Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH SARANA DAN PRASARNA OLAHRAGA TENTANG

OLAHRAGA ROWING

DISUSUN OLEH :

NAMA : FAIZIN HIDAYAT TUAKE

NIM : A1F221017

JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Bioteknologi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada
Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku
umatnya.

Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah ini yang berjudul Makalah Olahraga Rowing. Dan kami juga
menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet yang telah
membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah. Kami
juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat
dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam
penulisan Makalah Bioteknologi ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah
Bioteknologi ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Kendari, 2 Mei 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Rumusan Masalah.........................................................................................5
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
A. Sejarah Dayung.............................................................................................6
B. Kapan Mulai Diperlombakan Olahraga Rowing..........................................7
C. Teknik-Teknik Rowing..................................................................................7
D. Gambar Perahu Rowing................................................................................9
E. Panjang Lintasan.........................................................................................10
F. Postur yang Cocok untuk Melakukan Olahraga Rowing............................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Simpulan.....................................................................................................11
B. Saran............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Olahraga saat ini menjadi sebuah trend atau gaya hidup bagi sebagian
masyarakat Indonesia, bahkan hingga menjadi sebuah kebutuhan mendasar dalam
hidup. Olahraga menjadi kebutuhan yang sangat penting karena tidak terlepas dari
kebutuhan mendasar dalam melaksanakan aktivitas gerak sehari-hari. Olahraga itu
sendiri pada dasarnya merupakan serangkaian gerak raga yang teratur dan
terencana untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan gerak, serta bertujuan
untuk mempertahankan, dan meningkatkan kualitas hidup seseorang.

Cabang olahraga dayung dikenal di Indonesia sebenarnya merupakan


gabungan tiga induk cabang olahraga yaitu Rowing, Canoeing, dan Traditional
Boat Race atau yang sering dikenal oleh masyarakat awam dengan sebutan Perahu
Naga. Dalam tataran dunia internasional, ketiga cabang olahraga tersebut
memiliki induk organisasi internasional tersendiri, yaitu Federation International
Societes de Aviron (FISA) untuk Rowing, International Canoe Federation (ICF)
untuk Canoeing, dan International Dragon Boat Federation (IDBF) untuk
Traditional Boat Race. Di Indonesia ketiga cabang olahraga dayung bernaung di
bawah satu induk organisasi yaitu Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia
(PODSI).

Olahraga dayung memiliki bermacam jenis variasi perahu mulai dari


bentuk struktur perahu ataupun ukurannya yang disesuaikan dengan event yang
diperlombakan, yang mana meliputi kayak, rowing, canoing atau yang juga
disebut sebagai canadian, dragon boat atau perahu naga tradisional serta slalom
(Amelia, 2022). Rowing adalah nomor olahraga dayung dengan perahunya yang
sudah seimbang dan dilengkapi dayung. Perahu rowing ini berjalan mundur. Ada
dua jenis nomor Rowing yang biasanya diperlombakan, yaitu Scull dan Sweep.
Nomor Scull ada yang terdiri dari 1 orang, 2 orang, 4 orang, dan 8 orang. Perahu
rowing scull menggunakan 2 dayung yang memiliki ukuran panjang dan lebar
sama rata. Masing-masing pedayung memegang kedua dayung tersebut.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana sejarah dayung ?


2. Kapan mulai diperlombakan olahraga rowing ?
3. Bagaimana teknik-teknik rowing ?
4. Gambar perahu rowing ?
5. Berapa panjang lintasan ?
6. Bagaimana postur yang cocok untuk melakukan olahraga rowing ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejarah dayung.


2. Untuk mengetahui kapan mulai diperlombakan olahraga rowing.
3. Untuk mengetahui teknik-teknik rowing.
4. Untuk mengetahui gambar perahu rowing.
5. Untuk mengetahui panjang lintasan.
6. Untuk mengetahui postur yang cocok untuk melakukan olahraga rowing.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Dayung

Olahraga dayung sudah dikenal sejak zaman sebelum Masehi, tetapi baru
abad ke 16, diresmikan sebagai bentuk olahraga. Menurut catatan Sungai Thames
di Inggris sering menimbulkan kecelakaan karena dipakai sebagai sarana lalu
lintas, karena itu Raja Henry VIII mengeluarkan peraturan hanya pendayung yang
memiliki izin yang boleh melewati perairan Thames. Ternyata, kemudian lebih
dari 3.200 izin yang dikeluarkan sebagai SIM-nya pendayung.

Sejak saat itu, banyak masyarakat yang ingin tampil menjadi pendayung
yang baik. Lalu muncullah berbagai pertandingan untuk memperebutkan gelar
pendayung terbaik. Kegiatan ini kemudian berkembang menjadi satu cabang
olahraga. Perlombaan-perlombaan mulai menjamur. Sejak tahun 1900, olahraga
dayung sudah diikutisertakan dalam Olimpiade Paris. Ketika itu hanya 7 negara
yang ambil bagian. Namun sekarang telah banyak negara yang ikut dalam
perlombaan dayung tingkat dunia.

Jenis olahraga dayung dimulai dari sebuah perahu kano. Konon jenis ini
sudah sudah ada sejak zaman kuno, Ketika masih menjadi hiburan di Amerika
Utara. Bahkan orang Indian telah membuat kano dari kulit kayu. Saat ini telah
modern, kano dibuat dari bahan aluminium fiber glass dan plastic yang ringan.
Selain ringan dan tahan karat, kano juga lebih mudah dibawa.

Masuknya olahraga dayung ke Indonesia yaitu sebelum Perang Dunia II


yang dibawa oleh orang-orang kulit putih. Pada mulanya hanya terdiri dari orang-
orang kulit putih, kemudian juga menerima orang-orang Indonesia. Lalu
muncullah klub dayung seperti Roli dan Poras di Surabaya (Munasih, 2019).
B. Kapan Mulai Diperlombakan Olahraga Rowing

Dayung pertama kali digunakan sebagai alat transportasi di Mesir kuno,


Yunani dan Roma. Sebagai olahraga, rowing mungkin dimulai di Inggris pada
abad ke-17 dan awal abad ke-18, dengan perlombaan perahu universitas Oxford-
Cambridge, yang diresmikan pada tahun 1828. Pada abad ke-19, dayung populer
di Eropa dan telah diekspor ke Amerika. Rowing telah dipentaskan di semua edisi
Olimpiade, kecuali pada tahun 1896 di Athena, Yunani. Namun, itu ada dalam
program, tetapi badai laut memaksa penyelenggara untuk membatalkan acara
tersebut. 

C. Teknik-Teknik Rowing

Cabang olahraga dayung khususnya nomor rowing beberda dengan cabang


olahraga lainnya. Hal ini dikarenakan untuk menjadi seorang pendayung
dibutuhkan kesiapan fisik serta keterampilan khusus dalam menggunakan alat
dayung. menjelaskan fase-fase dalam tehnik dasar mendayung ergometer rowing,
yakni sebagai berikut:

1. Posisi Awalan

Tehnik ergometer rowing ini merupakan posisi awalan (start) dengan


sikap. Meliputi sikap tangan di ulurkan penuh ke depan (guna mendapatkan
jangkuan) sepanjang mungkin, akan tetapi berjalan alamiah (masing-masing
tangan kanan dan kaki memegang handel bagian pinggir). Terdapat sentuhan
antara badan dengan tungkai, bagian atas bahu terletak di muka bangku tetapi
tidak berlebihan, posisi badan bungkuk kira-kira 30 derajat. Kemudian sudut
antara tungkai atas dan tungkai bawah kira-kira 40 derajat (dengan catatn tulang
kering tegak lurus dengan mesin ergometer).

