepeda buat anak-anak sampai dewasa, sehingga meningkatkan kemampuan dan prestasi para atlet pemula sampai profesional di kota Medan.

2.1. TINJAUAN UMUM


2.1.1. Sejarah dan Perkembangan
A. Sejarah Sepeda
Sepeda, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah kendaraan beroda dua atau tiga, yang mempunyai setang, tempat duduk, dan sepasang pengayuh yg digerakkan oleh kaki untuk
menjalankannya. Dalam Ensiklopedia Columbia, nenek moyang sepeda berasal dari Perancis. Menurut sejarah, sejak awal abad ke-18, negara Prancis mengenal sepeda dengan istilah velocipede. Bentuk
atau model dari velocipede masih sangat kuno. Velocipede tidak memiliki engkol dan setang, dan semakin berkembangnya zaman, velocipede telah memiliki engkol dan setang, namun konstruksinya terbuat
dari kayu.
Baron Karls Drais von Sauerbronn adalah seorang penyempurna velocipede. Tahun 1818, von Sauerbronn membuat alat transportasi roda dua untuk menunjang efisiensi kerjanya. Sebagai kepala
pengawas hutan Baden, ia memang butuh sarana transportasi bermobilitas tinggi. Tapi, model velocipede. yang dikembangkan belum terlihat jelas, antara sepeda dan kereta kuda. Sehingga masyarakat
menjuluki ciptaannya sebagai dandy horse. Pada tahun 1839, Kirkpatrick MacMillan, seorang pandai besi kelahiran Skotlandia, membuatkan "mesin" khusus untuk sepeda. Tentu mesin yang dimaksud
bukan seperti sepeda motor, tapi lebih mirip sebagai pendorong yang digerakkan melalui engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal. MacMillan pun menghubungkan engkol tadi dengan setang
sederhana. Selain itu, upaya penyempurnaan velocipede, juga dilakukan oleh penemu Pranciss, Ernest Michaux pada 1855. Ernest membuat pemberat engkol, hingga laju sepeda menjadi lebih stabil Pada
tahun 1865, Pierre Lallement juga melakukan penyempurnaan sepeda ini dengan memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya (sekarang dikenal sebagai pelek atau velg).
Lallement juga yang telah memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar daripada roda belakang.
Semakin berkembangnya Zaman, teknologi sepeda semakin maju dengan teknik penyambungan besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban. Namun, faktor keamanan dan kenyamanan masih
belum terpecahkan. Karena teknologi suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan guncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang. Sehingga di era 1880-an, sepeda tiga roda
dianggap lebih aman buat wanita dan laki-laki yang kakinya terlalu pendek untuk mengayuh sepeda ini dan menjadi begitu populer.
Trend sepeda roda dua kembali mendunia setelah berdirinya pabrik sepeda pertama yang didirikan oleh James Starley di Coventry, Inggris pada 1885. John Dunlop menemukan teknologi ban angin
setelah tahun 1888 sehingga laju sepeda pun tidak lagi berguncang. Penemuan lainnya, seperti rem, rantai, setang yang bisa digerakkan, dan masih banyak lagi makin menambah daya tarik sepeda. Sejak itu,
berjuta-juta orang mulai menjadikan sepeda sebagai alat transportasi, dengan Amerika dan Eropa sebagai pionirnya. Meski lambat laun, perannya mulai disingkirkan oleh mobil dan sepeda motor, sepeda
masih tetap memiliki daya tarik. Bahkan penggemar sepeda masih sangat banyak.

