Anda di halaman 1dari 10

JOGJA CYCLING CENTER (VELODROME DAN AREA KOMERSIAL)

JOGJA CYCLING CENTER (VELODROME DAN AREA KOMERSIAL)


Oleh : Gustav Anandhita, Hendro Trilistyo, Septana Bagus Pribadi Fenomena bersepeda saat ini telah menjadi gaya hidup masyarakat kota. Yogyakarta adalah kota dengan sejarah sepeda yang panjang, sehingga perkembangan fenomena bersepeda tersebut disambut hangat dengan munculnya banyak komunitas bersepeda di yogyakarta. Pemerintah Kota Yogyakarta pun tidak tinggal diam dengan menggalakkan program segosegawe, yaitu kependekan dari sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe serta dibarengi dengan pembuatan marka dan rambu khusus untuk sepeda di jalan-jalan Kota Yogyakarta. Di samping itu, Indonesia direncanakan akan menjadi tuan rumah pada Sea Games 2019 dengan salah satu cabang yang akan dilombakan adalah balap sepeda. Sementara, Indonesia belum memiliki velodrome dengan skala internasional. Kajian diawali dengan mempelajari pengertian tentang Sepeda, pengertian dan standar-standar mengenai Velodrome, tinjauan mengenai area komersial, serta studi banding beberapa velodrome yang telah ada. Dilakukan juga tinjauan mengenai Kota Yogyakarta, perkembangan sepeda di kota tersebut, serta program-program pemerintah yang mendukungnya. Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan konsep biomorphic oleh arsitek Santiago Calatrava. Selain itu dilakukan pendekatan fungsional, kinerja, teknis, dan konstekstual. Pemilihan tapak dilakukan pada 3 alternatif lokasi dengan menggunakan matriks pembobotan. Sebagai kesimpulan, luaran program ruang yang diperlukan, serta gambar-gambar 2 dimensi dan 3 dimensi sebagai ilustrasi desain. Kata Kunci : Sepeda, Velodrome, Area Komersial, Yogyakarta, Biomorphic

1. LATAR BELAKANG Bersepeda sekarang tidak hanya menjadi hobi, tapi sudah merupakan gaya hidup bagi sebagian masyarakat kota. Tingkat polusi, pemanasan global dan kemacetan yang semakin tinggi membuat masyarakat kota mencari berbagai alternatif transportasi, salah satunya adalah sepeda. Sepeda tidak menghasilkan gas karbon monoksida maupun karbon dioksida, tidak mencemari udara maupun lingkungan serta tidak menyebabkan kemacetan arus lalu lintas. Karena sepeda dioperasikan oleh otot tubuh manusia, maka tidak diperlukan konsumsi bahan bakar berupa bensin ataupun solar. Menyikapi fenomena yang terjadi, beberapa kota besar termasuk kota Jogjakarta mulai menggalakkan kegiatan bersepeda. Salah satunya adalah SEGO SEGAWE sepeda kanggo sekolah lan nyambut gawe, yang artinya sepeda untuk sekolah dan berkerja. hakekatnya dalam jangka pendek, program ini merupakan gerakan untuk menggugah kembali semua komponen masyarakat Kota

Yogyakarta untuk menggunakan sepeda sebagai salah satu alternatif moda transportasi khususnya jarak dekat (3km s/d 5km). Dalam jangka panjang diharapkan gerakan ini akan berimplikasi pada penurunan penggunaan kendaraan bermotor sehingga mengurangi polusi, efisiensi energi, menuju kota yang lebih humanis, meningkatkan derajat kesehatan manusia maupun lingkungan dan sebagainya. 2. RUMUSAN MASALAH Perlu tempat yang mewadahi komunitas pesepeda di Jogja Diperlukan fasilitas one stop service bagi para pesepeda. Diperlukan velodrome untuk persiapan Indonesia menjadi tuan rumah Asian Games 2019 Diperlukan area komersial untuk kegiatan perdagangan yang berhubungan dengan sepeda untuk memenuhi kebutuhan dan permintaaan sepeda yang meningkat

I M A JI V o l . 1 N o . 1 Ja n u a r i 2 0 1 2 |1

3. METODOLOGI Kajian diawali dengan mempelajari pengertian tentang Sepeda, pengertian dan standarstandar mengenai Velodrome, tinjauan mengenai area komersial, serta studi banding beberapa velodrome yang telah ada. Dilakukan juga tinjauan mengenai Kota Yogyakarta, perkembangan sepeda di kota tersebut, serta program-program pemerintah yang mendukungnya. Pendekatan perancangan arsitektural dilakukan dengan konsep biomorphic oleh arsitek Santiago Calatrava. Pemilihan tapak dilakukan pada 3 alternatif lokasi dengan menggunakan matriks pembobotan.

