Anda di halaman 1dari 11

Wahyu Junaidi

19043062
Tugas kuliah 5 Pengauditan 1
Resume
1. Tujuan pengauditan laporan keuangan
Pengauditan pada laporan keuangan bertujuan untuk memberikan suatu opini
atas laporan keuangan, apakah laporan keuangan tersebut telah di sajikan secara wajar atau
tidak, apakah laporan posisi keuangan,arus kas telah sesuai dengan rinsip akuntansi yang
telah berlaku umum di Indonesia. Dan biasanya tujuan dari audit atas laporan keuangan
oleh auditor independen adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam
semua hal material, posisi keuangan, hasil operasi, serta arus kas sesuai dengan prinsip-
prinsip akuntansi yang berlaku umum (GAAP). Auditor mengumpulkan bukti untuk
membuat kesimpulan tentang apakah laporan keuangan telah disajikan secara wajar dan
untuk menentukan keefektifan pengendalian internal, sesudah itu baru menerbitkan laporan
audit yang tepat.
Langkah-langkah untuk mengembangkan tujuan audit:
1. Memahami tujuan dan tanggung jawab audit
2. Membagi laporan keuangan menjadi berbagai siklus
3. Mengetahui asersi manajemen tentang laporan keuangan
4. Mengetahui tujuan audit umum untuk kelas transaksi, akun dan pengungkapan
5. Mengetahui tujuan audit khusus untuk kelas transaksi, akun dan pengungkap

2. Tanggung jawab manajemen


Manajemen berhak untuk menentukan apa saja yang dianggap penting dan tidak
dalam penyajian dan pengungkapan pada sebuah laporan. Jika seorang auditor
menganggap bahwa laporan tersebut tidak dapat diterima dan manajemen tetap ingin
mengeluarkan laporan tersebut makan seorang auditor berhak untuk memberikan opini
tidak wajar atau wajar tanpa pengecualian, atau mengundurkan diri dari kontrak kerja bila
perlu.
BAPEPAM-LK atau OJK telah meningkatkantanggung jawab manajemen dengan
mengharuskan direktur untuk mengesahkan laporan keuangan yang di laporkan kepada
BAPEPAM LK atau OJK
Tanggung jawab untuk mengadopsi kebijakan akuntansi yang baik, menyelenggarakan
pengendalian internal yang memadai, dan menyajikan laporan keuangan yang wajar berada
di pundak manajemen, bukan di pundak auditor. Tanggung jawab manajemen atas
kewajaran penyajian (asersi) laporan keuangan berkaitan dengan privilege untuk
menentukan penyajian dan pengungkapan apa yang dianggap perlu. Jika manajemen
bersikeras dengan pengungkapan laporan keuangan yang menurut auditor tidak dapat
diterima, auditor dapat memilih untuk menerbitkan pendapat tidak wajar atau wajar dengan
pengecualian atau mengundurkan diri dari penugasan tersebut. Sarbanes-Okley Act
mengharuskan CEO dan CFO untuk menyatakan bahwa laporan keuangan telah sesuai
dengan persyaratan Security Exchange Act tahun 1934 dan informasi yang terkandung
dalam laporan keuangan disajikan secara wajar, dalam semua hal yang material serta
menandatangani laporan keuangan.

