MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Anatomi Fisiologi
Andora Meiyori_F0G021049
Dosen Pengampu :
Sri Nengsi Destriani, S.ST., M. Keb
Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Keseimbangan Cairan Elektrolit” ini. Shalawat
serta salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan semoga kita termasuk dari golongan
yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga selesainya makalah ini.
Harapan kami semoga makalah yang telah tersusun ini dapat memperbaiki bentuk ataupun isi
makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Kami sadar bahwa kami ini tentunya tidak lepas dari banyaknya kekurangan, baik dari
aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang dipaparkan. Semua ini murni
didasari oleh keterbatasan yang dimiliki kami. Oleh sebab itu, kami membutuhkan kritik dan
saran kepada segenap pembaca yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas
di kemudian hari.
Kelompok 1
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari udara (pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut). Cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler, termasuk
plasma darah dan cairan transeluler. Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi
terlarut (zat terlarut) yaitu elektrolit dan non elektrolit. Elektrolit adalah substansi yang
menghantarkan arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negative dan diukur
dengan kapasitasnnya untuk saling berikatan satu sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan
anion.
Kation adalah ion-ion yang membentuk muatan positif dalam larutan. Kation
ekstraseluler utama adalah natrium (Na+), sedangkan kation intrasesuler adalah kalium (K+).
Sistem pompa terdapat di dinding sel tubuh yang memompa natrium keluar dan kalium ke
dalam (Horne, 2001). Sedangkan anion adalah ion-ion yang membentuk muatan negative
dalam larutan. Selain elektrolit, cairan tubuh juga mengandung non-elektrolit. Non-elektrolit
merupakan substansi seperti glukosa dan urea yang tidak berdisosiasi dalam larutan dan
diukur berdasarkan berat.
Daya tahan cardiovascular (aerobik) Menurut Iskandar Adisaputra (1999: 5) yaitu :
“Kesanggupan sistem jantung, paru-paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal
saat melakukan aktivitas sehari-hari dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami
kelelahan berarti. Sehingga daya tahan cardiovascular merupakan komponen terpenting dari
kesegaran jasmani terutama yang menyangkut stamina.”
Aktivitas fisik berpotensi meningkatkan frekuensi denyut nadi bila mempunyai beban
aktivitas yang tinggi. Hal ini disebabkan karena semakin tinggi aktivitas tubuh maka semakin
tinggi peningkatan aliran darah untuk mensuplai zat makanan dan oksigen ke jaringan otot
sehingga jantung berkontraksi lebih cepat dan kuat yang meningkatkan frekuensi denyut nadi.
Peningkatan panas di dalam tubuh baik dari hasil metabolisme energi ataupun hasil
dari kontraksi otot saat beraktivitas, air yang berada di dalam sirkulasi aliran darah (darah
mengandung air sekitar 83%) akan menyerap panas dan mengeluarkannya pada permukaan
kulit melalui kelenjar keringat. Keringat yang hilang selama beraktivitas bervariasi antara
0,4-2,6 liter perjam tergantung individu dan jenis aktivitasnya. Hal ini menyebabkan tubuh
kehilangan mineral-mineral seperti natrium, kalium, magnesium, iron dan zinc. Natrium
berfungsi untuk mengatur pH darah, keseimbangan cairan dan tekanan osmosis sehingga
tidak terjadi pengerutan sel akibat perbedaan tekanan. Kalium berfugsi untuk mengatur pH,
keseimbangan cairan dan tekanan osmosis pada cairan intraselulaer.
Pada keadaan normal, keseimbangan elektrolit dan cairan tubuh sudah diatur secara otomatis
melalui mekanisme homeostatis. Jadi pada saat sel-sel dalam tubuh kehilangan cairan, sel-sel
tubuh tersebut akan mengirimkan sinyal kepada sistem saraf pusat untuk segera
mengkompensasi keadaan tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN
Makalah ini dibuat untuk menginformasikan kepada pembaca tentang apa yang
dimaksud dengan cairan tubuh total, bagaimana pembagian ruangan cairan tubuh dan
volume dalam masing-masing ruangan, mengetahui apa perbedaan komposisi
elektrolit di intraseluler dan ekstraseluler, serta memahami bagaimana pertukaran
cairan tubuh sehari-hari ( antar kompratemen).
BAB II
PEMBAHASAN
Cairan tubuh total atau total body water (TBW) adalah persentase dari berat air
dibandingkan dengan berat badan total, bervariasi menurut kelamin, umur, dan kandungan
lemak tubuh. Air membentuk sekitar 60% dari berat seorang pria dan sekitar 50% dari berat
badan wanita. Air didistribusikan antara dua kompartemen yang dipisahkan oleh membran
sel. Pada orang dewasa kira-kira 40% berat badannya atau 2/3 dari TBW nya berada di cairan
intrasel atau intracellular fluid (ICF) dan sisanya 1/3 dari TBW atau 20% berada cairan ekstra
sel atau extraxellular fluid (ECF). Cairan ekstrasel terbagi lagi kedalam kompartemen cairan
intravaskular (IVF) sebesar 5% dari TBW dan cairan interstisial (ISF) sebesar 15% cairan
serebrospinal, intraokular dan sekresi saluran cerna dan kesemua bagian ini memiliki
komposisi elektrolit masing-masing (Surya, 2011).
CAIRAN INTRASELULER :
40%
CAIRAN TUBUH :
Membran Sel
60%
CAIRAN EKSTRASELULER :
20%
CAIRAN INTERSTISIAL :
15% PLASMA DARAH : 5%
(Guyton, 2012)
Gambar 2.1 Distribusi Cairan Tubuh
Total cairan tubuh mengambil 55-72% massa tubuh, beragam menurut jenis kelamin,
umur dan kadar lemak mengambil bagian antara intraseluler dan ekstraseluler. Cairan ekstra
seluler yang merupakan 1/3 total cairan tubuh, terdiri dari cairan plasma intravaskuler, dan
cairan interstisiil ekstravaskuler (Jufrrie, 2004).
Individu yang sehat memiliki perubahan TBW yang kecil disebabkan karena pertumbuhan,
peningkatan atau penurunan berat badan dan kondisi seperti kehamilan maupun menyusui.
TBW memiliki perubahan yang berbeda pada masing-masing individu dikarenakan berbagai
macam faktor (Campbell et al, 2004).
TBW tidak berbeda antara laki-laki dan perempuan sampai berusia 12 tahun, dan
setelah itu laki-laki lebih banyak kandungan air tubuhnya dibandingkan perempuan. TBW
antar individu tergantung dari komposisi massa tubuh aktif (lean body mass). Laki-laki
mempunyai massa tubuh aktif lebih tinggi dibandingkan perempuan, sehingga kadar air tubuh
laki-laki akan lebih tinggi. TBW laki-laki relatif konstan pada usia remaja dan
mulai.berkurang pada usia sekitar 70-80 tahun, sedangkan TBW pada perempuan relatif
konstan pada usia dewasa muda dan berkurang secara dramatis padausia setelah 70 tahun
dikarenakan lebih rendahnya komposisi massa bebas lemak (fat-free mass) dan meningkatnya
lemak tubuh (Briawan, 2011).
1) Lapisan Epikardium
Lapisan epikardium dapat disebut juga lapisan visceral,dari serous
perikardium.lapisan luar yang transparan dari dinding jantung terdiri dari
mesothelium yang bertekstur licin pada permukaan jantung.
2) Lapisan Myocardium
Myocardium adalah jaringan otot jantung yang paling tebal dari jantung dan
berfungsi sebagai pompa jantung dan bersifat involunter.
3) Lapisan Endocardium
Endocardium adalah lapisan tipis dari endotelium yang melapisi lapisan tipis
jaringan penghubung yang memberikan suatu batas yang licin bagi ruang-ruang
jantung dan menutupi katup-katup jantung .Endocardium bersambung dengan
endothelial yang melapisi pembuluh besar jantung.
Jantung terdiri dari empat ruang, dua atrium dan dua ventrikel pada bagian
anterior.Setiap atrium terdapat auricle,setiap aurikel meningkatkan kapasitas ruang atrium
sehingga atrium menerima volume darah yang lebih besar.
Pada permukaan jantung terdapat lekuk yang saling berhubungan disebut sulkus yang
mengandung pembuluh darah koroner dan sejumlah lemak. Masing-masing sulkus memberi
tanda batas eksternal antar dua ruang jantung. Sulkus koroner bagian dalam mengelilingi
sebagian jantung dan memberi tanda batas antara atrium superior dan ventrikel inferior.
Sulkus interventrikuler anterior adalah lekukan dangkal pada permukaan depan jantung
yang memberi tanda batas antara ventrikel kanan dan kiri,sulkus ini berlanjut mengelilingi
permukaan posterior jantung yang disebut sulkus interventrikuler posterior dimana memberi
tanda batas antar ventrikel di bagian belakang jantung.
Atrium Kanan
Atrium kanan menerima darah dari cava superior,cava inferior dan sinus
koronarius.Pada bagian antero superior atrium kanan terdapat lekukan ruang yang berbentuk
daun telinga yang disebut aurikel, pada bagian posterior dan septal licin dan rata tetapi daerah
lateral dan aurikel permukaannya kasar serta tersusun dari serabut-serabut otot yang berjalan
pararel yang disebut pactinatus. Tebal dinding antrium kanan 2 cm.
Ventrikel Kanan
Ventrikel kanan membentuk hampir sebagian besar permukaan depan jantung.Bagian
dalam dari ventrikel kanan terdiri dari tonjolan-tonjolan yang terbentuk dari ikatan jaringan
serabut otot jantung yang disebut trabeculae carneae.
Beberapa trabeculae carneae merupakan bagian yang membawa sistem konduksi dari
jantung. Daun katup trikuspid dihubungkan dengan tali seperti tendon yang disebut dengan
chorda tendinea yang disambungkan dengan trabekula yang berbentuk kerucut yang disebut
papillary muscle.
Ventrikel kanan dipisahkan dengan ventrikel kiri oleh interventrikuler septum. Darah
dari ventrikel kanan melalui katup semilunar pulmonal ke pembuluh darah arteri besar yang
disebut pulmonary truk yang dibagi menjadi arteri pulmonal kanan dan kiri.
Atrium Kiri
Atrium kiri membentuk sebagian besar dasar jantung.Atrium kiri menerima darah dari
paru-paru melalui empat vena pulmonal.Seperti pada atrium kanan bagian dalam atrium kiri
mempunyai dinding posterior yang lunak.
Darah dibawa dari atrium kiri ke ventrikel kiri melalui katup bikuspid dimana
mempunyai dua daun katup. Ventrikel kiri Ventrikel kiri membentuk apex dari jantung
seperti pada ventrikel kanan mengandung trabecula carneae dan mempunyai chorda tendinea
yang dimana mengikat daun katup bikuspid ke papillary muscle.
Darah dibawa dari ventrikel kiri melalui katup semilunar aorta ke arteri yang paling
besar keseluruh tubuh yang disebut aorta asending. Dari sini sebagian darah mengalir ke
arteri coronary,dimana merupakan cabang dari aorta asending dan membawa darah kedinding
jantung,sebagian darah masuk ke arkus aorta dan aorta desending.Cabang dari arkus aorta
dan aorta desending membawa darah keseluruh tubuh.
Katup Atrioventrikuler
Membuka dan menutupnya katup jantung terjadi karena perubahan tekanan pada saat
jantung kontraksi dan relaksasi.Setiap katup jantung membantu aliran darah satu arah dengan
cara membuka dan menutup katup untuk mencegah aliran balik.
Katup Atrioventrikuler disebut katup atrioventrikuler karena letaknya di antara atrium
dan ventrikel. Katup atrioventrikuler terdiri dari dua katup yaitu biskupid dan trikuspid, dan
ketika katup atrioventrikuler terbuka daun katup terdorong ke ventrikel. Darah bergerak dari
atrium ke ventrikel melalui katup atrioventrikuler yang terbuka ketika tekanan ventrikel lebih
rendah dibanding tekanan atrium.
Pada saat ini papillary muscle dalam ke adaan relaksasi dan corda tendinea kendor.
Pada saat ventrikel kontraksi,tekanan darah membuat daun katup keatas sampai tepi daun
katup bertemu dan menutup kembali. Pada saat bersamaan muskuler papilaris berkontraksi
dimana menarik dan mengencangkan chorda tendinea hal ini mencegah daun katup terdorong
ke arah atrium akibat tekanan ventrikel yang tinggi.Jika daun katup dan chorda tendinea
mengalami kerusakan maka terjadi kebocoran darah atau aliran balik ke atrium ketika terjadi
kontraksi ventrikel.
Katup Semilunar
Terdiri dari katup pulmonal dan katup aorta. Katup pulmonal terletak pada arteri
pulmonalis memisahkan pembuluh ini dari ventrikel kanan. Katup aorta terletak antara aorta
dan ventrikel kiri. Kedua katup semilunar terdiri dari tiga daun katup yang berbentuk sama
yang simetris disertai penonjolan menyerupai corong yang dikaitkan dengan sebuah cincin
serabut. Adanya katup semilunar memungkinkan darah mengalir.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaiutu cairan intraselular dan cairan
ekstraselular. Cairan intraselular adalah cairan yang berada di dalam sel seluruh tubuh,
sedangkan cairan ekstraselular adalah cairan yang berada di luarsel dan terdiri dari tiga
kelompok yaitu cairan intravaskuler (plasma), cairan intersitial dan cairan transeluler. Cairan
intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem vaskular, cairan intersial adalah cairan
yang terletak di antara sel, sedangkan cairan seluler adalah cairan sekresi khusus seperti
cairan serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna (Hardisman, 2015).
Cairan Intraseluler (CIS) adalah cairan yang terkandung di dalam sel. Pada orang
dewasa, kira-kira dua pertiga dari cairan tubuh ad/Intraseluler sama kira-kira 25 L pada rata-
rata pria dewasa (70 Kg), sebaliknya hanya setengah dari cairan tubuh bayi adalah cairan
Intraselular. Cairan intraseluler juga dikenal sebagai sitosol atau matriks sitoplasma yang
merupakan cairan dengan banyak properti untuk memastikan proses seluler yang terjadi baik
tanpa kerumitan. Cairan intraseluler terbatas hanya pada bagian dalam sel dan membran sel
adalah batas sitosol. Membran organel memisahkan sitosol dari matriks organel.
Banyak jalur metabolisme berlangsung dalam cairan intraseluler baik prokariota dan
eukariota. Namun jalur metabolisme eukariotik lebih umum dalam organel dari pada pada
sitosol.
Komposisi cairan intraseluler penting diketahui karena mengandung sebagian besar
air dengan beberap ion seperti natrium, kalium, klorida, magnesium dan beberapa yang lain.
Karena adanya asam amino, protein yang laurt dalam airm dan molekul lain, sitosol memiliki
banyak khasiat. Terlepas dari kenyataan bahwa tidak ada membran untuk melokalisasi isi
sitosol, ada beberapa kurungan dari cairan intraseluler yang terjadi melalui gradien
konsentrasi, kompleks protein, penyaringan cytoskeletai dan kompartemen protein. Hal ini
penting untuk melihat sitoskeleton yang bukan merupakan bagian dari cairan intraseluler,
tetapi struktur yang menyebabkan beberapa molekul besar yang terjebak di beberapa tempat.
Cairan intraseluler tidak melakukan tugas tertentu, tetapi membantu dalam banyak
fungsi termasuk transduksi sinyal dalam organel, menyediakan tempat bagi sitokinesis dan
sintesis protein, transportasi molekul dan banyak lainnya. Yangs semua esensi sejati di bagian
dalam dengan konsentrasi yang ideal akan memastikan bahwa potensi sebanarnya dapat
dicapai yang secara langsung berlaku untuk cairan intraseluler dan kinerja sel.
3. Ada dua jenis utama dari cairan ekstraselular dikenal sebagai cairan interstitial dan plasma
darah
Perbedaan Intraseluler Dan Ekstraseluler Adapun perbedaannya diantaranya yaitu:
• Cairan intraseluler ditemukan di dalam sel sementara cairan ekstraseluler ditemukan
di luar sel.
• Adanya protein dan asam amino ialah fitur cairan intraseluler sedangkan mereka
tidak ditampilkan dalam cairan ekstraseluler.
• Kedua cairan terutama terdiri dari air, tetapi ada lebih banyak ion dalam cairan
ekstraseluler dari pada cairan intraseluler.
• Glukosa terdapat pada kedua cairan, tapi cairan ekstraseluler tidak memiliki organel
untuk memecah mereka untuk menghasilkan energi tetapi tidak cairan intraseluler.
• Gradien konsentrasi, kompleks protein dan properti lainnya cairan intraseluler tidak
umum untuk cairan ekstraseluler.
• Cairan ekstraseluler memiliki dua jenis utama sedangkan cairan intraseluler ialah
hanya satu jenis.
Cairan tubuh sebagian berasal dari minuman dan makanan yang dimakan sehari-hari,
dan sebagian kecil berasal dari proses oksidasi hydrogen didalam makanan, yang jumlahnya
berkisar antara 150 sampai 250 ml/hari, tergantung dari kecepatan metabolism. Jumlah cairan
yang masuk, termasuk hasil sintesa didalam tubuh, berkisar 2300 ml/hari.
Pengeluaran
Pengeluaran dari tubuh dalam keadaan normal sebagian besar terjadi melalui urine
yang jumlah kurang lebih 1400 ml/hari. Namun pada keadaan-keadaan tertentu, seperti pada
latihan berat, kehilangan cairan yang terbesar terjadi melalui pengeluaran keringat.
Insensible water loss merupakan hilangnya cairan melalui proses difusi melalui kulit
dan proses evaporasi melalui cairan pernapasan. Kehilangan cairan melalui proses ini tidak
dapat dirasakan mekanismenya. Kehilangan cairan melalui kulit yang rata-rata berkisar 350
ml/hari terjadi oleh karena berdifusinya molekul air melalui sel-sel kulit. Berdifusinya cairan
melalui kulit dibatasi oleh adanya lapisan epithel bertanduk yang mengandung kolestrol. Pada
penderita luka bakar yang luas, lapisan ini mengalami kerusakan, sehingg proses difusi akan
meningkat, dan kehilangan cairan akan meningkat jumlahnya, sampai dapat mencapai 3-5
liter/hari. Jumlah cairan yang hilang melalui evaporasi (penguuapan) rata-rata 350ml/hairi.
Oleh karena tekanan atmosfir akan berkurang dengan berkurangnya suhu, maka kehilangan
cairan akan lebih besar pada suhu yang sangat dingin dan lebih kecil pada suhu yang hangat.
Hal ini dapat dirasakan dengan adanya perasaan kering pada saluran nafas pada suhu dingin.
Pada suhu yang sangat panas, kehilangan cairan melalui keringat akan meningkat 1,5
sampai 2 liter/jam, sehingga dapat menyebabkan berkurangnya cairan tubuh dengan cepat.
Pengeluaran cairan melalui keringat ini berfungsi untuk melepaskan panas dari tubuh. Pada
latihan fisik yang berat, kehilangan cairan dapat terjadi melalui 2 mekanisme. Pertama,
latihan fisik menyebabkan meningkatkatkannya kecepatan ventilasi sehingga jumlah cairan
yang hilang melalui saluran pernapasan akan meningkat. Kedua, latihan fisik menyebabkan
meningkatnya produksi panas dan konsekuensi meningkatnya cairan yang hilang melalui
keringat. Komposisi cairan ekstrasel dan cairan intrasel bebeda satu sama lain
komposisi utama cairan tubuh adalah air dan elektrolit dan. Elektrolit terdiri atas
kation (ion bermuatan positif) dan anion (ion yang bermuatan negative). Pada cairan tubuh
jumlah kation dan anion harus sama untuk mempertahankan “electrical neutrality”. Hal ini
tidak berarti bahwa jumlah partikel kation dan anion harus sama. Plasma protein misalnya,
mempunyai beberapa muatan negatif, sehingga beberapa kation harus ada untuk
mengimbangitiap molekul protein.
Cairan ekstrasel mengandung banyak kation Na+Cl-, dan anion HC03- dan bahan
nutrisi untuk sel, seperti oksigen, glukosa, asam lemak, dan asam animo. Cairan ekstrasel
juga mengndung karbon dioksida yang ditransport dari sel menuju ke paru-paru untuk
diekskteri. Serta berbagai hasil metabolisme dari sel yang akan diekskresi melalui ginjal.
Cairan ekstrasel mengandung sedikit kation K+, Ca 2+, Mg,2+, Dan anion HP04.
perbedaan antara jumlah kation utama plasma, Na+ dan K+, dan anion Cl-dan
bikarbonat disebut sebagai anion gap,yang merupakan perbedaan antara kation dan anion
yang dapat di ukur. Normalnya, anion gap yang dapat dihitung adalah 8mEq/L. Komposisi
antara plasma dan cairan interstitial umumnya sama, namun terdapat perbedaan dalam
konsentrasi proteinnya. Perbedaan ini disebabkan oleh karena kapiler endothel permeabel
terhadap air dan bahan-bahan dengan berat molekul kecil, seperti ion-ion inorganic, gliukosa
dan urea, tetapi permeabilitasnya terbatas terhadap partikel besar seperti protein daan lemak.
Cairan intrasel mengandung banyak kation K +, Mg + 2 serta SO4 -2 dan HPO4 -2
konsentrasi protein di dalam sel, kira-kira 4 kali lebih tinggi dari pada konsentrasi protein
plasma. Perbedaan komposisi cairan ekstra dan intrasel disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama adanya Na-K ATP ase (Na-K pump) pada membran sel yang mentransport secara
aktif Na keluar sel dan K kedalam sel, sehingga konsentrasi Na lebih banyak diluar sel dan K
lebih banyak di dalam sel. Kedua, membrane sel yang memisahkan cairan intrasel dengan
cairan interstitial mempunyai permeabilitas yang terbatas terhadap fosfat organic dan protein.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Tubuh manusia terdiri dari cairan antara 50%-60% dari berat badan. Cairan tubuh
adalah cairan suspense sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.cairan
tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler, termasuk plasma darah dan
cairan transeluler. Selain air, cairan tubuh mengandung dua jenis substansi terlarut (zat
terlarut) yaitu elektrolit dan non elektrolit. Elektrolit adalah substansi yang menghantarkan
arus listrik. Elektrolit berdisosiasi menjadi ion positif dan negative dan diukur dengan
kapasitasnnya untuk saling berikatan satu sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion.
Cairan tubuh dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan
ekstraseluler. Cairan intraseluler adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh tubuh,
sedangkan cairan akstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel dan terdiri dari tiga
kelompok yaitu : cairan intravaskuler (plasma), cairan interstitial dan cairan transeluler.
Cairan tubuh terdiri dari air (pelarut) dan substansi terlarut (zat terlarut).
B. SARAN
Demikian makalah yang telah kami susun, semoga dengan makalah ini dapat
menambah pengetahuan serta lebih bisa memahami tentang pokok bahasan makalah ini bagi
para pembacanya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Butterworth JF, Mackey DC, Wasnick JD.Management of Patients with Fluid and
Agro FE, Fries D, Vennari M. Body Fluid Management From Physiology to Therapy.
Waterhouse BR, Famery AD. The Organization and Composition of Body Fluids.
Mangku G, Senapathi TGA. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit. Dalam Buku Ajar Ilmu
Hines RL, Marschall KE. Fluid, Electrolytes, and Acid-Base Disorders. Dalam Handbook
Anaesthesia & Intensive Care Medicine. 2012
Anestesia dan Reanimasi. Jakarta: Indeks; 2010.
Electrolyte Disturbances. Dalam Morgan & Mikhail’s Clinical Anesthesiology 5th ed. New
for Stoelting’s Anesthesia and Co-Existing Disease 4th ed. Philadelphia: Elsevier Inc.
Verlag Italia: Springer.
York: Mc-Graw Hill. 2013
http://fisiologi-dh.blogspot.com/2011/11/pembagian-ruangan-cairan-tubuh-volume.html?m=1
http://ernipurwantidianhusada.blogspot.com/p/pembagian-ruangan-cairan-tubuh-
volume.html?m=0#
https://drive.google.com/file/d/1J-j55u8GYHfkTcCeUfMRAqVxZknMSlwa/view?
usp=drivesdk