4.2. Tinjauan Velodrome 4.2.1. Pengertian Velodrome Velodrome adalah sebuah tempat dengan kelengkapan yang digunakan untuk kegiatan olahraga balap sepeda trek yang terpisah dari area olahraga utama. Velodrom terbagi ke dalam tiga kategori : Kategori I. Velodrom untuk kepentingan regional daerah. Kapasitas 500-1000 tempat duduk. Kategori II Velodrom untuk kepentingan Kapasitas 2500 tempat duduk. nasional.

4. KAJIAN PUSTAKA 4.1. Tinjauan Sepeda Sepeda adalah kendaraan beroda dua atau tiga, mempunyai setang, tempat duduk, dan sepasang pengayuh yg digerakkan kaki untuk menjalankannya. Asal usul sepeda diperkirakan berasal dari Perancis yang sejak awal abad ke-18 mengenal alat transportasi roda dua yang dinamai velocipede. Baru pada 1839, Kirkpatrick MacMillan, pandai besi kelahiran Skotlandia, membuatkan mekanisme khusus untuk sepeda berupa pendorong yang diaktifkan engkol, lewat gerakan turun-naik kaki mengayuh pedal dan dihubungkan dengan tongkat kemudi. Penemuan lain yang membantu pengembangan sepeda adalah Ernest Michaux (1855), dengan membuat pemberat engkol, Pierre Lallement (1865) memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi di sekelilingnya (velg), John Dunlop (1888) menemukan teknologi ban angin. Pabrik sepeda pertama didirikan di Coventry, Inggris pada 1885 (wikipedia.org). Jenis-jenis sepeda antara lain : Road bike / sepeda balap. Untuk medan jalan aspal. Jenis road bike adalah competitive road, endurance road, time trial, single speed, commute. Mountain Bike / sepeda gunung. Jenis MTB antara lain Competitve XC, XC Trail, All Mountain, FreeRide/DownHill, Progresive HT, Recreational XC.

Kategori III Velodrom untuk kepentingan Internasional. Kapasitas 5000 tempat duduk. 4.2.2. Trek /Lintasan

Gambar 1 : Potongan Trek Sumber : englandsport.org, 2011

Trek terdiri dari : Trek / lintasan balap. Lebar minimal 7m. Blue band. Peralihan antara lintasan datar dan lintasan miring, 1/10 dari lebar trek. Pagar Pengaman. Terletak di garis terluar Pembatas antara area balap dengan penonton. Tinggi minimum 900mm, terdiri dari 650mm dinding halus tanpa tonjolan dan 250mm balustrade besi Zona aman / safety zone. Terletak di antara blue band dan infield. Terdiri dari material yang lembut, supaya pembalap tidak terluka bila terjadi kecelakaan. Lebar minimal 2,5m di lintasan lurus dan 3,5m di tikungan. Material Trek adalah beton, kayu, aspal, baja, atau material sintetis.

2| I M A JI V o l . 1 N o . 1 Ja n u a r i 2 0 1 2

JOGJA CYCLING CENTER (VELODROME DAN AREA KOMERSIAL) 4.2.3. Tribun Desain untuk tribun sangat kompleks. Bentuknya harus mengikuti dan merespons groundplan dan elevasi kurva dari lintasan untuk mengoptimalisasi pandangan penonton. Kapasitas penonton akan tergantung dari standar velodrom yang digunakan. 4.4. Tinjauan Kawasan Komersial Rinorthen menyebutkan bahwa Pertokoan merupakan a pedestriannised shopping street (jalur pertokoan pejalan kaki) yang dibuat untuk menciptakan kesan ruang yang luas, berkualitas. (Hornbeck, 1962) Jenis-jenis kawasan komersial dalam matriks perbandingan adalah :
Ciri Utama Fungsi Utama Neighborhood Center Menjual barang kebutuhan sehari-hari Community Center Beberapa fungsi dari neighborhood center ditambah penjualan barang-barang Berbagai macam toko dan departemen store kecil Persilangan jalanjalan utama atau jalan jalur cepat 2 mil 35.000 jiwa 4,05-12,1 ha 6900-23000 m2 15-40 Regional Center Beberapa fungsi dari community center ditambah penjualan barang-barang umum Satu atau lebih departemen store utama Persilangan jalan jalur cepat atau jalan tol 4 mil 400.000 jiwa 16,2-40,46 ha 23000-36800 m2 40-80

