Anda di halaman 1dari 33

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pusat Olahraga Papan Luncur
Pengertian Pusat Olahraga Papan Luncur
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, pusat olahraga dapat
dipisahkan menjadi “pusat” yang berarti tempat yang letaknya dibagian tengah,
pokok pangkal atau yang menjadi tumpuan dan “olahraga” yang berarti gerak
badan untuk menguatkan dan menyehatkan tubuh.
Maka secara harafiah dapat disimpulkan pengertian dari pusat olahraga
merupakan sebuah tempat, baik terbuka maupun tertutup yang dijadikan sebagai
area dalam melakukan aktifitas olahraga bagi masyarakat.
Bedasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia papan luncur berarti olahraga
atau permainan menyerupai skuter (otopet) dengan menggunakan ban sepatu
roda yang dipasang pada sebilah papan.
Sehingga dapat disimpukan pusat olahraga Papan Luncur adalah sebuah
tempat, baik terbuka maupun tertutup yang menyediakan fasilitas serta sarana
dalam melakukan kegiatan olahraga papan luncur.
Fungsi Pusat Olahraga Papan Luncur
Pusat olahraga Papan Luncur berfungsi sebagai wadah atau area bermain
bagi para penggemar Papan Luncur, khususnya di kota palu. Pusat olahraga Papan
Luncur dijadikan sebagai tempat latihan, berkumpul, maupun tempat pelaksanaan
event-event yang berkaitan dengan olahraga Papan Luncur seperti kompetisi
maupun turnament. Selain itu, pusat olahraga Papan Luncur juga dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif rekreasi bagi masyarakat, khususnya masyarakat kota
palu.
Adapun fungsi dari Pusat Olahraga Papan Luncur yakni:
a. Mampu memberikan wadah untuk berolahraga bagi masyarakat, khususnya
Olahraga papan luncur.

5
b. Sebagai wadah untuk meningkatkan prestasi atlet di kota Palu dengan
sarana dan prasarana yang ada.
c. Sebagai ajang rekreasi bagi masyarakat kota Palu yang disibukkan oleh
rutinitas seharian, khususnya masyarakat penikmat Olahraga Papan Luncur.
Manfaat Pusat Olahraga Papan Luncur
Pusat olahraga Papan Luncur ini menjadi icon penting khususnya bagi para
penggemar olahraga Papan Luncur, karena olahraga Papan Luncur khususnya di
kota palu dapat terwadahi dengan baik sehingga para penggemar olahraga Papan
Luncurin ini tidak perlu lagi bermain atau menyalurkan hobi mereka di jalan raya
atau pada fasilitas umum lainnya. Selain itu dengan adanya, para penggemar
olahraga Papan Luncur dapat mengembangkan kemampuannya karena didukung
dengan sarana serta fasilitas yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan.
Adapun manfaat Pusat Olahraga Papan Luncur yakni:
a. Menjadi sebuah fasilitas olahraga untuk pembinaan dan peningkatkan
prestasi dalam bidang olahraga Papan Luncur, yang akan menjadi atlet-atlet
Papan Luncur.
b. Dengan adanya Pusat Olahraga Papan Luncur ini, keberadaan kota Palu akan
lebih dikenal baik dalam skala Nasional maupun skala Internasional.
Kegiatan Pusat Olahraga Papan Luncur
Adapun jenis - jenis kegiatan yang diwadahi pada pusat kegiatan olahraga
Papan Luncur yakni:
a. Pelatihan olahraga Papan Luncur
b. Rekreasi olahraga Papan Luncur
c. Turnament olahraga Papan Luncur
2.2 Sejarah perkembangan Olahraga Papan Luncur
2.2.1 Sejarah Awal Olahraga Papan Luncur
Sejarah Papan Luncur sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1950-an,
Pada awalnya papan luncur lebih menyerupai skuter (otopet) dengan

6
menggunakan ban sepatu roda yang dipasang pada sebilah papan memakai
pushbar. Ketika pushbarnya patah, saat itulah terciptanya papan luncur.
Pada awal tahun 1950-an para surfer menggunakan Papan Luncur untuk
meluncur di jalanan seperti saat meluncur di atas ombak. Sampai akhir tahun
1970-an surfing masih sangat mempengaruhi olahraga Papan Luncur mulai dari
manuver, gaya, tempat, fashion dan tingkah laku. Pada tahun 1959 sampai awal
tahun 1960-an perusahaan-perusahaan Papan Luncur mulai menjamur dan
memproduksi Papan Luncur dengan bentuk yang masih old school dan
menyerupai papan surfing. Pro-Skateboarder pada masa ini memang benar-benar
masih terinspirasi oleh surfing. Pada tahun 1965 kelompok masyarakat yang
tergabung dalam organisasi pemerhati keselamatan menyatakan bahwa Papan
Luncur adalah olahraga berbahaya dan dilarang dimainkan.
Pada awal tahun 1970-an Larry Stevenson menemukan kicktail sehingga
lahirlah generasi pertama papan luncur yang berdasar pada permainan trick dan
gaya tidak hanya sekedar meluncur seperti surfing. Pada tahun 1973 ditemukan
wheels dari bahan urethane yang memberikan kendali yang lebih baik dan cepat,
dikombinasikan dengan trucks yang lebih spesifik sehingga membuat
Skateboarder dapat melakukan gaya-gaya dan manuver yang baru dan lebih sulit.
Trick pada masa ini masih berdasar pada manuver surfing yang dilakukan pada flat
ground (permukaan rata) atau pada banks (bidang miring). Pada masa ini pulalah
kolam renang kosong/kering dan pipa-pipa digunakan sebagai tempat meluncur
untuk pertama kali.
Pada tahun 1970–an inilah Papan Luncur menjalani perkembangan besar
mulai dari menjamurnya skatepark semen, deretan Skateboarder profesional
sampai film dan majalah tentang Papan Luncur. Dalam periode ini Papan Luncur
berevolusi dari slalom, downhill, freestyle dan long jump kearah vert skating dan
Papan Luncur modern. Bentuk papannya pun mengalami perkembangan dari
ukuran lebarnya yang antara 6-7 inchi menjadi sampai 9 inchi untuk arena vert.

