Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH PEMILIHAN BAHAN DAN PROSES

EVOLUSI SEPEDA

Disusun Oleh :

Amrullah

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2022

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik
dan benar, serta tepat pada waktunya. Dalam makalah ini, kami akan membahas mengenai
“Alat – Alat Pengukuran Pada Temperatur” yang berada pada mata kuliah Proses
Instrumentasi Kimia.

Makalah ini telah dibuat oleh beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu,
kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu, kami memohon kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Mataram, 28 Agustus 2022

(Amrullah)

ii
DAFTAR ISI

JUDUL.................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1

1. Latar Belakang ........................................................................................................1


2. Rumusan Masalah ...................................................................................................1
3. Tujuan Penelitian.....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2

A. Menilik Rancangan Bangun Sepeda Pertama di Dunia...........................................2

B. Tonggak Penting Inovasi Menuju Sepeda Masa Kini.............................................4


C. Sikaki Cepat Yang Dilengkapi Pedal .....................................................................7
D. Si Roda Besar Pennyfarthing yang Melegenda ......................................................11
E. Lahirnya Safety Bicycle Disambut Produksi Massal..............................................14

BAB III PENUTUP.............................................................................................................18

A. Kesimpulan .............................................................................................................18
B. Saran .......................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................19

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sepeda merupakan alat transportasi yang sangat disukai dari segala kalangan baik
anak – anak maupun dewasa. Selain sebagai alat transportasi sepeda juga bisa dijadikan
sebagai sarana berolah raga. Meskipun fungsi sepeda mulai digantikan dengan sepeda motor
dan mobil namun sepeda sendiri masih banyak penggemar dan peminatnya. Yang sangat
penting,  sepeda tidak membutuhkan bahan bakar yang dapat menyebabkan polusi udara.

Pada awalnya, sepeda hanya memiliki dua roda  yang terbuat dari papan dan
dihubungkan pada sebuah rangka kayu, cikal bakal sepeda ini diberi nama Hobby Horses dan
Celeriferes. Walaupun hanya berbentuk seperti itu tapi cukup sangat membantu. Sepeda
tersebut di temukan di inggris sekitar tahun 1790

2. Rumusan masalah
1 Siapa yang pertama kali menemukan sepeda ?
2 Bagaimana rancangan sepeda ?
3 Apa material yang digunakan dalam pembuatan sepeda ?
4 Kapan pedal ditemukan ?
5 Kapan keselamatan sepeda ditemukan ?

3. Tujuan penulisan

Tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Mengetahui pengaruh perubahan waktu terhadap tegangan output, arus output, dan
daya output thermoelectric pada variasi putaran engine.
b. Mengetahui pengaruh perubahan waktu terhadap beda temperatur antara sisi panas
dan sisi dingin thermoelectric pada pendingin air dan udara.
c. Mengetahui pengaruh perubahan waktu terhadap tegangan output, arus output, dan
daya output dari thermoelectric pada pendingin air dan udara.

iv
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menilik Rancangan Bangun Sepeda Pertama di Dunia

Bicara tentang sejarah dan perkembangan sepeda tak bisa dilepaskan dari kiprah para
penemu di masanya. Sepeda tak langsung hadir seperti bentuk yang banyak digunakan saat
ini yang dikenal dengan nama sepeda keselamatan atau safety bicycle. Bahkan, hal-hal baru
dalam penyempurnaan sepeda dilakukan oleh orang yang berbeda.

Dari masa ke masa, sepeda terus berevolusi dan mengalami berbagai penyempurnaan baik
pada bentuk maupun komponennya. Lalu, sejumlah pertanyaan mengemuka, antara lain
kapan sepeda pertama kali dirancang, siapa pembuatnya, bagaimana bentuknya hingga
material apa yang digunakan?.

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut bukanlah perkara mudah. Sebabnya,


berbagai literatur pun mencatat perbedaan soal sejarah dan rancang bangun sepeda paling
awal ini. Ada yang menyebut célériféré, ada pula yang mengatakan draisienne (hobby horse)

v
sebagai nenek moyangnya sepeda. Lebih jauh, konon, gagasan dan visualisasi sepeda sudah
dibuat Leonardo da Vinci pada pertengahan abad ke-15. Akan tetapi, ilmuwan berkebangsaan
Italia tersebut tak dapat mewujudkannya secara fisik.

