KESEHATAN REPRODUKSI
OLeh ;
Kelompok 17
Endha Tresna Ayu K21108302
Nurul Afiah K21108303
Hardianti K21108304
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
2.7 Pengobatan
2.8 Pencegahan
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Kanker leher rahim atau disebut juga kanker serviks adalah sejenis kanker
yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus (HPV) onkogenik, yang
menyerang leher rahim. Kanker ini dapat hadir dengan pendarahan vagina, tetapi
gejala kanker ini tidak terlihat sampai kanker memasuki stadium yang lebih jauh.
(Wikipedia, 2011)
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah jenis penyakit kanker yang
terjadi pada daerah leher rahim, yaitu, bagian rahim yang terletak di bawah, yang
membuka ke arah liang vagina. Berawal dari leher rahim, apabila telah memasuki
tahap lanjut, kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh.
(Admin,2010)
Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus
ini memiliki lebih dari 100 tipe, di mana sebagian besar di antaranya tidak berbahaya
dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker
serviks dan paling fatal.. Selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada
leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia
yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama. (Admin, 2010)
Sebanyak 40 tipe HPV dapat ditularkan melalui hubungan seksual.
Sasarannya adalah alat kelamin dan digolongkan menjadi dua golongan yaitu tipe
HPV penyebab kanker (HPV onkogenik) dan HPV beresiko rendah. Terdapat 15 jenis
tipe yang menyebabkan kanker yang dapat mengarah kepada kanker serviks. HPV 16,
18, 45 dan 31 merupakan penyebab lebih dari 80 persen kasus kanker di Asia Pasifik
dan dunia. HPV 16 dan 18 merupakan penyebab utama pada 70% kasus kanker
serviks di dunia. Perjalanan dari infeksi HPV hingga menjadi kanker serviks
memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 10 hingga 20 tahun. Namun proses
penginfeksian ini seringkali tidak disadari oleh para penderita, karena proses HPV
kemudian menjadi pra-kanker sebagian besar berlangsung tanpa gejala. Infeksi HPV
paling sering terjadi pada kalangan dewasa muda (18-28 tahun). Perkembangan HPV
ke arah kanker serviks pada infeksi pertama tergantung dari jenis HPV-nya. HPV tipe
risiko rendah atau tinggi dapat menyebabkan kelainan yang disebut pra-kanker. Tipe
HPV yang berisiko rendah hampir tidak berisiko, tetapi dapat menimbulkan genital
warts (penyakit kutil kelamin). Walaupun sebagian besar infeksi HPV akan sembuh
dengan sendirinya dalam 1-2 tahun karena adanya sistem kekebalan tubuh alami,
namun infeksi yang menetap yang disebabkan oleh HPV tipe tinggi dapat mengarah
pada kanker serviks (Mianoki Adika, 2010).
Kanker serviks terjadi jika sel-sel serviks menjadi abnormal dan membelah
secara tak terkendali. Jika sel serviks terus membelah maka akan terbentuk suatu
massa jaringan yang disebut tumor yang bisa bersifat jinak atau ganas. Jika tumor
tersebut ganas, maka keadaannya disebut kanker serviks.
Penyebab terjadinya kelainan pada sel-sel serviks tidak diketahui secara pasti,
tetapi terdapat beberapa faktor resiko yang berpengaruh terhadap terjadinya kanker
serviks: (Murtiningsih, 2010)
1. HPV (human papillomavirus)
HPV adalah virus penyebab kutil genitalis (kondiloma akuminata) yang
ditularkan melalui hubungan seksual. Varian yang sangat berbahaya adalah HPV
tipe 16, 18, 45 dan 56.
2. Merokok
Tembakau merusak sistem kekebalan dan mempengaruhi kemampuan tubuh
untuk melawan infeksi HPV pada serviks.
3. Hubungan seksual pertama dilakukan pada usia dini
4. Berganti-ganti pasangan seksual
5. Suami/pasangan seksualnya melakukan hubungan seksual pertama pada usia di
bawah 18 tahun, berganti-ganti pasangan dan pernah menikah dengan wanita
yang menderita kanker serviks
6. Pemakaian DES (dietilstilbestrol) pada wanita hamil untuk mencegah keguguran
(banyak digunakan pada tahun 1940-1970)
7. Gangguan sistem kekebalan
8. Pemakaian pil KB
9. Infeksi herpes genitalis atau infeksi klamidia menahun
10. Golongan ekonomi lemah (karena tidak mampu melakukan Pap smear secara
rutin)
Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati.
Itu sebabnya, Anda yang sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan
tes pap smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada
umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut. Yaitu, munculnya
rasa sakit dan perdarahan saat berhubungan intim (contact bleeding), keputihan yang
berlebihan dan tidak normal, perdarahan di luar siklus menstruasi, serta penurunan
berat badan drastis. Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan
menderita keluhan nyeri punggung, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran
ginjal (Admin, 2010).