7
Pada tahun 1980-an ramp dari plywood dan gaya permainan freestyle
mengalami perkembangan. Gaya hidup dan kebiasaan masa itu yaitu
Underground Do It Yourself membuat Skateboarder berusaha untuk membuat
skatepark sendiri seperti ramps kayu dihalaman rumah dan bahkan meluncur di
jalanan dan menggunakan street furniture seperti bangku taman, dinding pagar
dan pegangan tangga sebagai obstacle. Pada akhir tahun 1980-an, olahraga ini
lebih terfokus pada street skating daripada vert skating dan pada masa inilah trik
ollie telah menjadi dasar dari 80% trik untuk street skate dan 60% untuk trik vert
skate.
Olahraga ini mulai melakukan terobosan pada tahun 1995 yaitu ikut
dipertandingkan dalam ESPN’s First Extreme Game di Rhode Island. Hal ini
membuka pandangan baru terhadap Papan Luncur dimana selama ini dianggap
sebagai olahraga yang cenderung memberontak karena resiko dan larangan yang
ada menjadikan olahraga ini semakin populer dan dapat diterima. Pada tahun
1996 pertandingan Extreme Game kembali diadakan di Rhode Island dan tahun
berikutnya Papan Luncur dipertandingkan lagi dalam acara 1997 Winter X Games
dimana kali ini turut dipertandingkan pula in-line skating, bicycle stunt dan
snowboarding.
Vert skating kembali populer seiring dengan bertambahnya jumlah
skatepark baru yang dibangun. Skatepark-skatepark baru ini juga mendorong
bertambahnya jumlah komunitas Skateboarder setempat atau biasa disebut local
scene/local Skateboarder. Terjadi perubahan yang cukup signifikan pada ukuran
papan dan wheels. Diameter wheels semakin lebar, ukuran papan semakin
bervariasi dan longboard semakin populer terutama pada komunitas anak pantai
yang hanya lebih senang meluncur dengan papan dan menggunakan papan
luncurnya sebagai alat transportasi. Downhill Skateboardingjuga mengalami
evolusi dalam beberapa tahun dan sekarang lebih dikenal dengan istilah street
ludge.

8
Tercatat begitu banyak organisasi dan badan pemerintah yang menaungi
papan luncur selama sejarah perkembangannya. Sekarang ada dua organisasi
utama yang ada yaitu IASC (International Association of SkateboardingCompanies)
dan World Cup Skateboardingyang adalah organisasi kompetisi dunia. World Cup
Skateboardingsekarang dikepalai oleh Dan Bostick mantan ketua NSA (National
SkateboardingAssociation) yang juga menetapkan peraturan baku sebagai standar
dalam kompetisi street dan vert skating. (www.Papan Luncurhistory.com)
2.2.2 Sejarah Awal Olahraga Papan Luncur Di Indonesia
Papan Luncur masuk ke Indonesia pada 1976. Saat itu belasan “anak
Menteng” mulai menggilai aktivitas ekstrem ini. “Papan Luncur dibawa oleh
orang-orang ekspatriat yang tinggal di Jakarta, mahasiswa-mahasiswa yang
sekolah di sana (Amerika) juga memperkenalkan olahraga ini. Saat itu
angkatannya Arya Subiakto, Didi Arifin, Ardhy Poly,” ujar Toni. “Setelah itu
bermunculan komunitas-komunitas Papan Luncur: Geng Polonia, Geng Monas,
Geng Blok M Melawai, dan Geng Detroid Bandung.”
Sejak itu perkembangan Papan Luncur menunjukkan gejala positif.
Sejumlah skateshop dibuka di Jakarta, Skatepark juga dibangun. Geliat positif juga
terjadi di sejumlah kota besar di Indonesia. Pihak industri tak tinggal diam, peluang
ini dimanfaatkan untuk mendulang untung. Mereka membangun simbosis
mutualisme dengan Skateboarder dengan menjadi sponsor: memberikan
dukungan berupa produk hingga gaji. Papan Luncur kian bertaji ketika pada 1999
terbentuk Indonesian Skateboard Association (ISA), sebuah organisasi
induk Papan Luncur Indonesia.
“ISA berkontribusi dalam pengembangan informasi dan pengenalan
mengenai Papan Luncur di Indonesia. Hal ini direalisasikan melalu
pelaksanaan event-event skate dan supervisi serta pembangunan sarana Papan
Luncur,” ujar Jo Charlie, salah satu arsitek di balik pembentukan ISA
kepada Majalah Historia Online.