2. Bagian Pertama pada Tarikan


Pada teknik ini merupakan permulaan dari sebuah tarikan yang efektif,
pendayung harus merasakan seolah-olah mengalihkan berat badannya pada
tumpuan kaki denagn kata lain memisahkan diri dari tumpuaan kaki dengan cara
mendorong. Bagian tubuh yang lain membantu aktif mengalihkan gaya dari
dorongan kaki ke handle dan lengan tetap lurus. Pada fase ini hanya sedikit
ayunan dari punggung, hal ini bukan berarti gerakan itu terabaikan akan tetapi
karena tungakai dalam keadaan mendorong untuk mencapai sebuah tolakan yang
kuat seangkan punggung aktif untuk mengalihkan dorongan dari tungkai pada
handle.

3. Bagian Kedua dari Tarikan

Tekanan maksimal kira-kira 20 derajat sebelum sikap tegak lurus. Oleh


karena itu tendangan atau dorongan tungkai dan punggung adalah salah satu
keharusan. Punggung kelihatan sekali menentang dorongan tungkai, sanagat
penting bagi pendayung untuk menggunakan berat badan dengan baik dan selalu
membayangkan dan merasakan tekanan pada tumpuan kaki terus bertambah
setelah penangkapan air maksimal sebelum ortogal (sikap badan tegak lurus pada
poros mesin ergometer rowing). Perpaduan punggung dan tungkai jauh lebih kuat
dari pada kedua lengan. Oleh karena itu kedua lengan di ikut sertakan menarik
apabila kedua lengan sudah berada di atas lutut.

4. Posisi Akhir

Pada teknik ini sikap bahu berada di belakang bangku (tempat duduk),
badan condong ke depan kira-kira 20 derajat, pinggul tidak terlalu di jatuhkan ke
belakang, punggung lurus. Pedayung duduk tegak lurus di atas mesin ergometer
dalam arti tidak cepat jatuh dengan dagu di ketuk ke dada. Sehingga hal ini dapat
menjadikan bahu berada di belakang hendle dan bukan d atasnya. Pendayung
merasa duduk nyaman dan rilekd di atas mesin ergometer.

5. Pengembalian

Pada bagian teknik ini meliputi sikap bagian pertama dari pengembalian
masa aktif dan penuh tenaga karena terjadi suatu pembalikan arah dimana handle
dan badan bergerak kea rah berlawanan dengan arah dari tarikan. Urutan yang
benar dari pengembalian adalah luruskan lengan, bungkukukan badan, dan alirkan
ke depan. Pada pendayung yang telah terlatih teknik pengambilan akan dapat
dilakukan dengan lancar sesuai dengan urutan. Yang perlu di perhatikan selama
fase pengembalian adalah kecepatan handle di pertahankan, kedua lengan
bergerak terus menerus tanpa berhenti, lengan diluruskan dengan gerakan terus
menerus. Pendayung membungkuk dengan berporos pada panggul dan bukan
pada pungung. Punggung membentuk sedikit lengkungan selam seluruh siklus dan
permulaan gelinding harus tenang dan kendor. Kecepatan gelinding tetap di
biarkan konstan. Kemudian berikutnya melalakukan rangkaian gerak yang sama
secara terus menerus (Yuliawati dkk., 2022).

D. Gambar Perahu Rowing

Rowing adalah sejenis olahraga yang dimainkan di atas permukaan air,


seperti di sungai atau danau. Rowing sendiri berarti mendayung dalam bahasa
Indonesia, yang didefinisikan sebagai menggerakkan perahu dengan
menggunakan dayung tetap sebagai tuas.

Berikut ini gambar perahu rowing


E. Panjang Lintasan

Spesifikasi danau yang diperlukan untuk tempat berlangsungnya olahraga


dayung terutama memiliki kondisi air yang tenang dan memiliki panjang minimal
1.500 m. Panjang danau tersebut berkaitan dengan jarak nomor maksimal yaitu
1.000 m yang diperlombakan pada cabang dragon boat, rowing, canoing, dan
kayak. Sisa dari panjang danau terdapat pada bagian hulu dan hilir yang masing-
masing memiliki panjang 250 m digunakan untuk menahan laju dan berbalik arah
bagi perahu agar tidak terjadi benturan antara perahu dengan tepi danau (Simanto,
2022).