3. Tanggung jawab auditor


Berdasarkan SAS 1 (AU 110), “Auditor bertanggung jawab untuk merencanakan
dan melaksanakan audit guna memperoleh kepastian yang layak tentang apakah laporan
keuangan talah bebas dari salah saji yang material, apakah itu disebabkan oleh kekeliruan
ataupun kecurangan. Karena sifat bukti audit dan karakteristik kecurangan, auditor dapat
memperoleh kepastian yang layak, tetapi tidak absolut, bahwa salah saji yang material
dapat dideteksi. Auditor tidak bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan
audit guna memperoleh kepastian yang layak bahwa salah saji, apakah yang disebabkan
oleh nkekeliruan ataupun kecurangan, yang tidak material bagi laporan keuangan dapat
dideteksi.”
Paragraf dalam AU 110 ini membahas tanggung jawab auditor untuk mendeteksi
salah saji yang material dalam laporan keuangan, melaporkan tentang keefektifan
pengendalian internal, dan mengidentifikasi kelemahan yang material dalam pengendalian
internal atas laporan keuangan. Dibawah ini adalah pembahasan yang terkait dengan
standar-standar tentang tanggung jawab auditor untuk mendeteksi salah saji yang material
mencakup beberapa istilah dan frasa penting.
Salah Saji yang Material versus Tidak Material Salah saji dianggap material jika
gabungan dari kekeliruan dan kecurangan yang belum dikoreksi, auditor bertanggung
jawab untuk memperoleh kepastian yang layak bahwa ambang batas materialitas telah
dipenuhi. Namun auditor bertanggung jawab untuk memperoleh kepastian yang layak
bahwa ambang batas materialitas telah dipenuhi. Kepastian yang Layak SAS 104
menyatakan bahwa kepastian yang layak adalah tingkat kepastian yang tinggi, tetapi tidak
absolut, bahwa laporan keuangan telah bebas dari salah saji yang material. Hal ini
mengindikasikan bahwa auditor bukanlah pemberi garansi atas kebenaran laporan
keuangan. Pembelaan terbaik yang dapat dilakukan auditor apabila salah saji yang material
tidak terungkap adalah melaksanakan audit sesuai dengan standar auditing.
Kekeliruan versus Kecurangan Kekeliruan (error) adalah salah saji yang tidak
disengaja, sementara kecurangan (fraud) adalah salah saji yang disengaja dan dibedakan
lagi menjadi misapropiasi aktiva (misappropriation of assets), yang sering disebut
penyalahgunaan atau kecurangan karyawan, serta pelaporan keuangan yang curang
(fraudulent financial reporting) yang disebut kecurangan manajemen.
Skeptisme Profesional adalah sikap yang penuh dengan keingintahuan serta
penilaian kritis atas bukti audit. Auditor tidak boleh mengasumsikan bahwa manajemen
bersikap tidak jujur tapi juga tidak boleh mengasumsikan bahwa menajemen tidak
diragukan lagi kejujurannya. Auditor bertanggung jawab untuk mendeteksi kekeliruan dan
kecurangan yang material.
Kecurangan yang Berasal dari Pelaporan Keuangan yang versus Misapropriasi
Aktiva. Pelaporan keuangan yang curang merugikan karena menyediakan informasi
laporan keuangan yang tidak benar untuk membuat keputusan, sedangkan misapropriasi
aktiva merugikan pemagang saham, kreditor, serta pihak lainnya karana aktiva tersebut
tidak lagi menjadi milik pemilik yang sah.
Tindakan Ilegal (tindakan yang melawan hukum) Merupakan pelanggaran terhadap
hukum atau peraturan pemerintah selain kecurangan. Auditor bertanggung jawab untuk
menemukan tindakan ilegal. Tindakan illegal ini terbagi atas tindakan ilegal yang
berdampak langsung dan tindakan ilegal yang berdampak tidak langsung.
Auditor mempunyai tiga tingkat tanggung jawab untuk menemukan dan melaporkan
tindakan illegal :
• Pengumpulan Bukti Jika Tidak Ada Alasan untuk Percaya Bahwa Ada Tindakan
Ilegal yang Berdampak Tidak Langsung
• Pengumpulan Bukti dan Tindakan Lainnya Apabila Ada Alasan Ubtuk
Mempercayai BahwaTindakan Ilegal yang Berdampak Langsung atau Tidak
Langsung Telah Terjadi
• Tindakan Apabila Auditor Mengetahui Suatu Tindakan Ilegal

