Anda di halaman 1dari 23

MIKROBIOLOGI PERTANIAN

PERKEMBANGAN MIKROORGANISME
PADA ISOLAT Azotobacter sp. DAN BAKTERI ENDOFITIK

NAMA KELOMPOK :

1. I PUTU AGUS WAHYU EKANTARA (1703542110068)


2. I KETUT SUDIASTA (1703542110069)
3. I MADE GOJING ANDIKA (1703542110070)

PROGRAM STUDY AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
2018

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha
Esa karena atas berkat rahmatnya kami bisa menyelesaikan tugas Mikrobiologi
Pertanian di semester 2 tahun akademik 2017/2018 sesuai waktu yang telah di
rencanakan. Dalam penulisan tugas ini, tentunya banyak pihak yang memberikan
bantuan baik moril maupun materil.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Cokorda Javandira,


SP., MP. selaku dosen pengajar matakuliah Mikrobiologi Pertanian di Universitas
Mahasaraswati Denpasar dan teman-teman yang telah memberikan bantuan,
dorongan serta motivasi sehingga tugas ini dapat diselesaikan.

Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna, maka
kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan
untuk selanjutnya.

Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pada


khususnya dan pembaca pada umumnya.

Denpasar, 20 Maret 2018


TTD

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................3
1.3 Tujuan.................................................................................................................3
1.4 Manfaat ..............................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................4
2.1 Fase Pertumbuhan Mikroorganisme...................................................................4
a. Fase LAG/ Adaptasi.......................................................................................4
b. Fase LOG/ Pertumbuhan Eksponsial.............................................................5
c. Fase Stasioner.................................................................................................5
d. Fase Kematian................................................................................................5
2.2 Waktu generasi....................................................................................................6
BAB III PEMBAHASAN PEMAPARAN HASIL PENELITIAN DARI
JURNAL.............................................................................................................................8
3.1 Fase Pertumbuhan pada Perkembangan Mikroorganisme Azotobacter sp. dan
Bakteri Endofitik........................................................................................................8
3.2 Perhitungan Waktu Generasi pada Perkembangan Mikroorganisme
Azotobacter sp. dan Bakteri Endofitik.......................................................................11
BAB IV PENUTU..............................................................................................................13
4.1 Kesimpulan...................................................................................................................13
4.2 Saran.............................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kurva Pertumbuhan Mikroba..........................................................................6


Gambar 2.2 Frekuensi waktu generasi untuk berbagai mikroorganisme............................7
Gambar 3.1 Grafik pertumbuhan bakteri Azotobacter sp.-1 dan Azotobacter sp. -2
.............................................................................................................................................8
Gambar 3.2 Grafik Pertumbuhan bakteri endofitik penambat N2-1 dan bakteri
endofitik penambat N2-2......................................................................................................10
Tabel Waktu Generasi bakteri Azotobacter sp. dan bakteri endofitik penambat N2.
.............................................................................................................................................11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Perkembangan merupakan perubahan yang sistematis, progresif dan
berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga kematiannya yang
terjadi pada proses atau fase pertumbuhan pada individu. Pertumbuhan organisme
pada suatu lingkungan sangat dipengaruhi berbagai faktor lingkungan, meliputi
faktok fisik dan faktor kimia yang dapat menyebabkan penurunan kecepatan
tumbuh suatu organisme (Yuliana dkk, 2011). Yanti (2014) mengatakan bahwa
terjadi beberapa fase dalam pertumbuhan mikroorganisme yaitu fase LAG/
adaptasi, fase LOG/ pertumbuhan eksponensial, fase stationer, dan yang terakhir
adalah fase kematian. Menurut Annisa dkk (2015) dalam mengetahui
pertumbuhan mikroorganisme, maka perlu juga untuk mengetahui kurva
pertumbuhan bakteri karena setiap mikroba akan menunjukkan perbedaan pola
pertumbuhan, periode waktu yang dibutuhkan untuk tumbuh maupun beradaptasi,
dan metabolit yang dihasilkan.
Pembuatan kurva pertumbuhan merupakan bagian yang penting dari suatu
penelitian karena dapat menggambarkan karakteristik kolonisasi mikroba. Kurva
pertumbuhan digunakan untuk mengetahui kecepatan pertumbuhan sel dan
pengaruh lingkungan terhadap kecepatan pertumbuhan. Langkah awal untuk
mengetahui kurva pertumbuhan bakteri ialah dengan isolasi bakteri. Isolasi bakteri
adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan
menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni.
Contohnya yaitu bakteri Azotobacter sp. yang dapat diisolasi dari rhizosfir
tanaman padi dan bakteri endofitik diisolasi dari jaringan akar, batang, dan daun
tanaman padi yang tumbuh.
Azotobacter sp. merupakan salah satu mikroba yang dikenal mampu
menambat N2 serta menghasilkan substansi zat pemacu tumbuh IAA, sitokinin,
dan giberelin sehingga dapat memacu pertumbuhan akar. Kemampuan
Azotobacter dalam menambat N2 dan menghasilkan zat pengatur tumbuh dapat

