Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENDIDIKAN KESEHATAN PADA ANAK DENGAN KEJANG DEMAM


DI RUANG SADEWA 4 RSUD K.R.M.T WONGSONEGORO

DI SUSUN OLEH
FENDY WIDIARDANI
20101440119045

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


STIKES KESDAM IV/DIPONEGORO SEMARANG
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENDIDIKAN KESEHATAN KEJANG DEMAM

A. LATAR BELAKANG
Kejang demam adalah kejang yang terjadi akibat kenaikan suhu tubuh diatas
38,40C tanpa disertai infeksi susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit pada
anak diatas usia 1 bulan, tanpa riwayat kejang demam sebelumnya (Partini,2013).
Kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi atau anak yang biasanya
terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak
pernah terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu (Mansjoer,
2010).
Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai
akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang
berlebihan (Betz & Sowden, 2009).
Kejang demam masih sering sekali terjadi pada anak-anak usia balita,
penangan yang di lakukan oleh orang tuan terkadang tidak tepat dan dapat
membahayakan pasien, karena itu penyuluh ingin memberikan informasi terkait
kejang demam dan penanganan kejang demam di rumah agar dapat memberikan
pengetahuan dalam menangani kejang demam.

B. TUJUAN PENDIDIKAN KESEHATAN


1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 1x30 menit di harapkan keluarga
dapat mengetahui kejang demam dan penangan kejang demam pada anak saat
di rumah.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan penkes ini, diharapkan keluarga mengetahui :
1. Mengetahui pengertian kejang demam
2. Mengetahui penyebab kejang demam
3. Mengetahui klasifikasi kejang demam
4. Mengetahui tentang tanda gejala kejang demam
5. Mengetahui cara atau penangan kejang demam saat di rumah

C. SASARAN PENDIDIKAN KESEHATAN


Pasien anak dan anggota keluarga pasien di ruang Sadewa 4 RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro Semarang.

D. PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Hari dan Tanggal
Kamis, 21 Oktober 2021
2. Waktu Pendidikan Kesehatan
Lama pendidikan kesehatan 30 menit
3. Tempat
Ruang Sadewa 4 RSUD K.R.M.T Wongsonegoro Semarang

E. PELAKSANA PENDIDIKAN KESEHATAN


1. Pembicara :
a. Fendy widiardani

F. STRATEGI KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN


1. Metode Pendidikan Kesehatan
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
2. Media Pendidikan
a. Leaflet Kejang Demam
b. Lembar Balik Kejang Demam
3. Rencana Kegiatan Pendidikan Kesehatan

No Tahap Kegiatan Pengajar Kegiatan Sasaran Waktu


. Kegiatan

1. Pendahuluan 1. Memberi salam 1. Menjawab salam 5 menit


2. Menyampaikan
2. Mendengarkan
informasi tentang
pendidikan kesehatan
3. Menyampaikan 3. Memperhatikan
tujuan dan prosedur
pendidikan kesehatan
2. Penyajian Menyampaikan materi 1. Memperhatikan 15 menit
1. Ceramah tentang
materi
- Pengertian
kejang demam
- Penyebab kejang
demam
- Klasifikasi
kejang demam
- Tanda dan gejala
kejang demam
- Penangan kejang
demam
3. Penutup Memberikan apresiasi 10 menit
kepada pasien dan
keluarganya
Mengucapkan salam

Evaluasi :

1. Menanyakan kepada
peserta tentang 1. Menjawab
materi yang telah pertanyaan
diberikan, dan
reinforcement kepada
ibu yang dapat
menjawab
pertanyaan

Terminasi :
2. Mendengarkan
1. Mengucapkan
terimakasih atas
peran serta peserta
2. Mengucapkan salam
3. Menjawab salam
penutup

