Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA DAN KESEHATAN

TENTANG RENANG

Disusun Oleh :

Nama : Desladya Noor Azahra


Kelas : XII IPS 3
Guru Pembimbing : Muhamad Abduh Alfahmi S.Pd.I

Yayasan Perguruan Agama Islam Al-Ahliyah


Jl. Jend. Sudirman No. 19, Wancimekar, Kec. Kota Baru, Karawang, Jawa
Barat

2022/2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Puji serta Syukur ke hadirat Allah SWT. akhirnya Saya dapat
menyelesaikan Tugas Makalah Pendidikan Jasmani dan Kesehatan guna memenuhi tugas
dari Guru Mata Pelajaran. Berbagai kesulitan telah dialami, baik dalam pencarian materi
maupun dalam menyusun makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini saya telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi Saya
berkeyakinan ini tidak akan mencakup kepada semua hal-hal yang termasuk ke dalam Materi
Renang. Hal ini di sebabkan karena terbatasnya kemampuan penyusun.
Dan mengakui betapa telah mengusahakan sedemikian rupa, bahwa di dalam tugas
makalah ini sudah pasti masih banyak kekurangan dan kesalahan, karena Saya menyadari
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh Karena itu, keritik dan saran yang bersifat membangun
sangat saya nantikan.

Karawang, 09 Maret 2023

Desladya Noor Azahra

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Tujuan......................................................................................................................1
C. Rumusan Masalah....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2
A. Sejarah Renang........................................................................................................2
B. Risiko.......................................................................................................................4
C. Perlengkapan...........................................................................................................5
D. Manfaat Renang Bagi Kesehatan.............................................................................5
E. Lapangan.................................................................................................................6
F. Peraturan Perlombaan Dalam Renang.....................................................................7
G. Nomor Perlombaan..................................................................................................7
H. Prestasi Renang Indonesia Dalam Kejuaraan Dunia Internasional.........................8
I. Induk Organisasi......................................................................................................8
BAB III PENUTUP..........................................................................................................9
A. Simpulan..................................................................................................................9
B. Saran........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Berenang adalah gerakan sewaktu bergerak di air. Berenang biasanya dilakukan tanpa
perlengkapan buatan. Kegiatan ini dapat dimanfaatkan untuk rekreasi dan olahraga. Berenang
dipakai sewaktu bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya di air, mencari ikan, mandi, atau
melakukan olahraga air.
Berenang untuk keperluan rekreasi dan kompetisi dilakukan di kolam renang. Manusia
juga berenang di sungai, danau, dan laut sebagai bentuk rekreasi. Olahraga renang membuat
tubuh sehat karena hampir semua otot tubuh dipakai sewaktu berenang.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana Sejarah Renang ?
2. Apa yang perlu dipersiapkan dalam olahraga renang ?
3. Bagaimanakah peraturan olahraga renang ?

C. TUJUAN
a. Memenuhi Salah satu tugas mata pelajaran Penjaskes
b. Mengetahui Seluk beluk, sejarah teknik serta perkembangan Olahraga Renang