2.8 Pencegahan
Ada 2 cara untuk mencegah kanker serviks:
1) Mencegah terjadinya infeksi HPV
2) Melakukan pemeriksaan Pap smear secara teratur .
Anjuran untuk melakukan Pap smear secara teratur:
Setiap tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun
Setiap tahun untuk wanita yang berganti-ganti pasangan seksual atau pernah
menderita infeksi HPV atau kutil kelamin
Setiap tahun untuk wanita yang memakai pil KB
Setiap 2-3 tahun untuk wanita yang berusia diatas 35 tahun jika 3 kali Pap smear
berturut-turut menunjukkan hasil negatif atau untuk wanita yang telah menjalani
histerektomi bukan karena kanker
Sesering mungkin jika hasil Pap smear menunjukkan abnormal
Sesering mungkin setelah penilaian dan pengobatan prekanker maupun kanker
serviks.
Cara pencegahan terbaru adalah dengan vaksinasi, terutama yang
menargetkan pada HPV 16 dan 18. Vaksin akan meningkatkan kemampuan sistem
kekebalan tubuh untuk mengenali dan menghancurkan virus ketika masuk ke dalam
tubuh, sebelum terjadi infeksi. Vaksin sebaiknya dilakukan sejak masa remaja, yaitu
sejak usia 10 tahun pada orang Indonesia dengan jadwal vaksinasi bulan ke-0, 1, dan
6. Pada usia ini anak sudah mulai memasuki masa reproduktif dan belum
terkontaminasi oleh virus HPV. Sehingga dengan vaksinasi, respons titer antibodi
yang terbentu jauh lebih tinggi dibandingkan usia dewasa, menurut Karel Staa, MD.
Vaksin ini dikalkulasi dapat memberi pertahanan selama 5-6 tahun. Seperti
vaksin pada umumnya, vaksin ini tidak sepenuhnya memberi perlindungan 100%
terhadap kanker serviks. Oleh karena itu, vaksinasi bersama skrining serta usaha
mengurangi faktor risiko dapat mengurangi risiko terkena kanker serviks. Sekaligus
dapat menurunkan jumlah penderita kanker serviks di Indonesia. (Sumber:
Semijurnal Farmasi & Kedokteran, No. 52, Juni 2008) (Aidan, 2010)
Ini merupakan berita yang sangat menarik, bahwa penyakit kanker leher rahim
(kanker serviks) dapat dicegah. Yaitu dengan cara vaksinasi yang diberikan pada
remaja putri dan perempuan dewasa. Vaksin ini diresmikan hak ciptanya pada tahun
2006, pengembangnya adalah sebuah perusahaan obat terbesar dunia yang berada di
Amerika Serikat (Merck & Co., Inc.). Vaksin ini diberi nama "Gardasil". Vaksin
tersebut, menurut WHO, juga efektif mencegah infeksi HPV tipe 6 dan 11 yang
menyebabkan hampir 90% dari semua jenis kanker leher rahim. Pengenalan vaksin
pencegah kanker serviks dan upaya untuk mendekatkan akses vaksin bagi masyarakat
di diseluruh wilayah Indonesia diharapkan dapat menurunkan prevalensi kanker leher
rahim serta meminimalkan fatalitas akibat serangan kanker tersebut. (Admin, 2010)
3.1 Kesimpulan
1. Kanker leher rahim atau dikenal juga dengan kanker serviks merupakan
penyebab kematian tertinggi pada wanita. Di Indonesia, kanker serviks
merupakan kanker nomor satu yang umum diderita wanita Indonesia.
2. Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah jenis penyakit kanker yang terjadi
pada daerah leher rahim, yaitu, bagian rahim yang terletak di bawah, yang
membuka ke arah liang vagina.
3. Kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus).
4. Faktor resiko kanker serviks diantaranya hubungan seks pada usia muda atau
pernikahan pada usia muda, berganti-ganti pasangan seksual, merokok,
defisiensizat gizi, dan trauma kronis pada serviks seperti persalinan, infeksi, dan
iritasi menahun.
5. Pengobatan kanker serviks dapat dibedakan atas dua yaitu pengobatan lesi
prekanker, dan pengobatan setelah terjadinya kanker serviks.
6. Pencegahan terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning
dan pemberian vaksinasi.
3.2 Saran
Topik kanker serviks atau kanker leher rahim ini sangat menarik dan penting
untuk dipelajari, khususnya untuk kaum hawa. Sehingga kami menyarankan untuk
memberikan perhatian khusus terhadap penyakit ini, karena saat ini kanker leher
rahim telah menjadi penyebab utama kematian wanita. Semoga bermanfaat.
DAFTAR PUSTAKA