9
ISA tercatat sebagai bagian dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)
dari cabang Persatuan Olah Raga Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Perserosi).
Sayang, keanggotaan mereka tak menjamin datangnya dukungan pemerintah.
Atlet Papan Luncur masih kesulitan mencari tempat berlatih yang memadai.
Sarana dan prasarana juga terbatas.
Tapi toh keterbatasan itu tak membuat para Skateboarder jadi cengeng.
Mereka membuktikan lewat segudang prestasi. Saat ini banyak atlet Papan Luncur
Indonesia menjuarai kompetisi level internasional.
(Sumber : http://historia.id/olahraga/jatuh-bangun-sejarah-Papan Luncur)

Gambar 2.1. Logo Indonesia SkateboardingAssociation


(sumber : http://indosk-8.blogspot.co.id/2012/03/indonesian-Papan Luncuring-
association.html)

2.2.3 Sejarah Singkat Awal Olahraga Papan Luncur Di Kota palu


Di Kota Palu sendiri Papan Luncur sebenarnya sudah dikenal sekitar
pertengahan tahun 1990-an. Cara memainkan papan luncur pada masa itu masih
bergaya oldschool yaitu meluncur di jalanan dan lorong-lorong yang menurun
seperti layaknya downhill dan slalom. Lambat dan kurangnya informasi tentang
papan luncur mempengaruhi terhambatnya perkembangan olahraga ini di kota
palu.
Pada saat itu Papan Luncur pun hanya mampu di jangkau oleh orang-orang
berduit, Karen harga Papan Luncur yang terbilang sangat mahal.

10
Namun pada tahun 2009 anak muda kota palu mulai bermunculan bermain
Papan Luncur di tempat-tempat umum seperti di halaman-halaman ruko, taman
vatulemo, dan di beberapa tempat-tempat terbuka di kota palu. Karna tidak
memiliki tempat untuk berseluncur maka mereka berpindah-pindah tempat. Juga
karena masih minimnya pengetahuan tentang Papan Luncur mereka masih sangat
amatiran untuk menaiki papan seluncurnya.
Olahraga Papan Luncur sendiri awalnya di bawa oleh dua orang anak street
dari menado yang kebetulan mereka sedang liburan di kota palu, pada saat itulah
anak-anak muda kota palu yang melihat mereka berseluncurpun tertarik untuk
mencobanya, dan akhirnya akhir tahun 2009 mereka membentuk komunitas
Papan Luncur yang di namakan “Palu Skateboarding” .
Pada tahun 2010 palu Skateboarding pertamakalinya membuat dan
merayakan hari skateboard sedunia yang di sering mereka sebut “Go
SkateboardingDay” dan hingga sekarang.
(sumber : @paluskateboarding)
2.3 Tinjauan Terhadap Permainan Papan Luncur
2.3.1 Arena bermain Papan Luncur (skatepark)
Dalam olahraga Papan Luncur, terdapat dasar perancangan arena
permainan yang nantinya akan berbentuk sebuah pusat olahraga Papan Luncur.
Dasar- dasar tersebut dimaksudkan agar arena yang akan digunakan telah sesuai
dengan standar.
“Menurut Ernst Eufert” Dimulai dari Amerika pada pertengahan tahun 1970-
an skateboard telah menjadi populer di seluruh Eropa. standar luasan arena
bermain papan luncur adalah 200m2 atau sebuah fasilitas kota yang di bangun
khusus sebagai arena bermain papan luncur.
Arena Olahraga Papan Luncur (skatepark) merupakan sebuah fasilitas
olahraga yang ditujukan untuk olahraga Papan Luncur. Pada dasarnya, skatepark
atau arena bermain papan luncur harus mempunyai arena untuk tingkatan
pemula. Arena pemula merupakan bagian yang ditujukan bagi seseorang yang

11
belum bisa atau belum mahir bermain Papan Luncur, mereka dapat berlatih dalam
sebuah lingkungan yang lebih terkontrol.
Semua skatepark harus memiliki minimal 3,04 m permukaan rata antara
satu obstacle dengan obstacle lainnya. skateboarder melakukan gerakan pumping
naik turun pada transition sehingga akan mendapatkan kecepatan tertentu saat
meluncur pada permukaan rata. Permukaan rata yang cukup luas membuat
seorang skateboarder dapat meluncur leluasa dan memperkecil kemungkinan
kecelakaan. Skateboarder dapat lebih leluasa mengakhiri sebuah trick dan bersiap
untuk trick selanjutnya jika tersedia permukaan rata yang cukup luas. Rancangan
yang baik harus menghindari menempatkan dua dinding yang saling berdekatan
karena hal tersebut tidak memberikan ruangan yang cukup untuk menghindari
terjadinya kecelakaan atau benturan.
Area transitions atau bidang transisi antara permukaan rata dengan bidang
miring dapat dibangun dengan dua cara yaitu dengan dikelilingi lereng yang
menyerupai kolam renang atau dikelilingi pinggiran yang menyerupai selokan atau
saluran air. Tinggi dinding dari lantai sampai ke puncak lip mempengaruhi ukuran
transisi namun ukuran standar kemiringan tidak boleh melebihi 50 derajat. Sebuah
transition kecil dengan tinggi 1,22 m setidaknya memiliki bidang miring sepanjang
1,52 sampai 2,13 m.
Lips, edges, coping pinggiran dinding, transition dan kolam harus keras dan
layak untuk melakukan grind karena saat berada di puncak transition,
Skateboarder akan melakukan trik seperti slide atau grind. Pinggiran yang
menjorok keluar akan membuat Skateboarder dapat menempatkan posisi dengan
baik dan aman. Coping (pipa besi minimal 2 inci pada pinggir transition) yang
menonjol keluar akan mempermudah slide atau grind dan melindungi material
transition.
Elemen-elemen lain seperti curbs, blocks, dinding dan tangga sudah menjadi
bagian dari area papan luncur modern. Elemen-elemen ini menjadi lebih maksimal
jika digabungkan dengan obstacle lainnya, misalnya curbs (obstacle yang