4. Siklus laporan keuangan


Audit dilaksanakan dengan membagi laporan keuangan menjadi segman-segman
atau komponen yang lebih kecil. Pendekatan siklus (cycle approach) merupakan cara
umum untuk membagi audit, yaitu dengan tetap mempertahankan hubungan antara jenis
(kelas) transaksi dan saldo akun dalam segmen yang sama. Logika dari penggunaan siklus
ini adalah bahwa hal itu terkait dengan cara transaksi dicatat dalam jurnal dan diikhtisarkan
dalam buku besar serta laporan keuangan.
Sebuah perusahaan dimulai dengan memperoleh modal, umumnya berbentuk kas.
Dalam perusahaan manufaktur, kas digunakan untuk membeli bahan baku, aktiva tetap,
dan barang jasa untuk membuat persediaan (siklus akuisisi dan pembayaran). Kas juga
digunakan untuk 10 memperoleh tenaga kerja (siklus penggajian dan personalia). Hasil
gabungan dari kedua siklus ini adalah persediaan (siklus pesediaan dan pergudangan).
Berikutnya, persediaan dijual dan menghasilkan penagihan serta perolehan kas (siklus
penjualan dan penagihan). Kas yang dihasilkan lalu digunakan untuk membayar deviden
dan bunga atau membiayai perluasan modal serta memulai kembali siklus-siklus tersebut.
5. Menetapkan tujuan pengauditan
Para auditor melaksanakan audit atas laporan keuangan dengan menggunakan
pendekatan siklus, yaitu pengujian audit atas transaksi-transaksi yang menghasilkan saldo
akhir dan juga dapat melaksanakan pengujian audit atas saldo akun serta pengungkapan
yang terkait.
Secara umum, auditor telah menemukan bahwa cara yang paling efisien dan efektif
untuk melakukan audit adalah dengan memperoleh beberapa kombinasi kepastian bagi
setiap kelas transaksi dan saldo akhir pada akun yang terkait.
Untuk setiap kelas transaksi, beberapa tujuan audit harus dipenuhi sebelum auditor
menyimpulkan bahwa :
1. Transaksi - transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat, tujuan ini disebut sebagai
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi ( transaction – related audit objectives).
Sebagai contoh : terdapat tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi
penjualan serta tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi retur dan
pengurangan harga penjualan.
2. Beberapa tujuan audit harus dipenuhi untuk setiap saldo akun yang disebut sebagai
tujuan audit yang berkaitan dengan saldo ( balance-related audit objectives). Sebagai
contoh: ada tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo piutang usaha dan tujuan
audit khusus yang berkaitan dengan saldo utang usaha.
3. Tujuan audit berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan informasi dalam laporan
keuangan yang disebut tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan
pengungkapan ( presentation and disclosure related audit objectives). Sebagai contoh:
ada tujuan audit khusus yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan untuk
piutang usaha serta wesel bayar.

6. Arsensi manajemen
Asersi manajemen (manajement assertions) adalah representasi pernyataan yang
tersirat atau diekspresikan oleh manajemen tentang kelas transaksi dan akun serta
pengungkapan yang terkait dalam laporan keuangan.
Asersi manajemen berkaitan langsung dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
berlaku umum (GAAP/PSAK), karena asersi ini merupakan bagian dari kriteria yang
digunakan manajemen untuk mencatat dan mengungkapkan informasi akuntansi dalam
laporan keuangan. SAS 106 (AU 326) mengklasifikasikan asersi ke dalam tiga kategori :
1. Asersi tentang kelas transaksi dan peristiwa selama periode yang diaudit.
2. Asersi tentang saldo akun pada akhir periode.
3. Asersi tentang penyajian dan pengungkapan.

Asersi Manajemen untuk


Setiap Kategori Asersi
Asersi tentang kelas transaksi Asersi tentang Saldo Akun Asersi tentang Penyajian dan
dan peristiwa Pengungkapan
Keterjadian – Transaksi dan Eksistensi – Aktiva, kewajiban , dan Keterjadian dan hak serta kewajiban
peristiwa yang dicatat telah ekuitas yang ada. – peristiwa dan transaksi yang
terjadi dan bersangkutan diungkapkan telah terjadi dan
dengan entitas tersebut. bersangkutan dengan entitas itu
Kelengkapan – Semua transaksi Kelengkapan – Semua aktiva, Kelengkapan – Semua
dan peristiwa yang harus dicatat kewajiban, dan kepentingan ekuitas pengungkapan yang harus
telah dicatat. yang harus dicatat sudah dicatat. dimasukkan dalam laporan
keuangan telah dicantumkan
Keakuratan – Jumlah dan data Penilaian dan Alokasi – Aktiva, Keakuratan dan penilaian –
lain yang bersangkutan dengan kewajiban dan kepentingan ekuitas Informasi keuangan dan yang lain
transaksi dan peristiwa yang dimasukkan dalam laporan telah diungkapkan secara tepat dan
dicatat telah dicatat dengan keuangan pada jumlah yang tepat pada jumlah yang tepat.
benar dan setiap hasil penyesuaian
penilaian dicatat dengan tepat.
Klasifikasi – Transaksi dan Klasifikasi dan dapat dipahami –
peristiwa telah dicatat dalam Informasi keuangan dan yang lain
akun yang tepat. telah disajikan dan diuraikan secara
tepat serta pengungkapan telah
dinyatakan dengan jelas.
Cutoff – Transaksi dan
peristiwa telah dicatat dalam
periode akuntansi yang benar.
Hak dan Kewajiban – Entitas itu
memegang hak atau kendali atas
aktiva dan kewajiban merupakan
kewajiban entitas itu

