Anda di halaman 1dari 20

2.

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Pustaka Karya Sebelumnya


Tabel 2.1. Tabel Kajian Pustaka Karya Tugas Akhir Sebelumnya.
No. Nama Judul Perancangan Universitas Tahun
1. Darwin Tedjaria Fasilitas Olah Raga Balap Sepeda UKP 1986
di Surabaya
2. Ham Kok Tjien Velodrome Balap Sepeda di UKP 1991
Malang
3. Andrianto Velodrome dan Pusat Komunitas UKP 2005
Gunawan Sepeda di Surabaya
4. Marcel Y. Indarto Jawa Timur International UKP 2010
Velodrome dan Sport Center di
Malang

2.1.1. Fasilitas Olah Raga Balap Sepeda di Surabaya


Laporan perancangan “Fasilitas Olah Raga Balap Sepeda di Surabaya” ini
dirancang oleh Darwin Tedjaria, mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Petra Surabaya yang
laporannya terpublikasi pada tahun 1986.
Pada laporan ini tercantum bahwa perancang ingin membuat bangunan
olah raga balap sepeda di Surabaya, tepatnya di Jalan Dukuh Kupang Surabaya
Barat yang memenuhi kebutuhan secara maksimal dengan menyediakan fasilitas
ruang yang dibuat dengan dimensi yang disesuaikan oleh penggunanya.
Perancang menyediakan fasilitas yang menunjang para atlet, pengelola, dan
penonton, yang lebih menuju kearah arena balap sepeda yang diperuntukan
perlombaan.

9   Universitas Kristen Petra


2.1.2. Velodrome Balap Sepeda di Malang
Laporan penelitian “Velodrome Balap Sepeda di Malang” ini ditulis oleh
Ham Kok Tjien, mahasiswa Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Jurusan
Arsitektur Universitas Kristen Petra Surabaya yang laporannya terpublikasi pada
tahun 1991.
Pada laporan ini, penulis mengulas mengenai arena Velodrome yang ada di
Malang, tepatnya di Jalan Danau Jonge 1 Sawojajar 1, Malang. Penulis meneliti
banyak hal di GOR Velodrome di kota Malang ini, meliputi struktur organisasi
kepengurusan yang menangani bidang olah raga termasuk balap sepeda di
Indonesia, standarisasi perhitungan trek, seperti persyaratan trek, perhitungan
ukuran dan kemiringan dari trek tersebut, lokasi yang cocok yang disarankan oleh
pemerintah kota Malang dan tahapan – tahapan pembangunan Velodrome.

2.1.3. Velodrome dan Pusat Komunitas Sepeda di Surabaya


Laporan perancangan “Velodrome dan Pusat Komunitas Sepeda di
Surabaya” ini dirancang oleh Andrianto Gunawan, mahasiswa Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan, Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Petra Surabaya
yang laporannya terpublikasi pada tahun 2005.
Pada laporan ini, perancang ingin membuat bangunan dengan fasilitas
yang meliputi tempat penginapan atlet sepeda, toko sepeda dan aksesoris sepeda,
tempat service sepeda, cafe dan restaurant, ruang pertemuan, tribun dan lintasan
balap sepeda (velodrome), dan ruang-ruang pendukungnya. Perancangan
proyek ini ditujukan untuk semua kegiatan dan aktifitas bersepeda.

2.1.4. Jawa Timur International Velodrome dan Sport Center di Malang


Laporan perancangan “Jawa Timur International Velodrome dan Sport
Center di Malang” ini dirancang oleh Marcel Yonathan Indarto, mahasiswa
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Jurusan Arsitektur Universitas Kristen
Petra Surabaya yang laporannya terpublikasi pada tahun 2010.
Pada laporan perancangan ini, perancang ingin membuat bangunan untuk
memfasilitasi penyelenggaraan perlombaan dan latihan untuk olahraga balap

10   Universitas Kristen Petra


sepeda dalam tingkat regional, nasional dan internasional, sehingga diharapkan
dapat meningkatkan prestasi dan prestige olahraga balap sepeda. Perancang
merancang menggunakan metode pendalaman struktur diambil untuk mengatasi
masalah konstruksi bangunan dari fungsi utama proyek sebagai velodrome yang
membutuhkan ruangan bentang lebar dengan penyelesaian menggunakan struktur
rangka dan busur sebagai elemen struktur utama. Sedangkan konsep desain dari
proyek ini menggunakan konsep simbolik dari balapan dan putaran dari sepeda,
yang diperkuat pada fasadnya yang akan mengadopsi dari roda sepeda untuk
memperjelas dari fungsi proyek ini.

