Anda di halaman 1dari 11

Jurnal AgroIndustri ISSN : 2088-5369

Volume 1 Nomor 1, Maret 2011

PEMILIHAN BENTUK SEDIAAN PRODUK


BERBASIS TERIPANG PASIR (HOLOTHUROIDEA SCABRA)
SEBAGAI OBAT LUAR DAN ANTI SEPTIK.
Kurnia Harlina Dewi*, Laili Susanti dan Andri Gusti Marwan
Program Teknologi Industri Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
*E-mail: nia_unib@yahoo.com

ABSYRAK

Teripang banyak diminati sebagai makanan kesehatan juga mengandung bahan aktif
antibakteri, antifungi, antikoagulan, sebagai penghasil protease dan arginine kinase.Dengan
banyaknya kandungan yang terdapat pada produk olahan teripang serta manfaat yang
didapatkan perlu dilakukan survei pasar dalam bentuk identifikasi pelaku dan produk
terhadap produk olahan teripang. tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi tingkat
kepentingan pelaku yang terlibat dalam sistem agroindustri.Menentukan bentuk produk
obat luka dengan bahan baku teripang yang layakdipasarkan. Tahapan penelitian ini adalah
(1) Identifikasi ini dilakukan dengan cara pengisian kuisioner dan teknik wawancara
terhadap nara sumber yang berkompeten dalam sistem agroindutri, dalam hal ini sistem
agroindustri teripang seperti Dinas Kelautan, Dinas Kesehatan, Perguruan Tinggi dan lain-
lain.(2) Mengidentifikasi produk-produk antiseptik dan obat luar berbasis
teripang.(3)Pemilihan bentuk produk berdasarkan metode MPE (Metode Perbandingan
Eksponensial. Metode Perbandingan Eksponensial (MPE) merupakan salah satu metode
untuk menentukan urutan prioritas alternatif keputusan dengan kriteria majemuk. Alternatif
keputusan yang ada dalam penelitian ini adalah produk antiseptik berbasis teripang dalam
bentuk cair, balsem dan salep. Sedangkan kriteria majemuk dalam memilih kriteria variasi
produk antiseptik berbasis teripang adalah ketersedian bahan baku, jumlah produksi, proses
potensi pasar, jumlah produksi, kompotitor, penguasaan teknologi, kebutuhan tenaga kerja,
dan nilai tambah produk.Pelaku agroindustri yang berperan penting yaitu konsumen,
BPOM, produsen dan nelayan. Produk dengan bentuk salep lebih di sukai oleh para pelaku
agroindustri ini. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Metode Perbandingan
Eksponensial (MPE) didapatkan nilai kriteria tertinggi untuk jenis produk salep 5.828.935,
balsem dengan nilai kriteria 5.542.406 dan bentuk cair dengan nilai kriteria 5.085.508.

PENDAHULUAN tersebut adalah teripang pasir


Teripang (Echinodermata) adalah (Holothuroidea scabra), teripang hitam
salah satu komoditi ekspor sub sektor (Holothuroidea edulis), teripang coklat
perikanan yang cukup potensial. Potensi (Holothuroidea marmoreta), teripang
teripang yang cukup besar karena di merah (Holothuroidea vatiensis),
Indonesia memiliki perairan pantai Teripang koro (Holothuroidea nobilis),
dengan habitat teripang yang cukup luas. teripang nanas (Thelonota anana), dan
Di Indonesia terdapat sekitar 53 jenis teripang gama (Stichopus varigatus).
teripang yang telah teridentifikasi dan 7 Penyebaran habitat teripang
jenis diantaranya telah dimanfaatkan tersebut sangat luas diantaranya perairan
masyarakat secara tradisional menjadi pantai Madura, Bali, Lombok, Aceh,
produk olahan (Clark dan Rowe dalam Bangka Belitung, Bengkulu, Kepulauan
Susanti, 2004). Adapun 7 jenis teripang seribu, Kepulauan Riau dan Indonesia

