Anda di halaman 1dari 10

Sejarah Awal Terciptanya Sepeda Motor

Sepeda motor pertama di buat oleh ahli mesin Jerman Gottlieb Daimler tahun 1885 ketika dia
memasang sebuah mesin dengan pembakaran sempurna pada sebuah sepeda kayu yang dia desain
sendiri. Sepeda tersebut memiliki empat roda, termasuk dua roda tambahan (seperti roda pada
sepeda anak-anak). Putra Daimler menjadi orang pertama yang mengendarai sepeda motor ketika
dia mencoba kreasi ayahnya tersebut pada tanggal 10 November 1885 dengan kecepatan
mendekati 10Kpj.

Selama tahun 1914, bentuk dasar dari sepeda motor modern mulai terbentuk. Bentuk tersebut
meliputi peletakan mesin di antara roda depan dan belakang dan sebuah rantai untuk mentransger
tenaga dari mesin ke roda belakang. Selama PD I (1914-1918), sepeda motor terbukti sebagai
sarana transportasi yang tangguh bagi militer Amerika dan Eropa, mampu mengurangi beban jalan
raya dan mampu membawa alat komunikasi jauh lebih ke depan garis pertempuran. Sesudah
perang, penggunaan sepeda motor menyebar luas ke Eropa dan Amerika. Sampai tahun 1950-an,
kebanyakan sepeda motor di Amerika utara di produksi oleh Harley-Davidson atau oleh
perusahaan Inggris seperti Birmingham Small Arms Company (BSA), Norton, dan Triumph.

Sejarah Perkembangan Sepeda Motor di Dunia

Motor pertama dibuat pada tahun 1895, penemu motor ini adalah Gottlieb Daimler dan Wilhelm
Maybach, dua pakar mesin empat langkah Jerman. Motor pertama di dunia ini sudah mengusung
teknologi yang sampai saat ini masih dipakai seperti Twin-Cylinder, 4 valve, water cooler dan
bermesin 1.500 cc. walau bermesin besar, ternyata tenaga kuda yang dihasilkan hanya 2,5 hp saja
pada 240 rpm. Sepeda motor ini juga merupakan kendaran pertama di dunia memakai bahan bakar
minyak bumi. Mereka menyebut kendaraan penemuannya ini dengan nama “Reitwagen” (mobil
tunggangan).
 Era sepeda motor Jerman

Pada tahun 1892, Henry Hildebrand dari Munich, Jerman Barat memperkenalkan sepeda motor
model baru. Dan disusul lagi oleh Werner Brothers pada tahun 1897. Sepeda motor pertama yang
dijual untuk umum dibuat oleh pabrik sepeda motor Hildebrand und Wolfmüller di Muenchen,
Jerman pada tahun 1893.

 Era sepeda motor AS

Pada tahun 1895 sepeda motor pertama kali masuk ke Amerika Serikat, tepatnya ke kota New
York. Pada tahun yang sama, seorang penemu Amerika Serikat, EJ Pennington, di Milwaukee,
mendemonstrasikan sepeda motor yang didesain sendiri. Pada akhirnya Pennington dianggap
sebagai orang pertama yang memperkenalkan istilah motorcycle (sepeda motor).
 Era sepeda motor Inggris

Triumph, sebuah perusahaan pembuat sepeda di Inggris memutuskan untuk membuat sepeda
motor. Pada tahun 1902, perusahaan itu memproduksi sepeda motornya yang pertama namun
masih menggunakan mesin dari Belgia. Kemudian pada tahun 1905, Triumph memproduksi
sepeda motor secara utuh sendiri.