12
menyerupai pinggiran jalan) digabungkan dengan banks. Cara lainnya adalah
membangun block (obstacle yang berbentuk kotak menyerupai elemen jalan
seperti pedestrian) yang dikombinasikan dengan beberapa anak tangga
mengelilingi pinggir skatepark yang dapat berfungsi sebagai obstacle maupun
tempat duduk.
2.3.2 Jenis Arena Olahraga Papan Luncur
Pada saat ini arena olahraga Papan Luncur (skatepark) dibagi menjadi tiga
jenis,yaitu :
a. Street Course
Area bermain papan luncur yang disusun dan dibentuk dengan menyusun
elemen-elemen sehingga terbentuk seperti di jalan. Sebagai contoh sederhana
untuk site yang berbentuk persegi panjang, maka pada kedua sisi site yang
melebar atau lebih kecil biasanya diletakkan mini ramps dan quarter pipe yang
dipasang terpisah atau bisa juga single half pipe. Obstacle ini berfungsi sebagai
starting point. Pada bagian tengah site dapat diletakkan pyramid lengkap atau fun
box sedang pada sisi-sisinya dapat divariasikan dengan rail dan box. Rail yang
dipasang bisa berupa single handrail ataupun kink rail disesuaikan dengan bentuk
permukaan site. Begitu pula dengan box yang dapat tersedia dalam beberapa
bentuk dan ukuran sehingga dapat menghasilkan suasana jalanan yang lebih
nyata.
(sumber: www.skateparkmagazine.com)

Gambar 2.2 Street Course,RDS Skatepark,Canada


(Sumber : www.skateparkmagazine.com)

13
b. Pool/Bowl
Pool atau Bowl adalah obstacle yang berbentuk kolam renang dengan dasar
berbentuk mangkuk dan bukan kolam yang dasarnya berbentuk peregi.
Penggunaan kolam renang sebagai obstacle sebenarnya sudah dimulai sejak tahun
1977. Pada waktu itu permainan papan luncur masih menggunakan manuver
surfing sehingga Skateboarder saat itu terpikir untuk main di kolam renang
rumahan yang dikeringkan karena parmukaan kolam yang menyerupai mangkuk
dapat menghasilkan suasana seperti ombak. Ukuran standar untuk pool / bowl
bervariasi sesuai ukuran standar kolam renang yang sebenarnya. Pada pinggiran
permukaan kolam dipasang besi profil berdiameter 2 inch yang disebut coping
untuk melindungi sudut permukaan kolam dari manuver seperti slide dan grind.
(sumber: www.skateparkmagazine.com)

Gambar 2.3 Bowl,RDS Skatepark,Canada


(Sumber : www.skateparkmagazine.com)
c. Vert Ramp
Vert ramp adalah arena untuk vert rider yang sebenarnya terdiri dari
gabungan beberapa buah half pipe ramp sehingga membentuk arena vert yang
menyerupai huruf U. Tinggi vert standar sama dengan tinggi half pipe ramp sedang
lebar standarnya mulai dari 4,5m karena trik-trik vert riding dan manuver aerial-
nya membutuhkan ruang gerak yang lebih lebar agar dapat bergerak dengan lebih
aman dan leluasa. (www.skateparkmagazine.com)

14
Gambar 2.4 Vert Ramp,RDS Skatepark,Canada
(Sumber : www.skateparkmagazine.com)
Berdasarkan ketiga jenis arena tersebut, terdapat elemen – elemen pengisi
(obstacle) sebagai bagian dari kelengkapan sebuah arena olahraga papan luncur.
Elemen pengisi dari area olahraga papan luncur adalah sebagai berikut.
2.3.3 Standar Rintangan Papan Luncur (Obstacle)
a. Box
Box adalah salah satu obstacle standar. Ukuran tinggi box mulai dari
20cm50cm. Sebagai obstacle standard, box digunakan untuk berbagai macam trik
mulai dari trik ollie up dan drop in, flip up dan out, shove-it up dan out, berbagai
trik manual, slide in dan out sampai grind in dan out.Box dapat digabungkan
dangan beberapa obstacle lain seperti rail dan launch ramps sehingga membentuk
sebuah obstacle baru dengan kemungkinan trik dan tingkat kesulitan yang
bervariasi. (sumber : www.techramps.com)

Gambar 2.5 Box Standar


(Sumber : www.techramps.com)

15
b. Bank Ramp
Sebuah "bank" adalah untuk kita pemain skateboard sebuah lereng tanpa
kubah, di mana Anda bisa boot, lakukan trik datar dan matikan lagi. Jika bank
masih memiliki kelebihan, maka bisa melakukan slide, grinds dan 50:50.

Gambar 2.6 Flatrail


(Sumber:https://www.skatedeluxe.com/blog/de/wiki/skateboarding/obstacle-
guide/handrail/)

c. Flatrail
Flatrail adalah varian flat dari pegangan. Di banyak taman skate, banyak
ditemukan jenis rel ini dengan tinggi dan panjang yang berbeda dan terkadang
dengan apa yang disebut "kink". Ini adalah celah di kereta api, dengan bantuan
yang bisa dilatih untuk usaha pertama pada pegangan tangan yang curam di alam
liar.Flatrail bisa berbentuk bulat dan persegi dan biasanya terbuat dari logam.
Agar tidak menyakiti skateboarder,

Gambar 2.7 Flatrail


(Sumber:https://www.skatedeluxe.com/blog/de/wiki/skateboarding/obstacle-
guide/handrail/)

