Anda di halaman 1dari 15

OPTIMALISASI PENGELOLAAN ASET DAERAH

TERHADAP PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH


Oleh : Evi Noviawati, S.H., M.H. *)

ABSTRACT

Regional assets are part of the wealth of the area consisting of movables and
immovable goods owned and controlled by local governments, which are partly or
wholly financed by budget funds and expenditures.
Local Governments need to use aspects of demand planning and budgeting,
procurement, usage, administration, utilization, security and maintenance,
assessment, removal, transfer, guidance, supervision and control, financing and
demand for compensation for the assets of the area were able to provide an optimal
contribution to the Local Government concerned.
Management and optimal use of assets that will drive regional economic
growth that will ultimately have an impact on increasing revenue (PAD) as a source
of local financing.
Asset management area is one of the key to successful management of the
local economy. With professional management of state assets and the modern by
promoting good governance is expected to increase the confidence of the financial
management of the state of society.

ABSTRAK
Aset daerah merupakan bagian dari harta kekayaan daerah yang terdiri dari
barang bergerak dan barang tidak bergerak yang dimiliki, dan dikuasai oleh
Pemerintah Daerah, yang sebagian atau seluruhnya dibiayai dengan dana anggaran
dan belanja daerah.
Pemerintah Daerah harus menggunakan pertimbangan aspek perencanaan
kebutuhan dan penganggaran, pengadaan, penggunaan, penatausahaan,
pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan,
pemindahtanganan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian, pembiayaan dan
tuntutan ganti rugi agar aset daerah mampu memberikan kontribusi optimal bagi
Pemerintah Daerah yang bersangkutan.
Pengelolaan dan pemanfaatan aset daerah yang optimal akan mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah yang pada akhirnya akan berdampak pada
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebagai sumber pembiayaan daerah.
Pengelolaan aset daerah merupakan salah satu dari kunci keberhasilan
pengelolaan ekonomi daerah. Dengan pengelolaan aset negara yang profesional
dan modern dengan mengedepankan good governance diharapkan akan mampu
meningkatkan kepercayaan pengelolaan keuangan negara dari masyarakat.

*)
Tenaga Pengajar Fakultas Hukum Universitas Galuh

47
I. PENDAHULUAN ketergantungan daerah terhadap
A. Latar Belakang pemerintah pusat.
Gagasan penyelenggaraan Era reformasi saat ini
otonomi daerah bertolak dari memberikan peluang untuk
pemikiran untuk menjamin adanya perubahan paradigma pembangunan
efisiensi, efektivitas, transparansi, nasional dari paradigma pertumbuhan
akuntabilitas dan demokratisasi nilai- menuju paradigma pemerataan
nilai kerakyatan dalam praktik pembangunan secara lebih adil dan
penyelenggaraan Pemerintahan berimbang. Dalam menghadapi
Daerah. Pada masa Orde Baru, perkembangan keadaan dan
harapan untuk dapat membangun tantangan persaingan global serta
daerah berdasarkan kepada tuntutan reformasi, diperlukan
kemampuan dan kehendak daerah perubahan mendasar dalam
sendiri belum maksimal. Pada saat itu penyelenggaraan pemerintahan di
ketergantungan daerah akan subsidi Indonesia dari sentralisasi
dan bantuan yang diberikan pemerintahan bergeser ke arah
Pemerintah Pusat sebagai wujud desentralisasi dengan pemberian
ketidakberdayaan Pendapatan Asli otonomi daerah yang luas, nyata dan
Daerah (PAD) dalam membiayai bertanggungjawab.
belanja daerah. Melalui otonomi diharapkan
Dominasi Pemerintah Pusat daerah akan lebih mandiri dalam
kepada daerah dianggap telah menentukan seluruh kegiatannya dan
mematikan inisiatif dan kreativitas pemeritah pusat diharapkan tidak
daerah dikarenakan kurang diberinya terlalu mengatur daerah. Pemerintah
keleluasaan kepada daerah untuk Daerah dituntut melakukan
menentukan kebijakan daerahnya perubahan mendasar dalam
sendiri. Kewenangan yang diberikan mengelola daerahnya. Pemerintah
kepada daerah tidak disertai dengan Daerah harus mengenali potensi,
pemberian infrastruktur yang khususnya yang berkaitan dengan
memadai, penyiapan sumber daya pengelolaan investasi daerah. Untuk
manusia yang profesional dan itu diperlukan adanya upaya nyata
pembiayaan yang adil. Akibat yang yang sistematis dan menyeluruh
ditimbulkan adalah bukannya tercipta dalam pengelolaan dan pemanfaatan
kemandirian daerah, justru aset daerah pada masa mendatang.

