Anda di halaman 1dari 8

TUGAS :

WAWASAN KEMARITIMAN

PELAYARAN DAN AKTIFITAS KENELAYANAN

OLEH :
AKRAM SAMUI
M1A120042
KEHUTANAN_A

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT., karena atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya lah sehingga penulis masih diberi, kesehatan kekuatan serta nikmat
yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini meskipun
penulis sadar bahwa masih banyak terapat kekurangankekurangan yang harus dibenahi
Tak lupa Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dosen mata kuliah Wawasan
Kemaritiman yang telah membimbing penulis, agar tugas ini dapat terselesaikan dengan
cepat. Penulis juga banyak mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan teman-teman
yang telah memberi motivasi kepada penulis agar penulis juga dapat menyelesaikan tugas
ini.
Makalah ini dibuat agar pembaca dapat mengetahui pengetahuan tentang
pelayaran dan aktifitas kenelayanan. Tugas ini dibuat oleh penulis dengan berbagai
macam rintangan baik dari dalam maupun luar pribadi penulis. Walaupun laporan ini
masih memiliki kelebihan dan kekurangan, penulis mohon saran dan kritiknya. Terima
kasih

Kendari 12 juli 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………..

DAFAR ISI………………………………………………..

BAB I PENDAHULUA
1.1. Latar Belakang……………………………….
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan dan Manfaat………………………….

BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pengertian Hak Pelayaran………………………
2.2.Kenelayanan…………………………………….

BAB III PENUTUP


3.1.Simpulan ……………………………………………
3.2.Saran………………………………………………….

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Idonesia merupakan Negara kepulauan yang memiliki laut yang sangat
luas.Bangsa Indonesia terletak antara dua benua dan dua samudra yang menyebabkan lalu
lintas pelayaran antara kedua benua harus dapat di kontrol. Dalam sejarah laut bangsa
indonesia dikenal sebagai sarana vital bagi perdagangan internasional karena
perdagangan atau ekspor-impor barang antarnegara tersebut diangkut oleh kapal melalui
pelayaran di laut, dan sampai sekarang pelayaran yang mengangkut barang-barang
ekspor-impor itumendominasi kurang lebih 90 persen.
Pelayaran internasional itu dikuasaioleh Negara-negara maju yang memiliki
armada kapal yang besar dan kuat, sehingga Negara-negara berkembang meskipun
memiliki laut belum mendapatkan keuntungan yang optimal dari pelayaran internasional
tersebut. Bangsa Indonesia juga sejak dahulu hidup dan bergantung pada laut. segala
aktifitas mereka seperti menangkap ikan, berada pada laut. Menurut UU no 31 tahun
2004 orang yang mata pencahariannya melakukan menangkap ikan disebut nelayan.
Nelayan Indonesia pada umunya tinggal di daerah pesisir. Kehidupan nelayan di
Indonesia sangat bergantung pada keadaan cuaca.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam tugas ini yaitu:
a.Pengertian hak pelayaran?
 b.  Kenelayanan?
 
1.3 Tujuan dan Manfaat
Adapun tujuan dan manfaat dalam tugas ini yaitu:
a.  Mengetahui pengertian hak pelayaran
 b.  Mengetahui kenelayanan dan segala aktifitasny

BAB II
PEMBAHASAN

2.1.. Pengertian Hak Pelayaran


Pelayaran adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas angkutan di perairan,
kepelabuhanan, keselamatan dan keamanan, serta perlindungan lingkungan maritime.
Hak pelayaran ialah bagian dri hak maritime yang telah ditetapkan oleh Negara sehingga
hak pelayaran juga telah diatur dalam perundangundangan. Pelayaran internasional
berada dalam wadah organisasi dunia, yang disebut International Maritime
Organizationatau IMO yang bermarkas di London. IMO telah banyak mengeluarkan
berbagai aturan pelayaran internasional yang mengikat setiap Negara termasuk Indonesia
dan Indonesia  juga telah meratifikasi beberapa perjanjian internasional di buat IMO
tersebut. Dalam pelayaran dikenal dengan beberapa hak dalam pelayaran yaitu hak lintas
damai,hak lintas transit dan hak lintas alur kepulauan. Hak lintas damai dan bukan damai
 
Dalam Pasal 17 Konvensi mengatur bahwa kapal dari semua Negara baik  Negara
pantai maupun Negara tidak berpantai mempunyai hak lintas damai melalui laut
territorial.
Pasal 18 Konvensi memberikan pengertian lintas (passage), yaitu  berlayar atau
navigasi melalui laut territorial untuk tujuan melintasi laut tanpa memasuki perairan
pedalaman atau singgah di tempat berlabuh di tengah laut (roadsteads).
Pasal 19 Konvensi menyebutkan bahwa lintas adalah damai selama tidak
menggangu kedamaian, ketertiban atau keamanan Negara pantai, sedangkan lintas
dianggap bukan damai apabila membayakan kedamaian,
ketertiban, atau keamanan Negara pantai

Hak lintas transit


Dalam Pasal 37 menyatakan bahwa lintas transit (transit passage) berlaku  pada
selat selat yang digunakan untuk pelayaran internasional antara satu  bagian laut lepas
(high  seas) atau zona ekonomi eksklusif dan bagian laut lepas atau zona ekonomi
eksklusif lainnya. Sedangkan hak lintas transit itu sendiri terdapat dalam Pasal 38
Konvensi yang mengatakan bahwa semua kapal ( ships) dan pesawat udara (aircraft )
mempunyai hak lintas transit yang tidak boleh dihalangi.

