pernah mendengar sebuah iklan sebuah produk, yang berbunyi “buat anak kok coba-coba”
atau sebuah pesan jika anda mencoba berarti anda tidak serius, dalam diri anda tertanam
sebuah sikap pesimis, dalam dialog tersebut adalah dalam kontek mengobati anak yang
sakit tidak boleh coba-coba terlepas dari iklan, apapaun yang kita lakukan dalam rangka
menyembuhkan anak sakit harus serius.
Berbeda dengan kontek kali ini mencoba adalah kita mengambil sebuah langkah sebelum
berbuat kita mengetahui dulu apa itu yang akan kita perbuat, dampak manfaat dan
mudhorotnya. Dan untuk mengetahui hal tersebut kita harus mencoba. Seperti sebuah
produk juga harus tes dulu atau ujicoba dulu atau dalam bahasa lain softlaunching.
Dalam kamus bahasa Indonesia mencoba mengerjakan (berbuat) sesuatu untuk mengetahui
keadaannya dan sebagainya: ia ~ sepeda yang baru dibelinya itu; 2 mengenakan (baju, sepatu) untuk
mengetahui pas tidaknya, atau mencoba juga dapat berusaha melakukan (berbuat) sesuatu.
berani/be·ra·ni/ a mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam
menghadapi bahaya, kesulitan, dan sebagainya; tidak takut (gentar, kecut):
dari dua kata tersebut diatas kita mengambil arti yaitu mempunyai sikap yang mantap,
dalam mengerjakan sesuatu untuk mengetahui keadaannya.
Sesuai dengan kegiatan yang akhir-akhir ini di digelorakan oleh SMA POMOSDA adalah
program Literasi, maka kami dari Kepramukaan berani mencoba untuk membuat goresan
pena tentang apa yang dialami selama pelaksanaan Dianpinsa. Dikandung maksud ada
manfaat tambahan dari kegiatan dianpinsat. Misalkan kita belajar tertib administrasi,
menambah koleksi Buku di perpustakaan, menjadi koleksi bacaan kita.
Semoga langkah ini bisa disusul dengan langkah-langkah berikutnya, sehingga perjalanan ini
menyenangkan dapat kita nikmati dan bisa dinikmati oleh lain, dan semoga selamat sampai
tujuan amin.
Dalam sebuah perkemahan api unggun adalah sebuah agenda yang sangat
dinantikan oleh peserta perkemahan, karena pada acara tersebut semua peserta dan pantia
berekpresi, menampilkan bakat nya, semua peserta menjadi satu, membuat penat yang ada,
api unggun adalah sebuah lambang, kabarkan semangat, begitu juga pada kegiatan
Dianpinsa kali ini,
saya juga menantikan api unggun, walaupun saya belum pernah menampilkan
atraksi atau menyanyi didepan mereka tetapi rasa ingin untuk mengikuti api unggun sangat
suka sekali.
Tiba hari pelaksanaan api unggun, sebagai pembina saya mengecek persiapan adik-adik
untuk pelaksanaan api Ungun dilapangan,
Penataan tempat
Sekitar pk. 15.00 saya keliling lapangan, melihat panitia sedang menata kayu untuk
persiapan api unggun,
Ditata sedemikian rupa supaya tidak merusak tanah yg dilapangan.
Paling bawa dikasih pasir kira-kira setebal 5 cm.
Atasnya baru ditata kayu bakar. Kemudian dikasih ban bekas. Lumayan bagus seperti sebuah
menara.
Saya pamit pada anak -anak untuk mandi, ganti pakaian, lanjut juga sholat magrib.
Ketika berangkat kemasjid diiringi rintik hujan, dalam hati saya berkata, hujan adalah
rahmat Tuhan, sambil sedikit harap-harap semoga tdak sampai malam. Agar anak-anak bisa
melaksanakan, kegiatan dengan lancar.
Habis sholat magrib. Saya duduk diserambi masjid. Sambil memandangi rintik-rintik hujan,
kalau hujan ini rahmat kenapa saya berharap untuk berhenti. Ya nikmati sajalah perihal
acara Api unggun bisa diatur lagi.
Selesai melaksanakan Jamaah sholat Isya kita pulang sama adik, kerumah sebentar
ganti pakaian, langsung meluncur ke SMA dan sikecil yg selalu setia, mengikuti ku.
Nyampai disana saya lihat beberapa panitia sedang berbuat sesuatu
Satu satu saya lihat
Wisnu sedang sibuk menyiapkan lampu kecil,
Agung, Fikri sedang mencari peralatan apa kesana-kemari mencari sesuatu dan
mengumpulkan sesuatu untuk acara nanti malam.
Dan yg lain saya kumpulkan di. sanggar, kita koordinasi sebentar, sebelum saya
menyampaikan sesuatu, dari panitia ada yg laporan bahwa Api Unggun didalam ruangan Kak
karena kondisi hujan. Saya jawab "ya saya juga mau menyampaikan hal itu ternyata kalian
sdh siap semua. Terima kasih adik-adik",.
Tak berselang lama Peserta beerdatangan di aula, dari panitia yang bertugas menyiapkan
peserta, kali ini formasinya tidak lingkaran karena menyesuaikan dengan kondisi ruangan,
Upacara pembukaan dimulai, dan sementara saya masih bingung mengambil posisi maklum
pemain baru, meskipun saya suka dengan pramuka saya sering menjadi penonton, dan
belum pernah menjadi pemain.
Dan saat protokal membacakan “pembina Upacara memasuki ruang” agak sedikit langkah
ragu dan pelan-pelan saya berjalan menuju tempat yang telat disediakan.
Dan upacara terus bergulir sampai pada giliran “Pengucapan Pancasila” saya bingung siapa
yang mengucapkan pancasila dan baru ingat bahwa yang mengucapkan Pancasila adalah
pembina upacara
“ Pancasila satu Ketuhanan Yang maha Esa, dua (berpikir sejenak didalam benak saya ada
dua kalimat yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab dan cinta alam dan kasih sayang
sesama manusia)”
Dan dengan sedikit agak ragu saya mengucapkan
“dua kemanusiaan yang adil dan beradab”
“tiga persatuan Indonesia”
“empat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan”
“lima keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”
Ketika selesai mengucapkan pancasila ada rasa plong didalam hati ini karena satu tahap
sudah terlewati.
Perasaan degdegan masih berdecak lagi saat petugas upacara mengucapkan amanat
pembina upacara
“untuk amanat istirahat ditempat grak”
Waduh bingung lagi ini saya harus ngomong apalagi ini, untungnya pramuka punya punya
senjata andalan untuk memecah kebekuan yaitu dengan tepuk pramuka.
Dengan sekali tepuk pramuka, suasana riuh sekali dan otot-otot dimuka dan pikiran saya
menjadi sdikit agak kendor dan mulailah saya dapat berpikir tetang apa yang akan saya
sampaikan pada amanat kali ini
“Pertama-tama adalah permohonan maaf Kakak Kambigus tidak bisa hadir karena ada
sesuatu tugas yang tidak bisa diwakilkan, permohonan maaf juga dari Kak Alwan tidak bisa
membuka upacara kegiatan api Unggun, karena sedang mempersiapkan materi setelah api
unggun.”
“Kedua ucapan terima kasih kepada adik-adik panitia yang sangat cepat dalam merespon
kondisi alam, yaitu kegiatan ini harusnya dilaksanakan diluar ruangan tetapi karena kondisi
hujan maka kegiatan ini diadakan didalam ruangan dengan penataan yang sederhana dan
sangat natural sekali sehingga meberikan kesan yang elegant atau, Sekali lagi saya ucapkan
terima kasih pada panitia, tepuk tangan untuk panitia”
“Ketiga mari kita nikmati kegiatan malam ini dengan penuh rasa suka dan dengan ucapan
Bismillahirrohmanirrohim kegiatan Api Unggun dimulai. “
Kemudian kita akhir dengan salam.
TERIMA kasih pada semuanya, Kak Anis, kak Samsul, kak Fadil dan kakak panitia kalian
semuanya luar biasa, semoga kobaran semangat mengiringi langkah ini dan bisa diikuti
dengan langkah-langkah berikutnya sehingga kita dapat melewati tahapan-tahapan
berikutnya dengan selamat