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. SEJARAH RENANG
1. Sejarah Renang Di Dunia
Sejarah renang sendiri mulai diketahui pada saat zaman prasejarah. Bukti tersebut
didasarkan pada sebuah penemuan sebuah lukisan tentang olahraga renang yang sudah ada
pada zaman batu atau sekitar 10.000 tahun yang lalu. Selain itu, bukti arkeologis juga
menunjukkan bahwa olahraga renang telah dipraktekkan sejak 2500 SM di Mesir hingga
berlanjut di peradaban Asyur, Yunani, dan Romawi.
Dalam perkembangannya, sejarah renang modern awalnya hanya digunakan sebagai
kegiatan yang termasuk golongan rekreasi. Namun, pada sekitar tahun 1830-an di Inggris,
diselenggarakan sebuah kompetisi renang. Sebelum itu, pada tahun 1828 dibuka sebuah
tempat pemandian yang bernama St. George untuk umum sekaligus sebagai tempat untuk
berenang.
Dikutip dari BBC, olahraga renang diciptakan oleh seorang bernama Matthew Webb.
Pada tahun 1875, Kapten Matthew Webb untuk kali pertama memperkenalkan olahraga
renang kepada masyarakat dunia.
Saat itu, ia sedang berenang untuk menyeberangi selat Inggris dengan renang gaya dada.
Sang kapten mampu menempuh jarak sepanjang 34,12 KM dan sampai daratan kembali
dalam waktu selama 21 jam 15 menit.
Berselang satu dekade kemudian, Inggris membuat sebuah perlombaan renang di sekitar
Kota London dengan nama National Swimming Society.
Pada tahun 1880 itu juga dibentuk asosiasi renang amatir di Inggris dengan anggota yang
berjumlah 300 klub regional. Kemudian, beberapa negara Eropa yang lain turut serta untuk
mendirikan federasi renang, seperti Jerman pada 1882, Perancis 1890 hingga Hungaria 1896.
Kompetisi olahraga renang amatir di Eropa pertama kali diselenggarakan pada tahun
1889 di Kota Wina. Sementara itu, kompetisi renang untuk perempuan diadakan pertama kali
pada tahun 1892 di Skotlandia.
Seiring berjalannya waktu, olahraga renang semakin populer dan disukai oleh masyarakat
dari berbagai belahan dunia. Hal tersebut pada akhirnya mengantarkan olahraga renang
masuk sebagai salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan dalam Olimpiade Athena
1896.
Setelah berhasil di Olimpiade Athena 1896, gaya punggung diperkenalkan sebagai salah
satu nomor baru pada cabang olahraga renang di Olimpiade Paris tahun 1990. Awalnya, gaya
yang digunakan dalam kompetisi renang hanya gaya dada atau biasa dikenal juga dengan
breastroke.
Setelah keberhasilan olahraga renang masuk di Olimpiade, mulai banyak penelitian dan
pengembangan tentang olahraga ini. Ada banyak gaya renang baru yang diperkenalkan

2
sekaligus dimasukkan sebagai salah satu kategori kompetisi internasional. Misalnya, pada
tahun 1902, Richmond Cavill yang berasal Australia memperkenalkan gaya bebas sebagai
teknik baru dalam kompetisi renang.
Pada abad ke-19, renang kompetitif pun semakin banyak disukai oleh masyarakat.
Renang kompetitif tingkat tinggi sendiri memiliki tujuan untuk memecahkan rekor pribadi
atau dunia sekaligus mengalahkan pesaing di setiap perlombaan yang diadakan.
Hingga pada akhirnya didirikan sebuah Asosiasi Renang Dunia (FINA) pada tahun 1908
sebagai organisasi internasional yang menjadi wadah berbagai aktivitas renang.
Sekarang diketahui ada empat puluh acara renang individu yang diakui secara resmi oleh
FINA. Hanya saja, Komite Olimpiade Internasional hanya mengakui 32 dari 40 acara renang
tersebut.
Badan pengatur internasional untuk renang kompetitif dikenal sebagai Federasi Renang
Internasional. Federasi Renang Internasional ini merupakan pengganti dari Asosiasi Renang
Internasional sebelumnya.
2. Sejarah Renang Di Indonesia
Sejarah renang di Indonesia pertama kali diketahui pada tahun 1904. Namun, pada saat
itu olahraga renang hanya dilakukan oleh orang-orang kulit putih atau bangsa Belanda dan
orang-orang berada saja.
Perkembangan olahraga renang mulai dapat dilihat pada saat didirikannya perkumpulan
renang Bandungsche Zwembond atau bisa juga disebut Perserikatan Renang Bandung pada
tahun 1917.
Setahun berselang, perkumpulan renang Indonesia ini menjadi bertambah luas, yaitu
mulai dibentuknya Perserikatan Berenang Jawa Barat atau West Java Zwembond didirikan.
Setelah Jawa Barat, Jawa Timur pun menyusul dengan mendirikan Perserikatan Berenang
Jawa Timur atau Oost Java Zwembond pada tahun 1927. Perserikatan ini sendiri pun berhasil
menjadi induk atas 7 perkumpulan sekaligus, di antaranya yaitu perkumpulan renang di
lingkungan sekolah seperti halnya OSVIA, MULO dan KWEEKSCHOO.
Setelah mulai banyak memiliki anggota, perserikatan renang mulai menyelenggarakan
perlombaan renang antar daerah. Dikarenakan perlombaan ini masih dalam kekuasaan
Belanda, maka berbagai rekor yang tercipta pada perlombaan tersebut juga dicatat sebagai
rekor di Belanda.
Pada tahun 1936, perenang Hindia Belanda bernama Pet Stam berhasil mencetak rekor
59,9 detik untuk lomba renang nomor 100 meter gaya bebas di kolam renang Cihampelas,
Bandung. Pet Stam merupakan atlet Hindia Belanda atau wakil Belanda yang dikirim untuk
Olimpiade Berlin 1936.
Apabila di dunia Internasional ada FINA sebagai organisasi induk olahraga renang
seluruh dunia. Maka di Indonesia juga ada Persatuan Berenang Seluruh Indonesia atau
disingkat PBSI yang dibentuk di Jakarta pada Maret tahun 1951. Ketua PBSI yang pertama
adalah Prof. dr. Poerwo Soedarmo.

