Anda di halaman 1dari 13

REPIKASI DNA DAN MEKANISME PERBAIKAN DNA

(Makalah biologi Sel)

Dosen Pengampu: Riza Dwiningrum, S.Si., M.Biomed

Disusun Oleh:

Nama : Sinta Zahrani

Npm : 210106130

Kelas : Farmasi 1D

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS AISYAH PRINGSEWU

LAMPUNG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan Makalah Praktikum Biokimia yang berjudul
“Replikasi DNA dan Mekanisme Perbaikan DNA “ tepat pada waktunya.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun
penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan kami sebagai
manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan – kesalahan baik dari segi
teknik penulisan, maupun dari isi, maka kami memohon maaf.
Kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh penlis
untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita bersama.

Pringsewu, 29 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................ii

DAFTAR ISI......................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.......................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................1

BAB II PEMBAHSAN

2.1 Definisi DNA.........................................................................2

2.2 Replikasi DNA......................................................................3

2.3 Mekanisme Perbaikan DNA..................................................6

BAB III PENUTUP

3.1 kesimpulan.....................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB l

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Apabila kita ibaratkan suatu tubuh, maka DNA diibaratkan sebagai otak yang dapat
mengatur segala proses di dalam tubuh. Di samping itu, DNAjuga mempunyai peran
penting dalam pewarisan sifat. DNA merupakan suatu senyawa kimia yang penting pada
makhluk hidup. Tugas utamanya membawa materi genetik dari suatu generasi ke generasi
berikutnya. DNA juga merupakan senyawa polinukleotida yang membawa sifat-sifat
keturunan yang khas pada kromosom.
DNA pertama kali ditemukan oleh F. Miescher pada tahun 1869 dari sel spermatozoa
dan sel eritrosit burung,selanjutnya dinamakan sebagai nuklein. Penemuan lain dilakukan
oleh Fischer pada tahun 1880, yaitu tentang adanya zat pirimidin (yang berupa Sitosin
dan Timin) dan dua purin (Adenin dan guanin). Setelah penemuan 28 tersebut, dilengkapi
pula dengan penemuan Levine tahun 1910 tentang gula 5 karbon ribosa, gula
deoksiribosa, dan asam fosfat dalam inti. Keberadaan DNA tersebut sebagian besar di
dalam nukleus (inti sel). Tetapi ada juga yang terdapat pada mitokondria.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa definisi DNA?
2. Apa yang dimaksud dengan replikasi DNA?
3. Bagaimana mekanisme replikasi DNA?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari DNA
2. Untuk mengetahui apa itu replikasi DNA
3. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme dari replikasi DNA

1
BAB ll

PEMBAHASAN

2.1 Definisi DNA


Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA (bahasa Inggris:
deoxyribonucleic acid), adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul utama
penyusun berat kering setiap organisme. Didalam sel, DNA umumnya terletak di dalam
inti sel.Secara garis besar, peran DNA di dalam sebuah sel adalah sebagai materi
genetik. Artinya, DNA menyimpan cetak biru bagi segala aktivitas sel. Ini berlaku
umum bagi setiap organisme. Di antara perkecualian yang menonjol adalah beberapa
jenis virus (dan virus tidak termasuk organisme) seperti HIV (Human
Immunodeficiency Virus). DNA adalah sebuah molekul raksasa yang tersembunyi di
dalam inti setiap sel hidup. Semua ciri fisik makhluk hidup dikodekan dalam molekul
29 berbentuk rantai heliks ini. Semua informasi tentang tubuh kita, dari warna mata
hingga struktur organ- organ dalam, juga bentuk serta fungsi sel-sel kita,terkodekan
dalam bagian yang disebut gen dalam DNA.
Asam nukleat dibedakan atas DNA ( Deoxyribonucleic Acid ) dan RNA
( Ribonucleic Acid ). Kedua macam asam nukleat tersebut disusun olehunit-unit
struktural yang disebut nukleotida, sehingga asam nukleat dapatdinamakan juga
polinukleutida (polimer nukleutida). Setiap nukleutida terdiridari gula pentosa (gula 5
karbon), gugus fosfat dan basa nitrogen. Basa nitrogendikelompokkan menjadi dua,
yaitu basa purin (basa nitrogen yang memiliki duastruktur cincin, meliputi basa adenine
(A) danguanine (G)) dan basa pirimidin (basa nitrogen yang memiliki satu struktur
cincin, meliputi basa timin (T), sitosin (C) dan urasil (U)).
DNA atau Deoxyribo Nucleic Acid merupakan asam nukleat yang menyimpan
semua informasi tentang genetika. DNA inilah yang menentukan jenis rambut, warna
kulit dan sifat-sifat khusus dari manusia. DNA ini akan menjadi cetak bitu (blue print)
ciri khas manusia yang dapat diturunkan kepada generasi selanjutnya. Sehingga dalam
tubuh seorang anak komposisi DNA nya sama dengan tipe DNA yang diturunkan dari
orang tuanya.
Secara Bahasa, Deoxyribo nucleic Acid (DNA) tersusun dari kata-kata
“deocyribosa” yang berarti gula pentosa, 1 “nucleic” yang lebih dikenal dengan nukleat