16
d. Launch Ramp
Launch ramp adalah sebuah bidang miring yang berfungsi sebagai peluncur
dimana Skateboarder mengambil ancang-ancang dari jarak tertentu kemudian
menaiki launch ramp untuk meluncur melewati obstacle yang lebih jauh atau lebih
tinggi. Tinggi standar launch ramp sekitar 60cm dengan panjang sisi miringnya
kurang lebih 175cm atau disesuaikan dengan sudut kemiringan yang tidak
melebihi 50°. Ukuran ini disesuakan karena sudut kemiringan tidak boleh terlalu
curam dan bidang miringnya tidak boleh terlalu panjang untuk menghindari
kehilangan momen pada saat akan meluncur di atasnya. Selain digunakan sebagai
peluncur untuk melewati obstacle dalam ukuran tertentu, launch ramp juga dapat
dikombinasikan dengan obstacle yang lain misalnya rail dan box sehinga dapat
membentuk piramid lengkap atau fun box. (sumber : www.techramps.com)

Gambar 2.8 Launch Ramp Standar


(Sumber : www.techramps.com)

17
e. Fun Box
Fun box sederhana setidaknya terdiri dari 2 buah box, 1 buah rail atau flat
bar, 1 buah kink rail dan 8 buah launch ramp. (sumber : www.techramps.com)

Gambar 2.9 Fun Box Standar


(Sumber : www.techramps.com)
f. Half Pipe Ramp
Half pipe ramp umumnya diperuntukkan bagi vert Skateboarder. Tinggi
standarnya mulai dari 3 m sedang lebarnya dua kali ukuran lebar selembar papan
playwood. Half pipe yang berdiri sendiri biasanya diletakkan pada salah satu sisi
dinding dan biasanya digunakan sebagai starting point, karena biasanya pada
bagian puncaknya tersedia ruang sekitar 1,5m sebagai tempat ancang-ancang
atau dropin.
Jika half pipe ramp lebih digunakan oleh vert Skateboarder maka bagi street
Skateboarder tersedia ramp yang lebih kecil yaitu mini ramp. Tinggi mini ramp
antara 1,8m-3m atau setengah dari half pipe sehingga biasa disebut quarter pipe.
Mini ramp lebih mengakomodasi trik-trik street riding seperti flip, slide dan grind
dan tidak terlalu ditekankan pada trik vert seperti aerial karena saat hang time
(melayang) di atas mini ramp tidak selama di atas half pipe sehingga berbahaya
untuk melakukan trik-trik aerial yang membutuhkan waktu hang time lebih lama.
(sumber : www.techramps.com)

18
Gambar 2.10 Half Pipe Ramp Standar
(Sumber : www.techramps.com)
g. Coping
Coping biasanya diletakkan pada pinggiran di ujung ramps atau edge. Coping
terbuat dari besi profil berdiameter mulai dari 2 inci dan berfungsi ganda yaitu
sebagai tempat slide atau grind dan sebagai pelindung material ramps atau edge.
Selain itu dengan adanya coping, maka ketika seorang Skateboarder sedang
meluncur di atas ramps atau edge dia akan mengetahui batas atau ujung ramps
atau edge tersebut saat papan, wheels atau truck-nya menyentuh coping.

Gambar 2.11 Coping


(Sumber : www.techramps.com)

19
2.3.4 Pembagian Kelas Pusat Olahraga Papan Luncur
a. Kelas Amateur
Kelas amateur merupakan kelas yang ditujukan bagi orang yang baru mulai
belajar dengan minimal usia 7 tahun berdasarkan beberapa pertimbangan.Postur
tubuh rata-rata,Tingkat keamanan dalam latihan,Penyerapan informasi atau
materi yang diberikan.
Arena Papan Luncur yang digunakan memiliki bidang datar atau bidang
luncur yang lebih luas dan panjang serta terdiri dari 1 buah obstacle berupa box
dengan ketinggian 30cm-50cm.
b. Kelas Beginner
Kelas beginner merupakan kelas lanjutan setelah kelas amateur dengan
materi lanjutan sesuai penguasaan kemampuan. Arena Papan Luncur yang
digunakan memiliki bidang datar atau bidang luncur yang lebih luas dan panjang,
serta terdiri dari 3 buah obstacle berupa 2 buah box dan 1 funbox dengan
ketinggian 30cm-50cm.
c. Kelas Profesional
Kelas Profesional merupakan kelas lanjutan bagi para Skateboarder yang
sudah mahir dan mampu menguasai teknik dengan baik. Area Papan Luncur yang
digunakan memiliki rintangan yang lebih variatif dengan tingkat kesulitan tinggi
sehingga para Skateboarder mampu menerapkan teknik serta gabungan variasi
teknik yang telah dikuasai.
2.4 Klasifikasi Gedung Olahraga
Gedung olahraga adalah suatu bangunan gedung yang digunakan
berbagai kegiatan olahraga yang biasa dilakukan dalam ruangan tertutup.
Adapun klasifikasi gedung olahraga adalah sebagai berikut:
2.4.1 Gedung olahraga tipe A adalah gedung olahraga yang penggunaannya
melayani wilayah provinsi/daerah tingkat I.
2.4.2 Gedung olahraga tipe B adalah gedung olahraga yang penggunaannya
melayani wilayah kabupaten/kotamadya.