Hak lintas alur kepulauan


Dalam pasal 53 Suatu Negara Kepulauan dapat menentukan alur laut dan rute
penerbangan di atasnya, yang cocok digunakan untuk lintas kapal dan  pesawat udara
asing yang terus menerus dan langsung serta secepat mungkin melalui atau diatas
perairan kepulauannya dan laut teritorial yang  berdampingan dengannya. Semua Kapal
dan Pesawat Udara menikmati hak lintas alur laut kepulauan dalam alur laut dan rute
penerbangan demikian.
 

Lintas alur laut


kepulauan berarti pelaksanaan hak pelayaran dan penerbangan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan Konvensi ini dalam cara normal semata-mata untu melakukan transit
yang terus menerus, langsung dan secepat mungkin serta tidak terhalang antara satu
bagian laut lepas atau ZEE dan bagian laut lepas atau ZEE lainnya

2.2. Kenelayanan
Kenelayanan berasal dari kata nelayan. menurut undang-undang no 31 tahun 2004
nelayan ialah orang yang mata pencahariannya melakukan penangkapan ikan.
Menurut Ensiklopedia Indonesia (1990),Nelayan >>> orang yang secara aktif
melakukan kegiatan menangkap ikan, baik secara langsung maupun secara tidak
langsung sebagai mata pencaharian Penggolongan sosial nelayan ditinjau dari 3 sudut
pandang :

a. Segi penguasaan alat-alat produksi/peralatan tangkap


- Nelayan pemilik
- Nelayan buruh
 b.  Tingkat skala investasi modal usaha
- Nelayan besar
- Nelayan kecil
c.  Tingkat teknologi peralatan tangkap yang digunakan
- Nelayan modern
- Nelayan tradisional

Faktor -Faktor Penyebab Kemiskinan Nelayan


Kemiskinan ialah ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan hidup khususnya
kebutuhan hak dasar, seperti pangan, kesehatan, pendidikan, dsb. 

Penyebab kemiskinan nelayan yaitu faktor alamiah dan faktor non alami.
a)  Faktor alamiah
- Fluktuasi musim - musim penangkapan ikan
- Struktur alamiah sumberdaya ekonomi
b) Faktor non alamiah Berhubungan dgn keterbatasan daya jangkau teknologi
penangkapan ikan
- Ketimpangan dalam sistem bagi hasil
- Tidak adanya jaminan sosial tenaga kerja
- Lemahnya penguasaan jaringan pemasaran hasil tangkapan
- Belum berfungsix koperasi nelayan yang ada

Pola Strategi & Adaptasi Nelayan


Pola strategi adaptasi meliputi:
-Pembentukan rumah tangga yang luas>>> hidup secara berkelompok dengan
rumah tangga lain dalam satu pemukiman
-Pemenuhan kebutuhan pangan sehari-hari menerapkan prinsip “asal  perut
kenyang” tanpa memperhatikan lagi nilai gizi & nutrisi yang terkandung dalam makanan
-Menghadapi musim panceklik >>> membina hubungan patro-klien dalam
aktifitas kerja
- Bekerja secara serabutan >>> bekerja tidak hanya melakukan  penangkapan ikan
>>> nelayan cenderung mencari pekerjaan tambahan
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Bangsa Indonesia memiliki laut yang sangat luas dan merupakan Negara dengan
pertemuan dua benua (benua asia dan Australia) dan dua samudra (samudra pasifik dan
hindia). Hal ini menyebabkan lalu lintas pelayaran kapal antara kedua benua harus
melewati perairan. Bangsa Indonesia memegang  peranan penting dalam lalulintas
pelayaran tersebut. Untuk mencegah agar tidak terjadi kesalahan dalam pelayaran
pemerintah telah membuat undangundang yang membahas tentang pelayaran
diIndonesia.

 Nelayan umumnya tinggal di daerah pesisir,Berbagai aktifitas tiap harinya


mereka lakukan.Salah satu persoalan hidup yang harus mereka hadapi yaitu masalah
kemiskinan,pemerintah Indonesia telah menyediakan sarana dan prasarana untuk
menghadapi persoalan tersebut,namun baru hanya sebagian nelayan yang merasakan
fasilitas tersebut.

3.2. Saran
Indonesia yang memiliki laut sangat luas itu tidak diimbangi dengan kekuatan
pelayaran baik pelayaran nasional dengan asas cabotageapalagi pelayaran
internasionalnya. Perlu Perbanyak sosialisasi kepada para nelayan, guna mengontrol
segala aktifitas nelayan

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Chairul, S.H. 1989.  Hukum Internasional, Horizon Baru Hukum Laut
nternasional. Djambatan: Konvensi Hukum laut 1982, ,
Kusnadi. 2000.   Nelayan: Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial . Bandung:
Humaniora Utama Press

Anda mungkin juga menyukai