11 EVALUASI
1. Standar Persiapan :
a. Alat : Leflet dan Lembar Balik
b. Jumlah Audience : Sejumlah pasien yang di rawat inap dan
anggota keluarga yang berada di ruangan Sadewa 4 RSUD K.R.M.T
Wongsonegoro Semarang
c. Penyelenggaraan penyuluhan dilaksanakan di Ruang Sadewa 4.
d. Kesiapan materi :
1) Pengertian kejang demam
2) Penyebab kejang demam
3) Klasifikasi kejang demam
4) Tanda dan gejala kejang demam
5) Penanganan kejang demam
2. Standar Proses :
a. 5 menit pertama : Pendahuluan
1) Memberi salam
2) Menyampaikan informasi tentang pendidikan kesehatan
3) Menyampaikan strategi pembelajaran
b. 15 menit kedua : Penyajian menyampaikan materi
1) Pengertian kejang demam
2) Penyebab kejang demam
3) Klasifikasi kejang demam
4) Tanda dan gejala kejang demam
5) Penangan kejang demam
c. 10 menit ketiga : Diskusi dan evaluasi
Tanya Jawab tentang :
1) Pengertian kejang demam
2) penangan di rumah jika anak terjadi kejang demam
3. Standar Hasil :
Audience dapat menerangkan kembali materi yang disampaikan, tentang :
1) Pengertian kejang demam
2) Penyebab kejang demam
3) Klasifikasi kejang demam
4) Tanda dan gejala kejang demam pada anak
MATERI KEJANG DEMAM
A. DEFINISI
. Kejang demam adalah kejang yang terjadi akibat kenaikan suhu diatas
38,40C tanpa disertai infeksi susunan saraf pusat atau gangguan elektrolit pada
anak diatas usia 1 bulan, tanpa riwayat kejang demam sebelumnya (Partini, 2013).
Kejang demam adalah suatu kejadian pada bayi atau anak yang biasanya
terjadi antara umur 3 bulan dan 5 tahun, berhubungan dengan demam tetapi tidak
pernah terbukti adanya infeksi intrakranial atau penyebab tertentu (Mansjoer,
2010).
Kejang merupakan perubahan fungsi otak mendadak dan sementara sebagai
akibat dari aktivitas neuronal yang abnormal dan pelepasan listrik serebral yang
berlebihan (Betz & Sowden, 2009).

