Tumbuhan
Perkembangan tidak bisa dilihat dengan mata telanjang atau diukur dan ditimbang.
Ini karena perkembangan dalam biologi mengacu kepada proses menuju kedewasaan. Karena
tidak bisa diukur dan ditimbang, perkembangan cuma bisa diukur secara kualitatif.
Maksudnya begini, kalau kamu perhatikan bayi yang baru lahir, bayi tersebut cuma bisa
nangis. Tapi begitu bayi tersebut memasuki usia satu sampai tiga tahun, ia mulai lancar
mengoceh. Inilah yang disebut sebagai perkembangan,
1.1.1 Ciri makhluk hidup
Movement ( bergerak )
Respiration ( respirasi atau bernafas )
Sensitivity ( sensitif atau peka terhadap rangsang atau irritabilitas )
Growth ( tumbuh atau mengalami pertumbuhan )
Reproduction ( reproduksi atau memperbanyak dirinya sendiri )
Excretion ( ekskresi atau mengeluarkan zat sisa )
Nutrition ( nutrisi )
Gambar 1. Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan
Pertumbuhan Perkembangan
a. proses pertambahan ukuran (volume, a. proses menuju kedewasaan makhluk
massa, jumlah) sel hidup
b. bersifat kuantitatif (bisa diukur) b. bersifat kualitatif (tidak bisa diukur)
c. irreversible (tidak bisa balik) c. reversible (bisa balik)
Pertumbuhan primer
Setelah biji berkecambah, selanjutnya akan membentuk akar, batang, dan daun. Pada
bagian ujung – ujung akar dan ujung batang, terdapat jaringan yang sel – selnya aktif
membelah secara mitosis, yang disebut meristem primer. Aktivitas sel – sel jaringan
meristem primer menyebabkan pertumbuhan memanjang pada bagian ujung batang
maupun ujung akar. Proses pertumbuhan memanjang pada ujung akar dan ujung
batang disebut pertumbuhan primer. Pertumbuhan memanjang pada batang dapat
diukur secara kuantitatif dengan menggunakan alat auksanometer.
Gambar 10. Auksanometer, terdiri atas dua macam, yaitu auksanometer busur dan
auksanometer Pfeffer
Tumbuhan memiliki dua titik pertumbuhan primer, yaitu titik tumbuh pada akar dan titik
tumbuh pada batang.
a. Titik tumbuh akar
Titik tumbuh akar merupakan bagian jaringan meristem akar yang dilindungi oleh
tudung akar (kaliptra). Tudung akar mengeluarkan lendir polisakarida yang berfungsi
untuk melumasi akar sehingga mengurangi gesekan antara ujung akar dan butir – butir tanah
pada saat akar menembus tanah. Jaringan meristem akar banyak mengandung cadangan
makanan yang diperlukan dalam metabolisme. Hasil metabolisme digunakan untuk proses
perpanjangan akar.
Berdasarkan aktivitas sel dan struktur jaringannya, titik tumbuh akar dibagi menjadi tiga
daerah, yaitu zona pembelahan sel (pembentukan sel), zona pemanjangan sel, dan zona
diferensiasi. Namun, zona – zona tersebut bergabung tanpa ada batasan yang jelas.
1) Zona pembelahan sel (pembentukan sel) tersusun dari kumpulan sel yang berukuran
kecil, berdinding tipis, berbentuk seragam, dan sel – sel aktif membelah secara cepat.
2) Zona pemanjangan sel terletak di belakang zona pembelahanm, sel – selnya memanjang
sampai berukuran sepuluh kali Panjang semula sehingga mendorong ujung akar. Sel – sel
penyusunnya tampak berbeda baik ukuran maupun bentuknya.
3) Zona diferensiasi (pematangan) sel menunjukkan perbedaan bentuk dan ukuran sel –
sel yang semakin jelas. Dinding sel mengalami penebalan karena terjadi penimbunan
substansi material di bagian dalamnya. Pada zona ini, terjadi proses organogenesis dan
lapisan epidermis akar telah memiliki rambut – rambut akar untuk menyerap garam – garam
mineral dari dalam tanah.
Jaringan primer akan terbentuk dari ketiga jenis jaringan meristem primer sebagai berikut.
1) Protoderm, yaitu meristem primer yang terletak paling luar dan akan membentuk
epidermis.
