Anda di halaman 1dari 13

Digital Leadership dalam

Transformasi Digital
ANGGOTA KELOMPOK:
VINA MAULINDA (15320354)

VIETA SAVINDINATA NASIR (18320043)

TRUSTY TRI OKTOVIANI (18320150)

YASMIN MUMTAZ (18320228)


LATAR BELAKANG MASALAH

Perubahan teknologi yang saat ini mencapai fase


Revolusi Industri ke-4 yang berdampak pada semua
aspek kehidupan manusia dan menentukan
perkembangan ekonomi secara global. Di tengah
perbincangan mengenai disruption, terutama yang
mengguncang teknologi industri manufaktur di
Indonesia, muncul optimisme tentang peluang
ekonomi baru yang tumbuh dari UMKM. Dalam
menghadapi perkembangan teknologi di era digital,
para pemimpin perusahaan atau pemilik UMKM
didorong untuk dapat menyesuaikan diri dengan
perkembangan digital agar dapat bertahan dan
menjaga kestabilan usaha.
DESKRIPSI KASUS
Kelompok kami melakukan wawancara pada pemilik

usaha UMKM di Yogyakarta. Subjek memiliki bisnis

dalam bidang usaha tas dengan brand Honx dan

Sally Herritage. Penjualan produk dilakukan secara

offline dan online.


2012

Subjek E dan suami membuat sistem

database berbasis komputerisasi untuk

memudahkan kegiatan perusahaan yang


2012-2019
mencakup produksi, penjualan, dan
Subjek E dan suami hanya mengajarkan
keuangan. Pada proses pembuatan sistem,

karyawan yang berada di toko offline


subjek tidak melibatkan karyawannya.

Subjek dan suami secara mandiri mendirikan Honx Store untuk dapat menggunakan

sistem dengan bantuan rekan pengusaha sistem data. Karyawan mulai diajarkan

lain. untuk melakukan penjualan via market

place. Namun, pada sistem database

karyawan hanya ditugaskan untuk


2020
menginput penjualan, pengeluaran, dan

Subjek E dan suami mulai membangun


pemasukan perusahaan.

pabrik produksi tas mandiri yang terdiri

dari 5 orang karyawan untuk mendesain, 2020-2021


menggunting, dan menjahit tas. Seluruh
Subjek E dan suami kesulitan membuat
proses pada pabrik seperti pendataan
sistem database yang dapat digunakan oleh
produk, target produksi, dan evaluasi
karyawan pada pabrik dikarenakan kualitas

kinerja dilakukan secara manual. SDM yang rendah. Selain itu, subjek juga

masih belum dapat menerapkan digitalisasi

pada proses rekrutmen karyawan


Digital Leadership

Kepemimpinan digital berarti berpikir secara berbeda

tentang strategi bisnis, model bisnis, fungsi TI, platform

perusahaan, pola pikir, keahlian, dan tempat kerja (El

Sawy et al dalam Yücebalkan, 2018).

kepemimpinan digital adalah kasus kombinasi

kompetensi berbagai disiplin ilmu di dunia digital.

Komponen dasar tersebut dapat dijelaskan sebagai

berikut (Turan dalam Yücebalkan, 2018):

ICT (Information and Communication Technologies)

Capability

Business Acumen

Strategic Leadership
LANDASAN TEORI

TRANSFORMASI DIGITAL

Transformasi digital diartikan sebagai


penggunaan teknologi informasi untuk
mengubah cara penanganan suatu pekerjaan
agar lebih efektif dan efisien. Paperless
merupakan tujuan utamanya, seluruh bukti
transaksi berupa dokumen digantikan oleh
database sehingga lebih simpel, fleksibel, dan
mudah diakses kapan saja (Danuri, 2019).
Landasan Teori

Increasing customer demands

Higher procurement competence


Faktor pendorong
terjadinya Growing competition
Transformasi Digital
Fast pace
Berthold
New technologies

Digital Leadership
Landasan Teori

DAMPAK Teleworking/remote working


(bekerja jarak jauh)
TRANSFORMASI
DIGITAL
SCHWARZMÜLLER ET AL., 2018
Substitusi karyawan/ penggantian
karyawan
Berikut adalah beberapa tantangan yang
harus diwaspadai ketika implementasi
digitalisasi di bidang manufaktur:

1. Proses Tradisional
Tantangan 2. Bertahan untuk Tidak Berubah
Transformasi 3. Mode Bisnis Lama

Digital 4. Otomatisasi Terbatas


5. Pembatasan Anggaran
ALBUKHITAN, S. (2020) 6. Tidak Adanya Relevan Pengetahuan
7. Struktur Perusahaan yang Tidak
Fleksibel
8. Keamanan
Alternatif Solusi

TANTANGAN YANG DIHADAPI SOLUSI 1


Berdasarkan Albukhitan (2020), subjek E mengalami Subjek E dapat menerapkan pola kepemimpinan

situasional dengan pendekatan task behavior dan


inflexible company structure dimana pemimpin ragu

relationship behavior. Pola kepemimpinan tersebut


untuk membentuk suatu teknologi baru karena harus

dapat mengedukasi karyawan dengan kualitas SDM


melewati proses reset dan retested yang lama.
menengah kebawah.

SOLUSI 2
Subjek E dapat menerapkan langkah resolusi

menurut Albukhitan (2020), yakni meminta bantuan

profesional service untuk mengembangkan database

yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan

perusahaan.
Kesimpulan

Transformasi digital pada perusahaan Subjek masih terbatas pada sistem

yang dijalankan melalui toko offline dan pemanfaatan marketplace

karena Subjek belum mampu untuk menemukan sistem database yang

tepat untuk manajemen kinerja pabrik produksi. Subjek menyatakan

bahwa masih kesulitan untuk menemukan dan merancang sistem yang

dapat langsung terhubung dengan sistem database di toko offline.

Tantangan yang dialami Subjek dalam menjalankan proses transformasi

digital disebut sebagai inflexible company structure.

Oleh karena itu, tim penulis memberikan rekomendasi yang dapat

digunakan untuk mengatasi masalah tersebut yakni dengan

menggunakan pendekatan kepemimpinan situasional yang


berdasarkan pada task behavior dan relationship behavior.
Kesimpulan

Langkah-langkah resolusi yang dapat diterapkan oleh Subjek untuk

menghadapi tantangan dalam hal inflexible company structure, dengan

membentuk suatu tim khusus yang berkolaborasi dengan pemilik usaha

untuk membangun sebuah sistem database yang dapat terintegrasi

dengan sistem database lain secara menyeluruh. Tim khusus tersebut

terdiri dari ahli dalam berbagai bidang seperti engineer, product

designer, data analysts, dan layanan profesional dalam pengembangan

sistem manufaktur. Tim tersebut akan memimpin proses pengembangan

sistem database yang baru dan menerapkan solusi-solusi yang dapat

menunjang tercapainya Return of Investment yang kuat.


Teri ma kasi h

Anda mungkin juga menyukai