Pertokoan Utama Lokasi

Supermarket dan toko obat Persilangan jalan kolektor atau jalan sekunder 0,5 mil 4000 jiwa 1,62-3,2 ha 2700-6900 m2 5-20

Radius area pelayanan penduduk Luas lahan

Gambar 2 : Skema Tribun. Sumber : U.C.I. (1988)

Luas lantai Jumlah toko parkir

Rasio area parkir 4:1 (luas area parkir 4 kali luas lantai keseluruhan)

4.3. Kajian Trek BMX

Tabel 1 : Matriks Perbandingan Beberapa Jenis Pusat Perbelanjaan Sumber : de Chiara (1973)

5. Studi Banding 5.1. Velodrome Tenggarong

Gambar 3 : Model Rintangan pada Trek BMX Sumber : Englandsport.org (2011)

Gambar 4 : Interior Velodrome Tenggarong Sumber : KONI (2000)

Kompleks yang direncanakan akan dilengkapi juga dengan trek untuk BMX. Sepeda ini dikhususkan untuk aksi free-style di medan yang bergelombang. Ada beberapa model trek BMX yang dapat dikombinasikan menjadi satu jalur balap dan atraksi.

Luas Lahan : 18.500,00 m Luas Bangunan : 15.000,00 m Kapasitas Penonton : 1.800,00 org Panjang Track : 250,00 m Konstruksi Track : Beton BertulangL Luas Arena Tengah : 3.320,00 m Sertifikat dari UCI (Union Cycling International) dan ISSI

I M A JI V o l . 1 N o . 1 Ja n u a r i 2 0 1 2 |3

5.2. London 2012 Velodrome

Gambar 7 : Interior Dunc Gray Velodrome Sumber : duncgrayvelodrome.com (2011)

Velodrome ini dipergunakan untuk Olympiade Sydney 2000. Luas Bangunan : 11.000m2 Kapasitas 3100 kursi + 72 kursi untuk handicaped Konstruksi atap : thin metal deck + skylight
Gambar 5 : Eksterior dan Interior London 2012 Velodrome Sumber : deezen.com (2011)

5.4. Pusat Perbelanjaan Semarang

Sepeda

Barito

Kapasitas : 6.000 kursi Panjang Trek : 250 m, standard UCI Konstruksi Atap : Struktur kabel ganda (30kg/m2) Cladding eksterior : kayu western red cedar. Konstruksi trek : papan kayu pinus Dipersiapkan untuk Olympiade 2012 di London untuk cabang balap sepeda.

5.3. Dunc Gray Velodrome

Komplek pertokoan yang berada di Jalan Barito merupakan pusat perbelanjaan sepeda terbesar di Semarang. Terdapat banyak toko kecil yang berukuran 4x5m yang menjual sepeda baru / bekas, serta melayani perbengkelan dan pemasangan sparepart. Selain itu, terdapat pula beberapa toko sepeda besar yang berukuran hampir 100 meter persegi lebih. Toko tersebut menjual sepeda cukup lengkap dengan beberapa merk yang cukup terkenal di Indonesia, seperti wimcycle, polygon, united dll

Gambar 6 : Eksterior Dunc Gray Velodrome Sumber : duncgrayvelodrome.com (2011)

Gambar 8 : Suasana di Pusat Perbelanjaan Sepeda Barito, Semarang Sumber : dokumentasi pribadi (2011)

4| I M A JI V o l . 1 N o . 1 Ja n u a r i 2 0 1 2

JOGJA CYCLING CENTER (VELODROME DAN AREA KOMERSIAL) 5.5. Bike Store Joan Sandoval, Bacelona Luas bangunan 700m2. Penataan display sepeda dalam box-box tersendiri dan bercahaya. Toko ini juga dilengkapi perpustakaan dan kafe untuk membaca maupun menyaksikan acara balap sepeda di TV. Selain menjual sepeda (BMX, road bike dan folding bike), toko ini juga menyediakan aksesoris bagi pengguna sepeda, seperti helm sepeda dan sepatu. Terdapat pula bengkel dan toko sparepart . ditandatanganinya perjanjian Giyanti pada tanggal 13 Februari 1755, yang membagi kerajaan Mataram menjadi 2 bagian, Sultan Hamengkubuwana I membuat ibukota kerajaan yang baru dengan membuka daerah baru (jawa: babat alas) di Hutan Paberingan yang terletak antara aliran Sungai Winongo dan Sungai Code. Ibukota berikut istananya tersebut tersebut dinamakan Ngayogyakarta Hadiningrat. Kasultanan Yogyakarta mempunyai simbol kerajaan yang disebut sebagai Praja Cihna, yang memiliki makna sebagai berikut (Jogja.go.id, 2011): Lar atau Sayap LAR utawa swiwine peksi garuda kang megar, minangka gegambaran agung lan wibawane praja sarta sang nata. Swiwi garuda megar, sanggite keagungan sarta kawibawane karaton dalem sarta salira dalem.Kanthi madhep, manteb, teteg, sawiji, greged, sengguh ora mingkuh anggone ngasata pusering nagari-dalem, cihnane panentrem, pangayem, pangayom. Sayap burung Garuda yang mengepak lebar menggambarkan keagungan dan kewibawaan keraton yang tegas, mantap, kuat, total , dinamis, optimis dan pantang menyerah, dalam membawa kesejahteraan Negara-rakyat, sebuah sifat wajib seorang pemimpin, dan penentram, pelindung. Aksara jawa Ha-Ba. Aksara jawa mengku werdi hangadeg jejeg kanthi adeg-adeg kabudayan asli jati diri kapribaden bangsa sarta nagari pribadi. Tembung Ha-ba minangka cekakan asma-dalem Hamengku Buwana, kang werdine lenggah jumeneng-dalem kuwi pindhane priyagung kang mangku, mengku, lan mengkoni jagad saisine. Aksara Jawa yang tertulis tegak menjadi simbol kebudayaan asli bangsa juga jati diri kepribadian bangsa dan Negara. Kata Ha Ba merupakan singkatan dari nama Hamengku

Gambar 9 : Bike Store Joan Sandoval, Barcelona Sumber : deezen.com (2011)

6. KAJIAN LOKASI 6.1. Tinjauan Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta, atau biasa disingkat DIY adalah daerah setingkat propinsi di Indonesia seluas 3.185,8 km2, yang terdiri dari 1 kotamadya, yaitu Kota Yogyakarta, dan 4 kabupaten, yaitu Sleman, Bantul, Kulonprogo, dan Gunungkidul. Disebut daerah Istimewa, karena pembentukannya memiliki akar sejarah yang kuat berkaitan dengan sejarah kemerdekaan Indonesia. Setelah

I M A JI V o l . 1 N o . 1 Ja n u a r i 2 0 1 2 |5

Buwono, yang bertahta dengan agung memangku, memimpin dan memelihara dunia beserta isinya. Kembang Padma Kembang padma utawa kembang Terate kang awujud wit sarta gagang lan kembange urip rumambat kemambang ana sadhuwure banyu. Lire pinter nglenggahake laras karo papan sarta wektu jumenenge . Bunga Padma ( Teratai ) berwujud tumbuhan dengan tangkai dan bunganya, hidup merambat, mengapung di atas air. Mempunyai arti memiliki kecerdasan / kebijakan dalam memposisikan diri pada tempat dan waktu dengan benar. Sulur Sulur sanggite tetuwuhan kang uripe mrambat. Kang werdine kuncara lan adiluhunge kabudayan bangsa nusantara kang tansah lestari maju lan ngrembaka migunani tumrap bangsa lan manungsane kang arupa-rupa. Tumbuhan Sulur yang hidup merambat, melambangkan kejayaan dan kemuliaan kebudayaan bangsa nusantara yang lestari berkembang dan bermanfaat bagi bangsa dan rakyat yang beraneka ragam

Terdapat belasan klub penggemar sepeda di Yogyakarta (Segosegawe.jogja.go.id, 2011), dengan jumlah anggota antara 50-100 orang, antara lain : PiTIK (Pit Teknologi Informasi dan Komunikasi ) UGM BENGONG (Bergodho Ngonthel Ngeblak) Ezphero Bicycle Community ( EBC ) GARDA SEMPATY (GAbungan penggemaR bersepeDA SEkolah Menengah PertamA Tiga Yogyakarta) Othorejo Bicycle Club ( OBC ) AJISOKO (A. M. Sangaji Sepeda Ontel Kanggo Olah raga) BANG JOPIT (Bank Jogja Pit)

