Anda di halaman 1dari 12

Analisis Hubungan Antara Laba Akuntansi, Arus Kas Operasional dan

Jumlah Kas Akhir Tahun dengan Deviden Kas pada Perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2010

Rumusan masalah :

1. Apakah terdapat hubungan positif antara laba akuntansi dengan deviden


kas ?
2. Apakah terdapat hubungan positif antara arus kas operasi dengan deviden
kas?
3. Apakah terdapat hubungan positif antara kas akhir tahun dengan deviden
kas?

Hipotesis :
Ho1 = Tidak terdapat hubungan positif antara laba akuntansi dengan deviden kas.

Ha1 = Terdapat hubungan positif antara laba akuntansi dengan deviden kas.

Ho2 = Tidak terdapat hubungan positif antara arus kas koperasi dengan deviden
kas.

Ha2 = terdapat hubungan positif antara arus kas koperasi dengan deviden kas.

Ho3 = Tidak terdapat hubungan positif antara Jumlah Kas Akhir Tahun dengan
deviden kas.

Ha3 = terdapat hubungan positif antara jumlah kas akhir tahun dengan deviden
kas.
Koefisien korelasi :

1. Korelasi positif (+) berarti jika variabel X1 mengalami kenaikan maka


variabel X2 juga akan mengalami kenaikan atau jika variabel X2 mengalami
kenaikan maka variabel X1 juga akan mengalami kenaikan.
2. Korelasi negatif (-) berarti jika variabel X1 mengalami kenaikan maka
variabel X2 mengalami penurunan atau jika variabel X2 mengalami
kenaikan maka variabel X1 mengalami penurunan.

Pengelompokan keeratan korelasi :

Nilai Korelasi
0 – 0.199 Sangat lemah
0.200 – 0.399 Lemah
0.400 – 0.599 Sedang
0.600 – 0.799 Kuat
0.800 – 1.000 Sangat Kuat
Berikut adalah data Laba Akhir Tahun per Share, Arus Kas Operasi per Share,
Jumlah Kas Akhir Tahun per Share dan Deviden per Share :

AKO JKAT DEVIDEN


LA PER
No Nama Perusahaan PER PER PER
SHARE
SHARE SHARE SHARE
1 PT DELTA DJAKARTA 8,715.75 1,982.28 15,536.07 9,500.00
2 PT FAST FOOD INDONESIA 447.28 657.87 838.56 83.00
3 PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR 336.30 786.97 1,188.93 93.00
4 PT MAYORA INDAH 631.48 310.80 615.86 100.00
21,021.1
5
PT MULTI BINTANG INDONESIA 7 15,190.13 9,804.60 3,650.02
6 PT TUNAS BARU LAMPUNG 52.10 80.42 51.32 9.69
7 PT GUDANG GARAM 2,154.93 1,492.97 649.27 650.00
8 PT HANJAYA MANDALA SAMPOERNA 1,426.98 1,568.88 713.24 1,485.35
9 PT EVER SHINE TEX 0.74 10.72 6.04 2.00
10 PT SEPATU BATA 4,690.39 8,179.55 358.42 2,370.00
11 PT FAJAR SURYA WISESA 114.21 470.13 68.56 23.00
12 PT AKR CORPORINDO 81.97 112.82 182.40 54.94
13 PT BUDI ACID JAYA 11.96 40.79 46.09 9.32
14 PT COLORPAK INDONESIA 92.84 20.88 30.80 30.20
15 PT EKADHARMA INTERNATIONAL 43.80 24.97 3.04 3.00
16 PT RESOURCE ALAM INDONESIA 166.03 175.39 89.69 10.00
17 PT ASAHIMAS FLAT GLASS 762.61 1,110.36 1,246.78 40.00
18 PT BERLINA 251.89 437.54 300.77 87.00
19 PT TRIAS SENTOSA 63.30 62.58 35.84 19.50
20 PT YANAPRIMA HASTAPERSADA 31.72 33.59 2.50 20.00
21 PT INDOCEMENT TUNGGAL PRAKARSA 876.05 917.11 1.27 225.00
22 PT SEMEN GRESIK 612.53 566.36 617.76 308.45
23 PT CITRA TUBINDO 229.60 232.64 538.29 160.00
24 PT LION METAL WORKS 742.68 625.30 2,863.85 125.00
25 PT LIONMESH PRIMA 92.04 120.80 14.71 3.61
26 PT PELAT TIMAH NUSANTARA 188.34 155.72 167.74 31.17
27 PT ARWANA CITRAMULIA 43.07 62.93 21.82 7.00
28 PT SURYA TOTO INDONESIA 3,912.26 3,150.39 4,108.38 1,200.00
29 PT ASTRA GRAPHIA 87.82 136.73 156.55 10.00
30 PT METRODATA ELECTRONICS 14.20 73.87 45.27 0.95
31 PT MULTIPOLAR 366.30 76.65 393.89 2.15
32 PT ASTRA INTERNATIONAL 3,548.60 718.07 1,730.33 1,300.03
33 PT ASTRA OTOPARTS 1,479.45 485.83 629.49 635.84
34 PT GAJAH TUNGGAL 238.36 290.11 248.53 15.00
35 PT GOODYEAR INDONESIA 1,808.75 4,761.91 3,052.13 240.75
36 PT HEXINDO ADIPERKASA 358.93 204.48 293.27 145.00
37 PT INDO KORDSA 298.13 127.70 123.40 125.00
38 PT INDOSPRING 1,896.25 196.53 361.08 250.00
39 PT INTRACO PENTA 192.32 162.45 149.46 30.00
40 PT MULTISTRADA ARAH SARANA 28.76 82.37 5.12 1.00
41 PT SELAMAT SEMPURNA 10.04 10.10 0.96 2.40
42 PT TUNAS RIDEAN 48.21 53.07 43.24 5.00
43 PT UNITED TRACTORS 1,164.28 728.67 403.80 490.06
44 PT DARYA-VARIA LABORATORIA 99.00 116.62 225.42 22.50
45 PT KALBE FARMA 126.66 123.46 186.42 25.00
46 PT KIMIA FARMA 24.98 25.05 47.79 3.38
47 PT MEREK 5,303.32 7,124.25 4,816.90 4,909.00
48 PT TEMPO SCAN PACIFIC 108.64 128.46 310.75 65.00
49 PT MANDOM INDONESIA 653.74 781.89 642.10 320.00
50 PT MUSTIKA RATU 57.05 10.78 189.18 9.82
51 PT CAHAYA KALBAR 99.37 -694.79 26.32 75.00
PT SINAR MAS AGRO RESOURCES
52
TECHNOLOGY 438.87 -80.08 102.00 75.00
53 PT LAUTAN LUAS 111.52 -189.67 297.15 34.00
54 PT SORINI AGRO ASIA CORPORINDO 69.17 -233.63 269.06 55.00
55 PT UNGGUL INDAH CAHAYA 98.14 -168.08 354.62 52.29
56 PT TEMBAGA MULIA SEMANAN 175.80 -8,561.33 3,324.11 700.00
57 PT SUMI INDO KABEL 15.03 -118.61 415.03 14.00
PT SUPREME CABLE MANUFACTURING
58
& COMMERCE 296.57 -145.82 492.42 30.00

