Anda di halaman 1dari 8

GREEN BELT CITY

LATAR BELAKANG
kota terus berkembang baik secara
fisik dan non fisik (Fakhrian, dkk.
2015)
industri memberikan dampak di
bidang ekonomi dan lingkungan
pengembangan area jalur hijau
(green belt area)sebagai langkah
adaptif dari keberadaan industri.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pengaruh green belt terhadap sebuah kawasan
industri?

2. Bagaimana arahan pengembangan green belt di Kawasan


Industri Kariangau di Kota Balikpapan?

Perkotaan merupakan sebuah pusat aktifitas manusia yang kepadatannya cenderung


tinggi dari wilayah lainnya yang fungsinya selain sebagai tempat hidup juga sebagai
tempat untuk menghasilkan barang dan jasa (Anggraeni, 2005).

Green belt atau jalur hijau adalah pemisah fisik daerah perkotaan
dan pedesaan yang berupa zona bebas bangunan atau ruang
terbuka hijau yang berada di sekeliling luar kawasan perkotaan atau
daerah pusat aktifitas/kegiatan yang menimbulkan polusi
(Anggraeni, 2005).

Berdasarkan ketentuan Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang


Penataan Ruang,
setiap daerah harus menyediakan 30% dari luas wilayahnya sebagai
ruang terbuka hijau (RTH), yang terbagi atas 20% RTH publik dan
10% RTH privat.
memiliki fungsi dan manfaat antara lain
(1) fungsi ekonomi dari nilai jual tanaman atau sebagai tempat
usaha bagi warga kota;
(2) fungsi biofisik terkait fungsi ekologis dan perlindungan fisik
karena hubungan timbal antara RTH dan lingkungan sekitarnya;
(3) fungsi arsitektural terkait estetika lingkungan; dan

Konsep Green Belt dicetuskan


pada akhir abad ke 19. Pada
tahun 1898, Ebenezer Howard
mengusulkan konsep Garden
Cities dengan motto planned,
self-contained,
communitiessurrounded by
greenbelts, containing
carefully balanced areas of
residences, industry, and
agriculture. Pada Tahun 1930,
CPRE mengkampanyekan
lahan yang tidak terbangun
untuk melawan urban sprawl
atau perluasan kota (Green
Belts: a greener
future,2006. A report by
Natural England and the
Campaign to Protect Rural
England. )

Sebagai
hasil dari
kampanye
tersebut,
Green Belts
pertama kali
dibuat di
London
pada tahun
1938.

Di Inggris, terdapat kebijakan yang mengatur tentang green


belts, yaitu terdapat pada Planning Policy Guidance 2 (PPG2). Di
PPG2 tersebut, terdapat 5 tujuan utama green belts, yaitu:
Mengontrol perluasan dari area terbangun yang luas;
Menghindari penggabungan kota dari dua kota yang berdekatan;
Melindungi daerah perbatasan dari gangguan pelanggaran batas;
Mempertahankan letak dan karakter khas dari sebuah kota
bersejarah; dan
Membantu regenerasi dan meningkatkan kualitas hidup
penduduk

FRANKFURT

SEOUL, SOUTH
KOREA
Pramukanto
(2004) menyatakan Seoul merupakan contoh keberhasilan
dalam implementasi sabuk hijau. Kota Seoul telah memulai
pembangunan green belt pada tahun 1960. Sejak dikeluarkan undangundang perencanaan kota tahun 1971, pemerintah kota Seoul secara
serius memulai instalasi kawasan green belt dan menetapkan sebagai
wilayah pembangunan terbatas.
Dampak : kepadatan penduduk di daerah inner green belt pusat kota
Seoul terlalu tinggi, maka masyarakat mulai beralih ke daerah outer
green belt tanpa diikuti usaha pemerintah untuk meningkatkan
lapangan kerja di daerah outer sehingga terjadi commuting yang
tinggal di daerah outer green belt dan bekerja di daerah inner green
belt, sehingga kebutuhan dan kepadatan transportasi di Kota Seoul

Anda mungkin juga menyukai