6.3. Program Sego Segawe Kota Yogyakarta Program Sego Segawe kependekan dari Sepeda Kanggo Sekolah lan Nyambut Gawe telah dilaunching Senin, 13 Oktober 2008 pagi di Alun-Alun Utara Yogyakarta. Fasilitas yang sudah tersedia untuk pengguna sepeda di Kota Yogyakarta, antara lain : Ruang tunggu sepeda di traffic light Parkir Sepeda Petunjuk arah Jalur Alternatif Sepeda

Gambar 10 : Lambang Kasultanan Yogyakarta Sumber : Jogja.go.id (2011)

6.2. Perkembangan Sepeda di Yogyakarta Menurut survei ITDP ( Institute for Transportation and Development Policy), jumlah pengguna sepeda di Kota Yogyakarta adalah : Tahun 2003 : 42.987 unit Tahun 2005 : 27.569 unit Tahun 2006 : 31.018 unit
6| I M A JI V o l . 1 N o . 1 Ja n u a r i 2 0 1 2

Gambar 11 : Ruang tunggu sepeda Sumber : dokumentasi pribadi (2011)

7. PENDEKATAN ARSITEKTURAL Pendekatan aspek arsitektural adalah pendekatan biomorfik dan ekspose struktur dari Arsitek Santiago Calatrava. Calatrava sering menganalogikan mahluk hidup dalam karyanya. Ia berusaha menunjukan bahwa setiap bentuk dan lekukan mahluk hidup

JOGJA CYCLING CENTER (VELODROME DAN AREA KOMERSIAL) memiliki sisi arsitektur yang mampu merespon alam. Ia dapat mendesain bangunan dengan memahami proporsi tubuh manusia, ukuran, tinggi badan, pergerakan serta perilakunya. Misalnya, metafora sebuah sayap burung yang hendak terbang juga ia tampilkan dalam karyanya di groundzero Amerika Serikat untuk menunjukan semangat kebangkitan pasca serangan 9/11 di WTC.

JENIS RUANG R. Kepala pengelola R. Sekertaris R. Kepala Divisi R.Kerja Staff R.Rapat R.Tamu Lavatory
Pantry Gudang Sirkulasi

JML 1 2 1 1 1 2 1 1

LUAS RUANG (dibulatkan) 25 m 8 m 30 m 40 m 40 m 10 m 4,5 m 9,6 m 6 m 52,8 m 236 m

Jumlah Total

Tabel 4 : Program Ruang Kegiatan Pelaku Pengelola Sumber : analisis


JENIS RUANG Foodcourt Retail Mini market ATM Jumlah Total JML 1 65 2 1 LUAS RUANG (dibulatkan) 1428 m 2704 m 312 m 10,8 m 4454 m

Tabel 5 : Program Ruang Kegiatan Area Komersial Sumber : analisis


JENIS RUANG Ruang MDP Ruang Genset Ruang trafo R. pompa dan reservoir Ruang kontrol sound system Ruang PABX Mushola Tempat wudhu Gudang olahraga Gudang alat kebersihan Dapur sirkulasi Jumlah Total JML 1 20 1 1 1 1 1 1 1 LUAS RUANG (dibulatkan) 8 m 15 m 18 m 15 m 12 m 9 m 30 m 16 m 50 m 20 m 30,00 m 315 m

Gambar 12 : Sketsa Ide Calatrava Sumber : Goldsmith (2000)

8. KESIMPULAN PERANCANGAN 8.1. Program Ruang


JENIS RUANG Track Balap dan infield area. Ruang Akomodasi Team Ruang Pelatif dan Official R. Juri R. Briefing R. Kesehatan R. Latihan Beban Parkir khusus pemain Trek BMX Jumlah Total JML 1 2 2 2 1 2 1 1 1 LUAS RUANG (dibulatkan) 5025 m2 320 m 96 m 24 m 60 m 40m 108 m 286 m 765 m 6.704 m

Tabel 6 : Program Ruang Kegiatan Area Service Sumber : analisis


JENIS RUANG Parkir mobil Parkir motor Parkir sepeda Jumlah Total JML 75 300 600 LUAS RUANG (dibulatkan) 2.600 m 1.310 m 1.320 m 5.230 m

