Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Secara umum, sejarah olahraga dayung itu sendiri tidak bisa ditentukan

bangsa mana yang pertama kali menemukan olahraga tersebut. Hal tersebut

dikarenakan sejarah olahraga dayung sudah ada sejak zaman kuno sampai

modern, dimana pada masa itu manusia belum mengenal tulisan, sehingga sangat

sulit para ahli sejarah olahraga dayung untuk mengungkapkan dengan secara pasti

dari negara mana olahraga dayung berasal.

Suku Eskimo sejak dahulu kala sudah pernah menggunakan perahu kayak

untuk tujuan berburu dan transportasi selama berabad-abad. Kata kayak/kiak,

bermakna “perahu buatan manusia“ dalam bahasa Eskimo. Orang Eskimo

membuat perahu Canoe dari kulit rusah dan kulit pohon birchabark. Mereka

mengunakan perahu canoe yang polanya sudah mirip dengan penggunaan perahu

dayung modern yang ada sekarang.

Dayung Modern lahir di Inggris. Rekor pertama perlombaan kayak dan

canoe dalam sejarah modern di organisasikan di Inggris pada tahun 1715 oleh

seorang aktor Inggris yang bernama Thomas Dogget. Peningkatan besar dalam

adu kecepatan dan pelayaran kayak masuk pada tahun 1890-an. Seorang

Skotlandia John McGregor, sering dianggap sebagai Bapak kayak modern dengan

perahu kayak Rob Roy nya dengan panjangnya 4 meter, lebar 75 cm, dan beratnya

30 kg. Antara tahun 1864 dan 1867 ia melakukan tour ke perairan Inggris,

Prancis, Jerman, Swedia dan bahkan ke Palestina. Setelah kembali lagi ke Inggris
ia membuat organisasi The Royal Canoe Club. Pada tahun 1890-an canoe dan

kayak menjadi popular di benua Eropa.

Sementara di Indonesia sejarah perkembangan dayung tidak lepas dari

pembentukan suatu wadah yaitu Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia

(PODSI). PODSI di bentuk pada tahun 1977. Sebagai organisasi olahraga yang

dilahirkan pada zaman penjajahan Belanda, kelahiran PODSI betapapun terkait

dengan kegiatan politik menentang penjajahan. Cabang olahraga dayung

sebenarnya merupakan olahraga yang baru dikembangkan dan diperlombakan

baik di kejuaraan Nasional maupun Internasional. Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan oleh Soeprapto (1992:5) bahwa : “Olahraga dayung baru di

perlombakan dalam kejuaraan nasinol pada PON ke-VIII di Surabaya.

Di Kabupaten Simeulue sendiri terbentuknya PODSI pada

tahun…..bulan….tahun. Mengingat kabupaten Simeulue yang potensi perairannya

sangat bagus, maka pada tahun 2006 olahraga dayung mulai diaktifkan dan hingga

sekarang terus berkipra diberbagai Event. Hal ini tidak terlepas dari berbagai

dukungan dari berbagai pihak, terutama dukungan penuh dari seorang pelatih

yang bernama Lettu Budi Drajat. Peserta dayung Simeulue umumnya didominasi

oleh siswa sekolah menengah dan masyarakat umum. Sejak aktifnya olahraga

dayung di Simeulue pada tahun 2006 sampai sekarang, para pendayung Simeulue

telah banyak mengharumkan nama Simeulue. Hal ini dibuktikan dengan berbagai

prestasi yang diraih oleh mereka baik ditingkat Nasional maupun Internasinal.

Dalam melakukan kegiatan olahraga dayung, partisipasi dari masyarakat, instansi

dan juga sekolah-sekolah sangat diharapkan, sehingga muncul bibit usia muda.
Demikian juga atlet-atlet yang usia muda yang sangat cocok dikembangkan

olahraga dayung sehinga kemungkinan besar atlet yang berbakat dapat diorbitkan

menjadi atlet yang berprestasi atlet-atlet tersebut perlu diamati penyebabnya. Agar

perkembangan dan muncul atlet-atlet yang berprestasi untuk masa yang akan

datang serta mengkaji penyebab-penyebab naik turunnya suatu prestasi dari satu

tahun ketahun yang lain. Bertitik tolak dari hal tersebut diatas, maka peneliti

mengangkat judul “TINJAUAN PEMBINAAN OLAHRAGA DAYUNG DI

KABUPATEN SIMEULUE TAHUN 2004-2009 ”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas permasalahan yang dapat dirumuskan

dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana upaya pembinaan PODSI di Kabupaten Simeulue dari tahun

2004-2009?

2. Apa saja hambatan yang ditemui PODSI Kabupaten Simeulue dari tahun

2004-2009?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan pembinaan Olahraga Dayung dari tahun 2004-

2009 di Kabupaten Simeulue.

2. Untuk mengungkap upaya pembinaan PODSI di Kabupaten Simeulue

tahun 2004-2009.
3. Untuk mengungkapkan hambatan yang ditemui PODSI Kabupaten

Simeulue tahun 2004-2009.

1.4 Pentingnya Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data yang kongkrit tentang

perkembangan PODSI Kabupaten Simeulue dari tahun 2004-2009. Dengan

demikian, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu pedoman dan

sumbangan pemikiran dalam meningkatan pembinaan cabang olahraga PODSI

dalam pembinaan masa yang akan datang.

1.5 Anggapan Dasar

Menurut Surachmad (1988-44) “Anggapan dasar atau postulat adalah titik

tolak pemikiran yang kebenarannya dapat diterima oleh penyelidik”. Dengan

demikian berarti anggapan dasar juga merupakan landasan pemikiran dalam

melaksanakan penelitian. Beranjak dari pemikiran tersebut penulis menetapkan

anggaran dasar penelitian ini sebagai berikut : “Kemampuan fisik adalah salah

satu faktor penting untuk mendukung melakukan pekerjaan secara terampil dan

dapat ditunjukkan dalam Olahraga Dayung untuk hasil yang maksimal.

1.6 Pertanyaan Penelitian.

1. Bagaimanakah upaya pembinaan PODSI Kabupaten Simeulue dari tahun

2004-2009?

2. Hambatan-hambatan apa saja yang ditemui PODSI Kabupaten Simeulue

dari tahun 2004-2009?

Anda mungkin juga menyukai