Anda di halaman 1dari 13

RESUME MATERI KONSEP PERUBAHAN

Disusun oleh :

Nama : Fatimatus Sania

Nim : 202102030078

Kelas :C

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PENDIDIKAN NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN

TAHUN AJARAN 2021/2022


A. KONSEP BERUBAH

1. Atkinson (1987)

Mendefinisikan berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat


sesuatu atau seseorang berbeda dengan keadaan sebelumnya.

2. Brooten (1978)

Mendefinisikan berubah merupakan proses yang menyebabkan perubahan


pola perilaku individu atau institusi. Berubah adalah bagian dari kehidupan
setiap orang; berubah adalah cara seseorang bertumbuh, berkembang, dan
beradaptasi. Perubahan dapat positif atau negatif terencana atau tidak
terencana. Perubahan adalah proses membuat sesuatu yang berbeda dari
sebelumnya.

3. Sullivan dan Decker (2001)

Perubahan adalah suatu proses dimana terjadinya peralihan atau perpindahan


dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis, artinya dapat
menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada. Perubahan dapat mencakup
keseimbangan personal, sosial maupun organisasi untuk dapat menjadikan
perbaikan atau penyempurnaan serta dapat menerapkan ide atau konsep
terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.

B. SIFAT PERUBAHAN (LASCASTER, 1982)

1. Berkembang

Sifat perubahan ini mengikuti dari proses perkembangan yang baik pada
individu, kelompok atau masysrakat secara umum , proses perkembangan ini
dimulai dari keadaan atau yang paling besar menuju keadaan yang optimal
atau matang ,sebagai mana dalam perkembangan manusia sebagai mahluk
individu yang memiliki sifat yang selalu berubah dalam tingkat perkembangan
nya.
2. Spontan

Sifat perubahan ini dapat terjadi karena keadaan yang dapat memberikan
respon tersendiri terhadap kejadian-kejadian yang bersifat alamiah yang
diluar kehendak manusia yang tidak diramalkan atau diprediksi hingga sulit
untuk di antisipasi seperti perubahan keadaan alam, tanah longsor banjir dll.
Semuanya akan menimbulkan terjadi perubahan baik dalam diri, kelompok
atau masyarakat bahkan pada sistem yang mengaturnya.

3. Direncanakan

Perubahan bersifat direncanakan ini dilakukan bagi individu, kelompok atau


masyarakat yang ingin mengadakan perubahan yang kearah yang lebih maju
atau mencapai tingkat perkembangan yang lebih baik dari keadaan yang
sebelumnya, sebagaimana perubahan dalam sistem pendidikan keperawatan di
Indonesia yang selalu mengadakan perubahan sejalan dengan perkembangan
ilmu kedokteran dan sistem pelayanan kesehatan pada umumnya.

C. TAHAPAN DALAM BERUBAH

1. Persiapan

Pada tahap persiapan dilakukan berbagai kontak melalui ceramah, pertemuan,


maupun komunikasi tertulis. Tujuannya agar tercapai kesadaran akan
pentingnya perubahan (change awareness). Ketidakjelasan tentang pentingnya
oerubahanakan menjadi penghambat upaya-upaya dalam pembentukan
komitmen. Sebaliknya kejelasan akan menimbulkan pemahaman yang baik
terhadap pentingnya perubahan, yang mendukung upaya-upaya
dalampembentukan komitmen.

2. Penerimaan

Dalam penerimaan, pemahaman yang terbentuk akan bermuara ke dalam dua


kutub, yaitu persepsi yang positif di satu sisi atau persepsi negatif di sisi yang
lain. Persepsi yang negatif akan melahirkan keputusan untuk tidak mendukung
perubahan, sebaliknya persepsi positif yang melahirkan keputusan untuk
memulai perubahan dan merupakan suatu bentuk komitmen untuk berubah.

3. Komitmen

Tahap komitmen melalui beberapa langkah yaitu instalasi, adopsi,


instusionalisasi, dan internalisasi.Langkah instalasi merupakan periode
percobaan terhada p perubahan yang merupakan preliminary testing terdapat
dua konsekuensi dari langkah ini. Konsekuensi pertama, perubahan dapat
diadopsi untuk pengujian jangka panjang. Kedua, perubahan gugur setelah
implementasi pendahuluan yang mungkin disebabkan oleh masalah ekonomi-
finansial –politik,perubahan dalam tujuan strategis, dan tingginya vested
interest.

