Anda di halaman 1dari 10

MES619307 – PEMILIHAN MATERIAL DAN PROSES

TUGAS 001
EVOLUSI MATERIAL DAN DESAIN PADA SEPEDA

Disusun Oleh:
Yudha Nurfauzi Nugraha (3331190016)
Mohammad Angga Kusuma (3331190035)
Muhammad Yusuf Alfarizqi (3331190063)
Farhan Abdul Aziz (3331190083)
Naufal Hilmi Wijaya (3331190085)

JURUSAN TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN
2020
1.1 Sepeda
Sepeda (dari bahasa Prancis: vélocipède /ve.lɔ.si.pɛd/) atau kereta angin adalah
kendaraan beroda dua atau tiga yang mempunyai setang, tempat duduk, dan sepasang pengayuh
yang digerakkan kaki untuk menjalankannya. Sepeda merupakan salah satu moda transportasi
paling populer di dunia, dengan 800 juta unit sepeda yang pernah diproduksi. Sepeda tidak
hanya digunakan untuk transportasi, tapi untuk kebugaran, kompetisi, dan touring. Sepeda
muncul dalam berbagai bentuk dan gaya, seperti sepeda balap, sepeda gunung, sepeda
stasioner, sepeda roda tiga, dan tandem.

1.2 Sejarah
Sepeda yang kita gunakan saat ini telah melewati perjalanan yang begitu panjang.
Dalam perkembangannya, terlihat perubahan-perubahan dari sepeda yang signifikan. Pada fase
pertama sekitar tahun 1790-an, sepeda dinamakan célériféré. Bentuk célériféré terbilang
sangat sederhana dan cenderung kaku, terbuat dari rangka kayu yang dipasang pada dua roda
kayu dalam satu baris. Bagian depan umumnya diukir rupa-rupa bentuk hewan semisal burung,
ular, buaya, singa hingga kuda. Namun, kendaraan primitif ini tidak memiliki batang kemudi
sehingga tidak bisa dibelokan atau diarahkan ke kiri atau kanan. Pendek kata, célériféré hanya
mampu bergerak lurus ke depan.
Fase kedua mendapat nama draisienne (sebutan lainnya yaitu hobby horse) dan
merupakan satu tonggak penting berkembangnya kendaraan manumotif ini. Pada fase ini,
sepeda primitif mendapatkan setang dan mekanisme untuk berbelok. 202 tahun silam, tepatnya
12 Juni 1817, seorang berkebangsaan Jerman bernama Karl Drais von Sauerbronn
mendemonstrasikan alat transportasi hasil penemuannya, draisienne. Saat itu, pria kelahiran
Karlsruhe, Baden, 29 April 1785 memperlihatkan buah karyanya kepada khalayak di sepanjang
jalan termulus sekaligus terbaik di Mannheim, Jerman.
Fase ketiga diberi nama vélocipédé. Pada tahun 1838, seorang Skotlandia bernama
Kirkpatrick Macmillan membuat suatu percobaan. Bermula ketika dia melihat hobby horse
yang ditunggangi seseorang di sepanjang jalan. Lalu, suatu hari pria kelahiran Dumfriesshire
tahun 1812 itu membuat untuk dirinya sendiri. Setelah selesai, ia menyadari perbaikan apa
yang mesti dilakukan agar vélocipédé buatannya bisa digerakkan tanpa kaki menyentuh tanah
lalu dia memasang pedal. Ini merupakan komponen paling menonjol sehingga menjadi wujud
lompatan jauh ketika dibandingkan dengan draisienne yang tanpa pedal.
Fase keempat diberi nama pennyfarthing. Adalah James Starley, pelopor pembuatan
sepeda di Coventry, Inggris. Pria yang kemudian dikenal sebagai Bapak Industri Sepeda ini
menciptakan prototipe sepeda pertamanya yang diberi nama Ariel. Sepeda legendaris tersebut
diluncurkan tahun 1870-an sekaligus menandai lahirnya era penny farthing. Dengan roda besar,
memungkinkan jarak tempuh menjadi lebih cepat.
Kemudian pada fase kelima, keponakan dari James Starley yang bernama John Kemp
Starley berhasil menciptakan safety bicycle. Masa penting perkembangan dunia sepeda terjadi
pada tahun 1885. Sepeda keselamatan (safety bicycle) lahir menjawab semua keinginan
masyarakat. Penemuan model sepeda modern ini demikian cepat mempengaruhi desain sepeda
secara global dan disambut produksi besar-besaran alias poduksi massal.
Di era modern, sepeda-sepeda yang diproduksi mengacu pada bentuk dasar safety bike
dengan perkembangan di bidang material penyusun rangkanya. Dengan ikut melebarnya fungsi
sepeda yang bukan hanya sekadar alat transportasi menjadikan sepeda memiliki berbagai
pilihan material penyusun. Tersedia rangka sepeda dengan material alumunium, titanium, dan
komposit yang memiliki keuntungannya masing-masing.