1
memberikan keuntungan tersendiri. Selain meningkatkan ketersediaan N di dalam
tanah yang akan meningkatkan produksi hasil, Azotobacter sp. juga tidak akan
mencemari lingkungan (Mieke, 2014).
Bakteri endofit merupakan bakteri rizosfir yang mampu hidup dalam
jaringan tanaman (endofit), berfungsi memacu pertumbuhan dan melindungi
tanaman inangnya. Bakteri endofit hidup dalam jaringan hidup suatu tumbuhan
tanpa merugikan tanaman inangnya dan aktif dalam jaringan tersebut. Bakteri
endofit yang memiliki kemampuan dalam melakukan penambatan Nitrogen secara
biologis disebut dengan bakteri endofit diazotrof. Bakteri endofit terdapat pada
berbagai macam jaringan tanaman, seperti bunga, daun, batang, akar, dan biji atau
buah pada berbagai tanaman. Bakteri Azotobacter sp. diisolasi dari rhizosfir
tanaman padi sawah dan bakteri endofitik penambat N 2 diisolasi dari jaringan
akar, batang, dan daun tanaman padi yang tumbuh.
Peran dan fungsi mikroba tanah juga menentukan berhasilnya
keberlanjutan sistem produksi pertanian. Penambatan N2 dari atmosfer oleh
mikroba dapat membantu ketersediaan unsur N bagi tanaman dan dapat
mengefisienkan penggunaan N yang berasal dari pupuk anorganik. Pemanfaatan
mikroba penambat N2 ini juga akan mengurangi biaya produksi tanaman (Razie
dan Syaifuddin, 2005). Bakteri Azotobacter maupun bakteri endofitik penambat
N2 mempunyai karakteristik pertumbuhan yang berbeda walaupun kedua bakteri
tersebut mempunyai fungsi yang sama yaitu dapat menambat N2 dari udara bebas.
Karakteristik yang menentukan aktivitas kedua bakteri tersebut adalah kurva
pertumbuhan dan waktu generasinya.
Fase pertumbuhan bakteri dapat dilihat dari kurva pertumbuhan bakteri.
Disamping itu dapat diamati pula waktu tumbuh optimumnya. Perubahan
kemiringan pada kurva, menunjukkan transisi dari satu fase perkembangan ke fase
lainnya. Waktu generasi bakteri adalah waktu yang diperlukan bakteri untuk
membelah sel nya dari satu sel menjadi dua sel anak dengan sempurna. Waktu
generasi pada setiap bakteri tidak sama, ada yang hanya memerlukan 20 menit
sampai berjam-jam atau berhari-hari. Dengan mempelajari karakteristik kedua
bakteri yang bermanfaat ini diharapkan dapat direkayasa untuk meningkatkan
peran bakteri tersebut berkontribusi dalam mensuplai N.