20
2.4.3 Gedung olahraga tipe C adalah gedung olahraga yang penggunaannya
melayani wilayah kecamatan.
Menurut Dirjen PU, Standar Tata Cara Pelaksanaan Teknik Bangunan
Olahraga, SNI 03-3647-1994 , kapasitas penonton gedung olahraga harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Tabel 2.1

Kapasistas Penonton Gedung Olahraga


Klasifikasi
Jumlah Penonton
Gedung Olahraga
Tipe A 3000-5000
Tipe B 1000-3000
Tipe C Maksimal 1000
Sumber: Dirjen PU, 1994

Selain itu, gedung olahraga mempunyai ukuran efektif ruang yang harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
Tabel 2.2
Ukuran Minimal Matra Ruang Gedung Olahraga

UKURAN
MINIMAL (m)
Panjang Lebar Tingg Langit-
Klasifi Termasuk Termas i Langit-Langit
Langit Daerah
kkkasi Daerah Bebas uk Daerah Bebas Perm
Tipe A 50 Bebas 30 ainan 12,5 5,5

Tipe B 32 22 12,5 5,5


Tipe C 24 16 9 5,5
Sumber: Dirjen PU, 1994

21
2.5 Persyaratan Umum Perencanaan Gedung Olahraga
Dalam proses mendesain dan merencanakan Pusat Olahraga Papan Luncur,
ada beberapa ketentuan yang harus diperhatikan. Pada umumnya instansi
keolahragaan pemerintah menetapkan ukuran atau dimensi untuk standar
keolahragaan internasional maupun nasional serta yang bersifat hiburan maupun
rekreatif. Ada beberapa aspek yang menyangkut pertimbangan utama dalam
mendesain bangunan ini diantaranya: Lokasi yang didukung sarana
transportasi,Perpakiran yang mewadahi kendaraan secara maksimal,Kontrol
banjir penonton/ arus manusia yang keluar pada saat yang
bersamaan harus jelas sehingga meminimalisir kerusuhan,Keterpaduan antara
ruang olahraga dan fasilitas olahraga,Keterkaitan dengan lingkungan.
2.5.1 Kompartemensi Penonton
Kompartemensi penonton adalah pengelompokkan atau pemisahan
tempat duduk penonton dengan persyaratan jumlah tertentu dalam seksi-seksi
yang dipisahkan dengan suatu pagar pemisah. Menurut Dirjen PU, Standar Tata
Cara Pelaksanaan Teknik Bangunan Olahraga, SNI 03-3647-1994 yaitu:
a. Daerah penonton harus dibagi dalam kompartemen yang masing-masing
menampung penonton minimal 2.000 orang atau maximal 3.000 orang.
b. Antar dua kompartemen yang bersebelahan harus dipisahkan dengan pagar
permanen transparan minimal setinggi 1,2 meter dan maksimal 2,0 meter.
2.5.2 Tribun Penonton
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1989), bahwa tribun adalah
tempat yang agak tinggi untuk tempat para penonton distadion, gedung atau
parlemen.
Menurut Dirjen PU, Standar Tata Cara Pelaksanaan Teknik Bangunan
Olahraga, SNI 03-3647-1994, tribun terdiri dari 2 tipe yaitu tipe lipat dan tipe
tetap.

22
Gambar 2.12 Tribun Tipe Lipat
(Sumber:Dirjen PU, StandarTata Cara Pelaksanaan Teknik Bangunan Olahraga,
1994)

Gambar 2.13 Tribun Tipe Tetap


(Sumber :Dirjen PU, StandarTata Cara Pelaksanaan Teknik Bangunan Olahraga,
1994)

Pemisahan Tribun harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:


a. Pemisahan antara tribun dan arena digunakan pagar transparan dengan
tinggi minimal 1,00 m dan maksimal 1,20 m.
b. Tribun yang berupa balkon dipergunakan pagar dengan tinggi bagian massif
minimal 0,40 m dan tinggi keseluruhan 1,00-1,20 m.
c. Jarak antara pagar dengan tempat duduk terdepan dengan tribun minimal
1,20 m.

23
Gambar 2.14 Pemisahan Tribun
(SumbenDirjen PU, StandarTata Cara PelaksanaanTeknik Bangunan Olahraga,
1994)

Untuk tribun khusus penyandang cacat harus memenuhi ketentuan


sebagai berikut:
a. Diletakkan dibagian paling depan atau paling belakang dari tribun penonton.
b. Lebar tribun untuk kursi roda minimal 1,40 m , ditambah selasar minimal
lebar 0,90 m.

Adapun bentuk-bentuk tribun menurut Ernst Eufert (1992) yaitu adalah


sebagai berikut:
a. Bentuk tribun lengkungan U.

Gambar 2.15 Tribun Berbentuk U


(Sumber: Neufert, 2000)

24
b. USA: Bentuk tribun terpancung.

Gambar 2.16 Tribun Berbentuk Terpancung


(Sumber: Neufert, 2000)

c. Amsterdam : Bentuk tribun lingkar memanjang.

Gambar 2.17 Tribun Lingkar Memanjang


(Sumber: Neufert ,2000)

25
d. Rotterdam: Sisi dan sudut tribun melengkung.

Gambar 2.18 Sisi dan Sudut Tribun Melengkung


(Sumber: Neufert ,2000)

e. Budapest: Tribun berbentuk tapak kuda dengan sumbu melengkung.

Gambar 2.19 Tribun Berbentuk Tapak Kuda Dengan Sumbu Melintang


(Sumber: Neufert, 2000)

26
2.5.3 Tempat Duduk Penonton
Menurut Dirjen PU, Standar Tata Cara Pelaksanaan Teknik Bangunan
Olahraga (1994), ukuran dan tata letak tempat duduk penonton adalah sebagai
berikut:
a. VIP dibutuhkan lebar minimal 0,50 m dan maksimal 0,60 m, dengan panjang
minimal 0,80 m dan maksimal 0,90 m.
b. Biasa dibutuhkan lebar minimal 0,40 m dan maksimal 0,50 m, dengan
panjang minimal 0,80 m dan maksimal 0,90 m.