1.3 Studi Kasus: Evolusi Material, Desain, dan Kinerja


Perjalanan evolusi dari sepeda dimulai pada tahun 1790 di Eropa bernama célériféré.
Ada yang menyebut célériféré sebagai nenek moyangnya sepeda. Bentuk célériféré terbilang
sangat sederhana dan cenderung kaku, terbuat dari rangka kayu yang dipasang pada dua roda
kayu dalam satu baris. Bagian depan umumnya diukir rupa-rupa bentuk hewan. . Namun,
kendaraan primitif ini tidak memiliki batang kemudi sehingga tidak bisa dibelokan atau
diarahkan ke kiri atau kanan sehingga hanya mampu bergerak lurus kedepan. Selain tak punya
kemudi, célériféré juga tak dilengkapi rem sebagai komponen utama dan penting dalam alat
tranportasi sepeda.
Cara menggerakkannya adalah didorong oleh si penunggang atau pengendara yang
“mengangkangi” célériféré seraya kaki menendang ke belakang menyapu permukaan tanah
atau jalan, seperti orang berjalan. Sama halnya dengan saat menggerakkan, untuk
menghentikan lajunya pun hanya mengandalkan kedua kaki penunggangnya menginjak tanah
atau jalan. Meskipun dibilang moda transportasi sederhana, célériféré nyatanya cukup sulit
ditunggangi. Setelah de Sivrac memperkenalkannya kepada khalayak, banyak yang enggan
menggunakannya lantaran khawatir celaka. Terlebih, célériféré tidak dirancang untuk
penunggang anak-anak dan perempuan. Hanya para lelaki berjiwa petualang yang mau
mencoba dan melaju di atasnya. Hal lain yang membuat célériféré tidak populer saat itu adalah
harganya yang lumayan mahal. Konon, hampir sama dengan harga seekor kuda.
Selanjutnya adalah kehadiran draisienne pada 12 juni 1817 oleh Karl Drais von
Sauerbronn. Untuk menggerakkannya, penunggang mesti mengangkangi draisienne dan duduk
di atasnya, lalu bergerak seperti berjalan atau berlari dengan kaki menyapu permukaan tanah.
Kerangka kesuluruhannya pun terbuat dari kayu dan sama seperti célériféré draisienne juga
tidak memiliki pedal dan juga kemudi yang dapat di gerakkan. Drais temukan berkaitan dengan
terjadinya letusan dahsyat Gunung Tambora di Indonesia (dulu Hindia Belanda) pada 5 April
1815 yang dampaknya mempengaruhi iklim global. Ledakan vulkanik terbesar tersebut
mengakibatkan awan abu yang mendinginkan suhu rata-rata 3 derajat Celcius di Eropa dan
Amerika Utara. Banyaknya kuda yang mati saat itu membuat draisienne kian populer sebagai
kendaraan baru pengganti kereta kuda.
Pada 12 Januari 1818, Drais mendapatkan hak paten atas penemuannya itu dari negara
bagian Baden, Jerman. Pada tahun yang sama, draisienne mulai dikembangkan Denis Johnson
di Inggris. Di negeri Tiga Singa, rancang bangun sepeda ini dikenal dengan nama hobby horse
atau dandy horse. Johnson perlahan meningkatkan desain draisienne dan memproduksi
keturunan-keturunannya sehingga makin banyak diminati.
Pada masanya, dalam waktu singkat draisienne menjadi sangat populer dan menarik
perhatian masyarakat khususnya di Eropa. Namun, lambat laun keberadaannya pun memudar.
Salah satu penyebabnya adalah alat transportasi tanpa kuda ini masih dianggap “kasar” yakni
kemampuan kemudi yang minim dan belum mempunyai sistem pengereman yang mumpuni.