Proses penginputan data SPSS


Proses pemberian nama masing-masing variabel

Uji Normalitas Data


Pilih “Regression” kemudian pilih “Linier”.

Memasukkan variabel X1,X2,X3 kedalam field Variabel “Independent” dan


Variabel Y1 kedalam field variabel “Dependent”. Kemudian Pilih Save

Pilih “Unstandardized” pada Residuals kemudian Pilih “Continue”.


Setelah itu pilih “OK”

Ini merupakan hasil output Regresi Linier


Akan terdapat tambahan 1 variabel residual pada data tersebut

Setelah itu pilih “Nonparametric Test lalu pilih “Legacy Dialogs kemudian pilih
“1-Sample K-S”.
Akan muncul kotak dialog One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Masukkan
Variabel “Unstandardized Residual” kedalam field “Test Variable List” kemudian
checklist “Normal” lalu pilih “OK”.

Berikut adalah hasil dari uji normalitas dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Data
yang terdistribusi normal akan memiliki angka signifikan (sig) yang lebih dari
0.05. Dapat dilihat dari output SPSS terlihat bahwa variabel tersebut memiliki
angka signifikasi (sig) 0.000, berarti data variabel tersebut tidak terdistribusi secara
normal.

Uji Spearman
Pilih “Correlate” kemudian “Bivariate”.

Pada kotak dialog “Bivariate Correlations” masukkan variabel X1,X2,X3 dan Y1


kedalam field “Variables”. Lalu checklist “Spearman”, “One-tailed”, dan “Flag
significant correlations” lalu pilih “OK”.
Hasil dari uji Spearman

Dari hasil diatas menunjukkan koefisien korelasi laba akuntansi dengan deviden
kas positif 0.869 yang berarti keeratan korelasi antara laba akuntansi dengan
deviden kas sangat kuat dan searah. Nilai p-value pada kolom sig.(1-tailed) 0.000
< 0.05 berarti Ho1 ditolak. Artinya terdapat hubungan antara laba akuntansi
dengan deviden kas.

Koefisien korelasi arus kas operasi dengan deviden kas positif 0.650 berarti
keeratan korelasi arus kas operasi dengan deviden kas adalah kuat dan searah. Nilai
p-value pada kolom sig.(1-tailed) 0.000 < 0.05 berarti Ho2 ditolak. Artinya
terdapat hubungan antara arus kas operasi dengan deviden kas.

Koefisien korelasi jumlah kas akhir tahun dengan deviden kas positif 0.754
berarti keeratan korelasi jumlah kas akhir tahun dengan deviden kas adalah kuat
dan searah. Nilai p-value pada kolom sig.(1-tailed) 0.000 < 0.05 berarti Ho2
ditolak. Artinya terdapat hubungan antara arus kas operasi dengan deviden kas.

Anda mungkin juga menyukai