D. TEORI-TEORI PERUBAHAN

1. Teori Kurt Lewin (1951)

Lewin (1951) mengungkapkan bahwa perubahan dapat dibedakan menjadi 3


tahapan, yang meliputi: 1)unfreezing; 2) moving; dan 3) refreezing.

a. Tahap Unfreezing

Masalah biasanya muncul akibat adanya ketidakseimbangan dalam sistem.


motivasi yang kuat untuk beranjak dari keadaan semula dan berubahnya
keseimbangan yang ada, merasa perlu untuk berubah dan berupaya untuk
berubah, menyiapkan diri, dan siap untuk berubah atau melakukan perubahan.

Tugas perawat pada tahap ini adalah mengidentifikasi masalah dan memilih
jalan keluar yang terbaik.

b. Tahap Moving (bergerak)

Bergerak (moving) yaitu bergerak menuju keadaan yang baru atau


tingkat/tahap perkembangan baru karena memiliki cukup informasi serta sikap
dan kemampuan untuk berubah, memahami masalah yang dihadapi, dan
mengetahui langkah–langkah penyelesaian yang harus dilakukan, kemudian
melakukan langkah nyata untuk berubah dalam mencapai tingkat atau tahap
baru. Pada tahap ini perawat berusaha mengumpulkan informasi dan mencari
dukungan dari orang-orang yang dapat membantu memecahkan masalah.

c. Tahap Refreezing

Pembekuan (refreezing), motivasi telah mencapai tingkat atau tahap baru, atau
mencapai keseimbangan baru. Tingkat baru yang telah dicapai harus dijaga
agar tidak mengalami kemunduran atau bergerak mundur pada tingkat atau
tahap perkembangan semula. Oleh karena itu, perlu selalu ada upaya untuk
mendapatkan umpan balik, kritik yang konstruktif dalam upaya pembinaan
(reinforcement) yang terus-menerus, dan berkelanjutan. Setelah memiliki
dukungan dan alternative pemecahan masalah perubahan diintegrasikan dan
distabilkan sebagai bagian dari sistem nilai yang dianut. Tugas perawat
sebagai agen berubah berusaha mengatasi orang-orang yang masih
menghambat perubahan.

2. Teori Rogers (1962)

Roger(1962) menjelaskan 5 tahap dalam perubahan, yaitu: kesadaran,


keinginan, evaluasi, mencoba, dan penerimaan atau dikenal juga sebagai
AIETA (Awareness, Interest, Evaluation, Trial, Adoption).

a. Perubahan harus mempunyai keuntungan yang berhubungan, yaitu menjadi


lebih baik dari metode yang sudah ada

b. Perubahan harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada dan tidak bertentangan

c. Kompleksitas, yaitu ide-ide yang lebih komplek bisa saja lebih baik dari ide
yang sederhana asalkan lebih mudah untuk dilaksanakan.

d. Dapat dibagi, yaitu perubahan dapat dilaksanakan dalam skala yang kecil.

e. Dapat dikomunikasikan, yaitu semakin mudah perubahan digunakan maka


semakin mudah perubahan disebarkan.
Roger mengatakan bahwa perubahan yang efektif tergantung individu yang
terlibat, tertarik, dan berupaya untuk selalu berkembang dan maju serta
mempunyai suatu komitmen untuk bekerja dan melaksanakannya.