2) Prokambium, terletak di bagian paling dalam, akan menjadi stele (silinder pusat) yang
terdiri atas perisikel, berkas pembuluh xilem dam floem. Dari lapisan sel – sel perisikel, dapat
tumbuh akar lateral (samping).
3) Meristem dasar, terletak di antara protoderm dan procambium, akan membentuk jaringan
dasar, yaitu sel – sel parenkim pengisi korteks.
Gambar 11. Daerah titik tumbuh akar
Floem sekunder dan jaringan di luarnya berkembang menjadi kulit. Selama bertahun –
tahun, pertumbuhan kayu lebih cepat dan tidak seimbang dengan pertumbuhan kulitnya.
Epidermis yang dihasilkan oleh pertumbuhan primer akan pecah – pecah, mengelupas,
kering, dan jatuh dari batang. Epidermis berfungsi sebagai pelindung sehingga jika
mengalami kerusakan akan mengganggu jaringan yang terdapat di dalamnya. Untuk itu,
tumbuhan membentuk jaringan pelindung baru yang dihasilkan oleh kambium gabus
(felogen). Sel – sel kambium gabus akan membelah ke arah luar membentuk felem dan kea
rah dalam membentuk feloderm. Ketiga jaringan sekunder felem, felogem, dan feloderm
secara kolektif disebut periderm.
Felem merupakan lapisan gabus yang terdiri atas sel – sel mati yang mengandung suberin
(bahan berlilin) pada dinding selnya sehingga kedap air dan udara. Sementara itu, feloderm
merupakan korteks sekunder yang terdiri atas sel – sel hidup dan tidak mengandung suberin.
Lapisan gabus tidak semuanya rapat, terdapat celah – celah yang disebut lentisel. Lentisel
berfungsi sebagai jalur keluar masuknya udara pernapasan. Lentisel pada batang mudah
diamati. Jika permukaan batang tumbuhan diraba, akan terasa ada benjolan – benjolan kecil
yang kasar dan terlihat pori – pori di tengahnya.
1.1.6 Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Dan Perkembangan Pada Tumbuhan
(2) Fungsi nutrisi dan defisiensi yang timbul akibat kekurangan unsur mikro
g. Cahaya matahari
Cahaya matahari juga memengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Tumbuhan yang tumbuh di
tempat gelap akan tumbuh lebih cepat, namun dengan kondisi pucat, kurus, dan daunnya
tidak berkembang (etiolasi). Keadaan ini terjadi akibat tidak adanya cahaya sehingga dapat
memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel – sel tumbuhan.
a. Hormon Auksin
Penemu: Fritz Went (peneliti asal Belanda)
Struktur Auksin
Struktur yang paling dikenal adalah IAA (Indole Acetic acid), yang mirip dengan asam
amino tryptophan. Aktivitasnya dihambat oleh cahaya matahari. Auksin disintesis di
meristem apikal, daun – daun muda dan biji.
Fungsi Hormon Auksin
1. Merangsang pemanjangan sel pada daerah titik tumbuh.
2. Merangsang pembentukan akar.
3. Merangsang pembentukan buah tanpa biji (partenokarpi).
4. Merangsang differensiasi jaringan pembuluh.
5. Merangsang absisi (pengguguran pada daun).
6. Berperan dalam dominasi apikal.
b. Hormon Giberelin
Penemu: Eiichi Kurosawa
Hormon ini disintesis di meristem tunas apikal dan akar, daun muda, dan embrio
Fungsi Giberelin
1. Merangsang pemanjangan batang dan pembelahan sel.
2. Merangsang perkecambahan biji.
3. Memecah dormansi biji.
4. Merangsang pembungaan dan pembuahan.
c. Hormon Sitokinin
Penemu: Van Overbeek
Di sintesis dalam akar dan diangkut ke organ lain.
Fungsi Sitokinin
1. Bersama auksin dan giberelin merangsang pembelahan dan pemanjangan sel.
2. Menghambat dominansi apikal oleh auksin.
3. Merangsang pemanjangan titik tumbuh.
4. Mematahkan dormansi biji serta merangsang pertumbuhan embrio.
5. Merangsang pembentukan akar cabang.
6. Menghambat pertumbuhan akar adventif.
7. Menghambat proses penuaan (senescence) daun, bunga, dan buah dengan cara mengontrol
proses kemunduran yang menyebabkan kematian sel – sel daun.
TETAP SEMANGAT!!!
DAFTAR ACUAN