48
Peraturan yang diterbitkan akan mendorong pertumbuhan
pemerintah pusat dalam hal investasi ekonomi daerah yang pada akhirnya
di daerah belum sepenuhnya berjalan akan berdampak pada peningkatan
sesuai dengan kebijakan daerah, Pendapatan Asli Daerah (PAD)
sehingga masih terlihat masih ada sebagai sumber pembiayaan daerah.
tekanan dari pemerintah pusat Sebaliknya aset daerah yang tidak
terhadap kebijakan daerah, sehingga dikelola dan dimanfaatkan dengan
optimalisasi aset yang di harapkan optimal, akan memboroskan
tidak berjalan dengan baik dan keuangan daerah melalui biaya
optimal. pemeliharaan atas aset yang tidak
Titik berat pembangunan sebanding dengan keuntungan
bangsa dalam kerangka otonomi (manfaat) yang dapat dihasilkan.
daerah difokuskan pada Pengelolaan aset daerah
pembangunan ekonomi regional merupakan salah satu dari kunci
daerahnya masing-masing dengan keberhasilan pengelolaan ekonomi
kewenangan menggali, mengolah daerah. Pentingnya pengelolaan aset
dan memanfaatkan potensi daerah secara tepat dan berdayaguna,
yang di milikinya, sehingga dapat dengan didasari prinsip pengelolaan
meningkatkan Pendapatan Asli yang efisien dan efektif diharapkan
Daerah (PAD) untuk melaksanakan akan mampu memberi kekuatan
otonomi daerah. kepada Pemerintah Daerah untuk
Aset daerah merupakan bagian membiayai pembangunan daerahnya.
dari harta kekayaan daerah yang Pengelolaan aset negara yang
terdiri dari barang bergerak dan profesional dan modern dengan
barang tidak bergerak yang dimiliki, mengedepankan good governance di
dan dikuasai oleh Pemerintah satu sisi diharapkan akan mampu
Daerah, yang sebagian atau meningkatkan kepercayaan
seluruhnya dibiayai dengan dana pengelolaan keuangan negara dari
anggaran dan belanja daerah. Tanah masyarakat.
dan bangunan merupakan aset Salah satu masalah utama
daerah dalam bentuk barang tidak dalam pengelolaan aset daerah
bergerak. Pengelolaan dan (municipal asset management)
pemanfaatan aset daerah (khususnya adalah ketidaktertiban administrasi
tanah dan bangunan) yang optimal

49
dalam pengendalian inventarisasi base use (penggunaan tertinggi dan
aset. terbaik), dan pengembangan strategi
Karena inventarisasi aset ini optimalisasi aset-aset yang dikuasai
merupakan hal yang sangat penting oleh Pemerintah Daerah.
di dalam siklus pengelolaan aset. Pengelolaan aset daerah
Aset tetap sebagai komponen utama merupakan aspek penting dalam
dari aset daerah, oleh Pemerintah penyelenggaraan Pemerintah
Daerah selanjutnya harus dapat Daerah, tetapi belum banyak
dimanfaatkan sebagai aset yang Pemerintah Daerah yang mampu
produktif dan berguna, sehingga mengelola aset-aset daerahnya
berdampak positif dalam dengan baik, hal ini dapat disebabkan
pembangunan ekonomi daerah dan oleh beberapa faktor meliputi
kesejahteraan masyarakat. kurangnya pemahaman terkait
Potensi yang dimiliki oleh dengan manajemen aset daerah
daerah sebisa mungkin harus sehingga banyak di antara daerah-
dikembangkan, semaksimal mungkin daerah yang meminta bantuan pihak
untuk melakukan pengelolaan dan ketiga atau konsultan manajemen
memanfaatkan aset tetapnya aset.
khususnya tanah dan bangunan Untuk mewujudkan tata kelola
miliknya dengan cara pemerintahan yang baik (Good
mendayagunakan potensi aset tetap Governance) dalam hal penataan dan
tersebut dengan menfokuskan pada pengelolaan aset negara yang tertib,
pengelolaan dan pemanfaatan aset. akuntabel dan transparan diperlukan
Hal ini tentunya dapat dilakukan berbagai pendekatan, antara lain
sesuai peraturan yanag berlaku. pendekatan struktural yang mengarah
Setiap daerah biasanya memiliki pada perbaikan sistem
aset yang berada di bawah penyelenggaraan pemerintahan dan
penguasaannya, namun cukup pendekatan kultural yang mengarah
banyak aset yang belum dioptimalkan pada perilaku para penyelenggara
dalam rangka meningkatkan pemerintahan sebagaimana ciri-ciri
pendapatan Pemerintah Daerah. good governance.
Studi optimalisasi aset Pemerintah
Daerah dapat berupa: Identifikasi B. Identifikasi Masalah
aset-aset Pemerintah Daerah, 1. Bagaimanakah kontribusi aset
pengembangan database aset. daerah terhadap penyelenggara-
Pemerintah Daerah, studi highest and an Otonomi Daerah ?

50
2. Bagaimana kendala yang timbul tanah dan atau bangunan gedung yang
dalam pengelolaan aset daerah ? dimiliki atau dikuasai Pemerintah
Daerah melalui perjanjian sewa
II. METODE PENELITIAN menyewa atau pengguna perusahaan.
Agar mendapatkan hasil yang Kerjasama pemerintah daerah
mendalam maka dalam penelitian ini dengan perusahaan swasta tidak hanya
digunakan pendekatan yuridis akan meningkatkan atau menciptakan
normatif, politis dan ekonomis, karena PAD, tetapi hal tersebut memang harus
semua pendekatan tersebut saling dilakukan dalam era globalisasi ini,
terpengaruh dan saling bergantung dimana investasi asing bisa langsung
(interdependen) antara satu dengan masuk ke kabupaten/kota. Secara
yang lain. nasional peningkatan PAD sekaligus
merupakan hal yang sangat signifikan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN dalam upaya pemulihan ekonomi
A. Kontribusi Aset Daerah terhadap nasional jangka panjang.
penyelenggaraan Otonomi Daerah Ada beberapa upaya optimalisasi
Melalui otonomi daerah, setiap pengelolaan aset daerah agar dapat
daerah dapat mengembangkan mempunyai nilai sehingga banyak
kreativitas dan inisiatifnya untuk memberikan kontribusi terhadap
memberdayakan potensi kekayaan pendapatan asli daerah (PAD) untuk
sumber daya alam yang tersedia di menunjang penyelenggaraan otonomi
daerah. Salah satu cara untuk daerah.
menciptakan atau meningkatkan sumber Upaya optimalisasi pengelolaan
Pendapatan Asli Adaerah (PAD) dalam aset daerah yang dapat dilakukan
Surat Keputusan Menteri Dalam Negeri antara lain :
Nomor 17 Tahun 2007 tentang 1. Pemanfaatan Aset Daerah :
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Aset daerah yang belum
Milik Daerah, dibuka kemungkinan dimanfaatkan dapat didayagunakan
daerah untuk bekerjasama dengan secara optimal, dengan tujuan :
pihak ketiga, yaitu perusahaan swasta a. Agar tidak membebani Anggaran
atau investor swasta, dalam rangka Pendapatan dan Belanja Daerah
mendayagunakan aset daerah yang (APBD), khususnya biaya dikaitkan
belum dimanfaatkan secara optimal. dengan segi pemeliharaan dan
Aset daerah dimaksud antara lain tanah- pengamanannya, terutama untuk

51
mencegah kemungkinan adanya daya guna dan hasil guna barang
penyerobotan dari pihak ketiga daerah.
yang tidak bertanggungjawab. b. Untuk sementara waktu barang
b. Jika barang daerah tersebut daerah tersebut belum dimanfaatkan
dimanfaatkan secara optimal akan oleh unit/satuan kerja daerah yang
dapat meningkatkan atau memiliki/menguasai.
menciptakan sumber pendapatan c. Barang daerah dapat disewakan
asli daerah (PAD). kepada pihak lain/pihak ketiga yaitu :
Pemanfaatan adalah pendayagu- BUMN/BUMD, koperasi, yayasan
naan barang milik daerah yang tidak atau pihak swasta.
dipergunakan sesuai dengan tugas d. Jenis-jenis barang daerah yang dapat
pokok dan fungsi Satuan Kerja disewakan ditetapkan oleh masing-
Perangkat Daerah (SKPD) dalam masing kepala daerah yang
bentuk sewa, pinjam pakai, kerjasama bersangkutan.
pemanfaatan, bangun guna serah dan e. Harga sewa untuk barang daerah di
bangun serah guna dengan tidak sewakan ditetapkan dengan
mengubah status kepemilikan. keputusan kepala daerah.
1.1. Sewa f. Hasil penyewaan merupakan
Sewa adalah pemanfaatan barang penerimaan daerah dan seluruhnya
milik daerah oleh pihak lain dalam harus disetor ke kas daerah.
jangka waktu tertentu dengan menerima g. Dalam surat perjanjian sewa
imbalan uang tunai. menyewa harus ditetapkan :
Barang milik daerah baik barang 1) Jenis, jumlah, biaya dan jangka
bergerak maupun tidak bergerak yang waktu penyewaan.
belum dimanfaatkan oleh pemerintah 2) Biaya operasi dan pemeliharaan
daerah, dapat disewakan kepada Pihak selama penyewaan menjadi
Ketiga sepanjang menguntungkan tanggungjawab penyewa.
daerah. 3) Syarat-syarat lain yang dianggap
Penyewaan dapat dilaksanakan sebagai perlu.
berikut : Jenis barang-barang daerah yang
a. Penyewaan barang daerah hanya dapat disewakan :
dapat dilakukan dengan a) Mess/wisma/bioskop dan
pertimbangan untuk mengoptimalkan sejenisnya.
b) Gudang/gedung.

52
c) Toko/kios. b. Barang daerah yang dipinjam
d) Tanah. pakai kan tersebut hanya boleh
e) Kendaraan dan alat-alat besar. digunakan oleh peminjam sesuai
Pelaksanaan penyewaan ditetapkan dengan peruntukannya.
dengan keputusan kepala daerah. c. Pinjam pakai/peminjaman
tersebut tidak mengganggu
1.2. Pinjam Pakai kelancaran tugas ookok instnasi
Pinjam pakai atau peminjaman atau unit/satuan kerja daerah
adalah penyerahan penggunaan barang yang bersangkutan.
daerah kepada suatu instansi d. Barang daerah yang dipinjam
pemerintah atau pihak lain yang pakai/dipinjamkan harus
ditetapkan dengan peraturan merupakan barang yang tidak
perundang-undangan untuk jangka habis pakai.
waktu tertentu, tanpa menerima imbalan e. Peminjam harus/wajib
dan setelah jangka waktu tersebut memelihara dengan baik barang
berakhir, barang daerah tersebut biaya-biaya yang diperlukan
diserahkan kembali kepada pemiliknya. selama peminjaman.
1) Pinjam pakai/peminjaman barang f. Jangka waktu peminjaman
daerah hanya dapat dilakukan maksimal 2 (dua) tahun dan
dengan pertimbangan : apabila diperlukan dapat
a. Agar barang daerah tersebut diperpanjang kembali.
dapat dimanfaatkan secara g. Untuk keperluan tertentu jangka
ekonomis oleh instansi waktu ini dapat diberikan lebih
pemerintah/daerah. dari dua tahun, khususnya tempat
b. Untuk kepentingan sosial, ibdah disesuaikan dengan
keagamaan. peruntukan rencana kota.
2) Syarat-syarat pinjam h. Pengembalian barang yang
pakai/peminjaman barang daerah dipinjam pakai kan harus dalam
adalah : keadaan baik.
a. Barang daerah tersebut 3) Pinjam pakai/peminjaman barang
sementara waktu belum milik daerah hanya dapat
dimanfaatkan oleh unit/satuan dilaksanakan antar instansi
kerja daerah yang menguasai. pemerintah, kecuali tersebut pada
angka 1 huruf b di atas.

53
4) Penyerahan pinjam yaitu pendayagunaan aset daerah
pakai/peminjaman barang (tanah dan atau bangunan) oleh pihak
milik/dikuasai pemerintah daerah ketiga (perusahaan swasta) dilakukan
ditetapkan dengan keputusan dalam bentuk : BOT, BTO, BT, KSO
kepala daerah dan pelaksanaannya atau bentuk lainnya.
dituangkan dalam berita acara. A. Pengguna-usahaan adalah
5) Untuk keperluan tersebut instansi pendayagunaan barang milik daerah
maupun pihak lain sesuai angka 1 oleh pihak ketiga dilakukan dalam
huruf a dan huruf b di atas bentuk BOT, BTO, BT, KSO atau
mengajukan permohonan kepada bentuk lainnya.
kepala daerah melalui kepala biro a) Bangun Guna Serah atau Build-
perlengkapan/kepala bagian Operate-Transfer yang
perlengkapan dan penyelesaiannya selanjutnya disingkat BOT adalah
apabila dipandang perlu dapat pemanfaatan tanah dan atau
dibentuk panitia oleh kepala daerah. bangunan milik/dikuasai
Untuk pelaksanaan pinjam pakai pemerintah daerah oleh pihak
ditetapkan dengan keputusan ketiga dengan cara pihak ketiga
kepala daerah. membangun bangunan siap pakai
dan atau menyediakan, menambah
1.3. Kerjasama Pemanfaatan dalam sarana lain berikut fasilitas di atas
penggunaan aset daerah. tanah dan atau bangunan tersebut
Kerjasama pemanfaatan adalah dan mendayagunakannya selama
pendayagunaan barang milik daerah dalam waktu tertentu untuk
oleh pihak lain dalam jangka waktu kemudian setelah jangka waktu
tertentu dalam rangka peningkatan berakhir menyerahkan kembali
penerimaan daerah bukan tanah dan bangunan dan atau
pajak/pendapatan daerah dan sumber sarana lain berikut fasilitasnya
pembiayaan lainnya. tersebut beserta pendayagu-
Dalam pemanfaatan aset daerah naannya kepada daerah, serta
khususnya berupa benda tidak bergerak membayar kontribusi sejumlah
yang berbentuk tanah atau uang atas pemanfaatannya yang
bangunan/gedung, terutama yang belum besarnya ditetapkan sesuai
didayagunakan secara optimal, dapat dengan kesepakatan.
dilaksanakan melalui penggunausahaan

54
b) Bangun Serah Guna atau Build- d) Kerjasama Operasi yang
Transfer-Operate, yang selanjutnya disingkat KSO adalah
selanjutnya disingkat BTO adalah perikatan antara pemerintah
pemanfaatan tanah dan atau daerah dengan pihak ketiga,
bangunan milik/dikuasai pemerintah daerah menyediakan
pemerintah daerah oleh pihak barang milik daerah dan pihak
ketiga dengan cara pihak ketiga ketiga menanamkan modal yang
membangun bangunan siap pakai dimilikinya dalam salah satu
dan atau menyediakan, usaha, selanjutnya kedua belah
menyediakan sarana lain berikut pihak secara bersama-sama atau
fasilitas di atas tanah dan atau bergantian mengelola manajemen
bangunan tersebut dan setelah dan proses operasionalnya,
selesai pembangunannya keuntungan dibagi sesuai dengan
diserahkan kembali kepada daerah besarnya sharing masing-masing.
untuk kemudian oleh pemerintah B. Dasar pertimbangan pengguna-
daerah tanah dan bangunan siap usahaan barang milik daerah yaitu :
pakai dan atau sarana lain berikut 1) Barang milik daerah belum
fasilitasnya tersebut pihak ketiga dimanfaatkan;
dikenakan kontribusi sejumlah 2) Mengoptimalkan barang milik
uang yang besarnya ditetapkan daerah;
sesuai dengan kesepakatan. 3) Dalam rangka efisiensi dan
c) Bangun Serah atau Build efektivitas;
Transfer, yang selanjutnya 4) Meningkatkan pendapatan daerah;
disingkat BT adalah perikatan 5) Menunjang program pembangunan
antara pemerintah daerah dengan dan kemasyarakatan pemerintah
pihak ketiga dengan ketentuan daerah.
tanah milik pemerintah daerah, C. Barang milik daerah yang diguna-
pihak ketiga membangun dan usahakan berupa tanah dan atau
membiayai sampai dengan selesai, bangunan milik/dikuasai daerah.
setelah pembangunan selesai D. Persyaratan pelaksanaan pengguna-
pihak ketiga menyerahkan kepada usahaan harus memenuhi antara
pemerintah daerah membayar lain :
biaya pembangunannya. 1) Gedung yang dibangun berikut
fasilitasnya harus sesuai dengan