3. Teori Lippitt (1973)

Lippitt mengungkapkan tujuh hal yang harus diperhatikan seorang manajer


dalam sebuah perubahan yaitu:

a. Tahap 1: Mendiagnosis dan menetapkan masalah,

Mengidentifikasi semua faktor yang mungkin mendukung atau menghambat


perubahan.

b. Tahap 2 :Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah,

Perubahan merupakan sesuatu yang mudah, tetapi perubahan keberhasilan


dalam mencapai tujuan yang lebih baik akan memerlukan kerja keras dan
komitmen yang tinggi dari semua orang yang terlibat di dalamnya.

c. Tahap 3: Mengkaji motivasi dan sumber-sumber agen,

Mencari dukungan baik internal maupun eksternal atau secara interpersonal,


organisasional maupun berdasarkan pengalaman.

d. Tahap 4: Menyeleksi objektif akhir perubahan,

Menyusun semua hasil yang di dapat untuk membuat perencanaan. Pada tahap
ini, perubahan harus sudah disusun sebagai suatu kegiatan secara operasional,
terorganisasi, berurutan, kepada siapa perubahan akan berdampak, dan kapan
waktu yang tepat untuk dilaksanakan.

e. Memilih peran yang sesuai untuk agen berubahan

Pada tahap ini, perlu ada suatu pemilihan seorang pemimpin atau manajer
yang ahli dan sesuai di bidangnya.

f. Mempertahankan perubahan,
Perubahan diperluas, mungkin membutuhkan struktur kekuatan untuk
mempertahankannya. Sekali perubahan sudah dilaksanakan, maka harus
dipertahankan dengan komitmen yang ada.

g. Mengakhiri hubungan saling membantu

Perawat sebagai agen berubah, mulai mengundurkan diri dengan harapan


orang-orang atau situasi yang diubah sudah dapat mandiri.

4. Teori Havelock

Teori ini merupakan modifikasi dari teori Lewin dengan menekankan


perencanaan yang akan mempengaruhi perubahan. Enam tahap sebagai
perubahan menurut Havelock.

a. Membangun suatu hubungan


b. Mendiagnosis masalah
c. Mendapatkan sumber-sumber yang berhubungan
d. Memilih jalan keluar
e. Meningkatkan penerimaan
f. Stabilisasi dan perbaikan diri sendiri
5. Teori Spradley

Spradley menegaskan bahwa perubahan terencana harus secara konstan


dipantau untuk mengembangkan hubungan yang bermanfaat antara agen
berubah dan sistem berubah. Berikut adalah langkah dasar dari model
Spradley.

a. Mengenali gejala
b. Mendiagnosis masalah
c. Menganalisa jalan keluar
d. Memilih perubahan
e. Merencanakan perubahan
f. Melaksanakan perbahan
g. Mengevaluasi perubahan
h. Menstabilkan perubahan
E. STRATEGI PERUBAHAN

1. Time, seberapa cepat perubahan itu dilakukan? Apakah harus cepat atau
boleh di tunda.
2. Scope, tingkatan perubahan bagaimana yang kita butuhkan? Misalkan
target nilai.
3. Presevation, asset atau karakteristik apa yang perlu dilindungi selama
perubahan.
4. Diversity, apakah terdapat perbedaan atau homogenitas dalam diri
individu, kelompok, atau masyarakat.
5. Capability, tingkatkan kemampuan dalam perubahan.
6. Capacity, seberapa besarsumber daya yang mampu diinvestasikan untuk
berubah.
7. Readiness for change, seberapa siap untuk melakukan perubahan.
8. Power, seberapa besar atau seberapa kuat untuk melakukan perubahan.

F. TIPE-TIPE PERUBAHAN

1. Indoktrinasi, suatu perubahan yang dilakukan oleh sekelompok yang


menginginkan tujuan yang diharapkan dengan cara menggunakan
kekuatan sepihak untuk dapat berubah.
2. Paksaan atau Kekerasan, tipe perubahan dengan melakukan pemaksaan
atau kekerasan pada seseorang dengan harapan tujuan yang hendak dicapai
dapat terlaksana.
3. Teknokratik, perubahan dengan melibatkan kekuatan lain dalam mencapai
tujuan yang diharapkan terdapat satu pihak merumuskan tujuan dan pihak
lain untuk membantu mencapai tujuannya.
4. Interaksional, perubahan dengan menggunakan kekuatan kelompok yang
saling berinteraksi satu dengan yang lain dalam mencapai tujuan yang
diharapkan.
5. Sosialisasi, suatu perubahan dalam mencapai tujuan dengan menggunakan
kerjasama kelompok lain tetapi masih menggunakan kekuatan untuk
mencapai tujuan yang hendak dicapai.
6. Emultif, suatu perubahan dengan menggunakan kekuatan unilateral,
dengan tidak merumuskan tujuan terlebih dahulu secara sungguh-sungguh,
perubahan ini dapat dilakukan pada sistem di organisasi yang bawahannya
berusaha menyamai pimpinan atau atasannya.
7. Alamiah, perubahan yang terjadi akibat sesuatu yang tidak disengaja tetapi
dalam merumskan dilakukan secara tidak sungguh-sungguh, seperti
kecelakaan, maka seseorang ingin mengadakan perubahan untuk lebih
berhati-hati dalam berkendara.