2.2. Studi dan Tinjauan Literatur


2.2.1. Pengertian
2.2.1.1. Balap Sepeda
Olahraga Balap Sepeda adalah olahraga untuk menempuh jarak tertentu
dengan waktu yang sesingkat – singkatnya. Dapat dilakukan dilapangan terbuka
ataupun tertutup, baik perorangan maupun berombongan. Dalam olahraga ini
biasanya menggunakan sepeda yang disebut Road Bike (Husni 57).

Gambar 2.1. Bagian-bagian pada Sepeda Balap (Road Bike).


Sumber : http://www.jimlangley.net/wrench/bicycle_parts_labeled.jpg

11   Universitas Kristen Petra


Olahraga ini mulai banyak diminati oleh orang – orang di Indonesia entah
dari kalangan bawah sampai kalangan atas, dikarenakan olahraga ini menyehatkan
badan dan menjaga kebugaran tubuh. Selain itu balap sepeda merupakan olahraga
yang bergengsi karena merakit sepeda yang bagus tidaklah murah.
Sepeda yang digunakan dalam balap sepeda yaitu Road Bike, adalah
sepeda yang dirancang untuk pembalap bersepeda yang dirancang dengan
sempurna dan terus mengalami penyempurnaan bentuk dan model. Itu semua
demi memperhitungkan aerodinamis dari sepeda tersebut, keringanan,
keseimbangan, dan lain – lainnya.

2.2.1.2. Velodrome
Velodrome adalah trek yang biasanya digunakan untuk olahraga balap
sepeda yang memiliki bentuk oval dengan sudut kemiringan dan jarak tertentu
yang memfasilitasi pengendara sepeda dengan kecepatan yang tinggi ketika
bersepeda atau balap sepeda. Arena Velodrome ada yang tertutup (indoor) dan ada
yang terbuka (outdoor) (Indarto 6).
Velodrome merupakan arena balap sepeda yang belum terlalu marak di
Indonesia, dan jumlahnya tidak banyak, bahkan di Surabaya masih belum
memiliki arena ini. Arena ini dirancang dengan sangat cerdas karena
memperhitungkan sudut kemiringan, jari – jari di ujung, dan jarak lurus
lintasannya.

2.2.2. Sejarah
2.2.2.1.Balap Sepeda
Sepeda berasal dari sketsa Leonardo Da Vinci pada abad ke 15, tetapi
sepeda itu sendiri baru dirancang pada tahun 1818 oleh Baron Von Drais. Pada
awalnya sepeda yang dirancang tidak memiliki pedal dan hanya didorong oleh
kaki. Perkembangan pada sepeda terus berlanjut dan bervariasi karena banyak
yang menyukai benda ini.
Maraknya sepeda membuat munculnya lomba adu cepat bersepeda yang
kemudian terkenal dengan sebutan Balap Sepeda. Di Eropa, olahraga ini sangat

12   Universitas Kristen Petra


popular, bahkan bisa sama populernya dengan olahraga sepak bola. Tour
de’France merupakan acara balap sepeda di Eropa yang sangat terkenal,
perlombaan ini diikuti oleh pembalap sepeda terkenal dari seluruh dunia (Husni
57 – 58).

2.2.2.2.Velodrome
Velodrome pertama kali dibangun pada pertengahan sampai akhir abad ke-
19. Tujuan dibangunnya arena ini, yaitu untuk bersepeda, area bangunan yang lain
dibangun untuk fasilitas olahraga lainnya. Velodrome tertua terletak di Inggris, di
Preston Park, Brighton (1877), sepanjang 579 m (1.900 kaki) dan memiliki empat
jalur lurus dihubungkan oleh jalur melengkung. Sedangkan ada jalur sepanjang
536 m (1.759 ft), yaitu di Portsmouth Velodrome, Portsmouth, memiliki satu jalur
lurus dihubungkan oleh satu jalur melengkung yang panjang. Permukaan arena ini
terbuat dari aspal.
Velodrome Indoor juga pertama diangun di akhir abad 19 sampai awal
abad 20. Contohnya, Vélodrome d'hiver dibangun di Paris pada 1909 dan terbuat
dari 250 m (820,2 ft) lintasan indoor dengan permukaan kayu.
Kompetisi seperti Olimpiade membuat arena ini diresmikan sebagai arena
balap sepeda, yang terbentuk dari dua jalur lurus berbentuk oval, dan secara
bertahap banyaknya putaran yang dilakukan dalam pertan- dingan dikurangi.
Velodrome di London, Modular Velo, mereka menghasilkan sesuatu yang
baru dari arena ini, mereka formula arena untuk bangku penonton yang berjumlah
50 hingga 5.000 kursi. Ini dimaksudkan untuk mempromosikan olahraga ini agar
lebih terjangkau, dari tahapan arena latihan, sampai arena balap berskala
internasional (Architects 10).

