P-ISSN : 2715-5943
E-ISSN : 2715-5277
307
LUMBUNG FARMASI ; Jurnal Ilmu Kefarmasian ,Vol 4 No 2, Juli 2023
P-ISSN : 2715-5943
E-ISSN : 2715-5277
308
LUMBUNG FARMASI ; Jurnal Ilmu Kefarmasian ,Vol 4 No 2, Juli 2023
P-ISSN : 2715-5943
E-ISSN : 2715-5277
309
LUMBUNG FARMASI ; Jurnal Ilmu Kefarmasian ,Vol 4 No 2, Juli 2023
P-ISSN : 2715-5943
E-ISSN : 2715-5277
ml yang dipipet diganti dengan medium berasa, PEG 6000 berbentuk serbuk, putih
disolusi (volume dan kecepatan masih gading, tidak berbau dan tidak berasa sedangkan
sama). Masing- masing larutan yang Poloxamer 188 berbentuk granul, putih, tidak
dipipet diukur absorbansi menggunakan berbau dan tidak beras Penentuan panjang
gelombang menggunakan pelarut dapar fosfat
alat spektrofotometri UV (Retnowati pH 7,4 dilakukan menggunakan alat
danSetiawan, 2010). spektrofotometri UV dengan konsentrasi 250
7. Analisa Data ppm pada range 200-300, diperoleh panjang
Data yang diperoleh berupa absorbansi, gelombang Ibuprofen 264 nm.
kemudian dihitung kadar obat terdisolusi. Kurva kalibrasi Ibuprofen dengan pelarut
Selanjutnya dilakukan uji statistik dapar fosfat pH 7,4 dibuat dengan konsentrasi
menggunakan uji one way ANOVA. 100 ppm, 200 ppm, 300 ppm, 400 ppm dan
500 ppm (Bestari dkk, 2017). Persamaan garis
Hasil dan Pembahasan yang didapat dari kurva kalibrasi adalah
y=0,001x + 0,1233 dan nilai korelasi (r)
Penelitian ini diawali dengan pemeriksaan =0,9918. Persamaan kurva kalibrasi merupakan
bahan baku zat aktif dan pembawa. Pemeriksaan hubungan antara sumbu x dan sumbu y dimana
bahan baku Ibuprofen dan PEG 6000 dilakukan sumbu x adalah konsentrasi yang diperoleh
dengan cara yang tertera pada Farmakope sedangkan sumbu y adalah absorbansi atau
Indonesia edisi V dan pemeriksaan Poloxamer serapan. Nilai kurva kalibrasi yang dihasilkan
188 dilakukan dengan cara yang tertera pada dikatakan baik apabila nilai koefisien korelasi (r)
Handbook of Pharmaceutical Excipient edisi VI. mendekati 1, dimana peningkatan nilai
Secara organoleptis. Ibuprofen berbentuk serbuk absorbansi berbanding lurus dengan peningkatan
hablur, putih, berbau khas lemah dan tidak konsentrasinya (Uno dkk, 2015)
0,7
y = 0,001x +
0,6 0,1233R² =
absorbansi
0,5 0,9918
0,4 Absorba
nsi
0,3
0 100 200 300 400 500 600
Konse
ntrasi
Gambar 1. Kurva kalibrasi ibuprofen dalam dapar fosfar pH 7,4
310
LUMBUNG FARMASI ; Jurnal Ilmu Kefarmasian ,Vol 4 No 2, Juli 2023
P-ISSN : 2715-5943
E-ISSN : 2715-5277
80
60
40
20
0
5 10 15 30 45 60
Waktu (menit)
Hasil yang didapat dari jumlah persentase Hasil perhitungan luas daerah bawah kurva
terdisolusi serbuk dispersi padat pada menit ke-60 (AUC) dari setiap sediaan yang dianalisis dengan
DP 2 = 81,94%, DP 3 = 42,98%, CF 1 = 82,24 metoda ANOVA satu arah menunjukkan bahwa
%, CF 2 = 65,46%, CF 3 = 24,08% dan data homogen, dimana dari data didapat nilai
Ibuprofen murni = 15,89%. Hasil uji disolusi (lebih besar 0,05) yaiu sebesar 0,105. Apabila
menunjukkan bahwa poloxamer 188 dan PEG nilai lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut
6000 dapat meningkatkan laju disolusi Ibuprofen. dinyatakan tidak homogen dan apabila nilai lebih
Hasil persen terdisolusi DP 1 memenuhi syarat besar dari 0,05 maka data tersebut dinyatakan
sedangkan hasil persen terdisolusi Ibuprofen homogen. Kemudian dilanjutkan dengan uji
murni, DP 2, DP 3, CF 1, CF 2 dan CF 3 tidak duncan dimana tidak ada perbedaan yang nyata
memenuhi syarat yang ada dalam Farmakope antara sediaan dengan terbentuknya 3 subset pada
Indonesia edisi V dimana dalam waktu 60 menit tabel dengan nilai lebih besar dari 0,05 sehingga
harus larut tidak kurang dari 80 %. Penurunan tidak terlalu menimbulkan perbedaan yang nyata
disolusi obat dapat terjadi dengan banyaknya karena antara CF 1 dan DP 1 terdapat dalam satu
jumlah polimer yang digunakan. Hal ini dapat kolom, Ibuprofen murni dan CF 3 tidak ada
terjadi karena matriks polimer yang hidrofil dapat perbedaan karena terdapat dalam satu kolom dan
menjadi gel dalam medium disolusi yang kemudian pada DP 2 dan DP 3 juga tidak terdapat
bisa saja dapat membentuk suatu lapisan perbedaan karena terdapat dalam satu kolom. DP
penghalang atau barrier layer antarmuka yang 1 memiliki nilai rata-rata AUC paling tinggi.
sangat kental antar obat dengan medium disolusi. Semakin besar nilai AUC yang dimiliki maka
semakin baik obat yang terabsorbsi dalam tubuh.