G. TINGKATAN PERUBAHAN

Hersey dan Blanchard (1977) menyebutkan dan mendiskusikan empat tingkatan


perubahan.

1. Perubahan pengetahuan cenderung merupakan perubahan yang paling


mudah dibuat karena bisa merupakan akibat dari membaca buku, atau
mendengarkan dosen.
2. Perubahan sikap biasanya digerakkan oleh emosi dengan cara yang
positif dan atau negatif. Karenanya perubahan sikap akan lebih sulit
dibandingkan dengan perubahan pengetahuan.
3. Perubahan individu misalnya seorang yang dulunya tidak mau memakai
masker sekarang jadi mau memakai masker.
4. Perubahan perilaku kelompok Disamping kita harus merubah banyak
orang, kita juga
5. harus mencoba mengubah kebiasaan adat istiadat, dan tradisi juga sangat
sulit .Bila kita tinjau dari sikap yang mungkin muncul maka perubahan
bisa kita tinjau dari dua sudut pandang yaitu perubahan partisipatif dan
perubahan yang diarahkan.

H. RESPON TERHADAP PERUBAHAN

1. Menerima dan mendukung


2. Tidak menerima dan mendukung
3. Menolak
a. Takut akan sesuatu yang tidak pasti.
b. Takut kehilangan pengaruh.
c. Takut kehilangan keterampilan dan proficiency.
d. Takut kehilangan reward dan benefit.
e. Takut kehilangan respect, dukungan, dan kasih saying.
f. Takut gagal.

I. RESISTENSI DALAM PERUBAHAN

1. Procastination. Kecenderungan menunda perubahan, karena merasa masih


banyak waktu untuk melakukan perubahan.
2. Lack of motivation. Orang berpendapat bahwa perubahan tersebut tidak
memberikan manfaat sehingga enggan berubah.
3. Fear of failure. Perubahan menimbulkan pembelajaran baru. Orang takut
kalau nantinya ia tidak memiliki kemampuan yang baik tentang sesuatu
yang baru tersebut sehingga ia akan gagal.
4. Fear of the unkown. Orang cenderung merasa lebih nyaman dengan hal
yang diketahuinya dibandingkan dengan hal yang belum diketahui.
Perubahan berarti mengarah kepada sesuatu yang belum diketahui.
5. Fear of loss. Orang takut kalau perubahan akan menurunkan job security,
power, atau status.
6. Dislike the innitiator of change. Orang sering sulit menerima perubahan
jika mereka raterhadap kepiawaian inisiator perubahan atau tidak menyukai
anggota agen perubahan.
7. Lack of communication. Salah pengertian akan apa yang diharapkan dari
perubahan, informasi yang disampaikan tidak utuh dan komprehensif.

J. PENANGGULANGAN RESISTENSI

1. Pendidikan dan Komunikasi. Menerapkan komunikasi terbuka kepada


seluruh anggota. Komunikasi dapat dilakukan dalam bentuk lisan, tulisan,
atau lisan dan tulisan.
2. Partisipasi. Sebelum mengaplikasikan rancangan perubahan yang telah
diformulasikan, pimpinan puncak dan agen perubahan harus dapat
mengidentifikasi siapa-siapa yang resisten terhadap perubahan.
3. Fasilitas dan dukungan. Agen perubahan harus dilatih sedemikian rupa
agar dapat memfasilitasi dan membantu anggota organisasi yang
menghadapi kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan yang
telah dirancang.
4. Negoisasi. Dilakukan jika agen perubahan menemui resistensi perubahan
dari orang tertentu.
5. Manipulasi dan kooptasi. Yang dimaksud dengan manipulasi adalah
menonjolkan suatu realita sehingga terlihat dan terasa akan sangat
menarik.
6. Paksaan. Taktik ini adalah penerapan ancaman atau pemaksaan terhadap
orang yang resisten terhadap perubahan