2
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa masalah yaitu :
1.2.1 Bagaimanakah fase pertumbuhan pada perkembangan mikroorganisme
Azotobacter sp. dan bakteri endofitik ?
1.2.2 Bagaimanakah perhitungan waktu generasi pada perkembangan
mikroorganisme Azotobacter sp. dan bakteri endofitik ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari disusunnya tugas studi kasus ini adalah sebagai berikut :
1.3.1 Mengetahui fase pertumbuhan pada perkembangan mikroorganisme
Azotobacter sp. dan bakteri endofitik.
1.3.2 Mengetahui perhitungan waktu generasi pada perkembangan mikroorganisme
Azotobacter sp. dan bakteri endofitik.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang didapat dari penyusunan tugas studi kasus ini adalah :
1.4.1 Mahasiswa menjadi mengetahui fase pertumbuhan pada perkembangan
mikroorganisme Azotobacter sp. dan bakteri endofitik.
1.4.2 Mahasiswa menjadi mengetahui perhitungan waktu generasi pada
perkembangan mikroorganisme Azotobacter sp. dan bakteri endofitik.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fase Pertumbuhan Mikroorganisme.


Pertumbuhan merupakan pertambahan jumlah atau volume serta ukuran
sel. Yuliana dkk, (2011) mengartikan bahwa pertumbuhan adalah peningkatan
jumlah semua komponen dari suatu organisme secara teratur. Pertumbuhan
organisme pada suatu lingkungan sangat dipengaruhi berbagai faktor lingkungan,
meliputi faktok fisik dan faktor kimia yang dapat menyebabkan penurunan
kecepatan tumbuh suatu organisme. Menurut Annisa dkk (2015) dalam
mengetahui pertumbuhan mikroorganisme, maka perlu juga untuk mengetahui
kurva pertumbuhan bakteri karena setiap mikroba akan menunjukkan perbedaan
pola pertumbuhan, periode waktu yang dibutuhkan untuk tumbuh maupun
beradaptasi, dan metabolit yang dihasilkan.
Yanti (2014) mengatakan bahwa kurva pertumbuhan ialah suatu informasi
mengenai fase hidup suatu mikroba, fase-fase hidup mikroba pada umumnya
meliputi :

a. Fase LAG/ Adapatasi.


Jika mikroba dipindahkan ke dalam suatu medium, mula-mula akan
mengalami fase adaptasi untuk menyesuaikan dengan kondisi lingkungan di
sekitarnya. Lamanya fase adaptasi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya: (1) Medium dan lingkungan pertumbuhan. Jika medium dan
lingkungan pertumbuhan sama seperti medium dan lingkunga sebelumnya,
mungkin tidak diperlukan waktu adaptasi. Tetapi jika nutrient yang tersedia dan
kondisi lingkungan yang baru berbeda dengan sebelumnya, diperlukan waktu
penyesuaian untuk mensintesa enzim-enzim.. (2) Jumlah inokulum. Jumlah awal
sel yang semakin tinggi akan mempercepat fase adaptasi.
Fase adaptasi mungkin berjalan lambat karena beberapa sebab, misalnya:
(1) kultur dipindahkan dari medium yang kaya nutrien ke medium yang
kandungan nuriennya terbatas, (2) mutan yang baru dipindahkan dari fase statis ke
medium baru dengan komposisi sama seperti sebelumnya.