17
Jurnal AgroIndustri ISSN : 2088-5369
Volume 1 Nomor 1, Maret 2011

bagian Timur.(Martoyo, dkk, 2000). Saat Christopher, 2000; Ridzwan et al.,1995),


ini teripang di Indonesia diekspor dalam anti fungi (Muray et al., 2002; Aryantina
bentuk kering (beachedemer), konoko 2002), antikoagulan (Mulloy et al., 2000)
(gonad kering), usus asin (konowata). sebagai penghasil protease dan arginine
Produk ini banyak diminati sebagai kinase. Tingginya kadar EPA
makanan kesehatan karena dapat menandakan kecepatan teripang
meningkatkan vitalitas bagi laki-laki, memperbaiki jaringan-jaringan yang
oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa rusak. (Kustiariah, 2006).
teripang juga mengadung steroid Selain itu teripang dianggap
(Kustiariah, 2006). Selain dimanfaatkan memiliki kandungan Cell Growth Factor
sebagai aprodisiaka, ekstrak steroid atau factor generasi sel. Karena itu,
teripang mengadung testosterone yang teripang mampu merangsang regenerasi
juga dapat digunakan untuk sex reversal, sel dan jaringan tubuh manusia yang
disamping itu juga teripang juga telah rusak, sakit bahkan membusuk,
mengandung bahan aktif antibakteri, anti sehingga dapat menjadi normal kembali.
fungi, antikoagulan, sebagai penghasil Misalnya pada penyakit diabetes mellitus,
protease dan arginine kinase. Namun selain diminum teripang juga dapat
dengan begitu banyak kandungan- dioleskan pada luka yang sudah
kandungan yang terdapat pada teripang membusuk, bahkan yang nyaris
sehingga pada umumnya produk olahan diamputasi. Ini menunjukkan bahwa
teripang ini di produksi dalam bentuk kandungan yang ada pada teripang
obat kuat (meningkatkan vitalitas laki- mampu bekerja dengan baik sehingga
laki dan penyakit dalam lainnya). luka dapat pulih kembali dengan
Teripang mengandung protein cepat.(Aryantina. 2002).
cukup tinggi. Di mancanegara khususnya Pemanfaatan teripang sebagai
di Hongkong, Taiwan, Singapura, bahan pangan dibanding produk
Amerika Serikat dan Malaysia telah perikanan lainnya tergolong kurang
memiliki teknik pengolahan yang lebih populer karena nilai estetika yang rendah
maju sehingga teripang telah menjadi dilihat dari bentuk fisik teripang yang
salah satu komponen pangan yang sangat terkesan menjijikkan. Berdasarkan
digemari. Hasil penelitian di Cina informasi dari nelayan, teripang pasir
menunjukkan bahwa teripang mempunyai merupakan jenis teripang yang sudah
khasiat medis. Kandungan kimia teripang ditangkap secara tradisioanl sejak tahun
basah terdiri dari 44-55% Protein, 3-5 % 1970-an oleh nelayan di Kota Bengkulu.
karbohidrat dan 1,5% lemak Selain itu Dengan banyaknya kandungan yang
teripang mengandung asam miristat, terdapat pada produk olahan teripang
palmitat, almitoleat, stearat, oleat, serta manfaat yang didapatkan perlu
linoleat, arakhsidat, eicosapentaenat, dilakukan survei pasar dalam bentuk
behenat, erustat, dan docosahexaenat. identifikasi pelaku dan produk terhadap
Kandungan asam eicosapentaenat (EPA) produk olahan teripang ini dilakukan
dan asam docosahexaenat (DHA) relative dalam skala kota Bengkulu saja. Karena
tinggi masing-masing 25,69 % dan 3,69 hal ini perlu dilaksanakan karena
%, yang dapat berperan dalam agen masyarakat Bengkulu belum begitu
penyembuh luka dan anti thrombotic familiar dengan produk jadi olahan
serta berperan dalam perkembangan teripang ini sementara Bengkulu
syaraf otak. Selain itu teripang juga merupakan salah satu daerah penghasil
mengandung bahan aktif anti bakteri teripang.
(Hauget et al,. 2002; Villasin and