B. Sejarah Velodrome
Velodrome pertama kali dibangun pada pertengahan abad ke-19. Ada yang dibangun dengan tujuan hanya untuk bersepeda, dan ada pula yang dibangun sebagai bagian dari fasilitas untuk olahraga
lainnya. Banyak velodrome yang dibangun di sekitar arena atletik atau area lain yang memiliki kemiringan rendah. Terlihat dari kurangnya standar internasional pada saat itu, ukuran velodrome menjadi
bervariasi dan tidak semua trek dibangun berbentuk oval seperti velodrome modern saat ini: misalnya, Velodrome tertua di Inggris, di Preston Park, Brighton pada tahun 1877, memiliki panjang trek 579 m
dan terdiri dari empat trek lurus yang dihubungkan oleh kurva membelok, sedangkan Portsmouth Velodrome, di Portsmouth, memiliki panjang trek 536 m yang terdiri dari trek lurus tunggal yang
dihubungkan oleh satu kurva panjang. Pada awalnya permukaan trek terbuat dari abu atau batu pasir yang dipadatkan, namun saat ini penggunaan beton dan aspal sebagai bahan permukaan trek menjadi
lebih umum.
Velodrome Indoor marak dibangun di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20. Sebagai contoh, Velodrome d'hiver dibangun di Paris pada tahun 1909 yang memiliki panjang trek 250 m dengan lintasan
indoor dan permukaan trek dari kayu.
Kompetisi internasional seperti Olimpiade membuat velodrome yang ada saat ini lebih terstandarisasi: standar trek oval dengan trek lengkung-lurus, dan secara bertahap panjang lintasan trek
berkurang. Velodrome de Vincennes, digunakan pada tahun 1896 dan 1924 dengan trek sepanjang 500 m per lap, sedangkan Antwerpen 's Velodrome d'Anvers Zuremborg , digunakan pada tahun 1920, dan
Helsinki Velodrome , digunakan pada tahun 1952, keduanya memiliki panjang trek 400 m. Mulai tahun 1960, trek dengan panjang 333,33 m biasa digunakan untuk kompetisi internasional (misalnya:
Agustn Melgar Olympic Velodrome digunakan untuk Olimpiade 1968 , dan Leicester 's Saffron Lane Velodrome digunakan pada tahun 1970 dan 1982 untuk Kejuaraan Bersepeda Internasional UCI). Saat
ini, velodromes yang sering digunakan untuk kompetisi internasional adalah dengan panjang trek 250 m, termasuk Velodrome London untuk Olimpiade 2012 dan Velodrome di ibukota Turkmenistan yang
baru selesai dibangun untuk Asian Indoor and Martial Arts Games tahun 2017 mendatang yang juga memiliki panjang trek 250 m dan kapasitas penonton 6.000 kursi.

C. Sejarah Balap Sepeda Velodrom

Balap sepeda trek di dalam arena yang disebut Velodrome setidaknya sudah ada sejak tahun 1870. Dalam perkembangannya, lintasan yang digunakan awalnya terbuat dari bahan dengan material
kayu, yang berada pada bangunan yang disebut velodrome, yang terdiri dari dua lintasan lurus, serta lintasan berbentuk setengah lingkaran dengan kemiringan yang berbeda. Trek balap sepeda pada awal
masa perkembangannya,terdapat di beberapa kota Negara Inggris, seperti Birmingham, Sheffield, Liverpool, Manchester, dan London. Semakin berkembangnya jaman, terlihat juga perubahan yang terjadi
dalam dunia balap sepeda velodrome waktu itu. Perubahan yang paling Nampak dalam periode satu abad balap sepeda trek yaitu bagian dari sepeda itu sendiri yang direkayasa supaya menjadi lebih ringan,
dan lebih aerodinamis untuk bias meng-hasilkan catatan waktu yang lebih cepat.
Pada masa era Olimpiade 1912 terjadi pengecualian, untuk mengadakan perlombaan balap sepeda trek dalam setiap kali di adakan-nya Olimpiade. Setelah di adakan-nya balap sepeda trek di dalam
velodrome yang di adakan pada setiap kali perlombaan Olimpiade, pada Olimpiade tahun 1988 untuk pertama kalinya terdapat kelas baru untuk perlombaan balap sepeda trek Velodrome, yaitu kelas yang
mengikut-sertakan peserta wanita dalam perlombaan.
2.2. TINJAUAN FUNGSI

Cycling Arena merupakan area yang berisi velodrome, area komersial dan area rekreasi untuk sepeda. Area ini dihimbau dapat memenuhi segala kebutuhan yang berhubungan dengan sepeda.
Velodrome adalah sebuah tempat dengan fasilitas yang digunakan untuk kegiatan olahraga balap sepeda. Terdiri dari trek yang merupakan area olahraga utama (trek balap), dan semua fasilitas pendukung
yang diharapkan dapat mendukung kegiatan bersepeda, seperti tempat pembelian sepeda baru, suku cadang hingga rental sepeda.

Berdasarkan fungsinya, area pendukung diklasifikasikan menjadi beberapa bagian. Di setiap bagian membutuhkan perlengkapan dan peralatan, dan dapat dikembangkan menjadi sebuah kompleks
yang mencakup segala fasilitas pendukung. Dimensi dari area pelengkap dan instalasi-instalasi akan sangat tergantung pada tingkat pertandingan yang akan dilangsungkan. Ditambah lagi fasilitas seperti
caf atau lounge dibutuhkan untuk kepentingan fungsi komersil. Hal ini akan sangat menentukan besaran dari perencanaan sebuah Cycling Arena.

Menurut Schuermann (1988), Velodrome ini terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu:
Kategori I
Velodrome tingkat regional/ daerah. Fungsinya adalah sebagai tempat latihan, training dan kompetisi. Fasilitas standar yang harus dimiliki adalah trek balap, fasilitas penonton dengan kapasitas tempat duduk
500-1000 tempat duduk, dan bangunan kecil tambahan yang bisa digunakan untuk sekretariat club.
Kategori II
Velodrome tingkat nasional. Digunakan untuk training dengan performa tinggi, kompetisi nasional dan kompetisi internasional. Fasilitas yang disediakan trek balap, fasilitas penonton dengan kapasitas tribun
mendekati 2500 tempat duduk dan bangunan tambahan untuk fasilitas penunjang.
Kategori III
Velodrome tingkat Internasional. Digunakan untuk kompetisi internasional, kejuaraan internasional, kejuaraan antarbenda, kejuaraan dunia, dan pertandingan olimpiade. Terdiri dari trek balap, fasilitas
penonton dengan kapasitas mendekati 5000 penonton dan bangunan tambahan untuk fasilitas penunjang.

Persyaratan Teknis Velodrome


1. Kriteria Tribun Penonton
Desain untuk tribun ini sangat kompleks. Bentuknya harus mengikuti dan merespon groundplan dan elevasi kurva dari lintasan.Hal ini dilakukan untuk meng-optimalisasikan pandangan penonton. Kapasitas
penonton juga akan bergantung dari standar velodrom yang digunakan, dan kebutuhan serta kepentingan local.

Penyusunan tempat duduk dapat dilakukan dalam beberapa variasi :


Skema 1
Penonton duduk hanya sepanjang lintasan lurus, sebagai tempat duduk utama dan cadangan.
Skema 2
Penonton duduk melingkar di sepanjang lintasan hingga kurva pada ketinggian tertentu.
Skema 3
Penonton duduk di sekitar lintasan dari mulai lintasan lurus sampai dengan lintasan kurva dengan ketinggian tertentu dan dimungkinkan untuk diberi tambahan tribun pada bagian atas tribun di lintasan garis
lurus.

Skema 1 Skema 2 Skema 3

Sumber : project guide VELODROMES. Ralph Schurmann, Dipl.-Ing., Architekt within the IAKS
Timmy setiawan, seminar ilmiah Pekan Olahraga Nasional XII, mengatakan bahwa kompartemensi tribun harus memenuhi kebutuhan sebagai berikut :
Daerah penonton harus dibagi dalam kompartemen yang masing-masing menampung penonton maksimal 3000 orang.

Antar dua kompartemen yang bersebelahan harus dipisahkan dengan pagar permanen transparan minimal setinggi 1,2 m atau maksimal 2,0 m.

Jarak dua gang maksimum 48 tempat duduk.

Antara gang dengan dinding/pagar maksimum 24 tempat duduk.


Antara gang dengan gang utama maksimum 72 tempat duduk.
Tribun orang cacat harus dibedakan.

Jarak pemisah antar kompartemen harus :

- Searah dengan deretan kursi, minimal 1,2 m.

- Disamping atau tegak lurus deretan tempat duduk minimal 1,2 m dan maksimal 1,8 m.

- Tidak boleh mempunyai bagian-bagian yang tajam.

Tribun Penonton
Ketinggian tempat duduk yang ideal dengan titik pandang penonton dapat dihitung dengan :
Sumber : Internet
N = [(R + C) x (D + T) / D] - R
Keterangan :
N = ketinggian tempat duduk
R = ketinggian antara mata dan titik fokus
C = standard penglihatan (90 mm -150 mm)
D = jarak antara mata dan titik fokus
T = kedalaman tempat duduk
Pada Tribun penonton juga disediakan tempat duduk untuk wartawan. Bila diperlukan juga dapat dibuat ruangan tersendiri yang dilengkapi dengan komputer, kamera, telepon, dan sebagainya.

Tempat duduk wartawan Tempat duduk penonton


Sumber : Internet Sumber : Internet
Semua penonton harus bisa meninggalkan arena dalam waktu 8 menit. Aliran menuju jalur keluar berkisar 40 orang per menit per unit dengan lebar 550 mm. Jika ada penyempitan pada jalur keluar maka
harus dibuat sebuah area reservoir yang dapat menampung orang yang menunggu untuk lewat. Jalur keluar berukuran minimum 1,1 m, ukuran minimum kepala ruangan 2,4 m. Anak tangga memiliki
ketinggian 280 mm (ideal 350 mm). Ramp tidak boleh lebih curam dari 10 % ( 1:10 ).

TABEL 2.5. Lebar Minimum Pintu Keluar


jumlah ( orang) total lebar minimum pintu keluar (m)
> 200 2,2
201 - 300 2,4
301 - 400 2,8
401 - 500 3,2
501 - 750 4,8
751 - 1000 6,4
1001 - 2000 14,4
2001 - 3000 20,8

Untuk pertolongan pertama pada penonton diperlukan ruang penanganan dan istirahat 15 m2, gudang 2 m2, dan 2 toilet (Data Arsitek).

2. Kriteria Trek Balap Sepeda


2.1. Lintasan Sepeda
Lintasan/ trek berbentuk lingkaran pada ujung mengikuti hukum fisika, didesain untuk menemukan kriteria pertandingan sepeda dan semua ilmu disiplin yang berkaitan, berdasar pada prinsip-prinsip
keamanan dan kenyamanan berolahraga. Desain trek/ lintasan sepeda harus menjamin bentuk yang dapat menerima kecepatan yang cukup untuk pertandingan dan menyediakan tingkat keamanan yang
tinggi untuk pengguna, dalam hal ini mencakup para atlit sepeda.
Trek balap sepeda yang berada didalam bangunan disebut Velodrome. Velodrome pada saat ini adalah trek yang berbentuk oval dengan sudut kemiringan tertentu yang memfasilitasi kecepatan yang
tinggi ketika bersepeda/balap sepeda. Velodrome bisa saja tidak tertutup dan trek nya terbuat dari kayu, beton atau aspal. Dalam situasi tertutup beton atau aspal selalu dikesampingkan karena faktor biaya
dan trek akan kehilangan fleksibilitas kegunaan dalam ruangan. Pagar pembatas yang mengelilingi trek adalah alat pengaman yang utama dan harus didisain menyatu dengan trek, meskipun keberuntungan,
kecelakaan diluar trek tidak begitu sering terjadi. Pengaman harus dapat menahan kekuatan tubrukan mungkin kira-kira beratnya sama dengan sebuah sepeda motor saat melaju. Pada tepi dalam trek terdiri
dari dua buah tikungan yang tersambung dengan garis lurus secara paralel.