55
kebutuhan pemerintah daerah E. Pelaksanaan pengguna-usahaan
sesuai dengan tugas dan fungsi barang milik daerah ditetapkan
pokoknya. dengan persetujuan kepala daerah.
2) Pemerintah daerah tersebut sudah F. Pelaksanaan pengguna-usahaan
memiliki tanah yang belum barang milik daerah dilakukan
dimanfaatkan. dengan surat perjanjian. Di dalam
3) Dana untuk pembangunan berikut surat perjanjian tersebut harus
penyediaan fasilitasnya tidak memuat antara lain :
membebani APBD. (1) Pokok-pokok mengenai
4) Bangunan tersebut harus pengguna-usahaan;
dimanfaatkan langsung oleh (2) Data-data barang milik daerah
pemerintah daerah sesuai bidang yang diguna-usahakan;
tugasnya baik dlam masa (3) Hak dan kewajibn daripada kedua
pengoperasian maupun saat belah pihak;
penyerahan kembali. (4) Jumlah/besarnya kontribusi atau
5) Pihak yang menyediakan uang sewa yang dibayar oleh
bangunan tersebut (mitra kerja) pihak ketiga;
harus mempunyai kemampuan (5) Jangka waktu pengguna-
keuangan dan keahlian. usahaan;
6) Mitra kerja harus membayar (6) Sanksi-sanksi;
kontribusi ke kas daerah setiap (7) Ketentuan lain yang dipandang
tahun selama jangka waktu perlu terutama mengenai
pengoperasian. batasan-batasan penggunaan
7) Selama masa pengoperasioan barang-barang yang diusahakan
tanah dan bangunan tetap milik oleh pihak ketiga.
pemerintah daerah yang Surat perjanjajian pengguna-
bersangkutan. usahaan ditandatangani oleh kepala
8) Penggunaan tanah yang dibangun daerah atau sekretaris daerah atau
harus sesuai dengan Rencana dapat dilimpahkan kepada kepala biro
Umum Tata Ruang Wilayah/Kota perlengkapan.
(RUTRW/K). Semua hasil penggunausahaan
9) Jangka waktu pengunausahaan barang-barang milik daerah
paling lama 25 tahun sejak dimulai merupakan penerimaan daerah yang
masa pengoperasiannya.

56
harus disetor sepenuhnya kepada disepakati oleh para pihak sesuai
kas daerah. dengan pasal 1320 KUH Perdata
Segala biaya yang diperlukan Indonesia.
dalam rangka persiapan pelaksanaan b. Setiap perjanjian yang dibuat
penggunausahan barang-barang milik secara sah adalah mengikat para
daerah ditanggung oleh pihak ketiga. pihak sebagai undang-undang dan
para pihak wajib mematuhi apa
G. Penyerahan yang menjadi kewenangan, hak
Penyerahan kembali dan kewajiban masing-masing
bangunan/gedung beserta fasilitas pihak dan dilaksanakan dengan
kepada pemerintah daerah yang itikad baik serta hanya mengikat
bersangkutan dilaksanakan setelah kedua belah pihak.
masa pengoperasian yang c. Pada dasarnya setiap perjanjian
diperjanjikan berakhir yang yang dibuat tidak dapat ditarik
dituangkan dalam bentuk berita kembali kecuali dengan
acara. persetujuan kedua belah pihak
Dalam melakukan kerjasama atau karena alasan yang oleh
dengan perusahaan swasta perlu undang-undang dipandang layak
dilandasi dengan perjanjian tertulis untuk membatalkan perjanjian
baik dalam bentuk MOU maupun tersebut.
dalam bentuk suatu perjanjian di d. Masalah berakhirnya perjanjian
bawah tangan maupun notariil. dan akibat hukumnya.
Pelaksanaan pengguna- Menurut hukum Indonesia,
usahaan aset daerah yang di buat tiap pihak yang akan mengakhiri
berdasarkan pada suatu perjanjian perjanjian secara sepihak sebelum
sebagai dasar kerjasama t oleh para jangka waktunya berakhir harus
pihak, dilandasi oleh kebebasan mendapat izin dari Pengadilan
berkontrak (freedom of contract), Negeri stempat yang berwenang
yang prinsip-prinsipnya adalah : atas pelaksanaan perjanjian
a. Adanya kesepakatan para pihak tersebut.
untukk mengikatkan diri dalam Pada dasarnya suatu
suatu perjanjian kerjasama untuk perjanjian kerjasama anatara
melaksanakan suatu proyek pemerintah daerah dan pihak
tertentu dengan syarat-syarat yang ketiga atau perusahaan swasta

57
dalam rangka pengguna usahaan ketidaktertiban dalam pengelolaan
aset daerah perlu diatur secara data aset. Hal ini menyebabkan
rinci apa yang menjadi pemerintah daerah kesulitan untuk
kewenangan hak dan kewajiban mengetahui secara pasti aset yang
para pihak yang tujuannya untuk dikuasai/dikelolanya, sehingga aset-
mengamankan kepentingan para aset yang dikelola pemerintah daerah
pihak dan mencegah terjadinya cenderung tidak optimal dalam
sengketa di kemudian hari. penggunaannya, serta di sisi lain
Sengketa dapat terjadi pemerintah daerah akan mengalami
dalam pelaksanaan perjanjian kesulitan untuk mengembangkan
kerjasama, apabila terjadi pemanfaatan aset pada masa yang
perbuatan yang mengakibatkan akan datang.
salah satu pihak merasa dirugikan Implikasi dari pemanfaatan dan
atau terjadi cedera janji, sehingga pengelolaan aset yang tidak optimal
terpaksa perjanjian kerjasama adalah tidak diperolehnya nilai
tersebut diakhiri sebelum kemanfaatan yang seimbang dengan
proyeknya selesai direalisasi. nilai intristik dan potensi yang
Dalam hal terjadi kasus- terkandung dalam aset itu sendiri.
kasus di atas tidak selalu mudah Misalnya dari aspek ekonomis adalah
dalam menyelesaikan sengketa tidak diperolehnya revenue yang
yang sedang berlangsung, oleh sepadan dengan besaran nilai aset
karena itu biasanya dalam suatu yang dimiliki, yang merupakan salah
perjanjian kerjasama diatur satu sumber pendapatan potensial
alternatif penyelesaiannya yaitu untuk pemerintah daerah, atau
melalui : dengan kata lain return on asset
(1) Gugatan perdata di pengadilan (ROA) nya rendah.
negeri setempat; Dengan persebaran aset dan
(2) Perwasitan atau arbitrase penanganan masing-masing aset
melalui BANI. yang spesifik (misalnya diakibatkan
oleh perbedaan dalam hal
B. Kendala-kendala yang timbul pemanfaatan, peuntukan yang
dalam pengelolaan aset daerah beragam, serta model pengguna-
Salah satu masalah utama usahaan aset kepada pihak ketiga
pengelolaan aset daerah adalah yang beragam), maka pengelolaan