18
Jurnal AgroIndustri ISSN : 2088-5369
Volume 1 Nomor 1, Maret 2011

Dalam penelitian ini jenis produk olahan teripang yang tepat untuk
yang akan dijadikan sebagai sampel ada dipasarkan di Kota Bengkulu.
tiga jenis bentuk sedian produk yaitu cair,
balsam dan salep. Produk cair merupakan METODOLOGI PENELITIAN
salah satu obat luar yang digunakan
dengan cara mengoleskan pada bagian Waktu dan Tempat Penelitian
tubuh yang diinginkan, biasanya Penelitian ini dilaksanakan pada
diperoleh dari hasil penyulingan minyak bulan April sampai dengan Juni 2009 di
atsiri, antara lain minyak kayu putih, Laboratorium Teknologi Pertanian
minyak cengkih, minyak gandapura, Universitas Bengkulu dan Kota
minyak pala, minyak kencur dan minyak Bengkulu.
jahe. Balsem adalah sediaan setengah
padat yang mudah dioleskan sebagai obat Bahan dan Alat Penelitian
gosok. Formulasi balsem obat gosok Bahan yang digunakan adalah
adalah campuran dari bahan aktif yang beberapa contoh produk jadi olahan
larut atau tersuspensi di dalam basis teripang dan dalam pelaksanaannya nanti
salep. Sedangkan produk salep adalah untuk mengetahui daya terima konsumen
sediaan setengah padat yang mudah maka di dapatkan dari kuisoner dan
dioleskan dan digunakan sebagai obat wawancara dari beberapa konsumen dan
luar, bahan obatnya larut atau terdispersi para ahli yang membidangi sistem
homogen dalam dasar salep yang cocok. agroindustri.
(Schunak,et.al. 1990).
Berdasarkan latar belakang di atas Tahapan Penelitian
maka rumusan masalah pada penelitian Adapun tahap-tahap dalam penelitian ini
ini adalah belum teridentifikasinya nantinya adalah :
pelaku-pelaku yang terlibat dalam sistem
agroindustri berbasis teripang sebagai 1. Identifikasi tingkat kepentingan
produk biofarma.Belum diketahuinya pelaku yang terlibat dalam sistem
bentuk produk yang sesuai agroindustri
dikembangkan dan dipasarkan sebagai Identifikasi ini dilakukan dengan cara
antiseptik.Dalam penelitian ini batasan pengisian kuisioner dan teknik
masalah yang akan dibahas adalah wawancara terhadap nara sumber yang
Produk olahan teripang yang akan berkompeten dalam sistem agroindutri,
diketahui pemasaranya adalah produk dalam hal ini sistem agroindustri teripang
obat luka baik dalam bentuk cair, balsem seperti Dinas Kelautan, Dinas Kesehatan,
dan salep. Pelaku dan nara sumber yang Perguruan Tinggi dan lain-lain, sehingga
akan di jadikan panelis hanya meliputi dari pengisian kuisioner dan wawancara
para ahli baik dalam bidang kesehatan, dengan para nara sumber tersebut
obat-obatan ataupun para peneliti. didapatkanlah tingkat kepentingan para
Adapun tujuan dari penelitian ini pelaku agroindustri berbasis teripang.
adalah mengidentifikasi tingkat
kepentingan pelaku yang terlibat dalam 2. Mengidentifikasi produk-produk
sistem agroindustri.Menentukan bentuk antiseptik dan obat luar berbasis
produk obat luka dengan bahan baku teripang
teripang yang layak dipasarkan di Kota Proses identifikasi ini dilakukan produk-
Bengkulu berdasarkan bentuk produk apa saja nantinya yang layak ada
produknya.Manfaat dari penelitian ini dipasaran khususnya Kota Bengkulu.
adalah memberikan alternatif bentuk Produk yang di identifikasi yaitu produk