a. Bentuk Trek
Elemen elemen dari bentuk panimetric dari trek sepeda adalah elemen lurus, transisi dan setengah lingkaran. Profil trek akan ditentukan oleh groundplan geometry dan tingkat kecepatan dari pembalap.
Tidak ada standar yang pasti untuk panjang dan bentuk dari trek sepeda. Trek secara individual didesain sesuai kebutuhan dari masing masing proyek.Dalam sesi latihan pemilihan panjang trek dapat
mengelilingi beberapa putaran di mana 1000 m. minimal panjang trek kategori III adalah 250 m. untuk trek kategori ini alternative panjang yang digunakan adalah 250 m, 285 m, atau 333 m.
Trek yang lebih pendek adalah trek yang paling optimal untuk penonton. Pertandingan akan berlangsung pada area yang lebih sehingga lebih
dekat dengan penonton. Hal ini akan menimbulkan atmosfer yang lebih intim antara penonton dan pembalap. Trek yang lebih pendek cocok untuk
latihan intensif dan mengajarkan teknik riding control.
b. Ukuran Trek
Panjang trek balap sepeda sesuai standart olimpiade adalah minimal 250 m (keliling). Ukuran lapangan trek sepeda balap biasanya mempunyai panjang 133m 500 m, walaupun 250 m adalah yang
paling sering digunakan pada event olahraga internasional. Ukuran dari keliling sebuah trek menentukan jumlah putaran pada balap sepeda dengan jarak mencapai satu kilometer. Contoh :
250m trek = 4 putaran = 1 km

333.333m trek = 3 putaran = 1 km

500m trek = 2 putaran = 1 km

Lebar dari trek balap sepeda adalah antara 5m 10m, tergantung dari jenis balapan.

c. Material Trek

Trek sepeda dibangun dengan permukaan lintasan dari kayu, baja, aspal, atau material sintetis.

Trek kayu

Permukaan kayu dapat didukung oleh konstruksi truss atau kerangka yang terbuat dari kayu atau besi. Idealnya, material untuk struktur bawah sama dengan material permukaan trek, material kayu. Untuk outdoor trek, dimana
cuaca menjadi pertimbangan yang di utamakan. Pemilihan kayu untuk permukaan trek akan menyebabkan koefisien pergerakan yang lambat dan membutuhkan durabilitas yang tinggi.
Konstruksi trek kayu
Sumber : project guide VELODROMES. Ralph Schurmann, Dipl.-Ing., Architekt within the IAKS
Trek Beton
Trek dengan material beton merupakan salah satu tipe trek yang memiliki daya tahan lama. Permukaan kasar beton kemudian di finishing dengan lapisan tambahan dari semen atau mortar. Permukaan slab
dapat diletakkan tanpa paenggalian yang dalam. Dapat juga diletakkan dengan struktur pendukung yang terbuat dari beton bertulang. Ketebalan slab tergantung pada panjang bentangan dan kondisi
pendukung. Kualitas beton harus cocok dengan kekuatan tekan minimal dan ketahanan darai pengaruh cuaca dan kondisi lingkungan. Untuk mengurangi tekanan pada plat dan untuk mengurangi keretakan
pada permukaan lintasan, sambungan tambahan disusun secara vertical.