4
b. Fase LOG/Pertumbuhan Eksponensial.
Menurut Wilis, dkk (2015) Fase eksponensial adalah keadaan pertumbuhan
yang cepat dengan laju pertumbuhan spesifik (μ) konstan, komposisi selular tetap,
sedangkan komposisi kimiawi media biakan berubah akibat terjadinya sintesis
produk dalam penggunaan substrat. Yanti (2014) mengatakan, pada fase ini
mikroba membelah dengan cepat dan konstan mengikuti kurva logaritmik. Pada
fase ini kecepatan pertumbuhan sangat dipengaruhi oleh medium tempat
tumbuhnya seperti pH dan kandungan nutrient, juga kondisi lingkungan termasuk
suhu dan kelembaban udara. Pada fase ini mikroba membutuhkan energi lebih
banyak dari pada fase lainnya. Pada fase ini juga kultur paling sensitif terhadap
keadaan lingkungan.

c. Fase Stationer.
Pada fase ini jumlah populasi sel tetap karena jumlah sel yang tumbuh
sama dengan jumlah sel yang mati. Ukuran sel pada fase ini menjadi lebih kecil
karena sel tetap membelah meskipun zat-zat nutrisi sudah habis. Karena
kekurangan zat nutrisi, sel kemungkinan mempunyai komposisi yang berbeda
dengan sel yang tumbuh pada fase logaritmik. Pada fase ini sel-sel lebih tahan
terhadap keadaan ekstrim seperti panas, dingin, radiasi, dan bahan-bahan kimia.

d. Fase Kematian.
Pada fase ini sebagian populasi mikroba mulai mengalami kematian
karena beberapa sebab yaitu:

1. Nutrien di dalam medium sudah habis.


2. Energi cadangan di dalam sel habis.
Kecepatan kematian tergantung pada kondisi nutrien, lingkungan, dan
jenis mikroba.

5
Gambar 2.1 Kurva Pertumbuhan Mikroba.

Pembuatan kurva pertumbuhan merupakan bagian yang penting dari suatu


penelitian karena dapat menggambarkan karakteristik kolonisasi mikroba. Kurva
pertumbuhan digunakan untuk mengetahui kecepatan pertumbuhan sel dan
pengaruh lingkungan terhadap kecepatan pertumbuhan. Langkah awal untuk
mengetahui kurva pertumbuhan bakteri ialah dengan isolasi bakteri. Isolasi bakteri
adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan
menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni.
Bakteri dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya harus menggunakan
prosedur aseptik. Aseptik berarti bebas dari sepsis, yaitu kondisi terkontaminasi
karena mikroorganisme lain.

2.2 Waktu Generasi


Waktu generasi adalah waktu yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk
meningkatkan jumlah sel menjadi dua kali lipat jumlah semula. Kurva
pertumbuhan mikroorganisme terdiri atas empat fase, yaitu fase penyesuaian (lag
phase), fase eksponensial atau fase logaritmik, fase stasioner dan fase kematian.
Pada fase eksponensial terjadi peningkatan jumlah sel dan digunakan untuk
menentukan waktu generasi.

6
Gambar 2.2 Frekuensi waktu generasi untuk berbagai mikroorganisme.

Waktu generasi bakteri adalah waktu yang diperlukan bakteri untuk


membelah sel nya dari satu sel menjadi dua sel anak dengan sempurna. Waktu
generasi pada setiap bakteri tidak sama, ada yang hanya memerlukan 20 menit
sampai berjam-jam atau berhari-hari. Waktu generasi tercepat pada setiap jenis
bakteri berbeda hal ini terjadi karena sifat genetis yang dapat dipacu dengan
mengkondisikan lingkungan yang optimum untuk bakteri tersebut. Kondisi
lingkungan yang dapat dimanipulasi untuk meningkatkan waktu generasi yaitu
suhu, pH, dan nutrisi. Waktu generasi bakteri dihitung dengan menggunakan
rumus (Ni’matuzahroh, 2010) :

t
G=
3,32 (log b – log a)

Keterangan:
G = Waktu generasi.
t = Interval waktu antara pengukuran jumlah sel awal (a) dan jumlah sel
pada titik tertentu (b).
a = Populasi bakteri awal.
b = Populasi bakteri setelah waktu.
3,32 = faktor konversi.

7
BAB III
PEMBAHASAN
PEMAPARAN HASIL PENELITIAN DARI JURNAL

3.1 Fase Pertumbuhan pada Perkembangan Mikroorganisme Azotobacter sp.


dan Bakteri Endofitik.

a. Pertumbuhan Azotobacter sp.