19
Jurnal AgroIndustri ISSN : 2088-5369
Volume 1 Nomor 1, Maret 2011

antiseptik yang berbasis teripang dalam variasi produk antiseptik berbasis


bentuk cair, balsem, dan salep. teripang adalah ketersedian bahan baku,
Identifikasi ini sendiri dilakukan dengan jumlah produksi, proses potensi pasar,
menggunakan quisioner yang telah jumlah produksi, kompotitor, penguasaan
disipakan. teknologi, kebutuhan tenaga kerja, dan
nilai tambah produk.
3. Pemilihan bentuk produk berdasar Pengumpulan data dilakukan dengan cara
metode MPE (Metode pengisian quisioner oleh narasumber di
Perbandingan Eksponensial) bidang agroindustri, para pakar yang
terlibat dalam penelitian ini adalah
Metode Perbandingan Eksponensial
Petugas BPOM, Distribusi obat-obat (K-
(MPE) merupakan salah satu metode
Link), Pegawai Deperindag, Pakar
untuk menentukan urutan prioritas
Kesehatan dan Pengurus Perhimpunan
alternatif keputusan dengan kriteria
Petani dan Nelayan Sejahtera Indonesia
majemuk. Alternatif keputusan yang ada
(PPNSI). Dengan jumlah nara sumber
dalam penelitian ini adalah produk
yang dilibatkan pada metode MPE ini
antiseptik berbasis teripang dalam bentuk
berjumlah 20 orang.
cair, balsem dan salep. Sedangkan
kriteria majemuk dalam memilih kriteria

Nilai alternatif produk


No Kriteria
Cair Balsem Salep
1 Potensi pasar
- Harga Produk
1 = Harga sangat 1 = Harga sangat 1 = Harga sangat
mahal. mahal. mahal.
2 = Harga mahal. 2 = Harga mahal. 2 = Harga mahal.
3 = Harga sedang. 3 = Harga sedang. 3 = Harga sedang.
4 = Harga murah. 4 = Harga murah. 4 = Harga murah.
5 = Harga sangat 5 = Harga sangat 5 = Harga sangat
murah. murah. murah.

- Potensi Pasar 1 = Sangat potensial. 1 = Sangat potensial. 1 = Sangat potensial.


2 = Potensial. 2 = Potensial. 2 = Potensial.
3 = Cukup potensial. 3 = Cukup potensial. 3 = Cukup potensial.
4 = Kurang potensial. 4 = Kurang potensial. 4 = Kurang potensial.
5 = Sangat kurang 5 = Sangat kurang 5 = Sangat kurang
potensial. potensial. potensial.

2 Teknologi
- Peralatan
1 = Sangat Sederhana 1 = Sangat Sederhana 1 = Sangat Sederhana
2 = Cukup Sederhana 2 = Cukup Sederhana 2 = Cukup Sederhana
3 = Sederhana. 3 = Sederhana. 3 = Sederhana.
4 = Maju 4 = Maju 4 = Maju
5 = Sangat Maju. 5 = Sangat Maju. 5 = Sangat Maju.

- Ketersedian 1 = Sangat Murah 1 = Sangat Murah 1 = Sangat Murah


Teknologi 2 = Murah 2 = Murah 2 = Murah
3 = Sedang. 3 = Sedang. 3 = Sedang.
4 = Mahal. 4 = Mahal. 4 = Mahal.

20
Jurnal AgroIndustri ISSN : 2088-5369
Volume 1 Nomor 1, Maret 2011

5 = Sangat Mahal. 5 = Sangat Mahal. 5 = Sangat Mahal.

3 Nilai Tambah
- Biaya Produksi
1 = Biaya sangat 1 = Biaya sangat 1 = Biaya sangat
mahal. mahal. mahal.
2 = Biaya mahal. 2 = Biaya mahal. 2 = Biaya mahal.
3 = Biaya sedang. 3 = Biaya sedang. 3 = Biaya sedang.
4 = Biaya murah. 4 = Biaya murah. 4 = Biaya murah.
5 = Biaya sangat 5 = Biaya sangat 5 = Biaya sangat
murah. murah. murah.