3
Olahraga renang di Indonesia semakin mengalami perkembangan yang sangat pesat yakni
pada saat masuk sebagai anggota PORI (Persatuan Olahraga Republik Indonesia). PORI ini
sendiri merupakan organisasi yang kita kenal sekarang sebagai KOI (Komite Olimpiade
Indonesia).
Tidak berhenti di situ, kiprah PBSI berlanjut hingga diterima sebagai anggota FINA dan
IOC pada tahun 1952. Dengan diterimanya Indonesia sebagai anggota dari FINA dan IOC,
maka Indonesia berhak mengirimkan atlet renangnya untuk berlomba di Olimpiade Helsinki
1952.
Keberhasilan mengirim atlet renang untuk tampil di ajang olahraga internasional, PBSI
pun mengadakan kongres keempatnya pada tahun 1957. Kongres keempat tersebut
menghasilkan sebuah kesepakatan bahwa kata “Persatuan” dalam PBSI diubah menjadi
“Perserikatan”. Kemudian, pada kongres yang kelimanya, PBSI berhasil memilih anggota
kepengurusannya yang baru.
Selain pemilihan anggota kepengurusan yang baru, kongres kelima juga memutuskan
pengubahan nama Perserikatan Berenang Seluruh Indonesia (PBSI) menjadi Perserikatan
Renang Seluruh Indonesia (PRSI).
Pengubahan nama itu sendiri berdasarkan pertimbangan adanya dua organisasi olahraga
di Indonesia yang memiliki nama sama, yaitu PBSI (renang) dan PBSI (bulu tangkis). PRSI
pun menjadi nama yang digunakan hingga saat ini sebagai induk olahraga renang di
Indonesia.
Dilansir dari situs pbprsi.org, PRSI memiliki tugas untuk melakukan pelatihan dan
pembinaan untuk para pelatih renang, mulai dari tingkat regional hingga nasional dengan
mendatangkan pelatih dari luar negeri. Hal ini dilakukan dalam rangka meningkatkan kualitas
para pelatih renang yang ada di tingkat daerah maupun nasional.
Selain itu, PRSI juga memiliki tanggung jawab dalam melakukan pelatihan sekaligus
pembinaan kepada para wasit dan juri olahraga renang.
Hal ini perlu dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan kualitas para wasit dan juri,
dari tingkat daerah, regional, hingga nasional. Tujuan pelatihan dan pembinaan tersebut
adalah untuk mencetak wasit dan juri renang berstandar internasional.

B. RISIKO
Terdapat berbagai risiko saat manusia berada di air, baik sengaja maupun tidak sengaja.
Kecelakaan di air dapat menyebabkan cedera hingga kematian akibat tenggelam. Oleh karena
itu, sebelum memasuki air, perenang harus mencari tahu kedalaman kolam renang, sungai,
atau laut yang ingin direnangi. Berenang di sungai atau di laut bisa sangat berbahaya bila
terdapat arus deras atau ombak besar secara tiba-tiba. Orang yang sedang dalam pengaruh
alkohol dan obat-obatan dilarang untuk berenang.
Kaca mata renang dapat mencegah mata orang yang memakainya dari iritasi. Berenang di
air kotor akan menyebabkan penyakit kulit dan iritasi mata. Di kolam renang, bakteri
penyebab penyakit dikendalikan dengan pemberian kaporit. Pergantian air yang teratur akan
meningkatkan kualitas air kolam yang sehat.

4
C. PERLENGKAPAN
Berenang secara alami tidak membutuhkan perlengkapan atau pakaian khusus. Manusia
dapat berenang tanpa perlengkapan apapun dalam kondisi apapun. Berenang yang ditujukan
untuk rekreasi dan olahraga terkadang membutuhkan pakaian dan perlengkapan khusus untuk
membantu memudahkan bergerak di air.
Pakaian yang digunakan untuk berenang dirancang untuk memudahkan manusia bergerak
di air. Pakaian renang biasanya terbuat dari bahan karet yang mengikuti bentuk tubuh untuk
menghindari masuknya udara ke dalam pakaian. Pakaian renang juga dirancang untuk
mempercepat pergerakan manusia di air, rancangan seperti ini ditujukan bagi kegiatan
berenang untuk kompetisi.
Selain pakaian yang dirancang khusus, dalam berenang terkadang membutuhkan
perlengkapan khusus seperti kaca mata renang, ban renang, penutup telinga dan hidung,
penutup kepala. Secara umum perlengkapan renang tersebut ditujukan untuk memudahkan
berenang dan menghindari risiko yang timbul akibat berenang.