 Pasca perang dunia II hingga sekarang

Tahun 1952, Honda memproduksi sepeda motor bebek yang dikenal dengan nama cub.
Kepopuleran sepeda motor jenis bebek ini membuat perusahaan sepeda motor asal Jepang lainnya
seperti Kawasaki, Yamaha, dan Suzuki meniru model sepeda motor jenis bebek ini. Dengan mesin
yang handal dan mudah dirawat, serta harga yang bersaing membuat sepeda motor asal Jepang,
yakni Honda, Suzuki, Yamaha, dan Kawasaki, sangat populer dan sampai kini mendominasi pasar
sepeda motor dunia.
 Perkembangan Sepeda Motor dari Zaman ke Zaman

Sepeda motor pertama kali muncul pada tahun 1868 diciptakan oleh Sylvester Howard Roper.
Pada dasarnya sepeda motor ini hanya sepeda yang menggunakan mesin uap untuk
menggerakannya. Sepeda Motor yang pertama kali menggunakan bahan bakar bensin muncul
adalah 1885 Daimler Reitwagen 1900-1955. Tahun ini ditandai dengan munculnya nama nama
besar dalam industri sepeda motor di masa masa sekarang.

1902 – Triumph
1903 – Harley-Davidson (Harley-Davidson Motor Company)
1946 – Honda (The Honda Motor Company)
1952 – Suzuki (Suzuki Motor Co., Ltd.,)
1954 – Kawasaki
1955 – Yamaha (Yamaha Motor Corporation)

Triumph 1917 1945-1985. Tahun ini adalah era dimana industri sepeda motor mengalami
perkembangan, di amerika terdaftar 5.4 juta sepeda motor. Honda 305 Dream, BMW 1973, 1978-
1987. Sepeda motor sangat popular pada masa-masa perang dunia ke dua, banyak orang ingin
memilikinya, dan penjualan sepeda motor pun meningkat, tapi tidak sampai tahun 1960 an sepeda
motor menjadi benar benar popular. 1962 boleh dibilang tahun tersukses dimana muncul iklan dari
honda yang merubah segalanya. Slogan Honda “You meet the nicest people on a Honda” menjadi
sangat terkenal dan merubah dunia otomotif roda dua di Amerika. Dalam waktu 3 tahun, sepeda
motor yang terdaftar di amerika meningkat menjadi dua kali lipat, dan 5 tahun kemudian 1970
jumlahnya kembali meningkat dua kali lipat. Dalam waktu 10 tahun jumlah sepeda motor
meningkat dari 646,000 menjadi 5000000 di tahun 1975.

Akan tetapi pada tahun 1980an penjualan sepeda motor di Amerika mengalami penurunan drastis,
era tersebut di prediksi sebagai kehancuran sepeda motor. Industri sepeda motor bahkan
menelurkan motor motor tipe baru, sport, cruiser, touring, tapi boleh dibilang tidak ada efek dalam
penjualan sepeda motor kala itu.
 1980 Akhir — Bangkitnya Industri Sepeda Motor

Penjualan sangat buruk 10 tahun terakhir, dealer dealer yang survive dalam keadaan yang buruk..
akan tetapi dengan keadaan ekonomi yang meningkat dan stabil awal 1990 an di Amerika,
penjualan pun kembali meningkat, masyarakat Amerika saat itu bahkan mampu membeli sepeda
motor yang lebih mahal sekalipun seperti Honda VF500 1986, Honda VT500 Shadow, SUZUKI
GS500E 2003, dll.

 Sejarah sepeda motor di Indonesia

Ditulis oleh motobase pada 11 Juli 2013 - 00:41. Sepeda motor ternyata memiliki riwayat yang
cukup panjang di Indonesia, tidak terlalu lama dibandingkan dengan sejarah terciptanya sepeda
motor dunia itu sendiri, bahkan lebih awal dibanding dengan kedatangan sepeda motor di Amerika
Serikat. Dalam sejarahnya, sepeda motor pertama kali banyak dicoba dibuat di Perancis, Jerman
dan Inggris pada pertengahan abad 19, atau sekitar tahun 1860-an dengan mesin uap. Sepeda motor
akhirnya dirasa cukup komersil untuk dijadikan industri dan dibuat secara masal oleh Hildebrand
& Wolfmüller pada tahun 1894, meskipun kemudian perusahaan ini gagal secara finansial.
Hildebrand & Wolfmüller membuat sepeda motor bermesin dengan bahan bakar minyak setelah
bergabungnya Alois Wolfmüller dengan duo Heinrich and Wilhelm Hidebrand yang sebelumnya
membuat dengan mesin uap.

Sepeda motor Hildebrand & Wolfmüller inilah yang menjadi sepeda motor pertama yang datang
ke Indonesia. Diimpor secara langsung lewat pelabuhan Surabaya dari pabriknya di Muenchen,
Jerman oleh John C. Potter ekspatriat asal Inggris yang bekerja sebagai masinis di Pabrik Gula
Oemboel, Probolinggo, yang saat itu masuk dalam Karesidenan Besuki yang meliputi wilayah
Probolinggo, Bondowoso, Situbondo, Jember dan Banyuwangi, Jawa Timur. Pada masa tersebut,
Pemerintah Kolonial Belanda tengah menjalankan politik tanam paksa (cultuur stelsel) dan
membolehkan pihak asing dari luar Belanda untuk menjalankan usahanya dengan sejumlah pajak
tertentu. Gula adalah salah satu komoditas favorit, dan pabrik gula - yang tentunya termasuk
perkebunan tebu - Oemboel dimiliki oleh keluarga Etty asal Inggris.
Masih simpang siur mengenai kepastian angka tahun kedatangan sepeda motor pertama di
Indonesia ini. Disebutkan oleh buku Krèta Sètan (De Duivelswagen) bahwa sepeda motor tersebut
masuk tahun 1893, tetapi sepeda motor tersebut baru dibuat secara komersil tahun 1894. Yaah,
intinya, sepeda motor pertama yang masuk ke Indonesia adalah salah satu sepeda motor komersil
pertama yang diproduksi di dunia.

Sepeda motor ini tidak menggunakan rantai dan roda belakang digerakkan langsung oleh kruk as
(crankshaft). Meski berusia ratusan tahun, ternyata motor komersial pertama di dunia ini sudah
mengusung teknologi yang sampai saat ini masih dipakai diantaranya adalah twin-cylinder
horizontal, 4 valve, berpendingin air, dan berkapasitas mesin besar yaitu 1.500 cc dengan bahan
bakar bensin atau nafta. Namun, meski bermesin besar tetapi tenaga kuda yang dihasilkan hanya
2,5HP saja pada 240rpm. Selain itu, sepeda motor ini belum menggunakan persneling, belum
menggunakan magnet, belum menggunakan aki (accu), belum menggunakan koil, dan belum
menggunakan kabel listrik. Diperlukan waktu sekitar 20 menit untuk menghidupkan dan
mestabilkan mesinnya.

Spesifikasi Motor Hildebrand & Wolfmüller


Pabrikan Hildebrand & Wolfmüller
Produksi 1894–1897
Mesin 1,489 cc (90.9 cu in) two-cylinder water-cooled four-stroke, surface carburetor
Bore / stroke 90 mm × 117 mm
Top speed 45 km/h
Power 2.5 bhp (1.9 kW) @ 240 rpm
Ignition type Hot tube
Transmisi Direct drive via connecting rods
Jenis rangka Steel tubular
Rem spoon brake, friction against front tire
Ban pneumatic, depan 26 in (66 cm), belakang 22 in (56 cm)
Berat 50 kg
Ketika itu warga pun takut dan terkaget-kaget melihat ada mesin yang digerakan tanpa kuda.
Mereka menyebutnya sebagai 'kereta setan'. Demikian ditulis dari ensiklopedi Jakarta. Pada 1899,
di negeri ini juga sudah hadir sepeda motor listrik beroda tiga yang menggunakan tenaga baterai,
yang bernama De Dion Bouton Tricycle buatan Perancis. Sepeda motor listrik beroda tiga itu juga
digunakan untuk menarik wagon penumpang. Sepeda motor De Dion Bouton cukup terkenal di
masanya. Pada awal tahun 1900an, sepeda motor mulai jadi tren kaum elite di Hindia Belanda.
Pemakainya cuma pejabat pemerintahan, pengusaha perkebunan, atau bos pabrik gula. Ketika itu
memang pengusaha perkebunan dan gula hidup mewah bak jutawan. Mungkin seperti para
miliuner di zaman sekarang. Sepeda motor lain terlihat pada tahun 1902 yang juga digunakan
untuk menarik wagon yaitu sepeda motor Minerva buatan Belgia. Mesin Minerva saat itu juga
dipesan dan digunakan pada merk motor lain sebelum bisa membuat mesin sendiri, diantaranya
adalah Ariel Motorcycles di Inggris.