- Jumlah Produksi 1 = Jumlah sangat 1 = Jumlah sangat 1 = Jumlah sangat


banyak banyak banyak
2 = Jumlah banyak. 2 = Jumlah banyak. 2 = Jumlah banyak.
3 = Jumlah sedang. 3 = Jumlah sedang. 3 = Jumlah sedang.
4 = Jumlah sedikit. 4 = Jumlah sedikit. 4 = Jumlah sedikit.
5 = Jumlah cukup 5 = Jumlah cukup 5 = Jumlah cukup
sedikit. sedikit. sedikit.

4 Kualitas.
- Kualitas Bahan 1 = Kualitas sangat 1 = Kualitas sangat 1 = Kualitas sangat
Baku baik. baik. baik.
2 = Kualitas baik. 2 = Kualitas baik. 2 = Kualitas baik.
3 = Kualitas sedang. 3 = Kualitas sedang. 3 = Kualitas sedang.
4 = Kualitas buruk 4 = Kualitas buruk 4 = Kualitas buruk
5 = Kualitas sangat 5 = Kualitas sangat 5 = Kualitas sangat
buruk. buruk. buruk

- Kualitas Produk 1 = Kualitas sangat 1 = Kualitas sangat 1 = Kualitas sangat


baik. baik. baik.
2 = Kualitas baik. 2 = Kualitas baik. 2 = Kualitas baik.
3 = Kualitas sedang. 3 = Kualitas sedang. 3 = Kualitas sedang.
4 = Kualitas buruk 4 = Kualitas buruk 4 = Kualitas buruk
5 = Kualitas sangat 5 = Kualitas sangat 5 = Kualitas sangat
buruk. buruk. buruk

5 Kebutuhan Tenaga
Kerja 1 = Profesional 1 = Profesional 1 = Profesional
2 = Sangat Ahli 2 = Sangat Ahli 2 = Sangat Ahli
- Kualitas 3 = Ahli 3 = Ahli 3 = Ahli
4 = Tidak ahli 4 = Tidak ahli 4 = Tidak ahli
5 = Tidak punya 5 = Tidak punya 5 = Tidak punya
keahlian keahlian keahlian

1 = Sangat Banyak ( 1 = Sangat Banyak ( > 1 = Sangat Banyak ( >


- Kuantitas > 50 orang) 50 orang) 50 orang)
2 = Banyak (25 – 50 2 = Banyak (25 – 50 2 = Banyak (25 – 50
orang) orang) orang)
3 = Cukup Banyak 3 = Cukup Banyak (10 3 = Cukup Banyak (10
(10 – 25 oarng) – 25 oarng) – 25 oarng)
4 = Sedikit (5 - 10 4 = Sedikit (5 - 10 4 = Sedikit (5 - 10
orang) orang) orang)
5 = Sangat sedikit ( < 5 = Sangat sedikit ( < 5 5 = Sangat sedikit ( < 5
5 orang) orang) orang)

21
Jurnal AgroIndustri ISSN : 2088-5369
Volume 1 Nomor 1, Maret 2011

Analisa Data.
Data yang telah didapatkan No Pelaku ∑
berdasarkan kuisioner dan wawancara 1 Nelayan 158
yang telah dilakukan selanjutnya akan 2 Produsen 159
dilakukan analisa data dengan 3 Distributor 154
4 Konsumen 160
menggunakan metode MPE. 5 Deperindag 145
6 BP POM 160
7 Dinas Kehatan 154
HASIL DAN PEMBAHASAN 8 Dinas Kelautan 109

Identifikasi tingkat kepentingan Pemilihan bentuk produk.