(Rane dkk, 2007 dalam Nugroho dkk, 2010). Hal
(Keswara dan Handayani, 2019).
ini mungkin dikarenakan ukuran partikel dari
sediaan yang lebih besar dan kurang homogen Simpulan
sehingga dapat menurunkan laju disolusi obat
(Waard dkk, 2008) Dari hasil yang diperoleh pada penelitian yang telah
dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa Hasil
311
LUMBUNG FARMASI ; Jurnal Ilmu Kefarmasian ,Vol 4 No 2, Juli 2023
P-ISSN : 2715-5943
E-ISSN : 2715-5277
penelitian menunjukkan bahwa Poloxamer 188 Halim, A., Yulisman, E. R., dan Zaini, E. (2013).
dan PEG 6000 dapat meningkatkan laju disolusi Peningkatan laju disolusi sistem dispesi
Ibuprofen dalam sistem dispersi padat. Pada laju padat ibuprofen-peg 6000. Jurnal
disolusi menunjukkan bahwa dispersi padat Farmasi Higea, (5)2, 116-126.
formula 1 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Saran (Edisi V). (2014). Farmakope Indonesia:
Pada penelitian selanjutnya disarankan untuk Jakarta.
membuat dispersi padat Ibuprofen dengan Keswara, Y. D., dan Handayani, S. R. (2019). Uji
menggunakan polimer dan perbandingan yang aktifitas ekstrak etanol daun inggu (ruta
berbeda angustifolia [l] pers) pada tikus putih
jantan. Juournal Syifa Sciences and
Clinical Research, 1(2), 57-69.
Ucapan terima aksih Lacy, C. F., Armstrong, I. I., Goldman, M. P., dan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Lance, L. L., (2012). Drug Information
(LPPM) Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Bhakti Handbook. (21th ed). Amerika :
Pertiwi Palembang yang telah mendukung Lexicomp.
penelitian ini melalui Hibah Penelitian Kompetitif Leuner, C., dan Dressman, J. (2000). Improving
Tahun Anggaran 2021- 2022 Tahap I, serta drug solubility for oral delivery using
Civitas Akademika STIFI Bhakti Pertiwi solid dispersions. European Journal of
Palembang. Pharmaceutical and Biopharmaceutic,
(50), 47-60.
Daftar Pustaka Leyva, J. C.R., Flores, M. G., Mendez, A. F,
Bestari, A. N., Sulaiman, T, N.S., dan Castellanos, L. M.O., dan Alfaro, M. M.
Purnamasari, D. A. (2017). Pengaruh, (2012). Comparative studies on the
pengecilan ukuran partikel pada kasus dissolution profiles of oral ibuprofen
pembuatan pulveres dari tablet ibuprofen suspension and commercial tablets using
terhadap kecepatan dan profil disolusi bioparmaceutical classification system
serta stabilitasnya. Jurnal Majalah criteria. Indian Journal of Pharmaceutical
Farmaseutik, 13(1), 45-55. Sciences, (74)4, 312- 318.
Chiou, W. L., dan Riegelman, S. (1971). Nugroho, B. H., Dewi, S., dan Syukri, Y. (2010).
Pharmaceutical applications of solid Karakterisasi dispersi padat ibuprofen-
dispersion system. Journal of ssg sodium starch glycolat) dengan
Pharmaceutical Science, (60)9, 1281- teknik kneading. Jurnal Ilmiah farmasi,
1302. 7(1),1 10.
Dachriyanus. (2004). Analisis struktur senyawa Prabowo, S. D., Ibrahim, A., dan Sulistiarini, R.
organik secara spektroskopi. Padang : (2016). Perubahan profil
Andalas University Press. farmakokinetika yang diberikan dengan
Faruki, M. Z., Razzaque, R. E., dan Bhuiyan, kombinasi vitamin c pada tikus putih
M.A. (2013). Improving of solubility of (rattus norvegicus l). Jurnal Trop Pharm
badly water solubke drug (ibuprofen) by Chem, 3(3), 170-178.
using surfactants and carriers. Primadiamanti, A., Nofit., dan Muslim, M. D.
International Pharmaceutical of Sciences (2017). Stabilitas asetosal bentuk sediaan
and Research, (4)4, 1569- 1574. tablet dan tablet salut enterik. Jurnal
Fudholi, A. (2013). Disolusi dan pelepasan obat in Analisis Farmasi, (2)3, 206-213.
vitro. Edisi pertama. Yogyakarta : Pustaka Retnowati, D., dan Setyawan, D. (2010).
Pelajar. Peningkatan disolusi ibuprofen dengan
Gholib, I.G., dan Abdul, R. (2012). Analis obat sistem dispersi padat ibuprofen-pvp k90.
secara spektrofotometri dan kromatografi. Jurnal Majalah Farmasi Airlangga, 8(1),
(Edisi I). Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 24-28.
Gunawan, S. G., Setiabudy, R., Nafrialdi., dan Rowe, R. C., Sheskey, P. J., dan Quinn, M. P.
Elysabeth. (2017). Farmakologi dan (2009). Handbook of pharmaceutical
terapi. (Edisi 5). Jakarta : Departemen excipients. (Edisi VI). London :
Farmakologi dan Terapeutik FKUI. Publishing organisation of the royal
312
LUMBUNG FARMASI ; Jurnal Ilmu Kefarmasian ,Vol 4 No 2, Juli 2023
P-ISSN : 2715-5943
E-ISSN : 2715-5277
313