7. Tujuan audit terkait transaksi


Tujuan audit berkaitan dengan transaksi yang mengikuti dan berhubungan erat
dengan asersi manajemen, dan yang berkaitan dengan transaksi untuk memberikan
kerangka kerja guna membantu auditor mengumpulkan bukti audit yang cukup kompeten
yang diisyaratkan oleh standard pekerjaan lapangan ketiga dan memutuskan bukti audit
yang tepat yang harus dikumpulkan bagi kelas transaksi sesuai dengan situasi penugasan
audit. Tujuan audit ini tetap sama antara satu audit ke audit lainnya, tetapi bukti-buktinya
bervariasi, tergantung situasinya.
Ada perbedaan antara tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi dan
tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi bagi setiap kelas transaksi. Dapat
dikembangkan menjadi enam tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi bagi
setiap kelas transaksi yang akan diaudit.
Keterjadian transaksi yang dicatat memang ada:
1. Kelengkapan transaksi yang terjadi telah dicatat
2. Keakuratan transaksi yang dicatat dinyatakan pada jumlah yang benar
3. Posting dan pengikhtisaran transaksi yang dicatat dimasukkan ke dalam file induk dan
pengikhtisaran dengan benar
4. Klasifikasi transaksi yang dicatat dalam jurnal klien telah diklasifikasikan secara tepat
5. Penetapan waktu transaksi dicatat pada tanggal yang benar
6. Tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi diterapkan pada setiap kelas
transaksi, setelah auditor menetapkan tujuan audit umum yang berkaitan dengan
transaksi . hal itu dapat digunakan untuk mengembangkan tujuan audit khusus yang
berkaitan dengan transaksi bagi setiap kelas transaksi yang akan diaudit. Ada hubungan
antara asersi manajemen, tujuan audit umum yang berkaitan dengan transaksi, dan
tujuan audit khusus yang berkaitan dengan transaksi.
Perhatikan bahwa ada hubungan satu untuk satu asersi dan tujuan, kecuali untuk
asersi keakuratan. Asersi keakuratan mempunyai dua tujuan karena harus menyediakan
bagi auditor pedoman untuk menguji keakuratan transaksi.

8. Tujuan audit terkait saldo


Tujuan audit berkaitan dengan saldo serupa dengan tujuan audit yang berkaitan
dengan transaksi yang baru saja dibahas, tujuan tersebut mengikuti asersi manajemen dan
memberikan kerangka kerja guna membantu auditor mengumpulkan bukti yang tepat yang
mencukupi berkaitan dengan saldo akun. Juga ada tujuan audit umum dan audit khusus
yang berkaitan dengan saldo.
Ada dua perbedaan antara tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dengan tujuan
audit yang berkaitan dengan transaksi:
1. Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo diterapkan pada saldo akun seperti
piutang usaha, persediaan, bukan kel;as transaksi seperti transaksi penjualan
dan pembelian persediaan
2. Ada delapan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo dibandingkan dengan
enam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.

Tujuan audit umum yang berkaitan dengan saldo:


1. Eksistensi- Jumlah yang tercantum memang ada, Tujuan ini bersangkutan
dengan apakah jumlah yang tercatat dalam laporan keuangan memang harus
dicantumkan.
2. Kelengkapan – Jumlah yang ada telah dicantumkan, Tujuan ini bersangkutan
dengan apakah semua jumlah yang harus tercatat pada suatu akun benar benar
telah dicatat
3. Keakuratan- Jumlah yang tercantum telah dinyatakan dengan benar, Tujuan ini
mengacu pada jumlah yang tercantum secara aritmetika sudah benar.
4. Klasifikasi- Jumlah yang tercantum dalam daftar klien telah diklasifikasikan
dengan tepat, Klasifikasi ini melibatkan penentuan apakah pos-pos yang ada
dalam daftar klien telah dicantumkan dalam akun-akun buku besar yang tepat.
5. Cutoff- Transaksi yang mendekati tanggal neraca telah dicatat pada periode
yang tepat. Tujuan auditor disini adalah menentukan apakah
transaksi transaksi telah dicatat dalam saldo akun pada periode yang tepat
6. Hubungan yang rinci (detail tie-in) – rincian saldo akun sesuai dengan jumlah
pada file induk yang berkaitan, sesuai dengan total saldo akun, dan sesuai
dengan total buku besar, Tujuan yang rinci ini memastikan rincian dalam daftar
telah disiapkan secara akurat, ditambahkan dengan benar, dan sesuai dengan
buku besar.
7. Nilai yang dapat direalisasi – aktiva yang telah dicantumkan dalam jumlah yang
diestimasi akan direalisasi, Tujuan ini terkait dengan apakah saldo akun telah
dikurangi untuk memperhitungkan penurunan biaya historis ke nilai realisasi
bersih.
8. Hak dan kewajiban , Hak selalu berkaitan dengan aktiva dan kewajiban dengan
utang. Tujuan ini hanya diterapkan pada akun aktiva sera merupakan bagian
dari asersi manajemen tentang hak dan kewajiban untuk saldo akun.

Terdapat lebih dari satu tujuan audit khusus yang berkaitan dengan dengan
saldo untuk suatu tujuan audit umum yang berkaitan dengan saldo. Misalnya
tujuan audit khusus yang berkaitan dengan saldo untuk hak dan kewajiban atas
persediaan yang mencakup :
a. Perusahaan memiliki hak ats semua item persediaan yang terdapat dalam
daftar
b. Persediaan tersebut tidak dijaminkan sebagai agunan kecuali hal tersebut
diungkapkan

9. Tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan


Tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan biasanya identik
dengan asersi manajemen untuk penyajian dan pengungkapan yang diterapkan pada tujuan
audit yang berkaitan dengan saldo. Tujuan ini menghubungkan empat tujuan audit yang
berkaitan dengan penyajian dan pengungkapan dengan asersi manajemen atas penyajian
dan pengungkapan.
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS AUDIT TERKAIT SALDO YANG
AUDIT TERKAIT DITERAPKAN UNTUK PERSEDIAAN
SALDO
Keberadaan Semua persediaan tercatat pada tanggal neraca
Kelengkapan Semua persediaan sudah di hitung dan dimasukkan dalam
ringkasan persediaan
Akurasi Jumlah persediaan pada catatan perpetual milik klient sama
dengan yg ada di gudang,harga yg dipakai sudah benar
Klasifikasi Telah di klasifikasi dengan benar sebagai bahan baku
Pisah batas Pilih batas pembelian dan penjualan pisah batas di akhir
tahun
Keterikatan Rincian Total persedian sama dengan total di buku
Nilai Terealisasikan Nilai persediaan telah di turunkan ketikaterjadi penurunan
atas nilai realisasi bersih
Hak dan Kewajiban Perusahaan memiliki hak atas seluruh daftar persediaan

10. Bagaimana memenuhi tujuan audit


Auditor harus memperoleh bukti audit yang mencakupi guna mendukung semua
asersi manajemen dalam laporan keuangan. Hal ini dilakukan dengan mengumpulkan bukti
untuk mendukung beberapa kombinasi yang tepat dari tujuan audit yang berkaitan dengan
transaksi dan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.
Auditor harus memutuskan tujuan audit yang tepat dan bukti yang harus
dikumpulkan untuk memenuhi tujuan tersebut pada setiap audit. Dengan cara auditor
mengikuti suatu proses audit, yaitu metodologi yang telah didefinisikan dengan baik untuk
untuk menata audit guna memastikan bahwa bukti yang telah diperoleh sudah mencukupi
serta tepat, dan bahwa semua tujuan audit yang disyaratkan sudah ditetapkan dan dipenuhi
Ada empat fase audit laporan keuangan :
Fase I – Merencanakan dan merancang pendekatan audit
Fase II – Melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
Fase lll - (Menjalankan Prosedur Analisis dan tes Rinci Saldo
Fase IV – Menyelesaikan audit dan menerbitkan laporan audit

Anda mungkin juga menyukai