pelaku yang terlibat dalam sistem Berdasarkan perhitungan dengan
agroindustri. menggunakan MPE maka didapatkan
Berdasarkan identifikasi pelaku- perbandingan masing-masing nilai
pelaku yang terlibat dalam sistem kriteria yang dapat lihat pada tabel
agroindutri teripang ada delapan pelaku berikut ini :
yang terlibat dalam sistem agroindustri
ini. Setelah dilakukan survei kepada 1. Harga Produk
beberapa orang panelis konsumen dan BP Pada kriteria harga produk nilai tertinggi
POM memiliki angka tertinggi di ikuti yaitu produk cair dengan total nilai
oleh produsen, nelayan, distributor, Dinas alternatif 64.682 di ikuti oleh produk
kesehatan, Deperindag dan Dinas salep dengan 45.515 dan balsem 45.004.
Kelautan. Berdasarkan grafik diatas dapat dilihat
produk dalam bentuk cair lebih murah
bila dibandingkan dengan produk salep
dan balsem. Hal ini disebabkan oleh
jumlah bahan baku yang dipakai dalam
masing-masing produk berbeda. Untuk
produk cair pemakaian bahan baku lebih
sedikit bila dibandingkan dengan produk
salep dan balsem.

2. Potensi Pasar Perbedaanya itu terletak di bahan


Pada kriteria potensi pasar nilai tertinggi campuranya yang mana pada produk
yaitu produk cair dengan total nilai balsem bisa di tambahkan menthol
alternatif 1.477.561 di ikuti oleh produk sehingga dalam penggunaanya pun akan
salep dengan 1.445.524 dan balsem berbeda bila dibandingkan dengan
1.190.462. Balsem memiliki sedikit produk salep. Sehingga sebagian
perbedaan dengan produk salep. masyarakat akan lebih cendrung memilih

22
Jurnal AgroIndustri ISSN : 2088-5369
Volume 1 Nomor 1, Maret 2011

balsem dari pada salep. Sedangkan dibandingkan dengan produk salep dan
produk cair dilihat dari penggunaanya balsem. Sehingga masyarak tidak akan
cendrung akan sedikit sulit bila nyaman dalam segi penggunaanya.

3. Peralatan penggunaan teknologinya produk balsem


Pada kriteria peralatan nilai tertinggi memiliki teknologi yang tinggi bila
yaitu produk balsem dengan total nilai dibandingkan dengan produk salep dan
alternatif 7.685 di ikuti oleh produk salep cair, karena dalam pembuatan produk
dengan 7.173 dan cair 6.918. Dilihat balsem ada penambahan proses
dalam segi penggunaan peralatan ketiga pencampuran bahan aktif baik itu berupa
produk ini sebenarnya memiliki peralatan menthol maupun campuran lainnya yang
yang hampir sama. Namun dilihat dari tersuspensi dalam produk balsem.

4. Ketersedian Teknologi dibandingan dengan salep dan cair. Dapat


Pada kriteria ketersedian teknologi nilai dihubungkan dari segi peralatan yang
tertinggi yaitu produk balsem dengan mana produk balsem menggunakan
total nilai alternatif 6.918 di ikuti oleh peralatan teknologi yang tinggi dengan
produk salep dengan 6.165 dan cair penambahan proses pencampuran bahan
5.896. Dari segi ketersedian teknologi ini campuran yang tersuspensi sehingga
produk balsem memiliki ketersedian ketersediaan teknologi bagi produk
teknologi yang cukup mahal bila balsem juga tinggi.

23
Jurnal AgroIndustri ISSN : 2088-5369
Volume 1 Nomor 1, Maret 2011

5. Biaya Produksi produksi balsem akan sedikit lebih mahal


Pada kriteria biaya produksi nilai bila dibandingkan dengan biaya produksi
tertinggi yaitu produk cair dan salep dari produk salep dan cair. Ini erat
dengan nilai alternatif 16.889 dan ikuti kaitanya dengan penggunaan teknologi
oleh produk balsem 13.6852. Biaya dan peralatan yang digunakan.