Gambar 1.1 Bentuk Sepeda Draisienne


Ketika era draisienne, sebagian sudah menyebutnya vélocipédé khususnya di Prancis,
mulai memudar lantaran kelemahan rancang bangunnya, beragam eksperimen dilakukan
sejumlah orang. Tujuannya adalah untuk meningkatkan performa dan cara kerja mesin
vélocipédé. Berbagai percobaan tersebut setidaknya dilakukan dalam kurun 1820-1865. Tak
hanya mengembangkan atau menyempurnakan konsep dua roda sejajar karya Comte Mede de
Sivrac atau Karl Drais von Sauerbronn, mesin dengan tiga hingga empat roda pun ramai
diperbincangkan dan didemonstrasikan di sejumlah tempat dan keramaian.
Pada tahun 1838, seorang Skotlandia bernama Kirkpatrick Macmillan membuat suatu
percobaan. Bermula ketika dia melihat hobby horse yang ditunggangi seseorang di sepanjang
jalan. Lalu, suatu hari pria kelahiran Dumfriesshire tahun 1812 itu membuat untuk dirinya
sendiri. Setelah selesai, ia menyadari perbaikan apa yang mesti dilakukan agar vélocipédé
bikinannya itu bisa digerakkan tanpa kaki menyentuh tanah. Ini merupakan komponen paling
menonjol sehingga menjadi pembeda dengan draisienne yang tanpa pedal. Dengan bekal
kemampuan dan pengetahuannya sebagai pandai besi, Macmillan mencoba menerapkan engkol
(cranks) untuk mendorong roda belakang. Mesin berangka kayu dengan ukiran kepala kuda itu
mampu diselesaikannya pada tahun 1839.
Inilah cikal bakal sepeda yang menggunakan pedal. Akan tetapi tunggu dulu, pedal
yang diterapkan pada vélocipédé Macmillan bukan pedal yang dapat berputar 360 derajat
seperti yang lazim kita jumpai sekarang. Pedal Macmillan yang berfungsi sekaligus sebagai
pijakan digerakkan dengan cara didorong oleh gerakan kaki pengendara secara resiprokal-
horizontal. Gerakan ini ditransmisikan ke roda belakang dengan tongkat atau batang
penghubung. Memang, Macmillan masih merasakan kayuhan yang relatif berat sehingga
membutuhkan fisik yang memadai untuk menunggangnya.
Istilah vélocipédé yang sudah umum digunakan selama 40 tahun kian melekat
digunakan untuk merujuk nama kendaraan ini. Perusahaan Michaux yang bermitra dengan
Olivier Brothers menjadi perusahaan pertama yang memproduksi vélocipédé secara massal
antara tahun 1857 hingga 1871. Rancang bangun vélocipédé yang dikembangkan Michaux
sudah dilengkapi engkol dan pedal yang dipasang pada as roda depan. Gerak roda dengan
sistem pedal semacam itu sampai sekarang pun masih banyak digunakan pada beberapa model
sepeda. Sebut saja penny-farthing dan sepeda roda tiga anak-anak.
Mekanisme gerak engkol dan pedal vélocipédé Michaux dapat berputar 360 derajat dan
laju sepeda menjadi lebih stabil. Diterapkannya pedal tersebut menjadikan vélocipédé Michaux
dengan garpu lurus dan dilengkapi rem sendok (spoon brake) sebagai cikal bakal sepeda
modern. Hal lain yang menjadi pembeda adalah adanya unsur rangka besi yang dibaut pada
keseluruhan rancang bangun kerangkanya sehingga nampak lebih elegan dan memungkinkan
produksi massal.