Penentuan kurva pertumbuhan dilakukan untuk melihat fase pertumbuhan
dari jenis bakteri Azotobacter sp. Perubahan kemiringan pada kurva yang terlihat,
menunjukkan transisi dari satu fase perkembangan ke fase lainnya. Kurva
pertumbuhan bakteri dapat dipisahkan menjadi empat fase utama: fase lag (fase
lamban), fase pertumbuhan eksponensial (fase pertumbuhan cepat), fase stationer
(fase statis) dan fase decline (penurunan populasi). Fase-fase tersebut
mencerminkan keadaan bakteri dalam kultur pada waktu tertentu. Di antara setiap
fase terdapat suatu periode peralihan di mana waktu dapat berlalu sebelum semua
sel memasuki fase yang baru.

8
G
ambar 3.1 Grafik pertumbuhan bakteri Azotobacter sp.-1 dan Azotobacter sp. -2
(Mieke, 2014)
Pada Gambar 1, penentuan kurva pertumbuhan yang dilakukan
memerlukan waktu hingga jam ke 72 dalam labu kultur yang diinkubasi pada alat
pengocok dengan kecepatan 120 rpm. Pertumbuhan diukur dalam interval waktu
setiap 4 jam dengan metode TPC di dalam petridish. Isolat bakteri Azotobacter
sp.-1 terlihat memiliki populasi tertinggi pada jam ke 48 dengan total populasi
1,58 x107 cfu ml-1, sedangkan bakteri Azotobacter sp.-2 memiliki populasi
tertinggi pada jam ke 60 dengan total populasi 3,12 x106 cfu ml-1.
Mieke, dkk (2014) menjelaskan bahwa pertumbuhan bakteri dipengaruhi
oleh faktor fisik dan faktor kimia. Faktor-faktor fisik yang mempengaruhi
pertumbuhan bakteri, yaitu temperatur, tekanan osmosis, pH, oksigen, dan radiasi.
Sedangkan faktor kimia yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri, yaitu nutrisi
dan media kultur. Perbedaan yang cukup besar pada jumlah populasi bakteri saat
titik tumbuh optimum terjadi karena faktor genetik pada masing-masing bakteri.
Genetik merupakan faktor intrinsik dalam suatu mikroorganisme yang tidak dapat
dirubah karena setiap makhluk hidup pasti memiliki gen yang berbeda satu sama
lain. Bakteri Azotobacter sp. dapat hidup pada pH 4,8-8,5 dengan pH optimum
untuk pertumbuhan dan fiksasi nitrogen 7,0-7,5. Namun selama pertumbuhannya,
aktivitas mikroba di dalam media dapat mempengaruhi kadar pH di dalamnya.

9
Kadar pH di dalam media kultur juga dapat meningkat akibat proses pembentukan
ammonia dari unsur nitrogen yang tergandung dalam media.

b. Pertumbuhan Bakteri Endofitik.


Hasil pengamatan populasi bakteri endofitik penambat N 2-1 dan bakteri
endofitik penambat N2-2 tiap 4 jam sekali selama tiga hari pada media
pertumbuhan TSB memperlihatkan pola pertumbuhan yang hampir sama, tetapi
sangat berbeda bila dibandingkan dengan pola pertumbuhan Azotobacter sp.
Kedua populasi bakteri endofitik penambat N2 mencapai puncak yang tertinggi
pada jam ke-60 dengan total populasi bakteri endofitik penambat N2-1 sebesar
1,12 x 108 cfu ml-1 bakteri endofitik penambat N2-2 sebesar 9,4 x 107 cfu ml-1
kedua isolat bakteri endofitik tersebut memperlihatkan pola pertumbuhan yang
hampir sama. Hal tersebut dapat dilihan tapa kurva pertumbuhan berikut ini.

Gambar 3.2 Grafik Pertumbuhan bakteri endofitik penambat N 2-1 dan


bakteri endofitik penambat N2-2 (Mieke, 2014).