6. Jumlah Produksi baku sama namun pada produk salep dan


Pada kriteria jumlah produksi nilai balsem bahan bakunya masih berbentuk
tertinggi yaitu produk salep dengan total sedian padat tidak seperti produk cair
nilai alternatif 2.078.203di ikuti oleh yang dilarutkan. Namun perbedaan
produk balsem dengan 1.738.425 dan cair produk salep dan cair terletak pada
1.350820. Jumlah produksi produk cair campuran suspensi pada produk balsem
disini sangat banyak hal ini bila sehingga prosuk salep lebih banyak
dibandingak dengan produk salep dan menggunakan bahan baku sehingga
balsem dari segi bahan baku tentu produk jumlah produksinyapun sedikit.
cair banyak. Karena penggunaan bahan

7. Kualitas Bahan Baku nilai alternatif 12.966 di ikuti oleh produk


Pada kriteria kualitas bahan baku nilai salep dengan 6.405 dan balsem 6.206.
tertinggi yaitu produk cair dengan total Kualitas bahan baku yang digunakan

24
Jurnal AgroIndustri ISSN : 2088-5369
Volume 1 Nomor 1, Maret 2011

pada produk balsem dan salep tidak jauh bahan baku akan berkurang karena bahan
berbeda. Bahan baku yang digunakan baku yang pada awalnya pada berubah
akan akan tetap dalam bentuk setengah menjadi cair atau diencerkan melalui
padat. Namun pada produk cair kualitas penambahan zat cair.

8. Kualiatas Produk salep dapat di anggap memiliki kualitas


Pada kriteria kualitas produk nilai produk yang bagus karena tidak memiliki
tertinggi yaitu produk cair dengan total banyak campuran atau zat tambahan
nilai alternatif 57.868 di ikuti oleh produk seperti pada halnya produk balsem
balsem dengan 31.881 dan salep 19.526. dengan penambahan bahan aktif yang
Terkait dengan kualitas bahan baku yang tersuspensi dan penambahan zat cair atau
digunakan, kualitas produk juga akan pengencer pada produk cair.
terpengaruh terhdap bahan baku. Produk

9. Kualitas Kebutuhan Tenaga Kerja berbeda karena aspek industri yang


Pada kriteria kualitas kebutuhan tenaga dikelola menggunakan bahan baku yang
kerja memiliki nilai alternatif yang sama sama yaitu teripang. Kalaupun berbeda
yaitu 5.639. Walaupun penggunaan itu tidak akan menunjukkan perbedaan
teknologi yang berbeda namun kualitas yang terlalu jauh.
tenaga kerja yang digunakan tidaklah

25
Jurnal AgroIndustri ISSN : 2088-5369
Volume 1 Nomor 1, Maret 2011

10. Kuantintas Tenaga Kerja tambahan bahan campuran yang


Pada kriteria kuantitas tenaga kerja nilai tersuspensi juga membutuhkan tenaga
tertinggi yaitu produk balsem dengan kerja. Sementara untuk produk salep
total nilai alternatif 2.373.334 di ikuti karena tidak membutuhkan tenaga kerja
oleh produk salep dengan 2.045.910 dan tersebut sehingga nilai alternatifnya lebih
cair 1.934.265. Ketika kualiatas tenaga rendah dari produk balsem. Namun pada
kerja sama namun pada aspek jumlah produk cair tidak membutuhkan jumlah
tenaga kerja tidak demikian. Pada produk tenaga kerja sebanyak produk salep dan
balsem tenaga kerja yang dibutuhkan balsem.
akan banyak karena dalam pembuatan

11. Total Nilai Kriteria salep dan balsem tidak jauh berbeda
Jadi dari grafik total nilai kriteria karena memiliki bentuk yang sama
keseluruhan dapat diketahui bahwa namun produk dalam bentuk balsem
produk dalam bentuk salep dengan nilai mengandung bahan campuran yang
alternati 5.828.935 lebih diminati oleh tersuspensi sehingga ada beberapa
masyarakat bila dibandingkan dengan konsumen yang tidak senang dengan
produk balsem dengan nilai alternatif kandungan bahan campuaran tersebut.
5.542.406 dan cair 5.085.508. Dalam hal Sehingga lebih menyukai produk salep
ini ada beberapa keunggulan yang yang mana tidak memiliki bahan
dimiliki oleh produk salep diantaranya campuran. Disamping itu berdasarkan
efesensi penggunaan karena bila hasil perhitungan dengan berbagai
dibandingkan dengan produk cair akan kriteria produk salep memiliki kulitas
lebih efisien dalam penggunaanya. produk yang tinggi bila dibandingkan
Namun bila dibandingkan antara produk dengan produk balsem dan cair.