13   Universitas Kristen Petra


Gambar 2.2. Jenis-jenis trek Velodrome.
Sumber : http://www.hopkins.co.uk/s/projects/3/175/

2.2.2.3.Mini Velodrome
Mini Velodrome pertama kali dibangun dan dirancang oleh Mahasiswa
Alumni Universitas Iowa State di Amerika pada tahun 2011 tepatnya di bulan
Mei. Tetapi pada tahun yang sama perusahaan Velotrack yang berdiri di London
juga merancang dan membuat arena yang sama. Arena ini memiliki perhitungan
yang sama dengan Velodrome pada umumnya, hanya saja panjang lintasannya
lebih pendek, yaitu 25 meter, karena lintasan yang lebih kecil maka sudut
kemiringan dari arena ini lebih besar daripada Velodrome pada umumnya.
Keistimewaan dari arena ini sendiri, yaitu bisa dipindahkan di tempat mana saja
sesuai keinginan, karena rancangan arena ini bersifat portable (Cyclodrome).

14   Universitas Kristen Petra


Gambar 2.3. Rangkuman Mengenai Cyclodrome / Mini-Velodrome.

Red Bull adalah perusahaan minuman berenergi yang juga merupakan


sponsor dari beberapa cabang olahraga seperti skateboard, BMX, dan masih
banyak lagi. Pada 2 Oktober 2011, Red Bull mengadakan perlombaan di arena
Mini Velodrome ini di Skotlandia untuk pertama kalinya dan lebih dari 100
pesepeda mengikuti kompetisi ini (RedBull).

2.2.3. Trek Velodrome dan Mini-Drome


2.2.3.1.Ketentuan Umum Velodrome
Velodrome ada 2, yaitu Velodrome Terbuka (outdoor) dan Velodrome
Tertutup (indoor).
Velodrome terbuka adalah lintasan velodrome yang tidak memiliki atap
penutup, sehingga adanya angin kencang dan hujan sangat menghambat kegiatan
pada arena velodrome yang satu ini. Selain itu, pada arena ini harus dibuatkan
atap di lapangan untuk tempat berteduh para atlet, juga perhitungan saluran
pembuangan air hujan yang tepat agar tidak ada air yang menggenang setelah
hujan.
Velodrome tertutup adalah lintasan velodrome yang tertutup atap, sehingga
kegiatan akan tetap berlanjut dengan lancer meskipun ada gangguan cuaca seperti
hujan ataupun angin kencang. Panjang trek pada velodrome tertutup ini biasanya

15   Universitas Kristen Petra


hanya 250 meter maksimal, tetapi bisa jadi arena yang lebih besar dari itu dibuat
tertutup (Tedjaria 8 – 9).

2.2.3.2.Ketentuan Umum Mini-Velodrome


Mini-Velodrome juga memiliki bisa ditempatkan di area terbuka dan juga
tertutup, karena memang dirancang untuk konstruksi breakdown. Peraturan dalam
bersepeda di Mini-Drome sangat berbeda, bila di Velodrome para pembalap harus
saling balap dalam suatu barisan kebelakang, bila Mini-Velodrome pembalap
memulai start pada 2 sisi yang berbeda dan yang jatuh, keluar lapangan atau
terlewati oleh pembalap lain terlebih dahulu dinyatakan kalah. Tetapi sebelum itu
para pembalap harus memutari trek sebanyak 10 putaran, dan dicatat waktunya,
yang terbaik catatan waktunya akan berhadapan di puaran final. Panjang trek
dalam Mini-Velodrome yaitu 25 meter (RedBull).