2
berasal dari kata “nucleus” yang berarti inti serta “acid” yang berarti zat asam.2 Secara
terminologi DNA merupakan persenyawaan kimia yang paling penting, yang membawa
keterangan genetik dari sel khususnya atau dari makhluk dalam keseluruhannya dari
satu generasi ke generasi berikutnya.3 DNA adalah bahan kimia utama yang berfungsi
sebagai penyusun gen yang menjadi unit penurunan sifat (Hereditas) dari induk kepada
keturunannya.
DNA merupakan pembawa informasi utama di suatu sel. Rangkaian instruksi yang
tersimpan didalamnya mengatur aktifitas sel seperti metabolisme, pembelahan sel, dan
ekspresi gen. Rangkaian instruksi pada DNA juga akan diturunkan kepada setiap sel
anak yang dihasilkan, sehingga pada suatu makhluk hidup,setiap sel memiliki rangkaian
DNA yang sama. DNA tersusundari molekul 4 kecil yang bernama nukleotida. Terdapat
empat macam nukleotida yang berbeda yaitu: Adenosin, Guanien, Cytosine dan
Thymine yang dilambangkan dengan A,G,C,T. Nukelotida ini membentuk suatu
rangkaian DNA yang panjang dan memilikistrukturdoublehelix.

2.2 Replikasi DNA


Replikasi adalah kemampuan DNA untuk dapat menggandakan diri. Proses-proses
yang terjadi saat terjadinya replikasi adalah sebagai berikut:
1. Ikatan hidrogen membuka sehingga kedua pita akan memisah.
2. Pita saling memisah. Basa nitrogen pada masing masing pita berfungsi sebagai
cetakan yang mengatur pengikatan basa komplementer (basa pelengkap) pada pita
baru yang dibentuk.
3. Masing-masing pita lama membentuk pita baru, sehingga menghasilkan dua pita
double helix.

Proses yang terjadi tersebut dipengaruhi oleh enzim helikase, enzim polimerase,
dan ligase. Replikasi DNA dapat terjadi melalui tiga kemungkinan:

1. Konservatif
Replikasi konservatif ini melalui cara, yaitu pita double heliks DNA induk tetap
tidak berubah, kemudian digunakan untuk mencetak dua pita double heliks DNA
yang baru.
2. Semikonservatif

3
Replikasi semikonservatif ini melalui cara, yaitu pita double heliks DNA induk
terpisah, kemudian mensintesis pita DNA yang baru dengan cara melengkapi
(komplementasi) pada masing-masing pita DNA induk tersebut.
3. Dispersif
Dispersif ini melalui cara, yaitu kedua pita double heliks induk terputus
membentuk segmen-segmen pita DNA yang baru, kemudian segmen pita DNA
induk akan disambung dengan segmen pita DNA baru. Sehingga pada peristiwa ini
hasil akhirnya adalah segmen pita DNA induk dengan segmen pita DNA yang
baru yang tersebar pada pita double heliks DNA yang terbentuk.
Replikasi merupakan proses pelipatgkamuan DNA. Proses replikasi ini diperlukan
ketika sel akan membelah diri. Pada setiap sel, kecuali sel gamet, pembelahan diri harus
disertai dengan replikasi DNA supaya semua sel turunan memiliki informasi genetik
yang sama. Pada dasarnya, proses replikasi memanfaatkan fakta bahwa DNA terdiri dari
dua rantai dan rantai yang satu merupakan “konjugat” dari rantai pasangannya. Dengan
kata lain, dengan mengetahui susunan satu rantai, maka susunan rantai pasangan
dapat dengan mudah dibentuk. Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan
bagaimana proses replikasi DNA ini terjadi. Salah satu teori yang paling populer
menyatakan bahwa pada masing-masing DNA baru yang diperoleh pada akhir proses
replikasi; satu rantai tunggal merupakan rantai DNA dari rantai DNA sebelumnya,
sedangkan rantai pasangannya merupakan rantai yang baru disintesis. Rantai tunggal
yang diperoleh dari DNA sebelumnya tersebut bertindak sebagai “cetakan” untuk
membuat rantai pasangannya.
Proses replikasi memerlukan protein atau enzim pembantu; salah satu yang
terpenting dikenal dengan nama DNA polimerase, yang merupakan enzim pembantu
pembentukan rantai DNA baru yang merupakan suatu polimer. Proses replikasi
diawali dengan pembukaan untaian gkamu DNA pada titik-titik tertentu di sepanjang
rantai DNA. Proses pembukaan rantai DNA ini dibantu oleh beberapa jenis protein yang
dapat mengenali titik-titik tersebut, dan juga protein yang mampu membuka pilinan
rantai DNA. Setelah cukup ruang terbentuk akibat pembukaan untaian ganda ini, DNA
polimerase masuk dan mengikat diri pada kedua rantai DNA yang sudah terbuka secara
lokal tersebut.
Proses pembukaan rantai ganda tersebut berlangsung disertai dengan pergeseran
DNA polimerase mengikuti arah membukanya rantai gkamu. Monomer DNA
ditambahkan di kedua sisi rantai yang membuka setiap kali DNA polimerase bergeser.

4
Hal ini berlanjut sampai seluruh rantai telah benar-benar terpisah. Proses replikasi DNA
ini merupakan proses yang rumit namun teliti. Proses sintesis rantai DNA baru memiliki
suatu mekanisme yang mencegah terjadinya kesalahan pemasukan monomer yang dapat
berakibat fatal. Karena mekanisme inilah kemungkinan terjadinya kesalahan sintesis
amatlah kecil.
Garpu replikasi atau cabang replikasi (replication fork) ialah susunan yang terbentuk
ketika DNA bereplikasi. Garpu replikasi ini dibuat dampak enzim helikase yang
memutus ikatan-ikatan hidrogen yang menyatukan kedua untaian DNA, menciptakan
membukanya untaian ganda tersebut dijadikan dua cabang yang masing-masing terdiri
dari sebuah untaian tunggal DNA. Masing-masing cabang tersebut dijadikan "cetakan"
kepada pembentukan dua untaian DNA baru berdasarkan urutan nukleotida
komplementernya. DNA polimerase membentuk untaian DNA baru dengan
memperpanjang oligonukleotida yang dibuat oleh enzim primase dan dikata primer.
DNA polimerase membentuk untaian DNA baru dengan menambahkan nukleotida—
dalam hal ini, deoksiribonukleotida—ke ujung 3'-hidroksil bebas sama sekali nukleotida
rantai DNA yang sedang tumbuh. Dengan kata lain, rantai DNA baru disintesis dari
arah 5'→3', sedangkan DNA polimerase memainkan usaha pada DNA "induk" dengan
arah 3'→5'. Namun demikian, aib satu untaian DNA induk pada garpu replikasi berarah
3'→5', sementara untaian yang lain berarah 5'→3', dan helikase memainkan usaha
membuka untaian rangkap DNA dengan arah 5'→3'. Oleh karena itu, replikasi wajib
berlangsung pada kedua arah berlawanan tersebut.
Replikasi DNA. Mula-mula, heliks ganda DNA (merah) dibuka dijadikan dua untai
tunggal oleh enzim helikase (9) dengan bantuan topoisomerase (11) yang mengurangi
tegangan untai DNA. Untaian DNA tunggal dilekati oleh protein-protein pengikat
untaian tunggal (10) kepada mencegahnya membentuk heliks ganda kembali. Primase
(6) membentuk oligonukleotida RNA yang dikata primer (5) dan molekul DNA
polimerase (3 & 8) melekat pada seuntai tunggal DNA dan memainkan usaha sepanjang
untai tersebut memperpanjang primer, membentuk untaian tunggal DNA baru yang
dikata leading strand (2) dan lagging strand (1). DNA polimerase yang membentuk
lagging strand wajib mensintesis segmen-segmen polinukleotida diskontinu (disebut
fragmen Okazaki (7)). Enzim DNA ligase (4) yang belakang sekali menyambungkan
potongan-potongan lagging strand tersebut.

2.3 Mekanisme Perbaikan DNA

5
Ada tiga cara teoretis replikasi DNA yang pernah diusulkan, yaitu konservatif,
semikonservatif, dan dispersif. Pada replikasi konservatif seluruh tangga berpilin DNA
awal tetap dipertahankan dan akan mengarahkan pembentukan tangga berpilin baru.
Pada replikasi semikonservatif tangga berpilin mengalami pembukaan terlebih dahulu
sehingga kedua untai polinukleotida akan saling terpisah. Namun, masing-masing
untai ini tetap dipertahankan dan akan bertindak sebagai cetakan (template) bagi
pembentukan untai polinukleotida baru. Sementara itu, pada replikasi dispersif kedua
untai polinukleotida mengalami fragmentasi di sejumlah tempat. Kemudian, fragmen-
fragmen polinukleotida yang terbentuk akan menjadi cetakan bagi fragmen nukleotida
baru sehingga fragmen lama dan baru akan dijumpai berselang-seling di dalam tangga
berpilin yang baru. Diantara ketiga cara replikasi DNA yang diusulkan tersebut, hanya
cara semikonservatif yang dapat dibuktikan kebenarannya melalui percobaan yang
dikenal dengan nama sentrifugasi seimbang dalam tingkat kerapatan atau equilibrium
density-gradient centrifugation.

Setiap molekul DNA yang melakukan replikasi sebagai suatu satuan tunggal
dinamakan replikon. Dimulainya (inisiasi) replikasi DNA terjadi di suatu tempat
tertentu di dalam molekul DNA yang dinamakan titik awal replikasi atau origin of
replication (ori). Proses inisiasi ini ditandai oleh saling memisahnya kedua untai DNA,
yang masing-masing akan berperan sebagai cetakan bagi pembentukan untai DNA
baru sehingga akan diperoleh suatu gambaran yang disebut sebagai garpu replikasi.
Biasanya, inisiasi replikasi DNA, baik pada prokariot maupun eukariot, terjadi dua
arah (bidireksional). Dalam hal ini dua garpu replikasi akan bergerak melebar dari ori
menuju dua arah yang berlawanan hingga tercapai suatu ujung (terminus). Pada
eukariot, selain terjadi replikasi dua arah, ori dapat ditemukan di beberapa tempat.

BAB lll

6
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
DNA atau Deoxyribo Nucleic Acid merupakan asam nukleat yang menyimpan
semua informasi tentang genetika. DNA inilah yang menentukan jenis rambut, warna
kulit dan sifat-sifat khusus dari manusia. DNA ini akan menjadi cetak bitu (blue print)
ciri khas manusia yang dapat diturunkan kepada generasi selanjutnya. Sehingga dalam
tubuh seorang anak komposisi DNA nya samadengantipeDNAyangditurunkandari
orangtuanya.
DNA merupakan pembawa informasi utama di suatu sel. Rangkaian instruksi yang
tersimpan didalamnya mengatur aktifitas sel seperti metabolisme, pembelahan sel, dan
ekspresi gen. Rangkaian instruksi pada DNA juga akan diturunkan kepada setiap sel
anak yang dihasilkan, sehingga pada suatu makhluk hidup,setiap sel memiliki rangkaian
DNA yang sama. DNA tersusundari molekul 4 kecil yang bernama nukleotida. Terdapat
empat macam nukleotida yang berbeda yaitu: Adenosin, Guanien, Cytosine dan
Thymine yang dilambangkan dengan A,G,C,T. Nukelotida ini membentuk suatu
rangkaian DNA yang panjang dan memiliki struktur doublehelix.
Replikasi adalah kemampuan DNA untuk dapat menggandakan diri. Proses-proses
yang terjadi saat terjadinya replikasi adalah sebagai berikut:
1. Ikatan hidrogen membuka sehingga kedua pita akan memisah.
2. Pita saling memisah. Basa nitrogen pada masing masing pita berfungsi sebagai
cetakan yang mengatur pengikatan basa komplementer (basa pelengkap) pada
pita baru yang dibentuk.
3. Masing-masing pita lama membentuk pita baru, sehingga menghasilkan dua
pita double helix.

Tiga cara mekanisme teoritis replikasi DNA yang pernah diusulkan, yaitu
konservatif, semikonservatif, dan dispersif.

Pada replikasi konservatif seluruh tangga berpilin DNA awal tetap dipertahankan
dan akan mengarahkan pembentukan tangga berpilin baru. Pada replikasi
semikonservatif tangga berpilin mengalami pembukaan terlebih dahulu sehingga kedua
untai polinukleotida akan saling terpisah. Namun, masing-masing untai ini tetap
dipertahankan dan akan bertindak sebagai cetakan (template) bagi pembentukan untai
polinukleotida baru. Sementara itu, pada replikasi dispersif kedua untai polinukleotida

7
mengalami fragmentasi di sejumlah tempat. Kemudian, fragmen-fragmen
polinukleotida yang terbentuk akan menjadi cetakan bagi fragmen nukleotida baru
sehingga fragmen lama dan baru akan dijumpai berselang-seling di dalam tangga
berpilin yang baru.

8
DAFTAR PUSTAKA

Hawab.H.M. 2004. Pengantar Biokimia.Bayumedia Publishing: Jawa Timur

Kusuma Sri Agung Fitri. 2010. Makalah PCR.Universitas Padjajaran. Fakultas Farmasi:
Bandung

Wahyu ,P.P. 2009. Buku cendikia Apkaha DNA?. Perpustakaan Nasional :Bandung

Anda mungkin juga menyukai