D. MANFAAT RENANG BAGI KESEHATAN


Berenang adalah salah satu jenis olahraga yang mampu meningkatkan kesehatan
seseorang yang jg merupakan olahraga tanpa gaya gravitasi bumi (non weight barring).
Berenang terbilang minim risiko cedera fisik karena saat berenang seluruh berat badan
ditahan oleh air atau mengapung. Selain itu berenang merupakan olahraga yang paling
dianjurkan bagi mereka yang kelebihan berat badan (obesitas), ibu hamil dan penderita
gangguan persendian tulang atau arthritis. Berenang memiliki banyak manfaat yang dapat
dirasakan apabila kita melakukannya secara benar dan rutin, manfaat tersebut antara lain:
1. Membentuk Otot
Saat berenang, kita menggerakkan hampir keseluruhan otot-otot pada tubuh, mulai
dari kepala, leher, anggota gerak atas, dada, perut, punggung, pinggang, anggota gerak
bawah, dan telapak kaki. Saat bergerak di dalam air, tubuh mengeluarkan energi lebih besar
karena harus ‘melawan’ massa air yang mampu menguatkan dan melenturkan otot-otot tubuh.
2. Meningkatkan Kemampuan Fungsi Jantung Dan Paru-Paru
Gerakan mendorong dan menendang air dengan anggota tubuh terutama tangan dan
kaki, dapat memacu aliran darah ke jantung, pembuluh darah, dan paru-paru. Artinya,
berenang dapat dikategorikan sebagai latihan aerobik dalam air.
3. Menambah Tinggi Badan
Berenang secara baik dan benar akan membuat tubuh tumbuh lebih tinggi (bagi yang
masih dalam pertumbuhan tentunya).
4. Melatih Pernafasan

5
Sangat dianjurkan bagi orang yg terkena penyakit asma untuk berenang karena sistem
crdiovaskular dan pernafasan dapat menjadi kuat. Penapasan kita menjadi lebih sehat, lancar,
dan bisa pernafasan menjadi lebih panjang.

5. Membakar Kalori Lebih Banyak Saat Berenang


Tubuh akan terasa lebih berat bergerak di dalam air. Otomatis energi yang dibutuhkan
pun menjadi lebih tinggi, sehingga dapat secara efektif membakar sekitar 24% kalori tubuh.
6. Self Safety
Dengan berenang kita tidak perlu khawatir apabila suatu saat mengalami hal-hal yang
tidak diinginkan khususnya yang berhubungan dengan air (jatuh ke laut, dll).
7. Menghilangkan Stres
Secara psikologis, berenang juga dapat membuat hati dan pikiran lebih relaks.
Gerakan berenang yang dilakukan dengan santai dan perlahan, mampu meningkatkan hormon
endorfin dalam otak. Suasana hati jadi sejuk, pikiran lebih adem, badan pun bebas gerah.

E. LAPANGAN
a. Kolam renang
Panjang kolam renang lintasan panjang adalah 50 m sementara lintasan pendek adalah
25 m. Dalam spesifikasi Federasi Renang Internasional untuk kolam ukuran Olimpiade
ditetapkan panjang kolam 50 m dan lebar kolam 25 m.
Kedalaman kolam minimum 1,35 meter, dimulai dari 1,0 m pertama lintasan hingga
paling sedikit 6,0 m dihitung dari dinding kolam yang dilengkapi balok start. Kedalaman
minimum di bagian lainnya adalah 1,0 m.
b. Lintasan
Lebar lintasan paling sedikit 2,5 m dengan jarak paling sedikit 0,2 m di luar lintasan
pertama dan lintasan terakhir. Masing-masing lintasan dipisahkan dengan tali lintasan yang
sama panjang dengan panjang lintasan. Tali lintasan terdiri dari rangkaian pelampung
berukuran kecil pada seutas tali yang panjangnya sama dengan panjang lintasan. Pelampung
pada tali lintasan dapat berputar-putar bila terkena gelombang air. Tali lintasan dibedakan
menurut warna: hijau untuk lintasan 1 dan 8, biru untuk lintasan 2, 3, 6, dan 7, dan kuning
untuk lintasan 4 dan 5.
Perenang diletakkan di lintasan berdasarkan catatan waktu dalam babak penyisihan
(heat). Di kolam berlintasan ganjil, perenang tercepat diunggulkan di lintasan paling tengah.
Di kolam 8 lintasan, perenang tercepat ditempatkan di lintasan 4 (di lintasan 3 untuk kolam 6
lintasan). Perenang-perenang dengan catatan waktu di bawahnya secara berurutan menempati
lintasan 5, 3, 6, 2, 7, 1, dan 8.
c. Pengukur waktu