10
Dari Gambar 2 terlihat bahwa terdapat perbedaan pola kurva pertumbuhan
pada bakteri endofitik penambat N2-1 dan bakteri endofitik penambat N2-2 pada
tiap 4 jam terjadi fluktuasi. Populasi bakteri endofitik penambat N2-1 dan bakteri
endofitik penambat N2-2 mencapai puncak yang tertinggi pada jam ke- 60, kedua
bakteri endofitik kembali mencapai puncak tertinggi dan berulang lagi pada
pengamatan jam ke-72. Oleh karena itu isolat kedua bakteri endofitik pada jam
ke-60 setelah inkubasi pada media cair TSB dapat dipanen dan diaplikasikan ke
tanaman padi. Populasi bakteri endofitik penambat N2-1 pada jam ke-60 sebesar
1,12 x 108 cfu ml-1 lebih tinggi sebesar 18,62 % bila dibandingkan bakteri
endofitik penambat N2-2 sebesar 9,4 x 107 cfu ml-1 pada jam yang sama.

3.2 Perhitungan Waktu Generasi pada Perkembangan Mikroorganisme


Azotobacter sp. dan Bakteri Endofitik.
Berdasarkan uji analisis statistik yang sudah dilakukan, kedua isolat
bakteri Azotobacter sp. mempunyai waktu generasi yang berbeda, sedangkan
kedua isolat bakteri endofitik penambat N2 mempunyai waktu generasi yang
sama. Waktu generasi isolat bakteri endofitik penambat N2 lebih lambat dari pada
waktu generasi Azotobacter sp. Waktu generasi yang lebih tinggi pada tabel
menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat, sedangkan waktu generasi yang
lebih rendah menunjukan pertumbuhan bakteri yang lebih baik, karena angka
yang lebih rendah menunjukan bakteri hanya memerlukan waktu yang lebih
sedikit untuk membelah selnya menjadi 2x lipat.

11
Tabel Waktu Generasi bakteri Azotobacter sp. dan bakteri endofitik
penambat N2.

Waktu generasi bakteri Azotobacter sp.-1 mempunyai pertumbuhan yang


paling cepat di antara semua isolat yang dihasilkan dari ekosistem lahan sawah.
Isolat Azotobacter sp.-1 mampu membelah menghasilkan sel baru setiap 158,66
menit atau setiap 2,64 jam sekali. Waktu generasi adalah waktu yang diperlukan
oleh mikroorganisme untuk meningkatkan jumlah sel menjadi dua kali lipat
jumlah semula. Kurva pertumbuhan mikroorganisme terdiri atas empat fase, yaitu
fase penyesuaian (lag phase), fase eksponensial atau fase logaritmik, fase
stasioner dan fase kematian. Pada fase eksponensial terjadi peningkatan jumlah sel
dan digunakan untuk menentukan waktu generasi.
Waktu generasi tercepat pada setiap jenis bakteri berbeda hal ini terjadi
karena sifat genetis yang dapat dipacu dengan mengkondisikan lingkungan yang
optimum untuk bakteri tersebut. Kondisi lingkungan yang dapat dimanipulasi
untuk meningkatkan waktu generasi yaitu suhu, pH, dan nutrisi. Bakteri penambat
N justru akan terhambat pertumbuhannya bila ada penambahan N pada media
tumbuhnya terutama menghambat aktivitas kerja nitrogenase. Bila di dalam
nutrisinya dilakukan pemberian P dan Mo dengan jumlah yang cukup, maka akan
menyebabkan waktu generasi bakteri penambat N2 meningkat.
Fosfor dan Molibdenum merupakan faktor pembatas bagi aktivitas bakteri
penambat N. Fosfor merupakan unsur yang berfungsi dalam proses transfer
energi, suatu proses terpenting bagi pertumbuhan, sedangkan molibdenum
merupakan komponen esensial yang diperlukan untuk metabolisme bakteri.
Pemberian fosfor dan molibdenum yang mempengaruhi kemasaman dan jumlah