Gambar 2.4. Perlombaan Red Bull Mini-Drome yang diadakan di Denmark tahun
2011.
Sumber : http://www.redbull.com/dk/da/bike/stories/1331600850037/red-bull-
mini-drome-på-axelborg-i-københavn

2.2.3.3.Trek Lintasan Velodrome


Trek lintasan Velodrome memiliki banyak garis yang memiliki arti pada
masing – masing garisnya, antara lain :

16   Universitas Kristen Petra


a. Garis Biru Muda (paling dalam) – Garis Safety Zone
b. Garis Hitam (kedua) – Measuring Line untuk menunjukan panjang
lintasan.
c. Garis Merah (ketiga) – Red Sprinters Line
d. Garis Biru (paling luar) – Stayers Line untuk memisahkan pembalap
dari balapan tim.
Pagar pembatas yang mengelilingi trek untuk pengaman kecelakaan atlet
yang selip. Sehingga, atlet tertahan oleh pagar yang menyangga badan atlet agar
atlet tidak meluncur keluar lapangan.
Panjang trek balap sepeda Olimpiade minimal adalah 250 meter (keliling).
Ukuran lapangan biasanya sepanjang 133 meter – 500 meter, tetapi tetap 250
meter adalah ukuran yang paling sering digunakan untuk lomba balap sepeda
internasional. Ukuran keliling sebuah trek menentukan jumlah putaran pada balap
sepeda dengan jarak mencapai 1 kilometer.

Gambar 2.5. Standar Guidelines pada trek lintasan Velodrome.


Sumber : http://www.velodromeshop.net/

17   Universitas Kristen Petra


• 250 meter trek = 4 putaran = 1 kilometer
• 333,3 meter trek = 3 putaran = 1 kilometer
• 500 meter trek = 2 putaran = 1 kilometer
Lebar trek velodrome adalah antara 5 – 10 meter, tergantung dari jenis
balapan yang diadakan (Indarto 6).

Gambar 2.6. Standar Lintasan Balap (250m)


Sumber : http://news.bbc.co.uk/

Besar arena Velodrome sangat beragam, dan semuanya itu memiliki


ukuran yang berbeda entah dari sudut kemiringan, jari – jari lengkungan pada
sudut trek, panjang jarak trek dan lain- lainnya. Pada perancangan ini perancang
menggunakan trek dengan panjang 250 meter yang paling sering umum
digunakan untuk lintasan sepeda balap sepeda di dalam ruangan.

2.2.3.4.Trek Lintasan Mini-Velodrome


Mini-Velodrome memiliki panjang lintasan yang mutlak yaitu 25 meter,
tidak lebih dan tidak kurang. Sudut kemiringannya pun lebih besar daripada arena
Velodrome pada umumnya, yaitu memiliki sudut kemiringan maksimal mencapai
49,3°. Lebar trek minimal 8 kaki, atau setara dengan panjang 1 lembar multipleks
(2,44 meter).

18   Universitas Kristen Petra


Trek lintasan Mini-Velodrome memiliki banyak garis yang memiliki arti
hamper sama dengan garis-garis pada lintasan Velodrome, antara lain :
a. Garis Biru Muda (paling dalam) – Garis Safety Zone
b. Garis Hitam (kedua) – Measuring Line untuk menunjukan panjang
lintasan.
c. Garis Merah (ketiga) – Red Sprinters Line
d. Garis Biru (paling luar) – untuk keamanan agar pembalap tidak keluar
dari lintasan balap.
(Cyclodrome).

Gambar 2.7. Tampak Atas Mini-Velodrome.


Sumber : http://www.redbull.com/

2.2.3.5.Persyaratan Trek Menurut Komda ISSI Jawa Timur


Hasil wawancara dengan Commisaire Komda (Komisi Daerah) ISSI
(Ikatan Sport Sepeda Indonesia) Jawa Timur, maka terdapat beberapa persyaratan
trek yang harus dipenuhi, antara lain :
a. Lebar trek minimum 7 m
b. Panjang lintasan trek ada 3 macam, yaitu :
250 m ; 333,3 m ; 400 m
c. Proporsi trek (lebar : panjang) adalah antara 1 : 1,7 sampai 1 : 3,4
d. Terdapat safety zone pada lintasan trek tersebut.

19   Universitas Kristen Petra


e. Tidak bergelombang
f. Lintasan trek tidak boleh terlalu licin. (menghindari selip)
(Tjien 71 – 72).