Gambar 1.2 Sepeda Bentuk vélocipédé


Pennyfarthing atau high wheel merupakan istilah yang menggambarkan jenis sepeda
dengan lingkaran roda depan berukuran besar dan roda belakang yang jauh lebih kecil.
Pennyfarthing adalah sepeda tua klasik yang melegenda. Rancang bangun pennyfarthing yang
berbahan logam itu perlahan mengubur popularitas model kereta angin sebelumnya yang
didominasi bahan kayu. Kerangka dibangun dengan pipa tunggal yang bentuknya mengikuti
lingkar roda depan. Drop out ujung pipa bagian bawah langsung terhubung dengan roda
belakang atau trailling wheel. Roda depan dan belakang nampak tak seimbang karena memiliki
ukuran yang jauh berbeda. Konon, pennyfarthing didesain sebagai suatu kebanggaan bahwa
bersepeda harus lebih tinggi derajat dan posisinya ketimbang orang yang berjalan kaki. Ukuran
roda depan pennyfarthing rata-rata berdiameter 52 inci (1,3 m) hingga ada yang mencapai 64
inci (1,6 m). Sedangkan lingkaran roda belakang umumnya setengah dari diameter roda depan
atau lebih kecil lagi. Karena rancang bangunnya tidak menggunakan rantai penggerak, maka
laju sepeda digerakkan pedal yang melekat pada roda depan seperti halnya boneshaker.

Gambar 1.3 Sepeda Bentuk Pennyfarthing


Ketika penny-farthing meluncur dari dapur produksi dan cukup diminati masyarakat
pada dekade 1870-an, segelintir orang masih terus mengupayakan rancang bangun sepeda yang
lebih maksimal. Seorang insinyur berkebangsaan Inggris bernama Harry John Lawson
merancang desain baru sepeda pada 1876. Rancang bangun yang diupayakannya jauh berbeda
dengan penny-farthing. Desain sepeda buah cipta pria yang dikenal dengan panggilan Henry
tersebut memungkinkan kaki pengendaranya berada dalam jangkauan tanah. Satu
kelebihannya, pengendara lebih mudah menghentikan laju sepeda.
Model asli sepeda rancangan Henry menggunakan treadles untuk mentransfer daya
dorong dari belakang. Pada 1879, model diperbaharui dengan menggunakan rantai sebagai
penggerak roda. Waktu itu, penggunaan mekanisme rantai penggerak hanya digunakan pada
sepeda roda tiga (tricycle). Namun, rancangan Henry dinilai masih belum maksimal. Apa
sebab? Ada peningkatan dari sisi berat, biaya dan kompleksitas ketimbang penny-farthing yang
lagi populer. Masa penting perkembangan dunia sepeda terjadi pada tahun 1885. Sepeda
keselamatan (safety bicycle) lahir menjawab semua keinginan masyarakat. Penemuan model
sepeda modern ini demikian cepat mempengaruhi desain sepeda secara global dan disambut
produksi besar-besaran alias poduksi massal.
Seorang industrialis asal Inggris John Kemp Starley meneruskan keberhasilan Henry
dari sisi bingkai sepeda yang kemudian dikenal sebagai model diamond. Hingga sekarang,
pakem model bingkai ini masih terus diproduksi oleh berbagai produsen sepeda di dunia. JK
Starley yang turut mengembangkan penny-farthing bersama pamannya yakni James Starley,
membuat rasio perhitungan gear dan wheel. Alhasil, sepeda keselamatan JK Starley yang
dikenal dengan nama Rover lebih diterima masyarakat. Bingkai sepeda lebih stabil, pengendara
lebih nyaman karena bisa menjangkau tanah saat menunggangnya, dikayuh lebih ringan,
mekanisme rem lebih mumpuni dan risiko kecelakaan menurun drastis. Kehadirannya juga
menjadi motivasi kaum wanita untuk kembali bersepeda karena dinilai lebih nyaman dan aman.

