[Gambar-Galeri_AE2020_Final_Praveen_Melati-15]
Pembibitan pemain Indonesia sangatlah baik. Hal ini dibuktikan adanya audisi
yang diselenggarakan oleh klub persatuan bulu tangkis terbaik Indonesia untuk
mencari pemain terbaik di setiap daerah agar dibimbing dan dilatih menjadi pemain
hebat. Kemudian diseleksi kembali untuk dibimbing di PBSI dengan status magang
agar kemampuan pemain bulu tangkis lebih baik lagi dan diterbangkan ke berbagai
negara untuk mengikuti pertandingan-pertandingan untuk pengalaman bermain. Hal
ini sudah dibuktikan tim junior Indonesia dapat memulangkan piala Suhandinata
pada ajang World Junior Championships tahun 2019 di Kazan, Russia.
Bukan atlet jaman sekarang saja, seorang legenda Indonesia pada tahun
1992 menjuarai olimpiade di Barcelona, Spanyol mewakilkan Indonesia, legenda
tersebut adalah Susi Susanti. Dengan nasionalisme yang tinggi Susi Susanti
menjuarai banyak pertandingan atas nama Indonesia. Saat ini Susi Susanti dilihat
sebagai panutan untuk juniornya khususnya di sektor tunggal putri.
Dibalik prestasi yang didapatkan tim bulu tangkis Indonesia ada peran
seorang pelatih yang membimbing dan memberi motivasi kepada pemainnya. Salah
satu pelatih yang sukses saat ini adalah Herry Imam Pierngadi, yaitu pelatih ganda
putra utama Indonesia. Herry sudah membawa anak didiknya membawa gelar juara
dan medali emas di beberapa pertandingan, salah satunya pertandingan All England
2019, Herry dapat membawa anak didiknya Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan
menjuarai pertandingan All England 2019. Pertandingan All England adalah
pertandingan tertua di dunia dan salah satu pertandingan terbesar di dunia bulu
tangkis.
Salah satu negara yang ada di benua Eropa yang permainan bulu tangkisnya
setara dengan negara-negara di Asia, yaitu Denmark. Denmark cukup sering
menjuarai pertandingan yang diadakan di benua Asia maupun Eropa, contoh saja
pemain Denmark yang berprestasi yaitu Viktor Axelsen dan Anders Antonsen.
Mereka berkecimpung di sektor tunggal putra dan bertengger di peringkat 10 besar
dunia. Walaupun, di benua Eropa bulu tangkis kurang diminati, permainan pemain
Denmark tidak kalah dengan negara yang ada di benua Asia.
Sayangnya, bulu tangkis kurang begitu diminati di luar asia, karena kalah
pamor dengan olahraga raket lainnya yaitu tenis. Tenis lebih mendapat banyak cover
media, atensi, dan peminat. Padahal bagi saya bulu tangkis jauh lebih attractive ,
quick dan of course entertaining. Hadiah turnamen bulu tangkis pun kalah jauh dari
pertandingan-pertandingan tenis dunia. Mungkin, karena mayoritas yang jago bulu
tangkis dari asia. Tetapi di Indonesia, bulu tangkis bisa dibilang sudah merakyat dan
membudaya, selain karena sejarah dan prestasinya yang dicapai, juga karena
olahraga ini relatif murah, tidak semahal tenis misalnya. Inilah PR bagi BWF
terutama lebih memasyarakatkan bulu tangkis yang sebenarnya begitu indah dan
menarik ini ke dunia.