Pada 1906, Administratur Bantool (Bantul) di Yogyakarta juga terlihat mempunyai sepeda motor
dan beberapa buah mobil. Pada masa itu, memang hanya orang Belanda dan Inggris serta disusul
pribumi ningrat yang mempunyai kemampuan membeli sepeda motor pada masa-masa awal.
Seiring dengan pertambahan jumlah mobil, jumlah sepeda motor pun terus bertambah. Lahirlah
klub-klub touring sepeda motor, yang anggotanya adalah pengusaha perkebunan dan petinggi
pabrik gula. Berbagai merek sepeda motor dijual di negeri ini, mulai dari Reading Standard,
Excelsior, Harley Davidson, Indian, King Dick, Brough Superior, Henderson, sampai Norton.
Merek-merek sepeda motor yang hadir di negeri ini dapat dilihat dari iklan-iklan sepeda motor
yang dimuat di surat kabar pada kurun waktu dari tahun 1916 - 1926. R.S Stockvis & Zonnen Ltd
merupakan salah satu perusahaan yang tercatat menyediakan suku-suku cadang motor dan mobil
(juga mengurus pesanan mobil-mobil Eropa maupun Amerika).

 Tour de Java

Pengendara mobil di Indonesia masa itu ternyata tidak lepas dari gelegak kompetisi seperti
pengendara di luar negeri. Mereka acap kali membuat catatan rekor perjalanan dan jalur yang
dianggap umum saat itu adalah Batavia - Soerabaja. Tidak mau kalah dengan pengendara mobil,
pengendara sepeda motor pun berupaya membukukan rekor perjalanan lintas Jawa dari Batavia
(Jakarta) sampai Soerabaja (Surabaya) yang berjarak sekitar 850 kilometer. Namun, tidak seperti
rute mobil yang dicatat secara rinci dalam sumber sejarah, rute sepeda motor agak umum. Hanya
disebutkan dari Batavia kearah Bandung, Semarang, Blora, Tjepu, menuju Soerabaja.

Tanggal 7 Mei 1917, Gerrit de Raadt dengan mengendarai sepeda motor Reading Standard
membukukan rekor perjalanan dari Jakarta ke Surabaya dalam waktu 20 jam dan 45
menit. Sepuluh hari setelahnya, 16 Mei 1917, Frits Sluijmers dan Wim Wygchel yang secara
bergantian mengendarai sepeda motor Excelsior memperbaiki rekor yang dibukukan Gerrit de
Raadt. Mereka mencatat waktu 20 jam dan 24 menit, dengan kecepatan rata-rata 42 kilometer per
jam.

Rekor itu tidak bertahan lama. Sembilan hari sesudahnya, 24 Mei 1917, Goddy Younge dengan
sepeda motor Harley Davidson membukukan rekor baru dengan catatan waktu 17 jam dan 37
menit, dengan kecepatan rata-rata 48 kilometer per jam. Rekor itu sempat bertahan selama lima
bulan sebelum dipecahkan oleh Barend ten Dam yang mengendarai sepeda motor Indian dalam
waktu 15 jam dan 37 menit pada tanggal 18 September 1917, dengan kecepatan rata-rata 52
kilometer per jam.

Melihat rekornya dipecahkan oleh Barend ten Dam, enam hari sesudahnya, 24 September 1917,
Goddy Younge yang berasal dari Semarang kembali mengukir rekor baru dengan catatan waktu
14 jam dan 11 menit, dan kecepatan sepeda motor Harley Davidson yang dikendarainya rata-rata
60 kilometer per jam. Gerrit de Raadt yang pertama kali membuat rekor 20 jam 45 menit kemudian
memperbaiki rekor terakhirnya dengan sepeda motor Rudge pada 18 Agustus 1932 dengan catatan
waktu 10 jam 1 menit atau tidak lebih dari setengah waktu rekor pertamanya. Saat inipun,
menempuh Jakarta – Surabaya dalam waktu 10 jam mengendarai motor merupakan pencapaian
yang tidak mudah. Sejak tahun 1934, rute Batavia-Soerabaja tidak lagi hanya melalui Bandung
yang jaraknya 845 kilometer, tetapi juga melalui jalur utara (lewat Pamanukan) yang jaraknya
lebih pendek 45 kilometer.
 Pasca Kemerdekaan

Pada tahun 1950, ribuan motor BMW masuk ke Indonesia dengan dua cara, yaitu lewat jalur
pemerintah (hanya perwira yang diizinkan) dan lewat jalur swasta dengan membangun tempat
pameran dan pemesanan. Di Bandung saat itu ada dua, yaitu NV Spemotri yang gedungnya saat
ini menjadi Bank Niaga di Dago, dan CV Dennbarr di Simpang Lima Bandung. Yang paling
banyak masuk Indonesia adalah BMW satu silinder 249 cc, yaitu R25, R26, dan R27. Awalnya
motor ini digunakan untuk pengawalan VIP. Namun banyak pula penggemar motor yang ikut
memesan. BMW menjadi semacam kendaraan resmi pembuka jalan acara kenegaraan seperti
ketika mengawal masuknya bendera Merah Putih ke Bandung tanggal 28 September 1961. Varian
langka BMW R51/2 500 cc keluaran 1952 diyakini hanya ada dua di Indonesia.

Pada awal tahun 1960-an, skuter Vespa masuk Indonesia disusul dengan skuter Lambretta pada
akhir tahun 1960-an. Pada masa itu, masuk pula sepeda motor asal Jepang, Honda, Suzuki,
Yamaha, dan belakangan juga Kawasaki. Pada akhirnya, bagaimanapun, seperti juga terjadi di
seluruh dunia, motor (mobil) Jepang akhirnya merajai pasar otomotif dunia. Akhir tahun 1960an,
motor produksi Jepang mulai masuk ke Indonesia dan mencapai puncaknya tahun 1970.

Motor produksi Jepang rata-rata berharga murah, dengan kapasitas mesin kecil dan perawatan
yang mudah. Sepeda motor kini bukanlah milik orang kaya lagi. Tahun 1970an Kapolri Jenderal
Hoegeng mewajibkan pengendara motor mengenakan helm. Hoegeng prihatin dengan banyaknya
angka kecelakaan yang menimpa pemotor. Saat itu kebijakan helm yang diterapkan Hoegeng
dianggap kontroversial dan belum umum.
 Motor Merk Lokal

Kanzen

Sepeda motor dengan merk lokal Indonesia mulai bermunculan pada tahun 2000-an atau setelah
reformasi 1998. Diawali dengan booming motor-motor asal China yang berharga murah yang
diminati masyarakat sebagai dampak inflasi tinggi setelah reformasi membuat sepeda motor yang
didominasi merk Jepang menjadi mahal. Pada tahun 2000 hadir Kanzen yang dimiliki oleh menteri
perindustrian saat itu, diikuti Viar yang berbasis di Semarang. Kemudian di akhir dekade awal
2000an hadir Minerva (tidak ada hubungan dengan Minerva Belgia) dan MAK (Mega Andalan
Kalasan). Sayangnya merk-merk lokal ini belum mampu bersaing dengan merk yang lebih dulu
hadir, entah karena minimnya dukungan pemerintah, dukungan kapital, kualitas produk atau
keengganan masyarakat Indonesia sendiri. Bahkan Kanzen yang sempat dipegang oleh petinggi
negara sudah tidak terdengar lagi sekarang.

Anda mungkin juga menyukai