6
Dalam perlombaan internasional atau perlombaan yang penting, papan sentuh
pengukur waktu otomatis dipasang di kedua sisi dinding kolam. Tebal papan sentuh ini hanya
1 cm.
Perenang mencatatkan waktunya di papan sentuh sewaktu pembalikan dan finis.
Papan sentuh pengukur waktu produksi Omega mulai dipakai di Pan-American Games 1967
di Winnipeg, Kanada.

d. Balok Start
Di setiap balok start terdapat pengeras suara untuk menyuarakan tembakan pistol start
dan sensor pengukur waktu yang memulai catatan waktu ketika perenang meloncat dari balok
start.
Tinggi balok start antara 0,5 m hingga 0,75 dari permukaan air. Ukuran balok start
adalah 0,5 x 0,5 m, dan di atasnya dilapisi bahan antilicin. Kemiringan balok start tidak
melebihi 10°.

F. PERATURAN PERLOMBAAN DALAM RENANG


Pada nomor renang gaya kupu-kupu, gaya dada, dan gaya bebas, perenang melakukan
posisi start di atas balok start. Badan dibungkukkan ke arah air dengan lutut sedikit ditekuk.
Pada nomor gaya punggung, posisi start dilakukan di dalam air dengan badan menghadap
ke dinding kolam. Kedua tangan memegang pegangan besi pada balok start, sementara kaki
bertumpu di dinding kolam, dan kedua lutut ditekuk di antara kedua lengan. Posisi start gaya
punggung juga dipakai oleh perenang pertama dalam gaya ganti estafet.
Wasit start memanggil para perenang dengan tiupan peluit panjang untuk naik ke atas
balok start (bersiap di dalam air untuk gaya punggung dan gaya ganti estafet). Perenang
berada dalam posisi start setelah aba-aba Siap (Take your marks dalam bahasa Inggris)
diteriakkan oleh wasit start. Start dinyatakan tidak sah bila perenang meloncat dari balok start
sebelum ada aba-aba. Hingga tembakan pistol start dimulai, tubuh perenang harus dalam
keadaan diam.

G. NOMOR PERLOMBAAN
Perlombaan renang terdiri dari nomor-nomor perlombaan menurut jarak tempuh, jenis
kelamin, dan empat gaya renang (gaya bebas, gaya kupu-kupu, gaya punggung, dan gaya
dada). Nomor-nomor renang putra dan putri yang diperlombakan dalam Olimpiade:
Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m (putri), 1500 m (putra)Gaya kupu-kupu:
100 m, 200 mGaya punggung: 100 m, 200 mGaya dada: 100 m, 200 m.Gaya ganti
perorangan: 200 m dan 400 mGaya ganti estafet: 4 x 100 mGaya bebas estafet: 4 x 100 m, 4 x
200 mMarathon 10 km.

7
Federasi Renang Internasional mengakui rekor dunia putra/putri untuk nomor-nomor
renang:
Gaya bebas: 50 m, 100 m, 200 m, 400 m, 800 m, 1500 m. Gaya punggung: 50 m, 100 m,
200 m. Gaya dada: 50 m, 100 m, 200 m. Gaya kupu-kupu: 50 m, 100 m, 200 m. Gaya ganti
perorangan: 100 m (hanya lintasan pendek), 200 m, 400 m. Gaya bebas estafet: 4×100 m,
4×200 m. Gaya ganti estafet: 4×100 m.
Pada nomor gaya ganti perorangan, seorang perenang memakai keempat gaya secara
bergantian untuk satu putaran, dengan urutan: gaya kupu-kupu, gaya punggung, gaya dada,
dan gaya bebas. Pada nomor renang gaya ganti perorangan 100 m, perlombaan diadakan di
kolam renang lintasan pendek 25 m.
Pada nomor 4 x 100 m gaya ganti estafet, satu regu diwakili empat orang perenang yang
masing-masing berenang 100 m. Perenang pertama memulai dengan renang gaya punggung,
dilanjutkan perenang gaya dada, perenang gaya kupu-kupu, dan diakhiri oleh perenang gaya
bebas.