58
aset harus dilakukan dalam suatu b. Dikerjasamakan (diguna-
program yang dapat dipertanggung- usahakan) dengan pihak ketiga.
jawabkan. Program tersebut harus 3. Evaluasi dan Monitoring
menggambarkan komitmen Meliputi beberapa kegiatan
pemerintah daerah untuk menjamin sebagai berikut :
pemerintahan yang baik (good a. Penilaian kinerja aset
governance), serta mengacu pada berdasarkan kemanfaatan
asas-asas keterbukaan, keadilan, ekonomis aset.
dapat dipertanggungjawabkan dan b. Pembaharuan data aset.
mengutamakan kepentingan publik. c. Penambahan atau penjualan
Ini semua akan mendorong aset.
pemerintah daerah untuk benar-benar d. Perawatan (perbaikan) aset.
mengembangkan strategi pembangu- e. Penyelesaian seluruh kewajiban
nan daerah berdasarkan potensi yang yang berhubungan dengan
dimiikinya sendiri. keberadaan aset.
Untuk mengakomodir semua Dengan pengelolaan aset yang
itu, maka diperlukan adanya sistem baik, diharapkan pemanfaatan aset
manajemen aset di daerah. menjadi lebih efektif dan efisien,
Manajemen aset akan melibatkan sehingga pada gilirannya keberadaan
rangkaian kegiatan penting sebagai aset bagi pemerintah daerah
berikut : memberikan nilai kemanfaatan yang
1. Perencanaan terbaik bagi program pembangunan
Pada tahap ini dilakukan beberapa di daerah.
kegiatan sebagai berikut :
a. Identifikasi dan Inventarisasi IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Aset A. Kesimpulan
b. Legal Audit Dari hasil penelitian dapat di tarik
c. Valuation (Penilaian) kesimpulan sebagaimana berikut :
d. Studi Potensi Ekonomi dan 1. Aset daerah mempunyai kontribusi
Optimalisasi Aset yang sangat besar terhadap
2. Pemanfaatan penyelenggaraan otonomi daerah
a. Digunakan untuk kepentingan apabila dapat dilakukan pengelolaan
langsung operasional secara optimal. Salah satu bentuk
Pemerintah Daerah. optimalisasi pengelolaan aset daerah

59
adalah dalam segi pemanfaatan aset 2. Pemerintah Daerah harus mampu
sehingga akan memberikan penilaian melakukan pengelolaan aset melalui
yang besar terhadap peningkatan sistem manajemen aset sehingga
Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk setiap aset daerah dapat terkoordinir
menunjang penyelenggaraan otonomi dengan baik. Sanksi bagi pengelola
daerah. aset daerah yang tidak melakukan
2. Kendala yang timbul dalam optimalisasi pengelolaan aset daerah
pengelolaan aset daerah antara lain melalui Peraturan Daerah dan
adalah ketidaktertiban dalam peningkatan Sumber Daya Manusia
pengelolaan data aset sehingga yang kompeten terhadap
berimplikasi pada kurangnya penyelenggaran pemerintahan
optimalisasi pemanfaatan dan diharapkan akan mampu
pengelolaan aset karena tidak menyelesaikan segala permasalahan
diperolehnya nilai kemanfaatan yang yang menyangkut aset daerah.
seimbang dengan nilai intrinsik
potensi yang terkandung dalam aset DAFTAR PUSTAKA
itu sendiri. Oleh karena itu diperlukan Buku-buku :
sistem manajemen aset dari mulai Burhanudin, Manajemen Aset Daerah,
Pusdiklatnas BPKP, Edisi Pertama,
perencanaan, pemanfaatan, evaluasi Bogor, 2009.
dan monitoring terhadap aset daerah.
Chabib Soleh dan Heru Rochmansjah,
Pengelolaan Keuangan dan Aset
B. Saran Daerah Sebuah Pendekatan
Struktural Menuju Tata Kelola
1. Pemerintah daerah diharapkan Pemerintahan Yang Baik, PT.
mampu memainkan peranannya Fokus Media, Jakarta, 2010.
dalam membuka peluang memajukan Doli D. Siregar, Manajemen Aset
daerah dengan melakukan identifikasi Strategi Penataan Konsep
Pembangunan Berkelanjutan
potensi sumber-sumber secara Nasional dalam Konteks
pendapatannya dan mampu Kepala Daerah sebagai CEO’s
pada Era Globalisasi & Otonomi
menetapkan belanja daerah secara Daerah, Pt. Gramedia Pustaka
ekonomi yang wajar, efektif, dan Utama, anggota IKAPI, Jkarta
2004.
akuntabel. Pemerintah Daerah harus
M. Yusuf, 8 Langkah Pengelolaan Aset
bisa melakukan pemanfaatan aset
Daerah Menuju Pegelolaan
daerah sehingga akan bernilai tinggi. Keuangan Daerah Terbaik,
Salemba Empat, Jakarta, 2013.

60
Peraturan Perundang-Undangan :

1. Undang Undang Nomor 33 Tahun


2004 tentang Perimbangan
Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Daerah;
2. Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 2 Tahun
2014 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 58
Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 6
Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara Daerah;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan
Barang Milik Daerah.

61

Anda mungkin juga menyukai