Ya, terlepas dari perbedaan pandangan itu, Encyclopedia International mencatat prototipe
sepeda pertama dibangun pada tahun 1790 di belahan Eropa. Disebutkan
bahwa Monsieur Chevalier Comte Mede de Sivrac, seorang berkebangsaan Perancis, telah
membangun alat transportasi sederhana tanpa kuda sebagai penariknya. Rancang bangun
sepeda yang diduga paling awal di dunia tersebut diperkenalkan di Palace-Royal, Perancis.

Bentuk célériféré terbilang sangat sederhana dan cenderung kaku, terbuat dari rangka


kayu yang dipasang pada dua roda kayu dalam satu baris. Bagian depan umumnya diukir
rupa-rupa bentuk hewan semisal burung, ular, buaya, singa hingga kuda. Namun, kendaraan
primitif ini tidak memiliki batang kemudi sehingga tidak bisa dibelokan atau diarahkan ke
kiri atau kanan. Pendek kata, célériféré hanya mampu bergerak lurus ke depan.

Selain tak punya kemudi, célériféré juga tak dilengkapi rem sebagai komponen utama dan
penting dalam alat tranportasi sepeda modern. Oleh sebab ketiadaan kemudi dan rem inilah,
sebagian orang menganggap célériféré lebih cocok dibilang mainan anak-anak ketimbang
moda transportasi.

Lalu, bagaimana perangkat tersebut melaju? Jika sepeda modern menggunakan pedal
sebagai komponen untuk mengayuh (pedaling), lain halnya dengan célériféré. Ia tak punya
pedal. Cara menggerakkannya adalah didorong oleh si penunggang atau pengendara yang
“mengangkangi” célériféré seraya kaki menendang ke belakang menyapu permukaan tanah
atau jalan, seperti orang berjalan. Sama halnya dengan saat menggerakkan, untuk

vi
menghentikan lajunya pun hanya mengandalkan kedua kaki penunggangnya menginjak tanah
atau jalan.

Kendati demikian, pada masa itu hasil karya de Sivrac menjadi sangat revolusioner.
Kendaraan ini tak lagi menggunakan hewan sebagai “mesin” atau penggerak yang umum
berkembang saat itu. Alhasil, penemuannya menjadi suatu hal baru pada alat transportasi
tunggal.

Meskipun dibilang moda transportasi sederhana, célériféré nyatanya cukup sulit


ditunggangi. Setelah de Sivrac memperkenalkannya kepada khalayak, banyak yang enggan
menggunakannya lantaran khawatir celaka. Terlebih, célériféré tidak dirancang untuk
penunggang anak-anak dan perempuan. Hanya para lelaki berjiwa petualang yang mau
mencoba dan melaju di atasnya. Hal lain yang membuat célériféré tidak populer saat itu
adalah harganya yang lumayan mahal. Konon, hampir sama dengan harga seekor kuda.

Di luar pandangan rancang bangun sepeda pertama, plus kekurangan yang ada dari
komponen dan sisi keselamatan, kehadiran célériféré telah menjadi peletak dasar konsep dua
roda sejajar dalam perkembangan sepeda/ sepeda motor selanjutnya.

B. Tonggak Penting Inovasi Menuju Sepeda Masa Kini

Sebagaimana disajikan pada bagian pertama artikel “Sepeda dari Masa ke Masa”, inovasi
terus berlangsung menuju penyempurnaan hingga tampak seperti sepeda yang kita gunakan
secara umum hari ini.

Salah satu tonggak penting berkembangnya kendaraan manumotif ini adalah


kehadiran draisienne. Ya, 202 tahun silam, tepatnya 12 Juni 1817, seorang berkebangsaan
Jerman bernama Karl Drais von Sauerbronn mendemonstrasikan alat transportasi hasil

vii
penemuannya, draisienne. Saat itu, pria kelahiran Karlsruhe, Baden, 29 April 1785
memperlihatkan buah karyanya kepada khalayak di sepanjang jalan termulus sekaligus
terbaik di Mannheim, Jerman.