2.2.3.6.Perhitungan Ukuran Trek Mini-Velodrome


Panjang track (l) = 25 m
R = 0,09 (l) - 0,11 (l)
R = 2,25 m – 2,75 m
Dipilih = 2,5 m

Untuk R = 25 m, ditentukan = 100° - 120°


Dipilih γ = 120°

lk = π.R.γ  
180°  

lk = 3,14 x 2,5 x 120°


180°

lk = 5,2 m

a = 2,1.R
a = 5,25 m

δR = ½ a – R
δR = ( ½ x 5,25) – 2,5 = 0,125 m

__sin ½ (180° - γ)__


C= 1 – cos ½ (180° - γ) x δR

C= ___sin 30°___ x 0,125 m


1 – cos 30°

C= __0,5__ x 0,125 m
0,134

20   Universitas Kristen Petra


C = 0,46 m

Ru = ______C______ +R
sin ½ (180° - γ)
__0,46__
Ru = sin 30 + 2,5

Ru = __0,46__ + 2,5
0,5

Ru = 3,42 m

π.Ru (180° - γ)
lu = ½ x
180°

3,14 x 3,42 x 60°


lu = 0,5 x
180°

lu = 1,8 m

lg = ½ (l) – 2 lu + lk)
lg = ½ x 25 – ((2 x 1,8) + 5,2)
lg = 12,5 – 8,8 = 3,7 m

b = lg + 2 (C+R)
b = 3,7 + 2 (0,46 + 2,5)
b = 3,7 + 5,92
b = 9,62 m = 9,6 m

Checking : 1/1,7 ≤ a/b ≤ 1/3,4


a/b = 5,25 / 9,6 = 1/1,83 (masih memenuhi syarat)

21   Universitas Kristen Petra


Gambar 2.8. Perhitungan Ukuran Trek
Sumber : Tjien, 1991.

2.2.3.7.Perhitungan Kemiringan Trek Mini-Velodrome


Sesuai dengan keadaan dalam gambar perencanaan, daerah paling rawan
terletak pada trek lingkaran (“circle”), dan itu adalah pada tikungan di ujung
lintasan Mini-Velodrome.
Untuk menentukan sudut kemiringan pada daerah lingkaran atau tikungan
dihitung dengan cara :

R= ____v2____
127 (e + fm)

22   Universitas Kristen Petra


Keterangan :
v = kecepatan rencana
e = kemiringan tikungan maksimum
fm = koefisien gesek maksimum
R = jari-jari lengkungan atau tikungan
Direncanakan kecepatan maksimal 61 km/jam (ketentuan ini dibuat
berdasarkan kecepatan yang dapat dicapai dari beberapa pertandingan
internasional maksimal ±56 km/jam ditambah 5 km/jam sebagai factor keamanan.
R = 2,5 + ( ½ x 7)
R=6m

fm = 1 / 160
(dari tabel “Perencanaan Geometrik Jalan Raya, halaman 16”)

____(30)2____
6=
127 (e + 1/160)

e+1/160 = 1,18
e = 1,18 – 0,00625
e = 1,17375

Jadi sudut kemiringannya :


tg μ = 1,17375 --- μ = 49°

23   Universitas Kristen Petra


Gambar 2.9. Perhitungan Kemiringan Trek
Sumber : Tjien, 1991.

(Tjien 72 – 78).

2.2.4. Kebutuhan Ruang


2.2.4.1. Lobby
Lobby merupakan sebuah ruang yang mana memiliki ruangan yang
bervariasi dan memiliki keunikan dan suasana welcome yang selalu ada di
dalamnya. Maka dari itu, keberadaan lobby tidak dapat dianggap remeh.
Sebuah desain lobby harus inovatif, fresh dan dapat menarik minat, selain
itu bahan finishing yang digunakan harus aman bagi para pengunjung dan
menciptakan sebuah kesan yang nyaman agar para pengunjung atau tamu tidak
merasa gelisah untuk tinggal dalam waktu singkat atau lama dan ingin kembali
ketempat itu lagi (Limanto 21).
Lobby merupakan aspek yang penting untuk sebuah bangunan olahraga,
karena bisa berfungsi untuk booking lapangan, untuk bertanya seputar persewaan
atau mungkin untuk mengarahkan pengunjung jika bingung arah untuk menuju
trek atau fasilitas lainnya. Area ini juga sangat penting untuk di desain dengan
inovatif untuk menarik pengunjung agar datang kembali ke bangunan ini.

2.2.4.2. Café
Banyak bangunan yang menggabungkan antara bangunan perusahaannya
tersebut dengan café atau restaurant, seolah – olah bagian café pada jaman

24   Universitas Kristen Petra


sekarang ini tidak terpisahkan dengan bangunan perkantoran atau perusahaan.
Café sudah seperti fasilitas yang banyak diminati oleh orang – orang di Indonesia,
entah itu hanya untuk bersantai, atau tempat berkumpul dan lain – lain. Pada
bangunan olahraga ini, café bertujuan untuk melepas lelah setelah berolahraga
(Jewell 147).
Café adalah aspek yang bisa dibilang penting karena selain untuk
kebutuhan komersil suatu bangunan, fasilitas ini bisa dijadikan tempat melepas
lelah oleh para pengunjung yang sehabis berolahraga di arena Mini-Velodrome.
Namun, tempat ini bukan hanya untuk pengunjung yang menggunakan fasilitas
arena balap, tetapi pengunjung yang datang hanya untuk bersantai juga
diperbolehkan.

2.2.4.3. Klinik
Membahas kebutuhan olahraga, fasilitas klinik ini sangat penting untuk
setiap bangunan olahraga dimanapun, karena cedera ringan ataupun berat dapat
terjadi di kegiatan olahraga sewaktu – waktu. Fasilitas ini diharapkan dapat
mengobati cedera ringan seperti keseleo, memar, kram ataupun luka sobek yang
diharuskan untuk dijahit agar darah bisa berhenti (Jewell 160).
Klinik sangat penting untuk bangunan olahraga manapun, karena cedera
itu bisa terjadi kapanpun dan tidak ada yang tahu. Pertolongan pertama pada saat
cedera adalah tahap yang penting untuk kesembuhan pengunjung yang
menggunakan fasilitas Mini-Velodrome ini.

2.2.4.4. Store
Toko adalah fasilitas komersil yang berguna untuk suatu bangunan.
Desain suatu toko harus menarik dan unik dari luar, karena konsumen akan datang
dan tertarik masuk apabila desainnya unik dan menarik. Bagian depan toko
dengan kaca lebar yang transparan dengan fasad yang tertutup akan berbeda daya
tariknya, jika terbuka maka akan ada kesan welcome yang muncul. Lalu, display
yang menarik juga mempengaruhi daya tarik konsumen (Pile 529).

25   Universitas Kristen Petra


Store ini menjual asesoris sepeda, baju sepeda, helm sepeda, frame sepeda
dan lain – lainnya yang berkaitan dengan sepeda balap ataupun sepeda jenis
lainnya. Selain untuk kepentingan komersil, mungkin bisa jadi karena adanya
toko sepeda ini orang yang pada awalnya hanya melihat temannya bersepeda dia
jadi ingin memiliki sepeda saat itu juga.

2.2.4.5. Workshop
Workshop yang meliputi bengkel dan area untuk fitting sepeda ini juga
merupakan fasilitas yang penting pada gedung olahraga seperti arena balap sepeda
ini, karena untuk setting sepeda yang akan digunakan atau mungkin merakit
sepeda. Workshop biasanya selalu dilupakan untuk didesain oleh desainer
manapun, padahal pengolahan warna dan lampu dapat membuat suasana di
bengkel lebih efisien saat bekerja dan lebih aman. Selain itu, tatanan atau
grouping area di bengkel sangat penting, agar tidak terlalu rumit dalam sirkulasi
barangnya (Pile 544).
Workshop disini maksudnya adalah bengkel sepeda maupun ruang untuk
men-setting sepeda. Merakit sepeda karena pada bangunan ini memiliki toko
sepeda yang bisa saja pengunjung menginginkan dirakit saat itu juga. Sedangkan
ruang untuk men-setting sepeda berguna untuk set tinggi rendah seat-post atau
lainnya, karena tiap orang bisa jadi memiliki setting sepeda yang berbeda – beda
agar bisa mengendarai sepedanya dengan kecepatan dan kenyamanan maksimal.

2.2.5. Pencahayaan
2.2.5.1. Lighting
Pencahayaan adalah faktor yang paling penting untuk desain interior
bangunan olahraga, karena cahaya untuk gedung olahraga harus diperhitungkan
dengan maksimal. Lalu untuk siang hari seharusnya tetap menggunakan cahaya
buatan apabila cahaya alami dari matahari pada siang hari sedang meredup.
Cahaya buatan sangat diperhitungkan dalam olahraga karena menyangkut
kebutuhan penglihatan para atlet yang sedang berolahraga, jika cahaya kurang
terang maka atlet tidak bisa melihat lawannya dengan baik yang disebabkan

26   Universitas Kristen Petra


karena terhalang oleh bayangan yang gelap atau sebaliknya jika cahaya terlalu
terang akan jadi silau (John 120).

2.2.5.2. Daylighting
Pada olahraga balap sepeda, distribusi dari cahaya matahari ini diperlukan,
karena pada olahraga ini melibatkan tingkat pergerakan yang tinggi atau cepat di
area trek sepeda. Salah satu kebutuhan terpenting adalah keseragaman cahaya
pada ruangan. Area trek sepeda harus memiliki pencahayaan yang merata, jika
tidak cahaya aka nada yang terang da nada yang gelap.
Kaca yang diletakan harus ditempatkan dengan hati – hati, tidak
sembarangan, karena jika tidak malah akan menyilaukan pengguna ruangan dan
mengganggu penglihatan. Meskipun peletakan benar tetapi cahaya masuk malah
membuat bayangan yang pekat dari atlet yang berolahraga, hal ini akan
menyusahkan atlet itu sendiri karena fokus penglihatan akan terbagi dua kearah
trek dan bayangan yang ditimbulkan cahaya matahari dari kaca tersebut. Solusi
dari bayangan yang muncul ini yaitu dipasang louvre pada kaca di bagian samping
bangunan agar cahaya yang masuk ke dalam ruangan tereduksi (John 121).

2.2.6. Material
2.2.6.1. Kayu
Ringan, kuat dan tahan lama, kayu merupakan material ideal untuk
konstruksi dengan berbagai kebutuhan. Dua klasifikasi utama (kayu lunak atau
kayu keras), belum tentu menentukan kekerasan, kelunakan, kekuatan ataupun
daya tahan dari kayu tersebut. Pola pada permukaan kayu dihasilkan oleh umur
pohon, sinar dan biji-bijian yang tidak teratur (McMorrough 178).
Material kayu digunakan sebagai bahan lintasan dari Velodrome. Selain
bahan kayu itu kuat dan tahan lama, material ini juga tidak terlalu licin jika
dijadikan sebagai lintasan balap sepeda.

27   Universitas Kristen Petra


2.2.7. Warna
2.2.7.1. Café
Sebuah restoran menyediakan makanan yang sedap dan enak, tetapi
perancang dapat menggagalkan selera makan jika salah memilih warna dan
material. Kegagalan ini dapat menyebabkan munculnya suasana yang tidak
menyenangkan pada ruangan makan tersebut. Abu-abu, hitam, biru dan violet
sangat tidak dianjurkan dalam pilihan warna, hijau dan kuning juga dapat
membuang selera makan. Gunakan warna merah atau warna hangat lainnya untuk
merangsang nafsu makan dan memunculkan suasana ceria, warna ini yang terbaik
untuk digunakan (Pile 132).

2.2.7.2. Klinik
Pasien memasuki klinik dengan kepentingan dan kekhawatiran, dan saat
mereka di sana, mereka akan merasakan ketidaknyamanan dan kebosanan.
Pengunjung memiliki kepedulian untuk datang untuk menghibur, mengamati, dan
menghadiri pasien mereka lihat.
Beberapa peneliti membuktikan bahwa warna dapat mensugesti pasien
yang dirawat sehingga merasa lebih baik. Warna dingin memiliki kemampuan
untuk membuat pasien lebih tenang (sebaiknya biru atau hijau) (Pile 133).

2.2.7.3. Store
Pilihan warna harus menguntungkan bagi barang yang dijual dan harus
sesuai dengan tingkatan harga dan karakter merk dari toko tersebut. Dipilihnya
warna tertentu membantu pelanggan untuk memilih barang di toko tertentu dan
demikian untuk menemukan pilihan dan pembelian yang baik dan mudah.
Contohnya, dengan menggunakan warna yang terang / cerah untuk toko yang
menjual peralatan olahraga atau pakaian olahraga (Pile 133).

28   Universitas Kristen Petra

Anda mungkin juga menyukai