K. PERUBAHAN DALAM KEPERAWATAN

Menurut kron dalam kozier (1998) untuk merencanakan atau


mengimplementasikan perubahan disarankan tujuh pertanyaan yang harus dijawab

1. Apa? Apa yang harus di rubah


2. Mengapa? Mengapa saya harus berubah
3. Siapa? Siapa yang harus berubah
4. Bagaimana? Bagaimana saya harus melakukan perubahan
5. Kapan? Kapan saya harus berubah
6. Diamana? Dimana saya harus melakukan perubahan
7. Mungkinkah? Mungkinkah saya melakukan perubahan

L. CHANGE AGENT

a. Mengontrol perilaku
b. Menjadi bagian dari perubahan
c. Menyelesaikan setiap fenomenan dan memilih hal-hal yang akan dirubah
d. Hadapilah perubahan dengan senang dan penuh humor
e. Selalu berpikiran ke depan dari pada hanya merenungi hal-hal yang sudah
terjadi di masa lalu
M. PERAWAT SEBAGAI AGEN PEMBAHARU

Menurut Maukseh dan Miller dalam Kozier menyebutkan karakteristik seseorang


pembaharu adalah :

1. Dapat mengatasi atau menanggung resiko.


2. Komitmen akan keberhasilan perubahan.
3. Mempunyai pengetahuan yang luas tentang keperawatan.

N. AGEN PEMBAHARU SEBAIKNYA

1. Mudah ditemui oleh mereka yang terlibat dalam prosess perubahan.


2. Dapat dipercaya oleh mereka yang terlibat.
3. Jujur dan tegas dalam menetapkan tujuan, perencanaan, dan dalam
mengatasi masalah.
4. Selalu melihat tujuan dengan jelas.
5. Menetapkan tanggung jawab dari mereka yang terlibat.
6. Menjadi pendengar yang baik.

O. PERUBAHAN PROFESI KEPERAWATAN DI INDONESIA

1. Perubahan ekonomi
2. Kependudukan
3. Ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan/keperawatan
4. Tuntutan profesi keperawatan

P. DAMPAK PERUBAHAN

1. Praktik keperawatan
2. Tantangan pendidikan keperawatan
3. Tantangan perubahan

Q. ANTISIPASI TERHADAP PERUBAHAN

1. Penataan pendidikan keperawatan


2. Penataan pelayanan kesehatan/asuhan keperawatan
3. Penataan lingkungan yang kondusif untuk perkembanagan keperawatan
4. Pembinaan kehidupan keprofesionalan

R. PERMASALAHAN DALAM KEPERAWATAN

Faktor-faktor yang menyebabkan masih rendahnya peran perawat dalam


manajemen keperawatan, menurut Azrul Azwar 1999 :

1. Peran perawat professional yang tidak optimal.


2. Terlambatnya pengakuan Body Of Knowledge profesi keperawatan.
3. Terlambatnya perkembangan pendidikan professional.
4. Terlambatnya perkembanagan system pelayanan/asuhan keperawatan
professional.

S. FAKTOR LAIN YANG MENGHAMBAT PERKEMBANAGAN PERAWAT


SECARA PROFESIONAL (1998)

1. Antithetical terhadap perkembangan ilmu keperawatan


2. Rendahnya rasa percaya diri/harga diri
3. Kurangnya pemahaman & sikap untuk melaksanakan riset keperawatan
4. Pendidikan perawat hanya difokuskan pada pelayanan kesehatan sempit
5. Rendahnya standar gaji bagi perawat
6. Sangat minimnya perawat yang berkembang di institusi

T. LANGKAH STRATEGI DALAM MENGHADAPI TREND ISSUE


PERUBAHAN KEPERAWATAN DI MASA DEPAN

1. Peningkatan pendidikan bagi perawat practicioners


2. Pengembangan ilmu keperawatan
3. Perubahan paradigma dan lingkup riset keperawatan

Anda mungkin juga menyukai