Gambar 2.20 Ukuran Tempat Duduk


(Sumber:Dirjen PU, Standar Tata Cara Pelaksanaan Teknik Bangunan Olahraga,
1994)

2.5.4 Tata Letak Tempat Duduk Penonton


a. Tata letak tempat duduk VIP,diantara 2 gang maksimal 14 kursi, bila satu
dinding berupa kursi maka maksimal 7 kursi.
b. Tata letak tempat duduk biasa, diantara 2 gang, maksimal 16 kursi, bila satu
sisi berupa dinding maka maksimal 8 kursi.
c. Setiap 8-10 deret tempat duduk terdapat koridor.
d. Lokasi penempatan gang harus dihindarkan terbentuknya perempatan.
e. Kapasitas tempat duduk disesuaikan dengan daya tampung dalam 1 (satu)
kompartemenisasi.

27
Gambar 2.21 Tata Letak Tempat Duduk
(SumberrDirjen PU, StandarTata Cara Pelaksanaan Teknik Bangunan Olahraga,
1994)

2.5.5 Pintu, Penerangan, dan Ventilasi


Pintu, penerangan, dan ventilasi bangunan Menurut Dirjen PU, Standar
Tata Cara Pelaksanaan Teknik Bangunan Olahraga (1994), harus memenuhi
ketentuan sebagai berikut:
a. Lebar bukaan pintu minimal 1,10 m.
b. Jumlah lebar pintu dihitung atas dasar: mampu sebagai jalan ke luar untuk
jumlah pengunjung GOR maksimal dalam waktu 3 menit, dengan
perhitungan setiap lebar 55 cm untuk 40 orang/menit.
c. Jarak pintu satu dengan lainnya maksimal 25 m.
d. Jarak antara pintu dengan setiap tempat duduk maksimal 18 m.
e. Pintu harus membuka keluar, pintu dorong tidak boleh digunakan.
f. Bukaan pintu pada bidang arena tidak boleh mempunyai sisi atau sudut yang
tajam dan harus dipasang dengan rata dengan permukaan dinding atau lebih
kedalam.
g. Letak bukaan, dan ukuran bukaan ventilasi dan atau penerangan harus
diatur tidak menyilaukan pemain.
2.5.6 Tata Cahaya
Tingkat penerangan, pencegahan silau serta sumber cahaya lampu Menurut
Dirjen PU, Standar Tata Cara Pelaksanaan Teknik Bangunan Olahraga (1994), harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:

28
a. Tingkat penerangan horizontal pada arena 1 m diatas permukaan lantai.
Untuk latihan dibutuhkan minimal 200 lux,Untuk pertandingan dibutuhkan
minimal 300 lux,Untuk pengambilan video dokumentasi dibutuhkan minimal
1000 lux.
b. Penerangan buatan atau penerangan alami tidak boleh menimbulkan
penyilauan bagi pemain.
c. Pencegahan silau akibat matahari harus sesuai dengan SK SNI T-05-1989-F,
Departemen Pekerjaan Umum, tentang Tata Cara Penerangan Alami Siang
Hari untuk rumah dan gedung.
d. Sumber cahaya lampu atau bukan harus diletakan dalam satu arena pada
langit-langit sedemikian rupa sehingga sudut yang terjadi antara garis yang
menghubungkan sumber cahaya tersebut dengan titik terjauh dari arena
setinggi 1,5 m garis horizontalnya minimal 30˚.
e. Apabila gedung olahraga digunakan untuk menyelenggarakan lebih dari satu
kegiatan cabang olahraga, maka untuk masing-masing kegiatan harus
tersedia tata lampu yang sesuai untuk kegiatan yang dimaksud.
f. Masing-masing tata lampu harus merupakan instalasi yang terpisah satu
dengan yang lainnya.
g. Apabila menggunakan tata cahaya buatan, harus disediakan generator set
yang kapasitas dayanya minimum 60% dari daya terpasang, generator set
harus dapat bekerja maksimum 10 detik pada saat setelah aliran PLN padam.

29
2.6 Fasilitas - Fasilitas Penunjang Pusat Olahraga Papan Luncur
Menurut (Brown, 1978) Skatepark atau lapangan olahraga papan luncur
mempunyai prasarana berupa fasilitas– fasilitas penunjang, dalam hal ini fasilitas–
fasilitas tersebut berguna dan berhubungan dengan permainan tersebut. Karena
secara tidak langsung fasilitas– fasilitas tersebut sangat dibutuhkan oleh para
pengguna fasilitas Pusat Olahraga Papan Luncur.
2.6.1 Fasilitas primer
Loker dan tempat penitipan barang,Ruang ganti ,Tempat perawatan
pemain,Event center,Tempat pemain pemula, beginner, dan professional,tribun
penonton, Kantor pengelola,Toilet
2.6.2 Fasilitas sekunder
Café,Skateshop(Toko peralatan) , Hotspot area,Area parker, Area rekreasi
papan luncur.
2.7 Tinjauan Proyek Sejenis
2.7.1 Skate Agora BDN Barcelona

Gambar: 2.22 Skate Agora BDN Barcelona


Sumber : www.skateagora.com

30
Skate Agora BDN Barcelona adalah ruang terbuka yang di peruntukan untuk
lapangan umum 100% khusus untuk papan luncur, yang dirancang oleh California
Skateparks, pemimpin dunia dalam konstruksi arena papan luncur, Skate Agora
adalah arena papan luncur pertama di Eropa yang disetujui oleh Street League
Skateboarding dan disiapkan untuk menyelenggarakan kompetisi internasional.
Untuk luasan skate agora sendiri Hampir 5.000 m2, dengan obstacle, seperempat
pipa dan rel datar yang dirancang untuk pengendara paling pro, dan lainnya lebih
cocok untuk pemula.
Lokasi skate agora berada pada area strategis. Terletak di depan pantai
Barcelona, dengan rell kereta api dari pusat Barcelona dan dengan laut di latar
belakang, skating di Skate Agora adalah untuk meluncur di sebuah kuil skateboard
dalam suasana Mediterania.
Skate Agora sendiri adalah langkah menuju pemulihan pantai dan kemajuan
untuk daerah metropolitan Barcelona yang, meskipun berada di antara ibu skaters
dunia, menjadi yatim piatu karena fasilitas pada puncaknya.
2.7.2 SLS Galen Centre

Gambar: 2.23 Galen centre


Sumber : google maps
Galen centre adalah bangunan indoor skateboard kompetisi yang berada di
Los Angeles. Dengan luas area bermain papan luncur 577.5 m2 dan di kelilingi
dengan tribun penonton.