Sumber : project guide VELODROMES. Ralph Schurmann, Dipl.-Ing., Architekt within the IAKS

Pembagian area trek


Permukaan area trek dibagi ke dalam 2 jenis : permukaan untuk balap dan garis run-off (blue band). Permukaan untuk pertandingan dibatasi pada bagian luar oleh pagar pengaman dan pada bagian dalam
oleh garis pengaman berwana biru atau blue band. Garis blue band, pagar pengaman dan garis pengaman pada bagian dalam arena adalah unsur yang penting untuk keamanan pengguna trek.
Persyaratan ini harus ditetapkan pada setiap trek untuk memastikan keamanan pengendara sepeda dan keamanan bagi penonton. Pembagian area trek terdiri dari :
Trek/ lintasan
Trek adalah area antara garis biru dan pagar pengaman. Lebar minimal adalah 5 m. untuk trek kategori III minimal lebar adalah 7 m. prinsipnya lebar harus konstan sepanjang lintasan. Permukaan lintasan
mengambil bentuk lingkaran pada arah tikungan.Untuk mengakomodasi barbagai macam pertandingan, permukaannya ditandai dengan garis berbagai warna.
The blue band
Garis run-off pada bagian dalam trek adalah garis biru, biasa juga dinamakan Cote d Azur karena warnanya. Garis ini memberikan jalan bagi para atlet dari lintasan datar ke lintasan dengan kemiringan
yang berbeda. Lebar garis ini kurang lebih 1/10 dari lebar trek.Garis biru ini terletak di trek datar dan mengelilingi sepanjang lintasan.Garis ini tidak termasuk dengan bagian dari area pertandingan.

Pagar pengaman
Parameter garis terluar dari trek ditutup oleh pagar pengaman (biasa dinamakan dengan balustrade). Ini adalah pembatas antara para pembalap sepeda dengan penonton dan untuk pengaman antara
keduanya.Tinggi minimum pagar pembatas ini 900 mm, dihitung dari permukaan bawah lintasan.Dari permukaan sampai dengan 650 mm harus ditutup secara keseluruhan dengan permukaan yang halus di
bagian sisi trek dan tanpa tonjolan apapun.250 mm di atas pagar yang tertutup, baja berbentuk pipa bulat harus mengikuti perimeter sepanjang lintasan.Dan diberikan tiang penyangga dengan jarak tertentu
untuk memberikan pandangan kea rah pertandingan antara pagar dan lintasan.
Zona Aman (safety zone)
Dalam infield, area aman harus disediakan dimana letaknya bersebelahan dengan blue band dan sepanjang lintasan.Zona ini harus terbebas dari segala macam instalasi di atasnya.Segala instalasi penting di
sepanjang zona ini harus diletakkan di bawah dan ditutup dengan material sebagai penutup zona aman.Penutup permukaan untuk zona aman harus berupa material yang lembut, untuk menghalangi agar
tidak terjadi luka bagi para pembalap saat terjadi kecelakaan, kerusakan, atau tabrakan.Sintetis lembut atau kayu direkomendasikan. Untuk trek outdoor, rumput merupakan material yang sesuai. Lebar zona
aman ini harus tidak kurang dari 2.50 m pada lintasan lurus dan 3.50 m pada tikungan. Untuk trek yang menggunakan motor sebagai media pertandingan, minimum lebar adalah 3.50 m dan 4.50 m.
selama pertandingan, zona aman harus bebas dari halangan, gangguan atau orang yang tidak berkepentingan. Jika dalam zona aman, infield diletakkan pada lantai yang lebih rendah maka sangat dianjurkan
memasang jaring di sekitar tepi bagian dalam dari zona ini

Infield (lapangan tengah)


Selain trek, hal yang terpenting lainnya adalah area ditengah lapangan dan segala macam instalasi yang ada di dalamnya.
Area Kompetitor
Sebuah area / ruang yang sangat dibutuhkan oleh para pembalap sepeda untuk persiapan dan penggantian sparepart.Area ini harus terletak di bawah lintasan karena pertimbangan area / sudut pandang
penonton dan agar tidak mengganggu selama pertandingan berlangsung. Ruang pembalap ini harus dilengkapi dengan tempat duduk, dan juga stand untuk sepeda, luasannya kurang lebih 3x3 m. dibuat
sejajar dan berdampingan dengan pencahayaan buatan, power-point, sound system yang optimal dari official pertandingan untuk mengumumkan sesuatu, aircompressor, dan fasilitas pencuci. Persyaratan
yang lain adalah tersedianya area untuk kendaraan roda, area P3K, dan ruang konsumsi.