Drais melakukan uji coba pertamanya. Ia menempuh perjalanan dengan menunggang


kendaraan barunya itu melalui jalan strategis ke Schwetzinger di sepanjang rute pos. Tak
lebih dari satu jam, ia kembali setelah menyelesaikan kayuhan perjalanan pergi pulang sekira
8-9 mil dengan kecepatan 5-6 mil per jam. Uji coba kedua dilakukan dari Gernsbach ke
Baden melewati bukit dengan ketinggian 800 kaki yang terkenal curam dengan kecepatan
rata-rata 4 mil per jam dan mampu mengurangi separuh waktu perjalanan biasanya.

Namun, laufmaschine karya Drais rupanya menuai pro dan kontra dari masyarakat.


Kehadiran mesin berjalan atau vélocipédé dengan dua roda sejajar berbingkai kayu tersebut
disambut hangat meskipun sebagian menilainya biasa saja. Hal ini tak lepas dari anggapan
bahwa draisienne terinspirasi dari célériféré yang dikembangkan pada tahun 1790 di Prancis.

Perbedaan yang signifikan, meski cara melajukannya sama persis dengan célériféré,


mesin Drais dilengkapi kemudi yang bisa dikendalikan penunggangnya. Oleh sebab kemudi
yang mampu diarahkan inilah masyarakat tak lagi menilainya sebagai mainan anak-anak.
Begitu juga tali yang terhubung dengan roda belakang yang berfungsi memperlambat laju.
Akan tetapi, tali ini tak begitu mumpuni sebagai komponen rem sehingga alas kaki
pengendara masih berperan dalam menghentikan gerak roda.

Untuk melajukan mesin, penunggang mesti mengangkangi draisienne dan duduk di


atasnya, lalu bergerak seperti berjalan atau berlari dengan kaki menyapu permukaan tanah.
Tak heran, banyak sindiran yang mengemuka, salah satunya : “Tuan Drais pantas

viii
mendapatkan rasa terima kasih dari tukang sepatu karena ia telah menemukan cara yang
optimal untuk memakai sepatu.”

Diceritakan, sisi lain dari apa yang Drais temukan berkaitan dengan terjadinya letusan
dahsyat Gunung Tambora di Indonesia (dulu Hindia Belanda) pada 5 April 1815 yang
dampaknya mempengaruhi iklim global. Ledakan vulkanik terbesar tersebut mengakibatkan
awan abu yang mendinginkan suhu rata-rata 3 derajat Celcius di Eropa dan Amerika Utara.
Banyaknya kuda yang mati saat itu membuat draisienne kian populer sebagai kendaraan baru
pengganti kereta kuda.

Pada Oktober 1817, Drais menerbitkan brosur laufmaschine.  Dalam brosur iklan


sebanyak tiga halaman itu disebutkan, pelanggan boleh berinvestasi atau memesan desainnya.
Tahun berikutnya, ia kembali menerbitkan brosur di Prancis dan mengganti namanya
menjadi vélocipédé.

Pada 12 Januari 1818, Drais mendapatkan hak paten atas penemuannya itu dari negara
bagian Baden, Jerman. Pada tahun yang sama, draisienne mulai dikembangkan Denis

ix
Johnson di Inggris. Di negeri Tiga Singa, rancang bangun sepeda ini dikenal dengan
nama hobby horse atau dandy horse. Johnson perlahan meningkatkan desain draisienne dan
memproduksi keturunan-keturunannya sehingga makin banyak diminati.

Pada masanya, dalam waktu singkat draisienne menjadi sangat populer dan menarik


perhatian masyarakat khususnya di Eropa. Namun, lambat laun keberadaannya pun memudar.
Salah satu penyebabnya adalah alat transportasi tanpa kuda ini masih dianggap “kasar” yakni
kemampuan kemudi yang minim dan belum mempunyai sistem pengereman yang mumpuni.

Meski demikian, draisienne masih banyak digunakan di berbagai negara di Eropa saat


ini. Terlebih, ada ajang tahunan internasional bertajuk International Veteran Cycle
Association (IVCA) Rally yang banyak menghadirkan para pengguna sepeda veteran dari
berbagai dunia. Terlepas dari kelemahan yang ada, draisienne dinilai sebagai tonggak penting
inovasi menuju sepeda masa kini. Dalam anatomi kendaraan khususnya sepeda, kemudi
merupakan bagian vital sehingga alat transportasi tersebut bisa diarahkan dan dikendalikan.

