UKM/UKP
OLEH:
PEMBIMBING:
WAHANA:
Puskesmas Bareng
Periode Oktober –
Oktober – Februari
Februari
2018 –
2018 – 2019
2019
LAPORAN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
OLEH:
PEMBIMBING:
WAHANA:
Puskesmas Bareng
Periode Oktober –
Oktober – Februari
Februari
2018 –
2018 – 2019
2019
LATAR Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan memberikan
BELAKANG
prioritas kepada upaya peningkatan kesehatan,pencegahan penyakit
dengan tidak mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan
kesehatan .untuk menunjang upaya kesehatan yang optimal maka upaya
dibidang kesehatan gigi perlu mendapat perhatian (Depkes RI, 1994).
Kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat Indonesia masih merupakan
hal yang perlu mendapatkan perhatian serius dari tenaga kesehatan, baik
dokter gigi maupun perawat gigi. Hal ini terlihat bahwa penyakit gigi
dan mulut berada pada sepuluh besar penyakit terbanyak yang tersebar
diberbagai wilayah. Penyakit gigi dan mulut yang banyak diderita
masyarakat Indonesia adalah penyakit jaringan penyangga dan karies
gigi, penyakit tersebut akibat terabaikannya kebersihan gigi dan mulut
(Depkes RI, 2004).
PERMASALAHAN Kesehatan gigi dan mulut sangat penting dan perlu diperhatikan sejak
dini, karena masih banyaknya pengetahuan yang kurang mengenai
penyakit gigi dan mulut. Masalah utama yang terhadi adalah karena cara
menggosok dan merawat gigi yang kurang tepat, sehingga
mengakibatkan kerusakan gigi yang terus-menerus.
PERENCANAAN Melakukan intervensi secara pasif dan aktif secara bersamaan yakni
DAN PEMILIHAN
dengan melakukan edukasi kesehatan dan pelatihan ketrampilan cara
INTERVENSI
menggosok gigi yang baik dan enar kepada murid-murid di TK kemiri
sewu.
Topik : Upaya Peningkatan Angka Bebas Jentik untuk Pencegahan Demam Berdarah
OLEH:
PEMBIMBING:
WAHANA:
Puskesmas Bareng
Periode Oktober – Februari
2018 – 2019
LATAR Juru Pemantau Jentik (jumantik) merupakan warga masyarakat
BELAKANG
setempat yang dilatih untuk memeriksa keberadaan jentik di tempat-
tempat penampungan air. Jumantik merupakan salah satu bentuk
gerakan atau partisipasi aktif dari masyarakat dalam menanggulangi
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sampai saat ini masih
belum dapat diberantas tuntas. Dengan adanya jumantik yang aktif
diharapkan dapat menurunkan angka kasus DBD melalui kegiatan
pemeriksaan jentik yang berulang-ulang, pelaksanaan Pemberantasan
Sarang Nyamuk (PSN), serta penyuluhan kepada masyarakat. Dengan
adanya pemberdayaan masyarakat melalui jumantik, diharapkan
masyarakat dapat secara bersama-sama mencegah dan menanggulangi
penyakit DBD secara mandiri yakni dari, oleh, dan untuk masyarakat
(Depkes RI, 2010: 3).
PERMASALAHAN Masih banyak orang masih belum memahami bahwa hal terpenting
dalam pencegahan demam berdarah adalah memperhatikan kesehatan
lingkungan sekitar yang ada, misalnya dengan mengendalikan
pertumbuhan jentik sampai ke nilai nol.
dini factor resiko di masyarakat. Salah satu kegiatan posbindu yang
diadakan adalah posyandu lansia yang dilakukan tiap bulan sekali.
Posbindu dapat dibentuk di tiap desa/ kelurahan dengan pelaksanaan
kegiatan yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi desa / kelurahan
setempat.
PERMASALAHAN Di daerah puskesmas pandaan kesadaran diri masyarakat khususnya
lansia untuk memeriksakan diri di pusat pelayanan kesehatan
setempat secara rutin masih sangat rendah. Hal ini dikarenakan masih
kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai deteksi dini penyakit
tidak menular yang menjadi masalah utama pada para lansia.
Sehingga Puskesmas Pandaan mengadakan program Posbindu PTM
guna mendeteksi secara dini penyakit tidak menular serta
menanggulangi adanya faktor-faktor penyebab terjadinya penyakit
tidak menular.
PERENCANAAN Intervensi kegiatan ini menggunakan metode penyuluhan langsung
DAN PEMILIHAN
dengan pendekatan kelompok. Penyuluhan ditujukan kepada kader
INTERVENSI
dan peserta posyandu usila yang merupakan bagian dari kegiatan
Posbindu PTM.
PELAKSANAAN Penyuluhan dilakukan dengan pemberian materi hipertensi yang
memakan waktu ± 15 menit. Setelah penyuluhan selesai, para lansia
diberikan kesempatan untuk bertanya kepada penyuluh mengeni
materi yang telah diberikan diikuti dengan pemeriksaan tekanan
darah, lingkar perut dan berat badan serta pengobatan dasar untuk
para lansia.
MONITORING Setelah melakukan pemeriksaan dan penyuluhan diperoleh data
DAN EVALUASI
penyakit tidak menular pada lansia dan selanjutnya akan diberikan
rujukan ke Puskesmas Pandaan untuk mengobati dan mencegah
penyakit lainnya timbul dalam hal ini yang dimaksud adalah
komplikasi yang lebih serius.
Komentar / Umpan Balik :
OLEH:
WAHANA:
Puskesmas Bareng
Periode Oktober – Februari
2018 – 2019
LATAR Herpes zoster disebabkan oleh virus yang sama dengan varisela, yaitu
BELAKANG
virus varisela zoster.1,2 Herpes zoster ditandai dengan adanya nyeri
hebat unilateral serta timbulnya lesi vesikuler yang terbatas pada
dermatom yang dipersarafi serabut saraf spinal maupun ganglion
serabut saraf sensorik dan nervus kranialis.3,4
Insiden herpes zoster tersebar merata di seluruh dunia, tidak ada
perbedaan angka kesakitan antara pria dan wanita. Angka kesakitan
meningkat dengan peningkatan usia. Diperkirakan terdapat antara 1,3-
5 per 1000 orang per tahun. Lebih dari 2/3 kasus berusia di atas 50 tahun
dan kurang dari 10% kasus berusia di bawah 20 tahun.
DAFTAR PUSTAKA
PERKENI. 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia
2011
Ndraha S. 2014. Diabetes Melitus Tipe 2 Dan Tatalaksana Terkini. MEDICINUS, Vol. 27, No.2,
Hal. 9 – 16
Hastuti, R. 2008. Faktor-faktor Resiko Ulkus Diabetika pada P enderita Diabetes Mellitus (Studi
Kasus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta). Naskah Publikasi Tesis S-2 Magister
Epidemiologi.
Hiswani. 2006. Peranan Gizi dalam Diabetes Mellitus. Naskah P ublikasi Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
Flora et al. 2012. Pelatihan Senam Kaki pada Penderita Diabetes Mellitus Dalam Upaya
Pencegahan Komplikasi Diabetes pada Kaki (Diabetes Foot). Jurnal Pengabdian Sriwijaya,
Vol.6, Hal. 7 – 15
LAMPIRAN
Komentar / Umpan Balik :