Area Sirkulasi
Sebuah jalur sirkulasi dengan permukaan yang keras, yang harus bias menghubungkan terowongan dengan infield area.
Area Pemanasan
Trek pemanasan yang berbentuk oval dengan lebar minimal 2.50 m, harus tersedia dalam infield. Hal ini diperlukan untuk atlit
agar dapa melakukan pemanasan dan peregangan sebelum ataupun setelah pertandingan.Area pemanasan ini dapat dibatasi
dengan pembatas yang dapat di bongkar pasang. Namun dengan berkembangannya jaman, area ini sudah jarang digunakan
karena pemanasan dapat di lakukan ditempat dengan alat bantu untuk pemanasan.

Area Persiapan
Terletak tidak jauh dari garis start / finish dan garis pursuit, area dengan luasan 12m2 harus di sediakan di dalam area infield di samping safety zone, sebagai tempat persiapan para atlit sebelum melakukan
pertandingan. Permukaannya dapat berupa beton, kayu, atau bahan sintetis.

Fasilitas Olahraga Lain


Selain sebagai area persiapan bagi para atlit, infield juga dapat digunakan sebagai tempat untuk latihan dan pertandingan olah raga lain selain balap sepeda. Tergantung dari besarnya velodrom, area tengah
lapangan dapat digunakan untuk basket, bola voli, badminton, dan futsal. Area ini juga dapat digunakan sebagai area pemanasanekstra untuk para pembalap sepeda.Saat pertandingan bola berlangsung, di
sekeliling infield dapat dibatasi dengan jarring halus dan tipis. Sedangkan untuk even besar area tengah ini dapat digunakan sebagai upacara pembukaan.

STUDI BANDING FUNGSI SEJENIS


1. Lee Valley Velopark / London Velopark
A. Lokasi
Komplek sarana olahraga terletak di Queen Elizabeth Olympic Park, Stratford, London. Komplek bangunan ini dibangun
tahun 2009 dan selesai dibangun tahun 2011 untuk persiapan penyelenggaraan Olimpiade 2012, namun baru dibuka untuk
umum pada tahun 2014. Awalnya, komplek ini bernama London Velopark, lalu namanya berganti menjadi Lee Valey
Velopark.

B. Fasilitas
Fasilitas yang disediakan oleh Lee Valley Velopark antara lain :
Velodrome dengan panjang lintasan 250 m, dengan material lintasan kayu siberian pine

Tribun untuk 6000 orang penonton

Sirkuit Trek BMX

BMX Freestyle Park

Mountain Bike Track

Lintasan sepeda kategori road

Hockey & Tennis Center

Toko Sepeda

Gym

Penyimpanan sepeda untuk 300 buah sepeda

Sarana pelatihan sepeda


2. National Cycling center
A. Lokasi
NCC berlokasi di Stuart Street, Manchester, Inggris. Dibuka tahun 1994 namun diadakan
perbaikan dan penambahan fasilitas pada Juli 2011. NCC dibangun didasari oleh banyaknya
peminat dan atlet di bidang olahraga sepeda di Inggris. NCC diharapkan dapat memfasilitasi
segala kegiatan bersepeda. Mulai dari balap sepeda, BMX, Mountain Bike maupun Road Bike.

B. Fasilitas
Fasilitas yang disediakan NCC antara lain :

Indoor Velodrome dengan trek kayu

Komplek BMX, terdiri dari trek indoor dan outdoor

Mountain Bike Trails

Skill Zone & Pump Track

Velopark Cafe

Rental Sepeda

Ruang rapat untuk disewakan

Trek sepeda dan pelatihan bagi kaum disable

2 lapangan basket

2 lapangan netball

1 lapangan futsal

10 lapangan badminton

28 wattbike

Kelas yoga

Anda mungkin juga menyukai