Tabel 7 : Program Ruang Kegiatan Area Parkir Sumber : analisis


No Jenis kelompok ruang Luas 6704 m 2586 m 4454 m 236 m 315 m 5230 m 19525 m (2Ha)

Tabel 2 : Kegiatan Pelaku Utama Pertandingan ( analisis)


JENIS RUANG Main Hall Tribun Utama Tribun VIP Tribun Diffable R. P3K Lavatory Umum Lavatory VIP Lavatory Diffable Jumlah Total JML 1 1 1 1 1 27 8 2 LUAS RUANG (dibulatkan) 60 m2 1584 m 225 m 180 m 15 m 78 m 42 m 8,8 m 2586 m
1. 2. 3. 4. 5. 7. Kelompok Kegiatan Pelaku Utama Pertandingan Kelompok Kegiatan Utama Penonton Kelompok Kegiatan Area Komersial Kelompok Kegiatan Pengelola Kelompok Kegiatan Servis Kelompok Kegiatan Parkir

Jumlah Total Kebutuhan Ruang

Tabel 3 : Kegiatan Pelaku Penonton (Sumber : analisis)

Tabel 8 : Rekapitulasi Program Ruang Sumber : analisis

I M A JI V o l . 1 N o . 1 Ja n u a r i 2 0 1 2 |7

Gembira Loka dan sangat mudah dijangkau dari wilayah Kotamadya.

8.2. Tapak Terpilih

Ruang luar = luas tapak luas lantai dasar bangunan = 31.250 m 18.750 m = 12.500 m Ketinggian bangunan = Luas lantai bangunan (:) Luas lantai dasar = 31.250 m (:) 18.750 m2 = 1,7 = 2 lantai KLB ( 1.8 ) = luas yang boleh terbangun (:) luas total = 18.750 (:) 31.250 = 0,6 (<1,8 sesuai) 9. DAFTAR PUSTAKA & REFERENSI 9.1. Pustaka De Chiarra, Joseph and John Callender. 1973. Time Saver Standards for Building Types. New York: Mc. Grow Hill Inc.

Tapak Terpilih

Jogja Expo Center

Gambar 13 : Keterangan Tapak Terpilih Sumber : Googlearth.2011, Analisis

Goldsmith, Selwyn.2000. Universal Design. Architectural Press, New York. Hornbeck, James S, Stores and Shopping Centers, 1962. KONI. Buku Panduan Teknis Balap Sepeda PON XVII Kalimantan Timur. 2008 U.C.I and IAKS. Project Guide VELODROMES. Germany; Darpe, KG, D- 4410 Warendrof. 1st edition. 1988 9.2. Referensi Deezen.com, 2011 Duncgrayvelodrome.com, 2011 Englandsport.org, 2011 Googleearth.com, 2011 Jogja.go.id, 2011 Wikipedia.org, 2011

Lokasi perancangan adalah sebuah area persawahan yang berada di Jalan Raya Janti Yogyakarta, berada di dekat bandara Adi Sucipto dan JEC (Jogja Expo Center) dengan luas lahan 3,125 Ha. Batas-batas tapak: Batas utara : Jogja Expo Center Batas timur : area persawahan Batas selatan : sawah dan pemukiman Batas barat : jalan lingkungan Tata guna lahan : kawasan perdagangan dan jasa. KDB : 60% KLB : 1,8 Ketinggian bangunan : maksimal 3 lantai GSB : 6,5 meter Luas lantai dasar bangunan = 60% x total luas lantai bangunan indoor = 0,6 x 31250 m = 18750 m Maka luas tapak yang dibutuhkan : = (100/60) x luas lantai dasar bangunan = (100/60) x 18750 m = 31.250 m

8| I M A JI V o l . 1 N o . 1 Ja n u a r i 2 0 1 2

JOGJA CYCLING CENTER (VELODROME DAN AREA KOMERSIAL) APPENDIX : ILUSTRASI PERANCANGAN

Site Plan

Ground Plan

Tampak velodrome

Tampak velodrome

Potongan velodrome

Potongan velodrome

Denah Velodrome

Denah kawasan komersial

I M A JI V o l . 1 N o . 1 Ja n u a r i 2 0 1 2 |9

10 | I M A J I V o l . 1 N o . 1 J a n u a r i 2 0 1 2

Anda mungkin juga menyukai