31
Gambar: 2.24 Skatepark galen centre
Sumber : streetleague.com
2.7.3 Donkey Skateboarding (Bali)

Gambar: 2.25 Donkey Skateboarding


Sumber : (https://www.skateboard.com.au/
skateparks/indonesia/donkey-skatepark/)

Donkey skateboarding adalah tempat untuk para pecinta papan luncur


bermain skateboardnya di arena yang sudah di fasilitasi. tujuan pendirian
skatepark ini untuk mengembangkan minat dan hobby masyarakat akan
kecintaannya terhadap permainan papan luncur (skateboard). Permainan
skateboard ini sangat berdampak positif karena telah memberikan kesempatan
terhadap minat seseorang terhadap hobbynya sehingga menjauhkan orang

32
tersebut dari hal yang negatif seperti menggunakan obat-obatan terlarang
(narkoba). Secara tidak langsung meraka pasti akan mendapat kan teman ketika
sedang bermain skateboard dan saling mengajari trik satu sama lain. Tidak hanya
para remaja yang menyukai permainan ini, banyak anak-anak yang sudah mahir
memainkan permainan skateboard dan peran orang tua sangat mendukung bakat
anaknya tersebut.

Gambar: 2.26
Layout Donkey Skateboarding

Luas Lahan Area keseluruhan Donkey Skateboarding ini yaitu 750 m2 dengan
Bangunan, meliputi :
a. Skatepark
Bangunan skatepark yang mencakup 50 orang untuk bermain di dalam
arena.
b. Skateshop
Menjual tiket dan peralatan yang digunakan oleh pemain papan luncur
(skateboarder)
c. Kantin
Menjual makanan dan minuman untuk para pengunjung, dan memiliki luas
+ 15 m2
a. Toilet
Memiliki luas + 6 m2
b. Gudang
c. Areal Parkir Kendaraan
Kpasitas kendaraan ,10 mobil dan 30 sepeda motor

33
Peralatan dan Sarana Utama Kegiatan
d. Half Pipe

Gambar: 2.27 Half pipe


Sumber : (https://www.skateboard.com.au/skateparks/
indonesia/donkey-skatepark/)

Bentuk arena ini adalah setengah pipa, dimana bagian kiri dan kanannya
melengkung, pada bagian tengah terdapat lintasan lurusnya.
h. Ramp

Gambar: 2.28 Ramp


Sumber : (https://www.skateboard.com.au/skateparks/
indonesia/donkey-skatepark/)

Arena ini berbentuk lengkungan yang digunakan untuk meluncur dari atas
dan mendapatkan kecepatang yang maksimal.

34
i. Kicker Ramp

Gambar: 2.29 Kicker ramp


Sumber : (https://www.skateboard.com.au/skateparks/
indonesia/donkey-skatepark/)

Kicker ramp ini adalah alat bantu yang digunakan untuk melompat agar
lompatan lebih tinggi, biasanya para skater menggunakan kicker ramp untuk
membantunya agar dapat melompati suatu benda yang tinggi, yaitu ketinggian
lebih dari 1 meter.
j. Box or Grind Ledge

Gambar: 2.30 Box or Grind Ledge


Sumber : (https://www.skateboard.com.au/skateparks/
indonesia/donkey-skatepark/)

35
Pemain papan luncur (skateboarder) menggunakan box atau grind ledge
untuk mempertunjukkan aksi meluncur menggunakan skateboard di atas box.
k. Pyramids

Gambar: 2.31 Pyramids


Sumber : (https://www.skateboard.com.au/skateparks/
indonesia/donkey-skatepark/)

Piramida memungkinkan skateboarder untuk mengubah arah aliran saat


melakukan trik dan menghasilkan kecepatan. Memanfaatkan piramida dalam
desain skatepark untuk membuat skateboarder lebih menantang.
l. Stair Grind

Gambar: 2.32 Stair Grind


Sumber : (https://www.skateboard.com.au/skateparks/
indonesia/donkey-skatepark/)

36
Rintangan ini membutuhkan kebernian yang ekstra karena skateboarder
meluncur diatas besi atau railing tangga. Biasanya skateboarder yang sudah
pro/mahir yang sudah biasa memakai rintangan ini, dan bagi yang masih
beginner/pemula dapat memakai Box atau Grind Ledge.
j. Spesifikasi Gedung
Bangunan skatepark memakai struktur rangka ruang yang memiliki
bentang 25 meter dan jarak antar tiangnya 4 meter, panjang dari bangunan ini
adalah 40 meter dan ketinggiannya 15 meter. Penerangan dari skatepark ini
memakai pencahayaan alami pada siang harinya karena disetiap sisinya terbuka
sehingga cahaya matahari dapat masuk dan menerangi ruang didalamnya, pada
malam hari penerangan memakai lampu TL. Untuk penghawaannyapun
menggunakan penghawaan alami, selain udara dapat masuk dari setiap sisi
bangunan, terdapat juga exhouse diatasnya sehingga udara yang masuk menjadi
maksimal.

37

Anda mungkin juga menyukai