H. PRESTASI RENANG INDONESIA DALAM KEJUARAAN DUNIA


INTERNASIONAL
Prestasi peneran Indonesia baik di tingkat Nasional maupung di tingkat Internasional
sangat kurang. Menurut pengamat olahraga nasional mengenai penyebab menurunnya
prestasi renang, wartawan tabloid olahraga “Bola”, Ignatius Sunito dan para pengamat
olahraga lainnya mengatakan kalau masalah dana adalah penyebab utamanya. Terbatasnya
dana membuat PRSI kesulitan untuk melaksanakan kompetisi renang tingkat nasional seperti
dulu lagi, kurangnya rasa nasionalisme pemain, kurangnya manajemen dalam Official,
kurangnya disiplin Atlet renang Indonesia pernah mencapai prestasi yang membawa nama
bangsa harum di dunia Internasional. Pada tahun 1977 sampai tahun 2003, renang Indonesia
mampu mengharumkan nama bangsa, baik itu di tingkat Asean maupun Asia. Setelah itu,
tidak ada satupun medali dan juga prestasi yang diperoleh dari olahraga air ini.
Sebenarnya ada banyak atlet renang Indonesia yang sudah berpengalaman di ajang
pertadingan nasional, provinsi, maupun kabupaten. Seperti : Glenn Victor, Priadi Fauzi,
Guntur Pratama Putra, dan Nicko yang berhasil meraih medali emas dengan catatan waktu 3
menit 47 detik. Pada Kejuaraan Renang Hongkong Open, Indonesia meraih tiga medali emas
dan dua perak. Medali emas selain dari nomor 4 x 100 meter gaya ganti juga dari
GlennVictor untuk nomor 50 meter gaya kupu, dan Siman Sudartawan untuk nomor 50 meter
gaya punggung. Medali perak diraih oleh Guntur Pratama Putra nomor 59 meter gaya kupu
dan Glenn Victor untuk nomor 100 meter gaya punggung.
Tim renang Indonesia kembali akan mengikuti kejuaraan dunia di Singapura pada
pertengahan Oktober 2010, sebelum tampil pada pesta olahraga multievent antarnegara Asia
di China mendatang.
Pada Asian Games mendatang, Indonesia menargetkan dua medali perunggu, yaitu dari
nomor 4 x 100 meter gaya ganti dan 50 meter gaya dada atas nama Indra Gunawan.

8
I. INDUK ORGANISASI
Federasi Renang Internasional (Fédération Internationale de Natation, disingkat FINA)
adalah induk organisasi internasional olahraga renang. Organisasi ini diakui oleh Komite
Olimpiade Internasional (IOC). Selain renang, FINA juga merupakan induk organisasi
internasional polo air, selam, renang indah, dan renang perairan terbuka. Markas besar FINA
berada di Lausanne, Swiss. Induk organisasi olahraga renang, renang perairan terbuka, selam,
polo air, dan renang indah di setiap negara dan teritori berhak menjadi anggota FINA. Untuk
Indonesia adalah Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PRSI).

BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN
Indonesia adalah Negara Kepulauan dimana daerah perairan lebih luas daripada daratan.
Oleh sebab itu sudah seharunya banyak muncul atlet renang yang lahir untuk mendapat
prestasi di kancah internasional.Untuk meningkatkan prestasi atlet renang Indonesia maka
yang perlu diupayakan adalah: meningkatkan manajemen di official, membangkitkan rasa
nasionalisme, meningkatkan disiplin, dan mengadakan sosialisasi/motifasi di tingkat sekolah
bahwa Indonesia memiliki peluang dalam merah prestasi di kancah internasional.Olahraga
renang sangat bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan tubuh.

B. SARAN
1. Dalam meraih prestasi, hal yang utama yang perlu diperhatikan adalah disiplin
2. Keberhasilan dicapai bukan hanya dengan bekerja di kantoran atau perusahaan tetapi juga
mampu kita capai di dunia olah raga termasuk renang.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/literasi/sejarah-renang/
https://mahasiswa.ung.ac.id/613412138/home/2013/6/25/makalah_renang.html
file:///C:/Users/USER/Downloads/makalah%20renang%20(1).pdf

10
11

Anda mungkin juga menyukai