Gambar 1.4 Sepeda Bentuk Safety Bike


Bisnis sepeda JK Starley dimulai pada tahun 1877 bersama William Sutton, penggemar
sepeda lokal dengan memproduksi sepeda roda tiga. Hadirnya Rover pada 1885 membuat
perusahaan Starley Sutton & Co berkembang pesat. Pada 1889 perusahaan ini berubah menjadi
JK Starley & Co Ltd dan pada akhir 1890 berubah lagi menjadi Rover Cycles Company Ltd.
Rover Starley seringkali digambarkan oleh para sejarawan sebagai sepeda modern pertama.
Sebuah majalah sepeda lokal Inggris menyebut Rover telah “mengatur pola ke seluruh dunia”.
Ungkapan ini digunakan Starley dalam iklannya selama bertahun-tahun. Nyatanya, safety
bicycle karya Starley adalah sebuah kesuksesan besar, diekspor ke berbagai dunia dan disambut
produksi massal.

a) 1790 zzzzzzzzzzzz b) 1817

c) 1857zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzd) 1870

e) 1885zzzzzzzzzzzzzzzzzzz f) 1960-Sekarang
Gambar 1.5 Evolusi Desain Sepeda
Bingkai model diamond mulai banyak digunakan pada model-model sepeda pada
pertengahan abad 20, tepatnya pada tahun 1960. Bingkai model diamond ini menggunakan
material Hi-Ten Steel, Alloy, Komposit yang membuat bobot sepeda menjadi lebih ringan dari
model-model bingkai sepeda sebelumnya. Perkembangan yang terjadi pada sepeda selain pada
bentuk bingkai, posisi pedal, sistem pengereman, mekanisme rantai penggerak, dan alat kemudi
yaitu variasi ukuran bingkai, dan perkembangan sistem suspensi sepeda. Variasi ukuran
bingkai sepeda mulai ditemukan pada pertengahan abad 20, mulai dari yang kecil yaitu bmx
hingga yang lebih besar lainnya seperti sepeda gunung, dan sepeda fixie. Sistem suspensi pada
sepeda bertujuan agar pengendara sepeda tidak mengalami guncangan yang hebat dan
meminimalisir kerusakan pada bingkai sepeda akibat benturan roda sepeda pada saat
pengendara sepeda melewati medan yang berat.

Tabel 1.1 Perbandingan sepeda berdasarkan material, desain, dan kinerja


Bobot
Tahun Desain Rangka Material Penggerak
(kg)
1790 Célériféré Kayu Dorongan kaki
1817 Draisienne Kayu 22 Dorongan kaki
1857 Vélocipédé Besi tuang 18 Pedal di poros roda depan
1870 Pennyfarthing Besi tuang 16 Pedal di poros roda depan
Hollow Steel (Baja Roda belakang dengan
1885 Safety Bicycle 18
berongga) rantai penggerak
Hi-Ten Steel, Alloy, Roda belakang dengan
1960 Diamond (berlian) 10-14
Komposit rantai penggerak

1.4 Ringkasan dan Kesimpulan


Perkembangan zaman juga akan mengakibatkan perkembangan teknologi dan
penggunaan material. Oleh sebab itu dari masa ke masa dapat dilihat dari perbedaan sepeda
setiap zaman, baik dalam bentuk, bahan material, dan cara pengoperasiannya. Semakin bagus
material yang digunakan, maka akan semakin bagus pula kualitas dari sepeda tersebut, baik
dari segi kekuatan, ketangguhan, dan daya tahan dari sepeda tersebut. Oleh karena itu
pemilihan material dalam pembuatan suatu produk sangatlah berpengaruh dari kualitas produk
itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Brown, Sheldon. "Sheldon Brown's Bicycle Glossary".

https://portalsepeda.com/evolusi-sepeda-dari-masa-ke-masa/, diakses pada 1 September 2020

https://www.polygonbikes.com/id/mengenal-sejarah-dan-munculnya-sepeda-di-indonesia/,
diakses pada 2 September 2020

http://sepeda.biz/mengenal-jenis-jenis-frame-sepeda-yang-perlu-anda-ketahui/, diakses pada


3 September 2020

Anda mungkin juga menyukai