26
Jurnal AgroIndustri ISSN : 2088-5369
Volume 1 Nomor 1, Maret 2011

KESIMPULAN DAN SARAN Dewi, Kurnia Herlina. Tun TI, Wan RW,
Etty R dan Khaswar S, 2007.
Kesimpulan Ekstraksi Secara Maserasi
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan Teripang (Holothuroidea Scabra)
dapat diambil kesimpulan yaitu : sebagai sumber Testosteron
1. Pelaku agroindustri yang berperan Alami. Jurnal ilmu-ilmu Pertanian
penting yaitu konsumen, BPOM, Indonesia. Edisi Khusus.No.2,Hal
produsen dan nelayan hal ini terlihat 229-234.
dari peran masing-masing pelaku Fredalina, B. H., A.A Rizwan, Z. Abidin,
tersebut yang mana konsumen sebagai M. A. Kaswandi, H. Zaiton, I.
pelaku terpenting yang merasakan Zali, P. Kittakop, A. M. dan Mat
manfaat dari agroindustri ini, Jais. 1998. Fatty acid
sementara BPOM sebagai pengawas compositions in local sea
obat dan makanan sangat berperan cucumbers. Stichopus Cloronotus,
penting dalam pengawasan produk, for wound healing. General
selanjutnya produsen dan nelayan pharmacol. (44): 337-34. Elsiver
sebagai pelaku yang memproduksi dan science. Inc. http://science
mengolah bahan baku menjadi produk direc.com.
melalui proses pengolahan. Hidayat, Agus. 2001, Aplikasi Excel
2. Produk dengan bentuk salep lebih di Dalam Pengambilan Keputusan
sukai oleh para pelaku agroindustri ini. Manajerial Secara Kuantitatif,
Berdasarkan perhitungan dengan STIE Indonesia
menggunakan Metode Perbandingan Kustiariah,Yajri. 2006.Thesis. Sekolah
Eksponensial (MPE) didapatkan nilai Pascasarjana. Institut Pertanian
kriteria tertinggi untuk jenis produk Bogor.Isolasi Dan Uji Aktivitas
salep 5.828.935, balsem dengan nilai Biologis Senyawa Steroid Dari
kriteria 5.542.406 dan bentuk cair Teripang Sebagai Aprodisiaka
dengan nilai kriteria 5.085.508. Alam. Bogor
Kerr, A.M. 2000. Holothuroidea : Sea
DAFTAR PUSTAKA Cucumber. http://holothuroidea.
Htm 26 feb 2004.
Aryantina, P. L. 2002. Ekstraksi Martoyo, J., dkk. 2006. Budi Daya
Komponen Antibakteri dari Teripang. Penebar Swadaya.
Teripang (Holothuria vacubanda) Jakarta.
dan Pengujian Aktifitasnya Saaty, Thomas. L. 1993. Pengambilan
Sebagai Antibakteria. Skripsi. Keputusan Bagi Para Pemimpin.
Fakultas Perikanan dan Ilmu PT. Pustaka Binaman Pressindo.
Kelautan, Institute Pertanian Jakarta.
Bogor, Bogor Schunak W, Klaus M dan Manfred H.
Dewi dan Meizul. 2009, Pendekatan 1990. Senyawa Obat. Gajah Mada
Sistem Dalam Pemilihan Industri University Press. Yogyakarta.
Hilir Berbasis Kopi di Provinsi
Bengkulu. Fakultas Pertanian
Universitas Bengkulu.

27

Anda mungkin juga menyukai