C. Sikaki Cepat Yang Dilengkapi Pedal

x
Ketika era draisienne, sebagian sudah menyebutnya vélocipédé khususnya di
Prancis, mulai memudar lantaran kelemahan rancang bangunnya, beragam eksperimen
dilakukan sejumlah orang. Tujuannya adalah untuk meningkatkan performa dan cara kerja
mesin vélocipédé.

Berbagai percobaan tersebut setidaknya dilakukan dalam kurun 1820-1865. Tak


hanya mengembangkan atau menyempurnakan konsep dua roda sejajar karya Comte Mede de
Sivrac atau Karl Drais von Sauerbronn, mesin dengan tiga hingga empat roda pun ramai
diperbincangkan dan didemonstrasikan di sejumlah tempat dan keramaian.

Akan tetapi, konsep dua roda sejajar lebih banyak diuji coba dan dikembangkan
mengikuti rancang bangun nenek moyangnya. Komponen penting yang melengkapi Si Kaki
Cepat vélocipédé adalah hadirnya engkol yang menjadi cikal bakal pedal. Siapa yang
menemukan cara baru mengayuh vélocipédé ini?

xi
Pada tahun 1838, seorang Skotlandia bernama Kirkpatrick Macmillan membuat suatu
percobaan. Bermula ketika dia melihat hobby horse yang ditunggangi seseorang di sepanjang
jalan. Lalu, suatu hari pria kelahiran Dumfriesshire tahun 1812 itu membuat untuk dirinya
sendiri. Setelah selesai, ia menyadari perbaikan apa yang mesti dilakukan
agar vélocipédé bikinannya itu bisa digerakkan tanpa kaki menyentuh tanah. Ini merupakan
komponen paling menonjol sehingga menjadi pembeda dengan draisienne yang tanpa pedal.

Dengan bekal kemampuan dan pengetahuannya sebagai pandai besi, Macmillan


mencoba menerapkan engkol (cranks) untuk mendorong roda belakang. Mesin berangka
kayu dengan ukiran kepala kuda itu mampu diselesaikannya pada tahun 1839.

Inilah cikal bakal sepeda yang menggunakan pedal. Akan tetapi tunggu dulu, pedal
yang diterapkan pada vélocipédé Macmillan bukan pedal yang dapat berputar 360 derajat
seperti yang lazim kita jumpai sekarang. Pedal Macmillan yang berfungsi sekaligus sebagai
pijakan digerakkan dengan cara didorong oleh gerakan kaki pengendara secara resiprokal-
horizontal. Gerakan ini ditransmisikan ke roda belakang dengan tongkat atau batang
penghubung. Memang, Macmillan masih merasakan kayuhan yang relatif berat sehingga
membutuhkan fisik yang memadai untuk menunggangnya.

Dikutip dari laman britannica.com, versi penyempurnaan selanjutnya dilakukan Pierre


dan Ernest Michaux asal Prancis sekira tahun 1860-an. Istilah vélocipédé yang sudah umum
digunakan selama 40 tahun kian melekat digunakan untuk merujuk nama kendaraan ini.
Perusahaan Michaux yang bermitra dengan Olivier Brothers menjadi perusahaan pertama
yang memproduksi vélocipédé  secara massal antara tahun 1857 hingga 1871. Rancang
bangun vélocipédé yang dikembangkan Michaux sudah dilengkapi engkol dan pedal yang
dipasang pada as roda depan. Gerak roda dengan sistem pedal semacam itu sampai sekarang

xii
pun masih banyak digunakan pada beberapa model sepeda. Sebut saja penny-farthing dan
sepeda roda tiga anak-anak.

Mekanisme gerak engkol dan pedal vélocipédé Michaux dapat berputar 360 derajat


dan laju sepeda menjadi lebih stabil. Diterapkannya pedal tersebut
menjadikan vélocipédé Michaux dengan garpu lurus dan dilengkapi rem sendok (spoon
brake) sebagai cikal bakal sepeda modern. Hal lain yang menjadi pembeda adalah adanya
unsur rangka besi yang dibaut pada keseluruhan rancang bangun kerangkanya sehingga
nampak lebih elegan dan memungkinkan produksi massal.

Kisah vélocipédé tak berhenti di situ. Percobaan juga pernah dilakukan seorang


berkebangsaan Prancis lainnya, Pierre Lallemant. Apa yang diupayakannya tak jauh dari
rancang bangun vélocipédé-nya Michaux.

Pada tahun 1865, masih di era Michaux, Lallemant memperkuat


roda vélocipédé dengan menambahkan pelat besi di sekelilingnya. Apa yang ia usahakan
mendapat julukan boneshakers (pengocok tulang). Hal ini merujuk pada ketidaknyamanan
roda kayu yang dilapisi pelat besi. Selain konstruksi sepeda yang memang kaku karena belum
diterapkan teknologi suspensi semisal per, ban karet dan sebagainya, menjadi tambah kaku
dengan tambahan pelat tersebut. Goyangan dan goncangan saat dikayuh membuat
pengendaranya merasa sakit pinggang. Lallemant juga memperkenalkan ukuran lingkaran
roda depan lebih besar ketimbang roda belakang. Jika diperhatikan, jarak antarroda tak lebih
dari sejengkal.

xiii
Dalam era ini, lagi-lagi di tengah kekurangan dan kesederhaan, vélocipédé masih
belum diterima dengan baik oleh semua kalangan masyarakat apalagi bagi kaum wanita dan
anak-anak. Selain produksi yang tidak melimpah dan dikerjakan secara manual, tingkat
kecelakaan yang masih tinggi menjadi penyebab pamor kereta angin ini kembali meredup.

Namun di sisi lain, kekurangan vélocipédé menjadi motivasi para inovator, pandai


besi hingga mekanik untuk terus menyempurnakan rancang bangunnya menjelang akhir abad
ke-19 hingga lahirnya sepeda keselamatan (safety bicycle).

D. Si Roda Besar Pennyfarthing yang Melegenda

Kemunculan pennyfarthing dalam perkembangan sepeda boleh dibilang unik. Dua


roda sepeda yang mulanya cenderung sama besar, di era ini lingkaran roda depan justru
didesain jauh lebih besar ketimbang roda belakang. Tak sampai di situ, keunikan yang

xiv
kentara juga terlihat pada rancang bangun bingkai pennyfarthing yang melengkung.
Segelintir orang malah ada yang menyebutnya sepeda untuk sirkus.  

Pennyfarthing atau high wheel merupakan istilah yang menggambarkan jenis sepeda


dengan lingkaran roda depan berukuran besar dan roda belakang yang jauh lebih kecil.
Penganalogian merujuk pada dua koin Inggris yakni uang sen penny dan farthing. Di
Belanda, sepeda ini dikenal dengan nama hoge bi. 

Pennyfarthing adalah sepeda tua klasik yang melegenda. Di awal kemunculannya


demikian populer dan namanya familiar di tengah masyarakat terutama di Benua
Biru. Pennyfarthing hadir setelah era boneshaker yang rancang bangunnya dinilai masih
perlu penyempurnaan. 

Pada pertengahan abad ke-19, proses pengerjaan logam telah mengalami peningkatan
dalam industri dan manufaktur di Eropa. Hal ini memberi pengaruh positif terhadap material
kerangka sepeda yang mulai dibangun seluruhnya dari bahan logam. Rancang
bangun pennyfarthing yang berbahan logam itu perlahan mengubur popularitas model kereta
angin sebelumnya yang didominasi bahan kayu. Lantas, siapa yang memperkenalkan Si Roda
Besar ini?

Adalah James Starley, pelopor pembuatan sepeda di Coventry, Inggris. Pria yang


kemudian dikenal sebagai Bapak Industri Sepeda ini menciptakan prototipe sepeda
pertamanya yang diberi nama Ariel. Sepeda legendaris tersebut diluncurkan tahun 1870-
an sekaligus menandai lahirnya era pennyfarthing. Dengan roda besar, memungkinkan jarak
tempuh menjadi lebih cepat. 

Bukan hanya model bingkai melengkung, Starley juga  memperkenalkan roda


berjeruji tangen yaitu fitur jari-jari kawat dalam garis lurus yang dihubungkan

xv
ke hub. Kehadiran jeruji model ini menambah komponen penting dalam perkembangan
sepeda. Roda jauh lebih tangguh dari desain sebelumnya. 

Desain pennyfarthing memang tergolong unik. Kerangka dibangun dengan pipa


tunggal yang bentuknya mengikuti lingkar roda depan. Drop out ujung pipa bagian bawah
langsung terhubung dengan roda belakang atau trailling wheel. Roda depan dan belakang
nampak tak seimbang karena memiliki ukuran yang jauh berbeda.
Konon, pennyfarthing didesain sebagai suatu kebanggaan bahwa bersepeda harus lebih tinggi
derajat dan posisinya ketimbang orang yang berjalan kaki.  

Ukuran roda depan pennyfarthing rata-rata berdiameter 52 inci (1,3 m) hingga ada


yang mencapai 64 inci (1,6 m). Sedangkan lingkaran roda belakang umumnya setengah dari
diameter roda depan atau lebih kecil lagi. Karena rancang bangunnya tidak menggunakan
rantai penggerak, maka laju sepeda digerakkan pedal yang melekat pada roda depan seperti
halnya boneshaker.

xvi
Popularitas pennyfarthing memang melaju cepat dan dalam waktu yang relatif singkat
banyak menarik minat masyarakat. Popularitasnya juga bertepatan dengan kelahiran tren
bersepeda sebagai olahraga, bukan hanya sekadar transportasi dan rekreasi. Namun, nama
besarnya itu perlahan meredup oleh karena aspek yang melekat pada karakteristik sepeda
beroda depan besar tersebut.

Risiko kecelakaan masih meningkat pada masa itu sehingga trennya cenderung
berumur pendek. Sisi keselamatan menjadi masalah utama memudarnya pennyfarthing. Roda
yang besar nyatanya menjadi dilema bagi orang-orang yang berperawakan mungil dan kaum
hawa. Tak pelak, banyak yang mengeluhkan akan hal itu. Posisi mengendara mungkin
terlihat menakutkan, kaki berada di ketinggian dan tidak bisa menyentuh tanah sama sekali.

Ya, inovasi generasi awal pennyfarthing umumnya dinikmati oleh pemuda yang suka


bepergian dengan cepat atau pria dewasa yang bernyali tinggi. Posisi duduk yang terlampau
tinggi saat melaju membuat pengendaranya harus pandai memanjat saat hendak
menunggangnya dengan bantuan pijakan pada trailling wheel. Maka, para wanita
menghadapi kesulitan yang luar biasa agar dapat melaju di atasnya. Terlebih, mekanisme
gerak roda masih didominasi fixed gear meski ada pennyfarthing yang dilengkapi rem sendok
(spoon brake).  

Pennyfarthing telah menjadi sebuah desain sepeda yang unik dan melegenda. Tak
berlebihan jika model ini populer sebagai mesin pertama yang disebut sepeda yakni ordinary
bicycle! Penggunanya masih bersemi hingga hari ini termasuk dari kalangan wanita.

xvii
E. Lahirnya Safety Bicycle Disambut Produksi Massal

Selain kenyamanan, sepeda yang aman tentu menjadi faktor utama bagi setiap
pengendaranya demi keselamatan. Ketika penny-farthing meluncur dari dapur produksi dan
cukup diminati masyarakat pada dekade 1870-an, segelintir orang masih terus mengupayakan
rancang bangun sepeda yang lebih maksimal.

Seorang insinyur berkebangsaan Inggris bernama Harry John Lawson merancang


desain baru sepeda pada 1876. Rancang bangun yang diupayakannya jauh berbeda dengan
penny-farthing. Desain sepeda buah cipta pria yang dikenal dengan panggilan Henry tersebut
memungkinkan kaki pengendaranya berada dalam jangkauan tanah. Satu kelebihannya,
pengendara lebih mudah menghentikan laju sepeda.

Model asli sepeda rancangan Henry menggunakan treadles untuk mentransfer daya


dorong dari belakang. Pada 1879, model diperbaharui dengan menggunakan rantai sebagai

xviii
penggerak roda. Waktu itu, penggunaan mekanisme rantai penggerak hanya digunakan pada
sepeda roda tiga (tricycle). Namun, rancangan Henry dinilai masih belum maksimal. Apa
sebab? Ada peningkatan dari sisi berat, biaya dan kompleksitas ketimbang penny-farthing
yang lagi populer.

Masa penting perkembangan dunia sepeda terjadi pada tahun 1885. Sepeda
keselamatan (safety bicycle) lahir menjawab semua keinginan masyarakat. Penemuan model
sepeda modern ini demikian cepat mempengaruhi desain sepeda secara global dan disambut
produksi besar-besaran alias poduksi massal. Lantas, siapa sosok di belakang penemuan ini?

Seorang industrialis asal Inggris John Kemp Starley meneruskan keberhasilan Henry
dari sisi bingkai sepeda yang kemudian dikenal sebagai model diamond. Hingga sekarang,
pakem model bingkai ini masih terus diproduksi oleh berbagai produsen sepeda di dunia. JK
Starley yang turut mengembangkan penny-farthing bersama pamannya yakni James Starley,
membuat rasio perhitungan gear dan wheel.

Alhasil, sepeda keselamatan JK Starley yang dikenal dengan nama Rover lebih
diterima masyarakat. Bingkai sepeda lebih stabil, pengendara lebih nyaman karena bisa
menjangkau tanah saat menunggangnya, dikayuh lebih ringan, mekanisme rem lebih
mumpuni dan risiko kecelakaan menurun drastis. Kehadirannya juga menjadi motivasi kaum
wanita untuk kembali bersepeda karena dinilai lebih nyaman dan aman.

xix
Bisnis sepeda JK Starley dimulai pada tahun 1877 bersama William Sutton,
penggemar sepeda lokal dengan memproduksi sepeda roda tiga. Hadirnya Rover pada 1885
membuat perusahaan Starley Sutton & Co berkembang pesat. Pada 1889 perusahaan ini
berubah menjadi JK Starley & Co Ltd dan pada akhir 1890 berubah lagi menjadi Rover
Cycles Company Ltd. Rover Starley seringkali digambarkan oleh para sejarawan sebagai
sepeda modern pertama.

Sebuah majalah sepeda lokal Inggris menyebut Rover telah “mengatur pola ke seluruh
dunia”. Ungkapan ini digunakan Starley dalam iklannya selama bertahun-tahun.
Nyatanya, safety bicycle karya Starley adalah sebuah kesuksesan besar, diekspor ke berbagai
dunia dan disambut produksi massal.

xx
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam kehidupan masyarakat tidak dapat dipungkiri dalam setiap zamannya terjadi evolusi.
Dengan demikian, evolusi merupakan perubahan kehidupan manusia melalui beberapa
tahapan-tahapan tertentu. Perubahan tersebut tidak selalu kearah kemajuan, akan tetapi
perubahan itu dapat kearah sebaliknya. Karena evolusi itu mengikuti tingkah laku dari setiap
tindakan manusia.

B. Saran

Ilmu merupakan imamnya amal. Sehingga untuk membuat sesuatu agar berhasil lebih
baik dan tanpa kesulitan, seseorang harus memahami atau menguasai ilmunya, terlebih
dahulu serta menghantarkan seseorang ke tingkat keimanan yang lebih tinggi dan ketakwaan
sesungguhnya kepada sang pencipta. Sehubung dengan pembuatan tugas ini, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari semua pihak, untuk dijadikan landasan
dalam penyempurnaan tugas ini.

xxi
DAFTAR PUSTAKA

https://portalsepeda.com/evolusi-sepeda-dari-masa-ke-masa/

https://prezi.com/p/mmmfgqfijfvm/evolusi-sepeda-dari-masa-ke-masa/

https://www.renovablesverdes.com/id/evolucion-de-la-bicicleta/

https://kompaspedia.kompas.id/baca/infografik/kronologi/sejarah-sepeda-dan-
perkembangannya-di-indonesia

https://buliran.com/13968/yuk-kenali-evolusi-sepeda-dari-masa-ke-masa.html/2

https://www.mainsepeda.com/r/1914/evolusi-sepeda-trek-dari-madone-allrounder-hingga-
emonda-aero

https://olahraga.skor.id/skorpedia-evolusi-teknologi-sepeda-road-race-01355063

xxii

Anda mungkin juga menyukai