F. Postur yang Cocok untuk Melakukan Olahraga Rowing

Rowing sendiri adalah jenis olahraga tim yang tentunya membtuhkan


kerjasama tim yang benar-benar harus jelas pembinaan dan latihanya agar
mendapatkan hasil yang maksmial. Perbedaan utama rowing dengan tiga nomor
dayung lainnya adalah dari cara mendayung perahu. Pedayung rowing menghadap
ke belakang sehingga perahu seolah-olah berjalan mundur. Secara otomatis,
pedayung  tidak dapat melihat garis finish. Pada nomor sculling dan sweep rowing
ada dua kategori, yaitu pada sculling setiap atlet menggunakan papan dayungan
yang dikayuh bersama mulai dari satu sampai empat kali kayuhan, sedangkan
untuk sweep rowing setiap atlet memakai satu buah papan dayung dan posisi
pendayung duduk pada tempat duduk yang dapat bergerak maju mundur,
menghadap kebagian butiran perahu dan mendayung dengan segenap anggota
tubuhnya (tungkai, badan, dan lengan). Tangkai dayung yang digunakan untuk
mengayuh terletak pada sisi kiri dan kanan perahu yang disanggah oleh satu set
alat penyangga dayung (rigger).
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan

Simpulan pada makalah ini adalah olahraga dayung sudah dikenal sejak
zaman sebelum Masehi, tetapi baru abad ke 16, diresmikan sebagai bentuk
olahraga. Sebagai olahraga, rowing mungkin dimulai di Inggris pada abad ke-17
dan awal abad ke-18, dengan perlombaan perahu universitas Oxford-Cambridge,
yang diresmikan pada tahun 1828. Pada abad ke-19, dayung populer di Eropa dan
telah diekspor ke Amerika. Tehnik dasar mendayung ergometer rowing, yakni (1)
Penangkapan air (Catch) / Posisi awalan (Start), (2) Bagian pertama dari tarikan
(Drive), (3) Bagian kedua dari tarikan, (4) Akhiran (Finish), (5) Pengambilan
(Recovery). Spesifikasi danau yang diperlukan untuk tempat berlangsungnya
olahraga dayung terutama memiliki kondisi air yang tenang dan memiliki panjang
minimal 1.500 m. Pedayung rowing menghadap ke belakang sehingga perahu
seolah-olah berjalan mundur. Secara otomatis, pedayung  tidak dapat melihat garis
finish.

B. Saran

 Dalam pembahassan diatas penulis telah uraikan dengan rinci,namun


penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,maka dari itu penulis
minta saran dan kritiknya terhadap makalah ini agar kedepannya jauh lebih baik
lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, M.E. 2022. Evaluasi Hasil Tes Fisik Atlet Putri Jawa Timur Cabang
Olahraga Dayung Single Dragon Boat. Jurnal Prestasi Olahraga. 1(1):
94-101

https://www.sportstars.id/read/sejarah-dan-pengertian-olahraga-dayung-beserta-
peraturan-lengkap-E29lD6

Munasih. 2019. Olahraga Dayung. Loka Aksara : Tangerang.

Simanto, P.S. 2022. Venue Olahraga Dayung Kalimantan Selatan South Borneo
Rowing Sport Venue. Jurnal Arsitektur. 11(2): 126-137

Yuliawati, D. Achmad, I.Z. dan Sumarsono, R.N. 2022. Pengaruh Model Latihan
Ergometer Terhadap Hasil Mendayung Perahu Rowing, Jurnal Porkes
(Jurnal Pendidikan Olahraga Kesehatan & Rekreasi). 5(2): 416-427

Yusrizal, Nuzuli dan Ifwandi. 2015. Keberadaan Pplp Olahraga Dayung Provinsi
Aceh Tahun 2012. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Jasmani,
Kesehatan dan Rekreasi. 1(3): 168-176

Anda mungkin juga menyukai