12
suplai N2 pada media kultur akan mempengaruhi waktu generasi dari bakteri
Azotobacter sp. Keberadaan unsur fosfor dan molibdenum dalam media
perbanyakan bakteri terlihat memberikan pengaruh pada waktu generasi dari
bakteri Azotobacter sp. Metabolisme bakteri yang meningkat akibat pemberian
unsur fosfor dan molibdenum yang membantu proses reduksi N2 dan
memproduksi NH4 diduga menjadi salah satu faktor yang menentukan waktu
generasi. P pertumbuhan koloni dan kecepatan pertumbuhan sebuah bakteri akan
dibatasi oleh produk metabolit yang dihasilkan oleh mikroorganisme tersebut.
Kemasaman sebuah medium biakan merupakan faktor lain yang
mempengaruhi kecepatan pertumbuhan generasi bakteri. pH yang optimum
merupakan salah satu faktor fisik yang harus dimiliki sebuah media kultur untuk
menumbuhkan bakteri. Bakteri Azotobacter sp. memiliki pH optimum untuk
melakukan pertumbuhan dan proses fiksasi nitrogen, yaitu pada pH 7,0 - pH 7,5.

13
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan di BAB III, maka didapatkanlah kesimpulan sebagai
berikut :
1. Pada perkembangan mikroorganisme, terjadi empat fase pertumbuhan yang
dialami oleh mikroorganieme yaitu fase LAG/adaptasi, fase
LOG/pertumbuhan ekponensial, fase stationer, dan fase kematian.
2. Waktu generasi pada setiap bakteri tidak sama, ada yang hanya memerlukan
20 menit sampai berjam-jam atau berhari-hari. Hal ini terjadi karena sifat
genetis yang dapat dipacu dengan mengkondisikan lingkungan dengan
memanipulasi suhu, pH, dan nutrisi.
3. Pada hasil penelitian dari jurnal, Isolat bakteri Azotobacter sp.-1 terlihat
memiliki populasi tertinggi pada jam ke 48 dengan total populasi 1,58 x107
cfu ml-1, sedangkan bakteri Azotobacter sp.-2 memiliki populasi tertinggi
pada jam ke 60 dengan total populasi 3,12 x106 cfu ml-1. Sementara itu
populasi bakteri endofitik penambat N2 mencapai puncak yang tertinggi pada
jam ke-60 dengan total populasi bakteri endofitik penambat N 2-1 sebesar 1,12
x 108 cfu ml-1 bakteri endofitik penambat N2-2 sebesar 9,4 x 107 cfu ml-1
kedua isolat bakteri endofitik tersebut memperlihatkan pola pertumbuhan
yang hampir sama.
4. Bakteri Azotobacter sp. mempunyai waktu generasi yang berbeda, sedangkan
kedua bakteri endofitik penambat N2 mempunyai waktu generasi yang sama.
Azotobacter sp.-1 mempunyai waktu generasi yang tercepat, mampu
menghasilkan sel baru setiap 158,66 menit atau setiap 2,64 jam sekali.

4.2 Saran
Dalam perkuliahan mikrobiologi pertanian, sebaiknya memang harus lebih
kepada beberapa objek saja karena cakupan materi mikrobiologi sangatlah luas,
agar mahasiswa menjadi labih memahami secara rinci dengan materi yang
mahasiswa pelajari.

14
DAFTAR PUSTAKA

Mieke RS, Pujawati S, Diyan H, dan Zahra I. 2014. Karakteristik Pertumbuhan


dan Waktu Generasi Isolat Azotobacter sp. dan Bakteri Endofitik Asal
Ekosistem Lahan Sawah. Jurnal Agrotek, Vol 6, No 1.