B. PENYEBAB DAN FAKTOR RESIKO


Menurut Mansjoer, dkk (2010)
1. Demam itu sendiri
Demam yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media,
pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih, kejang tidak selalu
timbul pada suhu yang tinggi.
2. Efek produk toksik dari pada mikroorganisme
3. Respon alergik atau keadaan umum yang abnormal oleh infeksi.
4. Perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit.
5. Ensefalitis viral (radang otak akibat virus) yang ringan, yang tidak diketahui
atau enselofati toksik sepintas.
Menurut staf pengajar ilmu kesehatan anak FKUI (1985: 50), faktor
presipitasi kejang demam: cenderung timbul 24 jam pertama pada waktu sakit
demam atau dimana demam mendadak tinggi karena infeksi pernafasan
bagian atas. Demam lebih sering disebabkan oleh virus dari pada bakterial.
C. KLASIFIKASI KEJANG DEMAM
Kejang yang merupakan pergerakan abnormal atau perubahan tonus badan
dan tungkai dapat diklasifikasikan menjadi 3 bagian yaitu : kejang, klonik, kejang
tonik dan kejang mioklonik.
1. Kejang Tonik
Kejang ini biasanya terdapat pada bayi baru lahir dengan berat badan rendah
dengan masa kehamilan kurang dari 34 minggu dan bayi dengan komplikasi
prenatal berat. Bentuk klinis kejang ini yaitu berupa pergerakan tonik satu
ekstrimitas atau pergerakan tonik umum dengan ekstensi lengan dan tungkai
yang menyerupai deserebrasi atau ekstensi tungkai dan fleksi lengan bawah
dengan bentuk dekortikasi. Bentuk kejang tonik yang menyerupai deserebrasi
harus di bedakan dengan sikap epistotonus yang disebabkan oleh rangsang
meningkat karena infeksi selaput otak atau kernicterus.
2. Kejang Klonik
Kejang Klonik dapat berbentuk fokal, unilateral, bilateral dengan pemulaan
fokal dan multifokal yang berpindah-pindah. Bentuk klinis kejang klonik
fokal berlangsung 1 – 3 detik, terlokalisasi dengan baik, tidak disertai
gangguan kesadaran dan biasanya tidak diikuti oleh fase tonik. Bentuk
kejang ini dapat disebabkan oleh kontusio cerebri akibat trauma fokal pada
bayi besar dan cukup bulan atau oleh ensepalopati metabolik.
3. Kejang Mioklonik
Gambaran klinis yang terlihat adalah gerakan ekstensi dan fleksi lengan atau
keempat anggota gerak yang berulang dan terjadinya cepat. Gerakan tersebut
menyerupai reflek moro. Kejang ini merupakan pertanda kerusakan susunan
saraf pusat yang luas dan hebat.
D. TANDA GEJALA
1. Kedua kaki dan tangan kaku disertai gerakan-gerakan kejut yang kuat dan
kejang-kejang selama 5 menit . bola mata berbalik ke atas
2. Gigi terkatup
3. Muntah
4. Tak jarang si anak berhenti napas sejenak.
5. Pada beberapa kasus tidak bisa mengontrol pengeluaran buang air besar/kecil
6. Pada kasus berat, si kecil kerap tak sadarkan diri. Adapun intensitas waktu
kejang juga sangat bervariasi, dari beberapa detik sampai puluhan menit.
E. PENATALAKSANAAN DI RUMAH
Karena penyakit kejang demam sulit di ketahui kapan munculnya, maka orang
tua atau pengasuh anak perlu di beri bekal untuk memberikan tindakan awal pada
anak yang mengalami kejang demam. Tindakan awal itu antara lain:
1. Saat timbul serangan kejang segera pindahkan anak ke tempat yang aman
seperti di lantai yang di beri alas lunak tapi tipis, jauh dari benda-benda
berbahaya seperti gelas, pisau.
2. Posisi kepala anak hiperekstensi, pakaian di longgarkan. Kalau takut lidah
anak menekuk atau tergigit maka di berikan tong spatel yang di bungkus
dengan kasa atau kain, kalau tidak ada dapat di berikan sendok makan yang di
balut dengan kasa atau kain bersih
3. Fentilasi ruangan harus cukup. Jendela dan pintu di buka supaya terjadi
pertukaran oksigen lingkungan.
4. Kalau anak mulutnya masih dapat di buka sebagai pertolongan awal dapat di
berikan antipiretik seperti aspirin (maksimal sehari 3 kali)
5. Kalau memungkinkan sebaiknya orang tua atau pengasuh di rumah
menyediakan diazepam (melalui dokter keluarga) sehingga saat serangan
kejang anak dapat di berikan.
6. Kalau beberapa menit kemudian tidak membaik atau tidak tersedianya
diazepam maka segera bawa anak ke Rumah Sakit (Sukarmin 2009).
F. PENCEGAHAN
Kekambuhan berulang dan pencegahan segera saat kejang berlangsung.
1. Tersedianya obat penurun panas yang didapat atas resep dokter
2. Tersedianya obat pengukur suhu dan catatan penggunaan termometer, cara
pengukuran suhu tubuh anak, serta keterangan batas-batas suhu normal pada
anak ( 36-37ºC)
3. Anak diberi obat anti piretik bila orang tua mengetahuinya pada saat mulai
demam dan jangan menunggu sampai meningkat
4. Memberikan kompres hangat.

G. HAL YANG DAPAT DILAKUKAN ORANG TUA


1. Segera beri obat penurun panas begitu suhu tubuh anak melewati angka
37,5OC.
2. Kompres dengan lap hangat (yang suhunya kurang lebih sama dengan suhu
badan si kecil). Jangan kompres dengan air dingin, karena dapat menyebabkan
“korsleting”/benturan kuat di otak antara suhu panas tubuh si kecil dengan
kompres dingin tadi.
3. Agar si kecil tidak cedera, pindahkan benda-benda keras atau tajam yang
berada dekat anak. Tak perlu menahan mulut si kecil agar tetap terbuka
dengan mengganjal/menggigitkan sesuatu di antara giginya. Miringkan posisi
tubuh si kecil agar penderita tidak menelan cairan muntahnya sendiri yang
bisa mengganggu pernapasannya.
4. Jangan memberi minuman/makanan segera setelah berhenti kejang karena
hanya akan berpeluang membuat anak tersedak.
DAFTAR PUSTAKA

Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2012. Buku Saku Keperawatan Pediatri. Jakarta:
EGC

Ngastiyah. 2013. Peerawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC

Sacharin Rosa M. 2012. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa : Maulanya


R.F. Jakarta : EGC

Partini, 2013. Kiat praktis dalam pediatrik klinis, Jakarta: Ikatan Dokter Anak
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai