Anda di halaman 1dari 9

BERFIKIR KRITIS

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah metodologi keperawatan
Dosen pengampu : ibu, Dwi Aprilina A,S.Ners.M.Kep

Disusun oleh :
Adila putri risma dewi (P27901120002)
Nuradini (P27901120030)
Rahma Nursapitri (P27901120031)
Sinta Bella (P27901120035)
Wiwin ningrum (P27901120043)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
TAHUN AKADEMIK 2020-2021
A. PERTANYAAN KRITIS PADA TAHAPAN PROSES KEPERAWATAN

1. Pengkajian
 Mengetahui tujuan/ maksud dari pengumpulan data, apa yang
akan dilakukannya, manfaat apa yang didapat dari data tersebut?
 Alat-alat yang dibutuhkan untuk melakukan pengumpulan data?
 Hal-hal apa yang harus diperhatikan pada saat melakukan
observasi/ pengamatan?
 Hal-hal apa yang harus diperhatikan pada saat memeriksa fisik
klien, perawat harus tahu dulu ciri/tanda dari keadaan fisik yang
normal agar dapat mengetahui terjadinya keadaan yang tidak
normal atau menyimpang? Alat-alat yang digunakan untuk
melakukan pemerikasaan fisik?
 Kapan suatu data yang diperoleh dapat menjadi indikasi/patokan
adanya suatu masalah dan intervensi seperti yang akan dilakukan?
 Informasi/data apa yang sesuai atau relevan dan saya butuhkan
serta bagaimana saya menginterpretasikannya?
 Apa yang saya dapatkan dari informasi/ data ini?
 Masalah-masalah apa yang ditunjukkan oleh informasi/data ini?
 Apakah saya sudah mengidentifikasikan masalah yang terpenting?
 Apakah informasi/data ini menunjukkan masalah lain yang harus
saya pertimbangkan?
2. Diagnosa keperawatan
 Apakah sudah mengetahui data normal, sehingga perawat mampu
menganalisis data yang merupakan data fokus yang mendukung
masalah keperwatan?
 Sudahkah melakukan pengelompokan data yang ada dalam
kelompok data subyektif dan data obyektif?
 Sudahkah mengidentifikasi data subyektif dan data obyektif
sehingga perawat mampu memutuskan masalah yang ada? Apakah
merupakan masalah actual, resiko, kemungkinan, atau wellness?
 Benarkah pada tahap identifikasi masalah ini perawat
mendokumentasikan hanya sebatas masalah keperawatan, bukan
diagnose keperawatan?
 Masalah keperawatan yang harus diidentifikasi sesuai dengan
data subyektif dan data obyektif yang ada?
 Sudahkah menganalisis masalah keperawatan yang telah
didokumentasikan pada tahap analisis data?
 Sudahkah menentukan etiologi/ penyebab dari masalah
keperawatan yang ada dengan menganalisis kembali data
subyektif dan data obyektif yang sudah dikelompokkan sesuai
maasalah?
 Sudahkah menentukan diagnosis keperawatan yang terdiri dari
problem/ masalah, etiologi/penyebab, dan tanda/ data obyektif
serta gejala/data subyektif?
3. Perencanaan
 Apakah perencanaan dibuat sesuai dengan prioritas diagnosis
keperawatan yang telah ditetapkan?
 Apakah hasil yang diharapkan dari inetrvensi keperawatan
dirumuskan dalam istilah tujuan/criteria hasil yang harus spesifik,
dapat diukur, dapat dicapai, sesuai dengan kenyataan dan ada
periode waaktu pencapaian?
 Apakah criteria hasil sudah sesuai standar/ patokan normal?
 Sudahkah intervensi keperawatan untuk membantu memenuhi
kebutuhan dasar klien didasari oleh kode etik dan standar praktik
keperawatan professional yang telah berlaku?
 Sudahkah klien dan keluarganya disertakan dalam melakukan
tindakan keperawatan?
 Apakah sudah mengidentifikasi intervensi keperawatan spesifik
yang sesuai dengan pencapaian tujuan?
 Sudahkah intervensi tersebut didasarkan pada penyakit/masalah
yang dialami klien?
 Apakah informasi yang dimasukkan dalan rencana keperawatan
dituliskan dengan cara yang ringkas, sistematis sehingga
memudahkan penggunaannya oleh tenaga keperawatan lain?
 Sudahkah melakukan kolaborasi dengan tim kesehatan lainsesuai
dengan wewenang dan tanggung jawabnya?
4. Implementasi
 Apakah sebelum melakukan implementasi perawat melakukan
pengkajian ulang untuk mengetahui apakah tindakan tersebut
masih dibutuhkan oleh klien atau tidak?
 Sebelum melakukan implementasi, perawat melakukan pengkajian
apakah tindakan dapat dilaksanan oleh perawat seorang diri atau
membutuhkan asisten.
 Apakah saat mengimplementasikan asuhan keperawatan, perawat
secara berkesinambungan mengkaji respons klien terhadap
pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan?
 Apakah semua rencana keperawatan diimplementasikan dengan
menerapkan sikapsikap berpikir kritis, seperti integritas, kasih
saying, percaya diri, dan keinginan untuk menerima serta
memahami respons klien?
 Apakah saat intervensi keperawatan diimplementasikan rencana
keperawatan dimodifikaasi sesuai dengan respons klien?
 Apakah setelah melaksanakan tindakan keparawatan, perawat
mendokumentasikannya ke dalam format catatan keperawatan dan
menandatanganinya?
 Apakah pencacatan sudah dibuat secara ringkas, jelas, dan
obyektif serta memenuhi criteria bahwa pencacatan yang dibuat
menunjukkan diagnosis keperawatan dan masalah kolaboratif:
pencatatan yang dibuat menggambarkan intervensi keperawatan
dan respons klien terhadap intervensi tersebut; pencacatan yang
dibuat mencakup semua data tambahan yang relevan?
 Apakah pendokumentasian catatan keperawatan menggunakan
kalimat aktif? Perawat harus memperhatikan respon klien, baik
respon yang diungkapkan klien (subyektif) maupun respons yang
dilihat perawat (obyektif)?
5. Evaluasi
A. Apakah criteria hasil yang dibuat dalam perencanaan sudah dapat
mengukur pencapaian tujuan bagi klien?
B. Apakah sudah mengumpulkan data perkembangan yang berkaitan
dengan pencapaian criteria hasil (data subyektif dan data
obyektif)?
C. Apakah perawat sudah melakukan perbandingan data klien dengan
criteria hasil?
D. Apakah perawat sudah menyatakan pada tujuan bahwa masalah
sudah tercapai/ teratasi?
E. Apakah perawat sudah menyatakan pada tujuan bahwa masalah
sudah sebagain tercapai/ teratasi sebagian?
F. Apakah perawat sudah menyatakan pada tujuan bahwa masalah
tid Apakah perawat mendokumentasikannya ke dalam format
catatan perkembangan dan menandatanganinya?
G. Apakah format catatan perkembangan sudah terdapat: nomor
diagnosis, tanggal/waktu, subyektif, obyektif, analisis, dan
perencanaan (SOAP) serta paraf dan nama.