Wilis AS, Erni M, Triyanto, Subagio, dan Muhammad Z. 2015. Kinetika


Pertumbuhan dan Aktivitas Protease Isolat 36k dari Sidemen
Ekosistem Mangrove, Karimunjawa, Jepara. Jurnal Ilmu Kelautan.
Vol 20, No 3.

Yanti, H. 2015. Pertumbuhan dan Pengendalian Mikroorganisme II. Ilmu


Kelautan, Vol 20, No 3.

Yuliana R, Nurhayati B, Nona WP. 2011. Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus


aureus pada Media yang Diekspos dengan Infus Daun Sambiloto
(Andrographis paniculata). Kimia FMIPA Universitas Negeri
Gorontalo. Saintek, Vol 6, No 2.

15
UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada bapak Cokorda Javandira.


SP., MP. yang telah memberikan kami materi ilmu Mikrobiologi Pertanian terkait
perkembangan mikroorganisme sehingga kami dapat mengetahui fase-fase
pertumbuhan dan waktu generasi yang terjadi dalam proses perkembangan
mikrooeganisme yang selanjutnya bisa kami presentasikan didepan teman-teman
mahasiswa agroteknologi II B. Atas bimbingannya kami ucapkan terimakasih.

16
BIODATA

Biodata 1
1 Nama  I Putu Agus Wahyu Ekantara
2 NPM  1703542110068
3 Tempat dan Tanggal Lahir  Yeh Sumbul, 25 April 1996
4 Nomor HP  087761400281
 Desa Mekarsari, Kecamatan Baturiti,
5 Alamat
Tabanan, Bali
6 E-mail  wahyuekantar96@gmail.com
7 Hobi  Catur

Riwayat Pendidikan.

  SD SMP SMA
SD N 1 Yeh SMP N 3 SMA N 1
Institute
Sumbuh Mendoyo Pekutatan
 Jurusan - - IPA
 Tahun  2002 - 2008 2008 - 2011  2011 - 2014 

Moto : Selalu belajar untuk mengetahui suatu hal yang


tidak mudah di mengerti.
Karena sesuatu yang unik
itu adalah sesuatu yang
tidak banyak orang bisa
memahaminya secara
tepat.

Denpasar, 10 April 2018

(I Putu Agus Wahyu Ekantara)


NPM. 1703542110068

17
Biodata 2
1 Nama  I Ketut Sudiasta
2 NPM  1703542110069
3 Tempat dan Tanggal Lahir  Bedulu, 3 Mei 1999
4 Nomor HP  082236239946
 Br. Margabingung, Bedulu, Blahbatuh,
5 Alamat
Gianyar, Bali.
6 E-mail  ketutsudiasta223@gmail.com
7 Hobi  Mendengarkan Musik

Riwayat Pendidikan.

  SD SMP SMA
SD N 4 SMP N 3 SMA N 1
Institute
Bedulu Tampaksiring Blahbatuh
 Jurusan - - IPA
 Tahun 2006 - 2012 2012 - 2015 2015 - 2017

Moto :  Jawaban sebuah keberhasilan adalah terus


belajar dan tak
kenal putus asa.

Denpasar, 10 April 2018

(I Ketut Sudiasta)
NPM. 1703542110069

18
Biodata 3
1 Nama  I Made Gojing Andika
2 NPM  1703542110070
3 Tempat dan Tanggal Lahir  Sibanggede, 04 Januari 1988
4 Nomor HP  081236059116
 Desa Sibanggede, Kec. Abiansemal, Kab.
5 Alamat
Badung, Bali
6 E-mail  made@kulkulfarm.com
7 Hobi  Tidur

Riwayat Pendidikan.

  SD SMP SMA
SD N 4 SMP N 3 SMK Pariwisata
Institute
Sibanggede Abiansemal PGRI 1 Badung
 Jurusan - - Housekeeping
 Tahun 1993 - 1999 1999 - 2002 2002 - 2005

Moto : Datang, berkembang, dan maju.

Denpasar, 10 April 2018

(I Made Gojing Andika)


NPM. 1703542110070

19

Anda mungkin juga menyukai