Anda di halaman 1dari 13

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KERJA MELALUI

PENERAPAN PROGRAM K3 DI LINGKUNGAN


KONSTRUKSI

Nur Aini Faridah Rahmawati 1, Martono 1, Sugiharto 1, Karnawan Joko Setyono 1 , Parhadi 1
1
Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Semarang
Jln. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang, 50275
Email: martono@polines. ac. id, sugiharto@polines. ac. id

ABSTRAK

Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu bentuk upaya untuk
menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat serta untuk mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. Faktor utama yang
menjadi tulang punggung suatu pekerjaan adalah manusia, dalam hal ini adalah para pekerja. Dengan
adanya penerapan program Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk mengubah pola pikir para pekerja
dan membangkitkan kesadaran dari dalam diri para pekerja bahwa pentingnya Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3). Maka dari itu mengingat bahwa adanya bahaya potensi risiko kerja di bidang jasa
konstruksi maka masyarakat supaya untuk senantiasa menerapkan program Keselamatan dan Kesehatan
Kerja yang akan berpotensi untuk meningkatkan Produktivitas kerja bagi para pekerja. Penerapan
program K3 yang di lakukan oleh PT. Sinar Cerah Sempurna Semarang dalam pembangunan gedung
penunjang pelayanan RSUP Dr.Kariadi antara lain dimulai dari Project Safety Review, Safety Inspection,
Pemasangan rambu-rambu proyek, Safety morning, Kelengkapan Alat Pelindung Diri, Pemasangan
Safety Nett, Pemasangan Safety Line, Pemasangan lampu penerangan hingga Kebersihan Area proyek.
Kegiatan Penerapan Program K3 ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas bagi para
pekerja dibidang konstruksi.

Kata kunci: keselamatan dan kesehatan kerja (k3), program k3, produktivitas kerja.
PENDAHULUAN keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
merupakan salah satu upaya dalam
Latar Belakang pencegahan kecelakaan kerja, penyakit
akibat kerja, peledakan, kebakaran, dan
Permasalahan para pekerja di pencemaran lingkungan kerja yang
Indonesia mengenai Keselamatan dan penerapannya menurut jenis dan sifat atau
Kesehatan kerja masih sangat terabaikan, kegiatan pekerjaan serta kondisi
sehingga dapat lingkungan kerja. Menurut data Indonesia
menimbulkan angka kecelakaan kerja dalam Ramli (2010:28) pada tahun 2007
yang signifikan. Sedangkan terjadi 89000 kecelakaan kerja di seluruh
perusahaan jasa konstruksi tidak dapat perusahaan yang menjadi anggota
terlepas dari tenaga kerja, karena tenaga jamsostek yang meliputi 7 juta pekerja.
kerja adalah faktor penting bagi Jika jumlah pekerja di Indonesia
perusahaan. Maka dari itu mengingat mencapai 90 juta orang maka jumlah
ancaman bahaya kecelakaan diperkirakan
potensial dari kecelakaan kerja lebih dari 700.000 kejadian setiap tahun.
tersebut maka Pemerintah telah Karena itu, ILO
menetapkan kebijakan tenaga kerja memperkirakan kerugian akibat
terhadap aspek Keselamatan dan kecelakaan kerja mencapai 2-4% dari
Kesehatan Kerja (K3) melalui peraturan GNP suatu Negara. Kerugian akibat
perundangan. Peraturan perundangan kecelakaan kecelakaan dan kejadian

Bangun Rekaprima VoC.O5/1/Aprtl/2O19 1


lainnya ini merupakan risiko yang harus tentang Keselamatan dan Kesehatan
dihadapi oleh setiap organisasi dan atau Kerja yaitu menerapkan kebijakan
peruahaan. Menurut Siregar (2005:1) program Keselamatan dan Kesehatan
faktor manusia sebagai unsur penyebab Kerja bagi para pekerja yang pada
utama kecelakaan kerja menurut catatan akhirnya dapat meningkatkan
adalah 85% (ILO, Pencegahan kecelakaan produktivitas kerja di lingkungan
kerja) dan 15 % merupakan faktor kondisi konstruksi.
yang berbahaya. Oleh karena itu
kecelakaan kerja banyak disebabkan oleh Tujuan Penelitian
faktor manusia. Sehingga, melalui
permasalahan hal ini maka perlu adanya Tujuan dari penelitian ini adalah: a)
Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Untuk mengetahui apakah proyek
Kerja (K3) yang merupakan salah satu Pembangunan Gedung Penunjang
bentuk upaya untuk menciptakan Pelayanan RSUP Dr. Kariadi telah
lingkungan kerja yang aman, sehat, bebas menerapkan sistem K3;
dari pencemaran lingkungan serta untuk b) Untuk mengetahui apakah proyek
mencegah kemungkinan tejadinya Pembangunan Gedung RSUP Dr. Kariadi
kecelakaan kerja dan penyakit yang telah menerapkan program K3 di
disebabkan oleh pekerjaan dan lingkungan konstruksi; c) Untuk
lingkungan kerja yang pada akhirnya mengetahui bagaimana penerapan
dapat meningkatkan sistem dan program K3 konstruksi yang dilakukan
produktifitas para pekerja. Dengan pada proyek Pembangunan Gedung
adanya penerapan program Penunjang Pelayan RSUP Dr. Kariadi; d)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja untuk Untuk mengetahui peningkatan
mengubah pola pikir para pekerja dan produktivitas kerja melalui penerapan
membangkitkan program K3 di lingkungan konstruksi.
kesadaran dari dalam diri para pekerja
Manfaat Penelitian
bahwa pentingnya Keselatan dan
Kesehatan Kerja (K3). Maka dari itu Adapun manfaat dari penelitian ini
mengingat bahwa adanya bahaya potensi adalah: a) Dengan adanya
risiko kerja di bidang jasa konstruksi informasi ini maka dapat digunakan untuk
maka masyarakat supaya untuk senantiasa mengurangi terjadinya
menerapkan program Keselamatan dan kecelakaan kerja di lingkungan
Kesehatan Kerja yang akan berpotensi konstruksi; b) Untuk menciptakan
untuk meningkatkan Produktivitas kerja suasana atau kondisi lingkungan kerja
bagi para pekerja. yang baik, sehat, nyaman, aman dan
bebas dari pencemaran lingkungan; c)
Salah satunya perusahaan yang
Untuk mencegah dan mengindari adanya
menerapkan prinsip dan program
risiko penyakit dan kecelakaan kerja.
Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3)
merupakan PT. Sinar Cerah Sempurna Untuk meningkatkan
Semarang dalam produktivitas kerja melalui penerapan
Pembangunan Proyek RSUP program Keamanan, Kesehatan dan
Dr.Kariadi Kota Semarang. Keselamatan Kerja (K3) di
Berdasarkan penelitian dan observasi lingkungan konstruksi.
lapangan di proyek Rumah Sakit Umum
Pusat Dr. Kariadi Semarang TINJAUAN PUSTAKA
permasalahan yang menjadi prioritas
untuk menyelesaikan tinjauan/ penelitian

Bangun Rekaprima Vol05/1/April/2019 2


Pengertian Keselamatan dan sehat dan bebas dari pencemaran
Kesehatan Kerja lingkungan, sehingga dapat mengurangi
dan atau bebas dari kecelakaan yang pada
Keamanan, Kesehatan dan akhirnya dapat meningkatkan sistem
Keselamatan Kerja (K3) merupakan dan
singkatan dari Keselamatan dan produktifitas kerja.
Kesehatan Kerja. K3 adalah suatu ilmu
pengetahuan dan penerapan guna Menurut Winda Purnama Tagueha
mencegah kemungkinan terjadinya (2018) Pelaksana K3 sebagai pihak yang
kecelakaan dan penyakit yang disebabkan bertanggungjawab selama proses
oleh pekerjaan dan lingkungan kerja. pembangunan harus
Menurut America Society of Safety and mendukung dan mengupayakan program-
Engineers (2015) K3 diartikan sebagai program yang dapat menjamin agar dapat
bidang kegiatan yang ditujukan untuk meminimalisir bahkan menghilangkan
mencegah semua jenis kecelakaan yang kecelakaan kerja. Hubungan antara pihak
ada kaitannya dengan lingkungan dan yang berkewajiban memperhatikan
situasi kerja. Secara umum keselamatan masalah kselamatan dan kesehatan kerja
kerja dapat dikatakan sebagai ilmu dan adalah kontrakstor dengan pekerja.
penerapannya yang berkaitan dengan Kewjiban kontraktor dan rekan kerjanya
mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan adalah pekerjanya selama masa
proses pengolahannya, landasan tempat pembangunan
kerja dan lingkungan kerja serta cara berlangsung. Pada rentang waktu
melakukan pekerjaan guna menjamin pelaksanaan pembangunan,
keselamatan tenaga kerja dan aset kontraktor sudah selayaknya tidak
perusahaan agar terhindar dari kecelakaan mengizinkan pekerjanya untuk
dan kerugian lainnya. Keselamatan kerja beraktivitas apabila terjadi hal-hal sebagai
juga meliputi penyediaan APD, berikut: a) Tidak mematuhi peraturan
perawatan mesin dan pengaturan jam keselamatan dan kesehatan kerja; b)
kerja yang manusiawi. Tidak menggunakan peralatan pelindung
diri selama bekerja; c) Mengizinkan para
Dalam K3 juga dikenal istilah pekerja menggunakan peralatan yang
Kesehatan Kerja, yaitu: suatu ilmu yang tidak aman.
penerapannya untuk Kesehatan Kerja
meningkatkan kulitas hidup tenaga
Kesehatan kerja adalah suatu
kerja melalui peningkatan kesehatan, keadaan atau kondisi badan/tubuh yang
pencegahan Penyakit Akibat Kerja terlindungi dari segala macam penyakit
meliputi pemeriksaan kesehatan, atau gangguan yang diakibatkan oleh
pengobatan dan pemberian makan dan pekerjaan yang dilaksanakan. Dalam
minum bergizi. Istilah lainnya adalah dunia pekerjaan segala kendala kerja
Ergonomy yang merupakan keilmuan dan harus harus dihindari, sementara
aplikasinya dalam hal sistem dan desain produktivitas yang optimal merupakan
kerja, keserasian manusia dan keinginan setiap pengusaha konstruksi,
pekerjaannya, dengan demikian sasaran keuntungan
pencegahan kelelahan guna akan dapat dicapai. Salah satu kendala
tercapainya pelakasanaan pekerjaan dalam proses kerja adalah penyakit kerja.
secara baik. Dalam pelaksanaannya K3 Penyakit kerja membawa dampak
adalah salah satu bentuk upaya untuk kerugian bagi perusahaan berupa
menciptakan tempat kerja yang aman, pengurangan waktu kerja dan biaya untuk

Bangun Rekaprima 'V0U.05/1/April/2019 3


mengatasi penyakit kerja tersebut. perlakuan yang sesuai dengan martabat
Sehingga bagi pengusaha konstruksi, manusia dan moral agama. Setiap tenaga
pencegahan jauh lebih menguntungkan kerja mempunyai hak untuk perlindungan
dari pada atas: a)
penanggulangannya. Dengan melihat Keselamatan dan kesehatan kerja; b)
pengertian masing-masing dari Moral dan kesusilaan; c) Perlakuan yang
keselamatan kerja, maka keselamatan dan sesuai dengan harkat dengan martabat
kesehatan kerja dapat diartikan sebagai serta nilai nilai agama.
kondisi dan factor-faktor yang berdampak
pada kesehatan karyawan, pekerja Perlindungan tersebut
kontrak, porsenil kontraktor, tamu dan dimaksudkan agar tenaga kerja dapat
orang lain di tempat kerja (Balandatu, merasa aman dapat melakukan pekerjaan
2000). sehari-hari. Sehingga dapat meningkatkan
produksi dan
Kecelakaan Kerja produktivitas pekerjaannya. Tenaga kerja
harus memperoleh perlindungan dari
Menurut M. Sulaksmono (1997) berbagai peristiwa disekitarnya dan pada
kecelakaan adalah suatu kejadian yang dirinya yang dapat menimpa dan
tidak diduga dan tidak dikehhendaki yang mengganggu dalam pelaksanaan.
mengacaukan suatu aktifitas yang telah
diatur. Tidak terduga oleh karena latar Alat Pelindung Diri
belakang peristiwa itu tidak terdapat
adanya unsur kesengajaan, terlebih dalam Alat pelindung diri adalah
bentuk perencanaan. Peritiwa kecelakaan kelengkapan yang wajib digunakan saat
disertai kerugian material ataupun bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja
penderitaan dari yang paling ringan untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sampai pada yang paling berat. sendiri dan orang di

Kecelakaan akibat kerja adalah sekelilingnya. Kewajiban itu sudah


kecelakaan yang ada hubungannya disepakati oleh pemerintah melalui
dengan pekerjaan, bahwa kecelakaan Departemen Tenaga Kerja Republik
terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau Indonesia. Dalam bidang konstruksi ada
pada waktu melaksanakan pekerjaan. beberapa peralatan yang digunakanuntuk
Termasuk kecelakaan yang terjadi dalam melindungi
perjalanan dari rumah menuju tempat seseorang dari kecelakaan ataupun
kerja ataupun sebaliknya. Maka dalam hal bahaya yang mungkin bisa terjadi dalam
ini terdapat dua permasalahan penting, proyek konstruksi. Peralatan ini wajib
yaitu: a) Kecelakaan adalah akibat digunakan oleh seseorang yang bekerja
langsung dari pekerjaan; atau b) dalam suatu lingkungan proyek
Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan konstruksi. Dalam
sedang dilakukan. penggunaan alat pelindung diri, haruslah
mempertimbangkan faktor- faktor sebagai
Perlindungan Tenaga Kerja berikut: a) Enak dan nyaman dipakai; b)
Tidak mengganggu ketegangan kerja dan
Perlindungan tenaga kerja meliputi tidak membatasi ruang untuk bekerja;
aspek-aspek yang cukup luas, yaitu c) Memberikan perlindungan yang
perlindungan dari segi fisik yang efektif terhadap segala jenis bahaya;
mencakup perlindungan keselamatan dari d) Memenuhi syarat estetika; e)
kecelakaan kerja dan kesehatanya serta Memperhatikan efek samping
adanya pemeliharaan moril kerja dan

Bangun Rekaprima Vol05/1/April/2019 4


penggunaan alat pelindung diri; f) Mudah dan
dalam pemeliharaan, tepat ukuran, tepat meningkatkan kinerja. b) Menjamin
penyediaan, dan harga yang terjangkau. Keselamatan kerja orang lain yang berada
di tempat kerja. c) Sumber produksi
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dipelihara dan digunakan secara aman
adalah dua hal yang sangat penting. Oleh dan efisien.
karena itu, semua perusahaan kontraktor
berkewajiban menyediakan semua Tujuan Keselamatan dan Kesehatan
keperluan peralatan/ perlengkapan Kerja dalam Peraturan Pemerintah Nomor
perlindungan diri atau Personal 50 Tahun 2012 tentang Sistem
Protective Equipment (Ervianto, 2005:hal Manajemen
99). Keselamatan dan Kesehatan Kerja
tercermin dalam Tujuan Penerapan
Beberapa bentuk dari peralatan SMK3 dalam Pasal 2: a)
perlindungan diri telah memiliki standar Meningkatkan efektifitas
di proyek konstuksi dan tersedia di pabrik perlindungan keselamatan dan kesehatan
ataupun industri konstruksi. Helm kerja yang terencana, terukur, terstruktur,
pelindung dan sepatu merupakan dan terintegrasi. b) Mencegah dan
peralatan mengurangi kecelakaan kerja dan
perlindugan diri yang secara umum penyakit akibat kerja dengan melibatkan
digunakan para pekerja untuk melindungi unsur manajemen, pekerja/buruh,
diri dari benda keras. Di beberapa dan/atau serikat pekerja/serikat buruh;
industri, kacamata serta. c) Menciptakan tempat kerja yang
pelindung sangatlah dibutuhkan. aman, nyaman, dan efisien untuk
Kelengkapan peralatan perlindungan diri mendorong produktivitas.
membantu pekerja melindungi dari
kecelakaan dan luka-luka (Charles A. Selain menurut PP 50 tahun 2012,
W,1999, hal 401). tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
juga dibahas oleh Djamaluddin Ramlan
Beberapa faktor yang tahun 2006 dalam bukunya “Dasar-
mempengaruhi pekerja enggan dasar
menggunakan peralatan pelindung diri kesehatan kerja”. Djamaluddin Ramlan
antara lainnya: a) Sulit, tidak nyaman, (2006) membahas tujuan Keselamatan
atau mengganggu untuk digunakan. b) dan Kesehatan Kerja dengan membaginya
Pengertian yang lebih rendah akan dalam 3 bagian.
pentingnya peralatan keamanan. c)
Ketidakdisiplinan dalam peggunaan Tujuan kesehatan kerja menurut
(Charles A, W, 1999, hal 403). Djamaluddin Ramlan (2006) adalah:
a) Memelihara dan meningkatkan
Tujuan Keselamatan dan derajat kesehatan masyarakat pekerja
Kesehatan Kerja disemua lapangan pekerjaan ketingkat
yang setinggi-tingginya baik fisik, mental
Beberapa pendapat para ahli maupun kesejahteraan social;
tentang tujuan dari keselamatan dan b) Mencegah timbulnya gangguan
kesehatan kerja antara lain adalah : kesehatan masyarakat pekerja yang
Menurut Suma’mur (1989), tujuan dari diakibatkan oleh keadaan/kondisi
keselamatan dan kesehatan kerja adalah: lingkungan kerjanya seperti
a) Melindungi tenaga kerja atas hak dan kecelakaan akibat kerja; c) Memberi
keselamatannya dalam melakukan perlindungan bagi pekerja saat
pekerjaannya untuk kesejahteraanhidup

Bangun Rekaprima 'V0U.05/1/April/2019 5


melaksanakan pekerjaannya dan efisien, dan produktif.
kemungkinan terjadinya bahaya yang
disebabkan oleh faktor-faktor yang Diciptakannya peraturan dan
membahayakan kesehatan di tempat undang-undang mengenai sistem
kerja; d) Menempatkan pekerja disuatu manajemen keselamatan dan
lingkungan pekerjaan berdasarkan kesehatan kerja diharapkan akan
keterampilan, memberikan manfaat yang besar untuk
kemampuan fisik dan psikis masyarakat umum, khususnya untuk para
pekerjaannya. pekerja itu sendiri. Tidak hanya itu saja,
penerapan sistem manajemen
Peran penting program K3 dalam keselamatan dan
meningkatkan produktivitas kerja kesehatan kerja pun mempunyai manfaat
yang besar untuk perusahaan yaitu
Sejumlah kasus kecelakaan yang perusahaan tidak akan dirugikan dalam
terjadi di tempat kerja bukan menjadi hal kegiatan produksi karena hilangnya
rahasia umum lagi. Penyebab terjadinya sebagian waktu, kerugian material, serta
kecelakaan di tempat kerja diakibatkan biaya pengobatan akibat kecelakaan
karena adanya dalam bekerja. Secara moral, pekerja
keterbatasan fasilitas keselamatan kerja akan merasa aman serta nyaman dalam
dan adanya kelemahan pemahaman faktor bekerja,
keselamatan yang mesti ditetapkan
perusahaan.

Pemeliharaan keselamatan dan


kesehatan kerja (K3) para karyawan
adalah hal yang sangat penting untuk
diperhatikan oleh setiap perusahaan.
Tujuan memperhatikan hal ini yaitu untuk
mengurangi ataupun
menghilangkan risiko kecelakaan kerja
yang dialami oleh para karyawan guna
mencapai keamanan dan kenyamanan
kerja dalam meraih tujuan perusahaan
secara efisien dan efektif.

Berdasarkan peraturan Menteri


Tenaga Kerja nomor
Per.05/Men/1996 pasal 2, sebagai tujuan
serta sasaran sistem manajemen
keselamatan dan
kesehatan kerja ialah menciptakan suatu
sistem keselamatan dan kesehatan kerja di
tempat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, tenaga kerja, kondisi dan
lingkungan kerja yang terintegrasi dalam
rangka mencegah dan
mengurangi
kecelakaan dan penyakit akibat kerja serta
terciptanya tempat kerja yang aman,

Bangun Rekaprima Vol05/1/April/2019 6


sehingga produktivitasnya dalam bekerja diperoleh maka penulis dapat menyusun
pun akan meningkat. tabel tentang Pelaksanaan K3 yang berada
di Lapangan. Kemudian dapat
Salah satu upaya menjaga diketahui
keselamatan dan kesehatan kerja para Produktivitas Kerja para pekerja melalui
karyawan yaitu dengan menyediakan Penerapan Program K3.
APD sesuai standar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Alat Pelindung Diri merupakan
kelengkapan yang wajib dipakai ketika Penerapan Program K3 di proyek
bekerja seusai dengan bahaya serta risiko Pembangunan Gedung Pelayanan RSUP
kerja guna menjaga keselamatan pekerja Dr. Kariadi antara lain:
itu sendiri serta orang yang berada di
sekelilingnya. Pemasangan Rambu - Rambu Proyek

METODE PENELITIAN Rambu-rambu keselamatan dan


kesehatan kerja merupakan tanda- tanda
Tempat dan Waktu Penelitian yang dipasang ditempat kerja/proyek,
guna mengingatkan atau mengidentifikasi
Penelitian ini dilakukan pada pada semua
proyek Pembangunan Gedung Pelayanan pelaksana kegiatan di sekeliling tempat
RSUP Dr. Kariadi Semarang. Pemilik tersebut terhadap kondisi, risiko, yang
proyek adalah PT. SINAR CERAH terkait dengan keselamatan dan kesehatan
SEMPURNA Semarang. Penelitian ini kerja masing-masing.
dilakukan selama satu setengah bulan
mulai dari persiapan, survey lapangan, Manfaat pemasangan rambu- rambu
analisis data sampai penulisan hasil proyek: a) Menyediakan
penelitian dan peyusunan laporan. kejelasan informasi dan memberikan
pengarahan umum; b) Memberikan
Teknik Pengumpulan Data penjelasan tentang kesehatan dan
keselamatan kerja; c) Menunjukkan
Adapun teknik pengumpulan data adanya potensi bahaya yang mungkin
penelitian ini adalah dengan cara: : a) tidak terlihat; d) Mengingatkan para
Wawancara langsung dengan pihak K3 pelaksanan dimana harus
yang ada di Proyek Pembangunan menggunakan peralatan perlindungan diri
Gedung Pelayanan RSUP Dr. Kariadi sebelum memulai aktifitas di tempat
Semarang. b) Survey dan penelitian kerja; e) Menunjukkan dimana peralatan
langsung di proyek RSUP Dr. Kariadi darurat keselamatan berada; f)
Semarang. Memberikan peringatan waspada terhadap
Metode Analisis Data beberapa tindakan yang atau perilaku
yang tidak diperbolehkan.
Setiap peristiwa sangat
mungkin untuk dianalisis khususnya
menganalisis penerapan program
Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang
pada akhirnya dapat meningkatkan
produktivitas dan

kualitas para pekerja dan sebagai


perbandingan. Kemudian dari data yang

Bangun Rekaprvma 'V<yh05/1/AprLl/2019 7


Gambar 1. Rambu-rambu proyek RSUP diri antara lain adalah: Masker alat
Dr. Kariadi pelindung hidung, topi pengaman, sarung
tangan, sepatu pengaman sebagai alat
Briefing Sebelum Kerja / Safety pelindung kaki, pakaian kerja, tali
Morning pengaman untuk melindungi pekerja dari
kemungkinan jatuh.
Briefing adalah sebuah pendekatan
komunikasi antar-muka (face to face) yang
secara rutin dilakukan dalam organisasi agar
seluruh anggota tim kerja memiliki kesamaan
persepsi, sikap dan tindakan yang produktif
terhadap pencapaian tujuan organisasi.

Gambar 3. Pemakaian APD Lengkap

Pemasangan Jaring-Jaring (Safety


Nett)

Gambar 2. Safety Morning Jaring Pengaman Bangunan atau


yang umum disebut dengan Jaring-Jaring
Pemakaian Alat Pelindung Diri yang proyek yang digunakan untuk
lengkap mengamankan konstruksi satu bangunan
yang disebut pengamanan dari kejatuhan
Alat pelindung diri (APD) adalah bakal puing-puing bangunan yang
suatu kewajiban dimana biasanya para mungkin saja saja bisa berlangsung
pekerja atau buruh bangunan yang bekerja sepanjang sistem pembangunan berjalan.
disebuah proyek atau pembangunan Jaring pengaman bangunan juga umum
sebuah gedung,diwajibkan dipakai untuk keselamatan beberapa
menggunakannya. Alat-alat demikian pekerja konstruksi dari jatuh dari
harus memenuhi persyaratan tidak ketinggian, kadang-kadang karenanya ada
mengganggu kerja dan memberikan jaring safety, beberapa pekerja bakal
perlindungan efektif terhadap jenis terasa lebih aman untuk bekerja di atas
bahaya. Alat Pelindung Diri yang ketinggian dengan memprioritaskan
disediakan oleh pengusaha dan dipakai keselamatan.
oleh tenaga kerja harus memenuhi
syarat pembuatan,
pengujian dan sertifikat. Alat Pelindung
diri berperan penting terhadap Kesehatan
dan Keselamatan Kerja, serta berguna
untuk mencegah pekerja dari kecelakaan
seperti: Tertimpa benda keras dan berat,
tertusuk atau terpotong benda tajam,
terjatuh dari tempat tinggi, terbakar atau
terkena aliran listrik, terkena zat kimia
berbahaya pada kulit atau melalui
pernafasan, pendengaran menjadi rusak
karena suara kebisingan, penglihatan
menjadi rusak diakibatkan intensitas
cahaya yang tinggi, terkena radiasi dan
gangguan lainnya. Macam alat pelindung

Bangun Reka/prima Vob.05/1/Aprel/2019 8


kualitas dan
produktivitas.

Dalam jurnal ILO yang berjudul


"Improving Working Condition and
Productivity in the Garment Industry",
menunjukkan bahwa perbaikan
Gambar 4. Pemasangan Jaring-jaring penerangan di tempat kerja dapat
(Safety Nett) meningkatkan produktivitas (10%) dan
Pemasangan Safety Line pengurangan kesalahan kerja (30%).

Safety Line digunakan dalam zona


konstruksi untuk memberitahu orang-
orang tentang pembangunan
berkelanjutan dan bahwa ada
kemungkinan bahaya dalam wilayah
batas-batasnya. Pita konstruksi biasanya
menggunakan kombinasi warna kuning- Gambar 6. Pemasangan Lampu
hitam dan Penerangan
menggabungkan dicetak teks, seperti
“Under Construction” “Perhatian”, Kebersihan Area Proyek
“Zona Kerja” dan “Keep Out”.
Kondisi proyek yang bersih bisa
memberikan banyak efek positif dalam
proses pelaksanaan pekerjaan. Dari mulai
kinerja tukang yang maksimal karena
merasakan nyaman dalam bekerja,
kualitas pekerjaan juga terjaga karena
tukang bisa fokus mengerjakan pekerjaan
Gambar 5. Pemasangan SafetyLine tanpa gangguan lingkungan yang kotor.
Begitu juga dalam bidang safety dan
Tujuan Pemasangan Safety Line:
keamanan.
a) Memberikan peringatan
bahwa ada area tempat berbahaya; b)
Menutup suatu area agar tidak ada
yangleintasi area tersebut selain petugas
yang berwenang; c) Memberikan
informasi bahwa sedang ada pmbangunan
berkelanjutan.
Gambar 7. Kebersihan Area Proyek
Pemasangan Lampu Penerangan
Kegiatan pembersihan termasuk
Untuk mencegah atau dalam kegiatan inspeksi, karena pada saat
mengurangi potensi kerugian dari melakukan kegiatan kebersihan berarti
penerangan yang buruk, maka penerangan melakukan pengontrolan terhadap barang-
di tempat kerja harus memenuhi syarat barang yang tidak dipergunakan di tempat
untuk melakukan pekerjaan, khususnya di kerja. Tujuan jangka panjang dari
bidang konstruksi. Penerangan yang baik kegiatan ini adalah meminimalkan
dan terjadinya kesalahan-kesalahan kecil yang
bisa mengganggu proses produksi,
sesuai sangat penting untuk peningkatan

Bangun Rekaprima VoL.O5/1/Aprtl/2O19 9


sehingga kualitas produk yang dihasilkan pelaksanaan yang tepat, lemahnya
tetap terjaga. pengawasan pelaksanaan konstruksi di
lapangan, belum sepenuhnya
Statistik Kecelakaan Kerja di melaksanakan peraturan-peraturan
Indonesia dari Tahun 2007 - 2012 menyangkut K3 yang telah ada, lemahnya
pengawasan
penyelenggaraan K3, kurang
memadainya baik dalam kualitas dan
kuantitas ketersediaan ketersediaan Alat
Pelindung Diri (APD), Faktor lingkungan
sosial ekonomi dan budaya pekerja dan
kurang disiplinnya para tenaga kerja
didalam mematuhi ketentuan mengenai
Gambar 8. Diagram statistik kecelakaan kerja K3, antara lain Pemakaian APD
di Indonesia kecelakaan kerja (Badan Pembinaan
Menurut Dwi Handoko (2014) Konstruksi dan Sumber Daya Manusia,
dalam artikel “Pengaruh Keselamatan dan 2007).
Kesehatan Kerja Pada Bangunan
Desain Penelitian
Pekerjaan Gedung dan Penataan Ruang”.
Jurnal Konstruksia. Volume 2 no V. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitian pengembangan RnD
Berdasarkan data grafik dari tahun
Penelitian pengembangan digunakan
2007-2011 terjadi peningkatan kecelakaan
untuk mendesain produk atau prosedur
kerja di Indonesia setiap tahunnya. Dari
baru yang teruji secara sistematis di
tahun 2007 sejumlah 83.714 orang,
lapangan, dievaluasi, dikembangkan
tahun 2008sejumlah
sedemikian sehingga memenuhi kriteria
94.736 orang, tahun 2009. sejumlah
efektivitas, kualitas atau kemiripan
96.314 orang, tahun 2010 sejumlah
dengan suatu standar (Borg dan Gall,
98.711 orang, tahun 2011 sejumlah
1983). Model pengembangan yang
99.491 orang (Anas Yustiawan dalam
digunakan dalam penelitian ini adalah
Dwi handoko (2014).
model yang dikembangkan oleh
Menurut teori efek domino H.W Sukmadinata (Syaodih 2007:182). Model
Heinrich (1931) juga bahwa kontribusi ini meliputi 2 tahap pengembangan yaitu
terbesar penyebab kasus kecelakaan kerja studi
adalah berasal dari faktor kelalaian pendahuluan dan pengembangan bahan
manusia yaitu sebesar 88%. Sedangkan ajar.
10% lainnya adalah dari faktor
Teknik dilakukan sebelum
ketidaklayakan
Pengumpulan penelitian dimulai
property/asset/barang dan 2% faktor
Data bertujuan untuk
lainnya.
mengungkap
Dalam faktor-faktor
Hasil evaluasi kejadian- kejadian
penelitian ini pendukung
kecelakaan kerja selama ini dapat
digunakan teknik pembelajaran dan
disimpulkan beberapa faktor penyebab
sebagai berikut: a) wawancara kedua
terjadi kecelakaan baik yang telah
Wawancara dilakukan
menimbulkan korban jiwa maupun luka-
dilakukan dua terhadap seorang
luka yang disebabkan tidak dilibatkan ahli
kali. Wawancara subyek dalam
teknik konstruksi, penggunaan metoda
pertama yang penelitian uji coba

Bangun Rekaprima VoVOS/1/April/2019 10


terbatas untuk tanggapan pembangunan.
mengungkap memberikan mahasiswa tiap
tanggapan penjelasan secara sub variabel 2. Kontribusi
mahasiswa rinci tentang adalah sebagai terbesar
terhadap bahan kendala yang berikut: penyebab
ajar yang dialami kasus
dikembangkan; b) mahasiswa dalam Jika 0 % < skor < kecelakaan
Angket diberikan mempelajari 20 % tidak baik kerja adalah
kepada subyek uji bahan ajar serta Jika 21 % < skor < berasal dari
coba dengan pendapat 40 % kurang baik faktor
kelompok yang mahasiswa Jika 41 % < skor < kelalaian
lebih luas yang tentang bahan ajar 60 % cukup baik manusia yaitu
meliputi semua yang sedang Jika 61 % < skor < sebesar 88%.
subyek penelitian. dikembangkan; b) 80 % baik Sedangkan
Angket ini berisi Analisis Jika 81 % < skor < 10% lainnya
serangkaian Tanggapan 100 % baik sekali adalah dari
pertanyaan/pernya mahasiswa faktor
taan Terhadap Bahan SIMPULAN ketidaklayaka
mengungkap Ajar. Pada analisis n property /
tanggapan subyek tahap ini, data Berdasarkan asset / barang
terhadap bahan diperoleh dari skor analisis penelitian dan 2% faktor
ajar yang angket tanggapan dapat disimpulkan lainnya.
dikembangkan mahasiswa bahwa:
serta kritik dan terhadap bahan 3. Dengan
1. Permasalahan adanya penerapan
saran- saran ajar yang para pekerja di
responden. diberikan. Analisis program
Indonesia Keselamatan
dilakukan dengan mengenai
Analisis Data analisis deskriptif. dan Kesehatan
Keselamatan Kerja untuk
Tanggapan dan Kesehatan
Analisis mahasiswa mengubah
data dilakukan Kerja masih pola pikir para
terhadap bahan sangat
melalui Analisis ajar diperoleh pekerja da
Hasil Wawancara terabaikan, membangkitka
dengan sehingga dapat
dan Analisis menentukan n kesadaran
Tanggapan menimbulkan da
prosentase sub angka
mahasiswa variabel menurut dalam diri
Terhadap Bahan kecelakaan para pekerja
persamaan kerja yang
Ajar yang dapat berikut: bahwa
dijelaskan sebagai signifikan. pentingnya
berikut: a) S Sedangkan Keselamatan
Analisis Hasil Ps= perusahaan dan Kesehatan
—.10 jasa konstruksi
Wawancara. Data 0% N Kerja (K3).
hasil wawancara Ps = prosentase tidak dapat
dianalisis secara sub variabel terlepas dari SARAN
deskriptif S = jumlah nilai tenaga kerja,
kualitatif karena tenaga Mengingat
tiap sub variabel
kerja adalah bahwa adanya
N = jumlah skor
untuk faktor utama bahaya potensi
maksimum
yang terlibat risiko kerja di
Kategori
dalam proses bidang jasa

Bangun Rekaprima VoVOS/1/April/2019 11


konstruksi maka Charless A.W. iyah Jakarta. (SMK3).
masyarakat 1999.
supaya untuk Kajian Heinrich, H.W., Ramlan,
senantiasa Kelengkapa 1931. Djamaluddin
menerapkan n dan accident . 2006.
program Keselamata prevention. Dasar-
Keselamatan dan n Kerja New York: dasar
Kesehatan Kerja Pada Mc Graw Keselamata
yang akan pekerja hill book n dan
berpotensi untuk Kontruksi di company. Kesehatan
meningkatkan Indonesia. kerja Jilid
Produktivitas LA International Purwokerto:
kerja bagi para Satriawan- Universita
pekerja. 2009- Labour Soedirman.
ejournal Organization.
DAFTAR eajy ac.id 1998. Ramli, S. 2010.
PUSTAKA Sistem
Ervianto, Wulfram Improving Manajemen
2015. I. 2005. working Keselamata
American Manajemen conditions n dan
Society of Proyek and Kesehatan
Safety Konstruksi. productivity Kerja,
Engineers. Yogyakarta: in the OHSAS
History. Andi Offset. garment 18001.
Retrieved industry: Jakarta:
September 8 Handoko, Dwi. Practical Penerbit
, 2015, from 2014. ideasfor Dian
The Pengaruh owners and Rakyat.
American Keselamata managers of
Society of n dan small and Siregar. 2005.
Safety Kesehatan medium- Masalah
Engineers. Kerja sized Keselamata
enterprises. n dan
Badan Pembinaan Pada Kesehatan
Konstruksi International Kerja :1.
dan SDM Bangunan Labour Office. Malang:
Departemen Pekerjaan UIN
Pekerjaan Peraturan Malang.
Umum. Penataan Pemerintah
2007. Ruang. No. 50 Sulaksmono, M.
Sistem Jurnal Tahun 2012. 1997.
Manajemen Konstruksia Manajemen
Keselamata . Volume 5 Tentang Keselamatan
n dan Nomor 2 Kerja.
Kesehatan Agustus Sistem Surabaya:
Kerja 2014. Manajemen Penerbit
(SMK3). Jakarta: Keselamata Pustaka.
Jakarta: Universitas n dan
Departemen PU. Kesehatan Suma'mur, P.K.
Muhammad 1989.
Kerja

Bangun Rekaprima VoVOS/1/April/2019 12


Ergonomi
untuk
Produktivita
s Kerja.
Jakarta: CV.
Haji Mas
Agung.

Taugeha, Winda
Purnama.
2018.
Manajemen
Risiko
Keselamata
n dan
Kesehatan
Kerja (K3)
pada proyek
Konstruksi.
Jurnal
Teknik Sipil
Vol 6. No
11.

Bangun Rekaprima VoVOS/1/April/2019 13

Anda mungkin juga menyukai