B. ALUR BERPIKIR KRITIS DALAM PROSES KEPERAWATAN


Berpikir kritis dalam keperawatan adalah proses berpikir dalam keperawatan
dengan terperinci dengan benar benar mempertimbangkan baik buruknya
dalam memberikan layanan kesehatan,yaitu memberi layanan asuhan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan,Bertujuan untuk
menganalisis penggunaan bahasa, perumusan
1. Menurut Budiono & Sumariah, Berpikir Kritis merupakan konsep
dasar yang terdiri dari konsep berpikir yang berhubungan dengan
proses belajar dan kritis itu sendiri berbagai sudut padang. Konsep
berpikir tersebut berkaitan dengan proses berpikir itu sendiri, yang
dimana proses berpikir kritis itu akan digunakan dalam memberikan
asuhan keperawatan.
2. Menurut Deswani (2010) “Berpikir kritis dalam keperawatan
merupakan suatu upaya bagaimana perawat bisa berpikir secara
sistematis dan mengaplikasikan standard intellectual untuk
menganalisis proses berpikir. Berpikir kritis bagi seorang perawat
sangat penting untuk mempertanggungjawabkan profesionalisme”.
3. Menurut para ahli (Potter & Perry, 2010) “Berpikir Kritis penting
dilakukan sebelum mengambil keputusan dalam memberikan Asuhan
Keperawatan karena merupakan salah satu metode ilmiah dalam
menyelesaikan masalah klien”. Sesuai dengan teori Ignatavicius &
Workman (2006) yang mengungkapkan bahwa berpikir kritis
merupakan kompetensi yang perlu dimiliki oleh perawat agar dapat
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas kerena berpikir
kritis sangat berkaitan dengan pengambilan keputusan dan penilaian
klinis yang tepat.
4. Berikut proses berpikir kritis menurut Christensen & Kenny (2009)
yaitu :
a. Berpikir Rasional Logis dan Beralasan
Didasarkan pada pembuatan hubungan antara bukti solid,
observasi dan fakta untuk menarik kesimpulan, bukan untuk
pengambilan kesimpulan yang berdasarkan ketidaktahuan,
kesukaan, prasangka atau kepeningan sendiri. Jadi pada
proses ini dibutuhkan suatu jalan pikiran atau logika.
b. Berpikir Reflektif
Pada proses berpikir kritis ini dibutuhkan untuk meluangkan
waktu untuk meneliti menganalis data secara akurat
mengidentifikasi masalah klien dan hasil akhir kesehatan
yang dialami klien. Kemungkinan tindakan untuk mencapai
hasil tersebut dipertimbangkan dan diperbandingkan dengan
keuntungan, bahaya, dan kerugian dari setiap tindakan.
Perawat tidak hanya sekedar mengambil kesimpulan, tetapi
perawat juga menimbang informasi dengan cara yang sesuai
dengan disiplin yang dianut.
Seperti yang terdapat pada Potter & Perry (2009), Aplikasi
analisis dalam keperawatan yaitu berpikiran terbuka dalam
melihat data informasi pasien, tidak membuat asumsi yang
terburu-buru dan ceroboh dan menanyakan apakah data tidak
sesuai dengan yang perawat ketahui.
c. Berpikir Otonomi
Di proses ini perawat berpikir dengan diri sendiri, tidak
hanya menerima atau dapat dimanipulasi oleh pandangan
orang lain. Pemikir otonomi menganalisis infomasi dan
memutuskan dimana yang paling benar terpercaya.
d. Berpikir Kreatif
Proses berpikir dengan kreatif menggunakan Cara yang
bertujuan untuk menghubungkan atau mensitesis informasi
sehingga terlibat dengan cara baru atau memberikan
konklusi yang unik. Konklusi merupakan pengetahuan yang
diperoleh dengan perantara sesuatu secara tidak langsung.
e. Memutuskan konklusi dan tindakan
Pada proses ini perawat Mencakup, menganalisis dan
mengevaluasi bukti-bukti, serta memperbandingkan pilihan,
menimbang kerugian, resiko serta keuntungan dan
memperkirakan keberhasilan pencapaian hasil akhir yang di
inginkan untuk menunjang derajat kesehatan Klien.

Tujuan
Berpikir kritis dalam keperawatan bertujuan untuk menganalisis penggunaan
bahasa, perumusan masalah, penjelasan, dan ketegasan asumsi,kuatnya bukti
bukti, menilai kesimpulan, membedakan antara yang baik dan buruknya
argument, serta mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini
benar, serta tindakan yang dilakukan dalam keperawatan. (Deswani, 2009).

Berpikir kritis penting dilakukan oleh perawat sebelum mengambil keputusan


dalam asuhan keperawatan.Asuhan keperawatan merupakan satu metode ilmiah
dalam penyelesaian masalah klien.

Kesimpulan

Berpikir kritis dalam keperawatan adalah proses berpikir dalam keperawatan


dengan terperinci dengan benar benar mempertimbngkan baik buruknya dalam
memberikan layanan kesehatan,yaitu memberi layanan asuhan keperawatan
dengan menggunakan proses keperawatan. Perawat yang selalu
berpikir kritis atau kreatif akan selalu melihat dan memecahkan masalah dengan
sudut pandang yang berbeda dan mempertimbangkan dengan mendalam setiap
masalah yang akan diambil demi kebaikan pasien,diri sendiri dan Kemampuan
berpikir kritis sangat diperlukan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.
Peningkatan kemampuan berpikir kritis akan meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan. Tujuan berpikir kritis adalah untuk menganalisis penggunaan
bahasa, perumusan masalah, penjelasan, dan ketegasan asumsi,kuatnya bukti
bukti, menilai kesimpulan, membedakan antar yang baik dan buruknya
argument, serta mencari kebenaran fakta dan nilai dari hasil yang diyakini
benar, serta tindakan yang dilakukan dalam keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai