BERENCANA
Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Tema 7
Fitri nurhayati.,SST.,M.Keb
Disusun oleh :
Nur Sa’adah Wahyuni (NPM: 314120011)
Aliyn Malinda (NPM : 314120052)
Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “KONSEP DASAR KESEHATAN REPRODUKSI
DAN JUGA KELUARGA BERENCANA” dengan tepat waktu.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...............................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...........................................................................................................4
C. TUJUAN...................................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA.................................................................................6
1. PENGERTIAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA...................................................6
2. TUJUAN KESEHATAN REPRODUKSI.............................................................................6
3. SASARAN KESEHATAN REPRODUKSI..........................................................................7
4. RUANG LINGKUP KESEHATAN REPRODUKSI............................................................7
5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN REPRODUKSI..............7
B. KONSEP KELUARGA BERENCANA.......................................................................................8
1. PENGERTIAN KELUARGA BERENCANA...........................................................................8
2. TUJUAN UMUM KELUARGA BERENCANA......................................................................8
3. CIRI – CIRI KONTRASEPSI YANG DIANJURKAN.............................................................9
4. CIRI-CIRI KONTRASEPSI YANG DIPERLUKAN................................................................9
5. MENGHENTIKAN / MENGAHIRI KEHAMILAN / KESUBURAN....................................10
6. MACAM-MACAM KB..........................................................................................................10
B. PROGRAM KELUARGA BERENCANA.................................................................................11
BAB III................................................................................................................................................17
PENUTUP...........................................................................................................................................17
REFERENSI........................................................................................................................................21
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesehatan reproduksi pada remaja merupakan hal yang krusial dalam skala
global maupun nasional. Menurut WHO terdapat 1.21 miliar remaja (individu usia 10-
19 tahun) di seluruh dunia yang mana jumlah ini merupakan yang terbesar dalam
sejarah manusia. Masalah-masalah kesehatan reproduksi di negara maju, seperti
Amerika Serikat antara lain 41% siswa sekolah menengah atas telah melakukan
hubungan seksual, 22% kasus baru HIV ditemukan pada penderita usia 13-24 tahun,
setengah dari 20 juta penderita IMS setiap tahunnya adalah orang-orang muda berusia
15-24 tahun, dan sekitar 250.000 bayi lahir dari ibu berusia 15-19 tahun.(1-3)
Permasalahan kesehatan reproduksi di negara-negara Asia juga memiliki proporsi
yang tidak sedikit.
Permasalahan tersebut antara lain 13% dari 1139 remaja usia 15-20 tahun
yang disurvei pada tahun 2010 di Malaysia dan 41% dari 1500 anak muda usia 18-24
yang disurvei pada tahun 2014 di Iran sudah pernah berhubungan seksual, sekitar
210.000 remaja usia 10-19 tahun pada tahun 2013 diseluruh Asia dan Pasifik
menderita HIV, hampir 1 dari 10 perempuan di Asia Selatan dan Oseania melahirkan
sebelum usia 18 tahun, dan 34% dari 11 juta aborsi pada tahun 2008 di Asia terjadi
pada wanita usia dibawah 25 tahun dengan mayoritas kasus dilakukan oleh tenaga-
non medis.
Survei yang dilakukan di Indonesia oleh Kementerian Kesehatan RI pada
tahun 2012 menunjukkan bahwa sebanyak 4.5% remaja laki-laki dan 0.7% remaja
perempuan usia 15-19 tahun telah melakukan seks pranikah, sedangkan seks pranikah
pada remaja usia 20-24 tahun jumlahnya lebih tinggi lagi yaitu 14.6% pada remaja
laki-laki dan 1.8% pada remaja perempuan. Proporsi kehamilan pada usia 15-19 tahun
berdasarkan data tahun 2013 adalah 1.97%. Pada tahun 2014 kasus infeksi HIV kedua
terbanyak di Indonesia ditemukan pada kelompok umur 20-24 tahun, yaitu sebanyak
3587 orang. Sebanyak 46% kasus aborsi pada tahun 2000 ditemukan pada perempuan
usia 20-29 tahun dan 33% berstatus belum menikah.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud Kesehatan Reproduksi ?
2. permasalahan yang biasanya terjadi pada Kesehatan Reproduksi ?
3. Apakah yang dimaksud Keluarga Berencana ?
4. bagaimana kebijakan teknik dan juga strategi dalam kesehatan reproduksi
5. apa yang dimaksud dengan konsep perencanaan keluarga?
C. TUJUAN
1. mengetahui Kesehatan Reproduksi
2. Mengetahui masalah yang biasanya terjadi pada Kesehatan Reproduksi.
3. Mengetahui Keluarga Berencana.
4. Mengetahui kebijakan teknik dan juga strategi dalam kesehatan reproduksi
5. Mengetahui apa itu konsep perencanaan keluarga
BAB II
PEMBAHASAN
1. Remaja (Pubertas) a. Diberi penjelasan tentang masalah kesehatan reproduksi yang diawali
dengan pendidikan seks. b. Membantu remaja dalam menghadapi menarche secara fisik,
psikis, sosial dan hygiene sanitasinya.
2. Wanita a. WUS (Wanita Usia Subur). Penurunan 33% angka prevalensi anemia pada
wanita (usia 15 – 45 tahun) Peningkatan jumlah yang bebas dari kecacatan sebesar 15% b.
PUS (Perempuan Usia Subur). Terpenuhinya kebutuhan nutrisi dengan baik. Terpenuhinya
kebutuhan KB Penurunan angka kematian ibu hingga 50% Penurunan proporsi BBLR
menjadi < 10% 4 Pembatasan tetanus neonatorum 3. Lansia Proporsi yang memanfaatkan
pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan dan pengobatan penyakit menular seksual maksimal
70% Pemberian makanan yang banyak mengandung zat kalsium untuk mencegah
osteoporosis. Member persiapan secara benar dan pemikiran yang positif dalam
menyongsong masa menopause
Keluarga Berenca adalah suatu program yang dicanangkan pemerintah dalam upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP),
pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil,
bahagia dan sejahtera.
2. TUJUAN UMUM KELUARGA BERENCANA
a.Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial – ekonomi suatu keluarga dengan cara
mengatur kelahiran anak, agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya (Mochtar, 2002)
b.Tujuan utama program KB nasional adalah untuk memenuhi perintah masyarakat akan pelayanan
KB dan kesehatan reproduksi yang berkualitas, menurunkan tingkat atau angka kematian Ibu dan
bayi serta penanggulangan masalah kesehatan reproduksi dalam rangka membangun keluarga kecil
yang berkualitas.
a. Menunda / mencegah kehamilan. Menunda kehamilan bagi PUS (Pasangan Usia Subur) dengan
usia istri kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilannya. Alasan menunda /
mencegah kehamilan :
b. Umur dibawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak mempunyai anak dulu karena berbagai
alasan.
c. Prioritas penggunaan kontrasepsi pil oral, karena peserta masih muda.
d. Penggunaan kondom kurang menguntungkan karena pasangan muda masih tinggi
frekuensi bersenggamanya, sehingga mempunyai kegagalan tinggi.
e. Penggunaan IUD (Intra Uterine Device) bagi yang belum mempunyai anak pada masa ini dapat
dianjurkan, terlebih bagi calon peserta dengan kontra indikasi terhadap pil oral.
Alasan menjarangkan kehamilan :Umur antara 20 – 30 tahun merupakan usia yang terbaik untuk
mengandung dan melahirkan.
a. Segera setelah anak pertama lahir, maka dianjurkan untuk memakai IUD (Intra Uterine
Divice) sebagai pilihan utama.
b. Kegagalan yang menyebabkan kehamilan cukup tinggi namun disini tidak atau kurang
berbahaya karena yang bersangkutan pada usia mengandung dan melahirkan yang baik.
c. Di sini kegagalan kontrasepsi bukanlah kegagalan program.
4. CIRI-CIRI KONTRASEPSI YANG DIPERLUKAN
a. Efektivitas cukup tinggi
b. Reversibilitas cukup tinggi karena peserta masih mengharapkan punya anak lagi.
c. Dapat dipakai 2 sampai 4 tahun yaitu sesuai dengan jarak kehamilan anak yang direncanakan.
d. Tidak menghambat air susu ibu (ASI), karena ASI adalah makanan terbaik untuk
bayi sampai umur 2 tahun dan akan mempengaruhi angka kesakitan dan kematian anak.
1) Ibu-ibu dengan usia diatas 30 tahun dianjurkan untuk tidak hamil atau tidak punya anak lagi,
karena alasan medis atau alasan lainnya.
3) Pil oral kurang dianjurkan karena usia ibu yang relatif tua dan mempunyai kemungkinan
timbulnya akibat sampingan dan komplikasi.
6. MACAM-MACAM KB
1) Tanpa alat yaitu KB alamiah (Metode kalender (Ogino-Knaus), Metode Suhu Basal (Termal),
Metode lendir serviks (Billings), Metode Simpto-Termal) dan Coitus Interuptus (Hanafi, 2001).
2) Dengan alat yaitu Mekanis (Barrier) [Kondom Pria, Barier intra- vaginal (Diafragma),Kap
Serviks (Cervical cap), Spons (Sponge), Kondom wanita] dan kimiawi [Spermisid (Vaginal cream,
Vaginal foam, Vaginal Jelly, Vaginal suppositoria, Vaginal tablet (busa), Vaginal soluble film].
b. Metode modern
1) Kontrasepsi hormonal yaitu Per-oral [Pil Oral Kombinasi (POK), Mini-pil, Morning-after pill],
Injeksi atau suntikan [DMPA, NET- EN, Microspheres, Microcapsules] dan Sub-kutis : Implant
(Alat kontrasepsi bawah kulit = AKBK), Implant Non-biodegradable (Norplant, Norplant-2, ST-
1435, Implanon), Implant Biodegradable (Capronor, Pellets).
Pengertian Program Keluarga Berencana (KB) menurut UU No.10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah upaya peningkatan
kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan (PUP), pengaturan
kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera.
Program KB adalah bagian yang terpadu (integral) dalam program pembangunan nasional
dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk
Indonesia agar dapat dicapai keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional
(Depkes,1999).
Sejak pelita V, program KB nasional berubah menjadi gerakan KB nasional yaitu
gerakan masyarakat yang menghimpun dan mengajak segenap potensi masyarakat untuk
berpartisipasi aktif dalam melembagakan dan membudayakan NKKBS dalam rangka meningkatkan
mutu sumber daya manusia Indonesia. (Sarwono,1999).
Tujuan umum untuk lima tahun kedepan mewujudkan visi dan misi program KB yaitu
membangun kembali dan melestarikan pondasi yang kokoh bagi pelaksana program KB di masa
mendatang untuk mencapai keluarga berkualitas.
a. Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan
sejahtera melalui pengendalian kelahiran dan pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.
b. Terciptanya penduduk yang berkualitas, sumber daya manusia yang bermutu dan meningkatkan
kesejahteraan keluarga.
Sasaran program KB dibagi menjadi 2 yaitu sasaran langsung dan sasaran tidak langsung,
tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Sasaran langsungnya adalah Pasangan Usia Subur (PUS)
yang bertujuan untuk menurunkan tingkat kelahiran dengan cara penggunaan kontrasepsi secara
berkelanjutan. Sedangkan sasaran tidak langsungnya adalah pelaksana dan pengelola KB, dengan
tujuan menurunkan tingkat kelahiran melalui pendekatan kebijaksanaan kependudukan terpadu
dalam rangka mencapai keluarga yang berkualitas, keluarga sejahtera.
4. RUANG LINGKUP PROGRAM KELUARGA BERENCANA MELIPUTI :
b. Konseling
c. Pelayanan Kontrasepsi
i. Adopsi
Meningkatkan kualitas pelayanan baik dari segi pemberi pelayanan (provider) dan penerima
pelayanan (klien) sesuai dengan situasi dan kondisi.
c. Pendekatan kemandirian (self rellant approach)
Memberikan peluang kepada sektor pembangunan lainnya dan masyarakat yang telah
mampu untuk segera mengambil alih peran dan tanggung jawab dalam pelaksanaan program
KB nasional.
Strategi tiga dimensi dibagi dalam tiga tahap pengelolaan program KB sebagai berikut :
Pola tahap ini penggarapan program lebih difokuskan lebih kepada sasaran :
Mengarah kepada upaya menjadi akseptor KB sebanyak- banyaknya. Pada tahap ini
pendekatan pelayanan KB didasarkan pada pendekatan klinik
b. Tahap pelembagaan
Tahap ini untuk mengantisipasi keberhasilan pada tahap potensi yaitu tahap perluasan
jangkauan. Tahap coverage wilayah diperluas jangkauan provinsi luar Jawa Bali. Tahap ini
indikator kuantitatif kesertaan ber-KB pada kisaran 45-65 % dengan prioritas pelayanan
kontrasepsi dengan metode jangka panjang, dengan memanfaatkan momentum-momentum
besar
4) Pendidikan KB
a. Untuk Ibu, dengan jalan mengatur jumlah dan jarak kelahiran maka manfaatnya :
2) Peningkatan kesehatan mental dan sosial yang dimungkinkan oleh adanya waktu yang
cukup untuk mengasuh anak,beristirahat dan menikmati waktu luang serta melakukan
kegiatan lainnya
1) Anak dapat tumbuh secara wajar karena ibu yang mengandungnya dalam keadaan sehat
2) Sesudah lahir, anak mendapat perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup karena
kehadiran anak tersebut memang diinginkan dan direncanakan
1) Memberi kesempatan kepada anak agar perkembangan fisiknya lebih baik karena setiap
anak memperoleh makanan yang cukup dari sumber yang tersedia dalam keluarga
2) Perkembangan mental dan sosialnya lebih sempurna karena pemeliharaan yang lebih
baik dan lebih banyak waktu yang dapat diberikan oleh ibu untuk setiap anak
Kesehatan fisik, mental dan sosial setiap anggota keluarga tergantung dari kesehatan
seluruh keluarga. Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk
memperoleh pendidikan
7. HAK-HAK KONSUMEN KB
Hak untuk mengetahui segala manfaat dan keterbatasan pilihan metode perencanaan
keluarga.
b. Hak akses.
Yaitu hak untuk memperoleh pelayanan tanpa membedakan jenis kelamin, agama dan
kepercayaan, suku, status sosial, status perkawinan dan lokasi.
c. Hak pilihan.
Hak untuk memutuskan secara bebas tanpa paksaan dalam memilih dan menerapkan metode
KB.
d. Hak keamanan
e. Hak privasi
Setiap konsumen KB berhak untuk mendapatkan privasi atau bebas dari gangguan atau
campur tangan orang lain dalam konseling dan pelayanan KB.
f. Hak kerahasiaan
Hak untuk mendapatkan jaminan bahwa informasi pribadi yang diberikan akan
dirahasiakan.
g. Hak harkat
Yaitu hak untuk mendapatkan pelayanan secara manusiawi, penuh penghargaan dan
perhatian.
h. Hak kenyamanan
Setiap konsumen KB berhak untuk memperoleh kenyamanan dalam pelayanan.
i. Hak berpendapat
Hak untuk menyatakan pendapat secara bebas terhadap pelayanan yang d itawarkan.
j. Hak keberlangsungan
Yaitu hak untuk mendapatkan jaminan ketersediaan metode KB secara lengkap dan
pelayanan yang berkesinambungan selama diperlukan.
Hak untuk mendapatkan ganti rugi apabila terjadi pelanggaran terhadap hak konsumen.
PENUTUP
KESIMPULAN
Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik serta ditunjang peran serta
lingkungan yang memadai dalam memberikan informasi mengenai kesehatan
reproduksi kepada remaja akan membentuk pribadi remaja sebagai generasi muda
penerus bangsa yang sehat jasmani dan rohani serta melindungi remaja dari sikap
seksual yang berbahaya.
SARAN
Dalam usaha-usaha untuk meningkatkan pengetahuan para remaja tentang kesehatan
reproduksinya membutuhkan peran serta dari berbagai pihak. Setiap sekolah
hendaknya memperhatikan tingkat pengetahuan setiap siswa didiknya
REFERENSI
Kemenkes R. Situasi Kesehatan Reproduksi Remaja (http://www.depkes.go.id/download.php?
file=download/pusdatin/infodatin%
20reproduksi%20remaja-ed.pdf): Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan RI. (online) 2015
BKKBN. Kajian Profil penduduk Remaja (10-24 tahun) : Ada apa dengan remaja. Policy Brief
Puslitbang kependudukan-BKKBN; 2011;1.
Statistik BP. Publikasi Hasil Survei Penduduk Antar Sensus (Supas). Jakarta: Badan Pusat Statistik;
2016.
Centers for Disease Control and Prevention.(a) Sexual Risk Behavior: HIV, STD, and Teen Pregnancy
Prevention. Tersedia dalam: https://www.cdc.gov/healthyyouth/sexualbehaviors/index.htm?
s_cid=hyhomp age-004 ; 2015.
Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Aktivitas Seksual Remaja. Tersedia dalam:
http://www.bkkbn.go.id/viewberita.aspx?beritaID=1770;
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional, Badan Pusat Statistik, Kementrian
kesehatan I. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012: Kesehatan Reproduksi Remaja.
Jakarta; 2013.
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=MAQPEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR15&dq=konsep+dasar+kesehatan+r
eproduksi+remaja&ots=wvpg_4_451&sig=BNQGXaYVfunHrHZgbagXllGpYz0&redir
_esc=y#v=onepage&q=konsep%20dasar%20kesehatan%20reproduksi
%20remaja&f=false
https://books.google.co.id/books?
hl=id&lr=&id=K00iEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=konsep+dasar+kesehatan+repr
oduksi+remaja&ots=VFonGDf_Zd&sig=KNXynFOoOUTVCBn9CAN7306H_wg&redir
_esc=y#v=onepage&q=konsep%20dasar%20kesehatan%20reproduksi
%20remaja&f=false
LAMPIRAN
1. Seorang ibu, usia 23 tahun datang ke Bidan Praktek Swasta (BPS) untuk konsultasi
mengenai pemakaian alat kontrasepsi. Ia mengatakan bahwa ia baru menikah dan belum
ingin memiliki anak sehingga membutuhkan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan.
Hasil pemeriksaan T: 36,80C, RR: 24x/i, P: 88x/i, TD: 110/70 mmHg. Tidak ada kelainan
yang ditemukan saat pemeriksaan fisik. Bidan lalu memberikan konseling. Apakah jenis
konseling yang dilakukan oleh bidan tersebut?
a. Konseling awal
b. Konseling khusus
c. Konseling lanjutan
d. Konseling pertama
e. Konseling permulaan
2. Gadis A usia 20 tahun akan menikah tanggal 15 September 2010. Namun dia bersama
calon suaminya menginginkan selama 3 tahun perkawinan belum ingin punya anak. Pasangan
tersebut tidak tahu harus memilih alakon apa. Sekarang tanggal 13 September 2010 hari
pertama haid. Ari dan calon suaminya datang ketempat praktek saudara untuk konseling pra
nikah. disarankan untuk tidak memakai alakon................
a. Pil
b. Suntik 3 bulan
c. Spermisid
d. Kondom
e. Senggama terputus
3. Ny N berusia 45 tahun sudah mempunyai anak 6 datang kebidan dan mengatakan ingin
KB, tetapi oleh suaminya dilarang ber KB. Mens masih teratur ia ingin punya anak lagi
karena menurutynya banyak anak banyak rejeki. Dalam pemerinsaan TD 130/80mmhg, Nadi
88x/mnt, suhu 37.Sikap bidan dalam menghadapi Ny N.......
a. Dipaksa untuk ber KB
b. Membiarkan ibu memilih
c. Mendukung keputusan ibu
d. Memberikan konseling resiko kehamilan
e. Memberi masukan untuk komunikasi dengan suami
4. Ny S berusia 40 tahun sudah mempunyai anak 3 datang kebidan dan mengatakan ingin
KB, tetapi oleh suaminya dilarang ber KB. Mens masih teratur ia ingin punya anak lagi
karena menurutynya banyak anak banyak rejeki. Dalam pemerinsaan TD 130/80mmhg, Nadi
88x/mnt, suhu 37.9. Suami Ny S ternyata setuju dengna saran dari bu bidan untuk tidak hamil
kembali, untuk menghindari tuntutan hukum harus dilakukan.............
a. Catatan
b. Laporan
c. Rujukan
d. Informed consent
e. Informed choice
5. Ny S umur 17 tahun, baru menikah satu bulan bersama suaminya datang ke bidan
bermaksud menunda kehamilan 6 bulan dengan ikut KB. Saat ini Ny S haid hari ke 4. Untuk
menentukan alakon pasangan tersebut bidan perlu melakukan konseling tentang...............
a. Cara kerja alat kontrasepsi
b. Efek samping alat kontrasepsi
c. Macam-macam alat kontrasepsi
d. Lama menggunakan alat kontrasepsi
e. Pemasangan alat kontrasepsi
6. Seorang remaja putri usia 13 tahun datang ke Praktik Mnadiri Bidn mengeluh sudah 2 hari
keluar darah dari jalan lahir untuk pertama kalinya,perut terasa sakit dan nyeri pada bagian
pinggul bawah yang hilang ketika dibawa istirahat. Hasil pemeriksaan didapatkan BB
37kg.TD 100/70,muka tidak pucat,konjugtiva tidak anemis..,Apakah diagnosa yang tepat
untuk kasus tersebut ?
a. Menarche
b. Menstruasi
c. Metrorarghia
d. Menorarghia
e. Disminorea
7. Seorang perempuan umur 15 tahun diantar ibunya ke Praktik Bidan Mandiri Bidan,keluhan
pusing,lemas,mudah capek dan sedang menstruasi hari ke 3. KU baik composmentis<TD
110/70 mmHG,N 68x/menit, S 36,60 c,P 20x/menit. hasil pemeriksaan kelopak mata dan
kuku berwarna pucat dan hasil laboratorium hb 10gr/dl. Asuhan kebidanan apa yang dapat
diberikan pada kasus tersebut ?
a. Pemberian analgetik
b. Pemberian antibiotik
c. Pemberian tablet fe
d. Pemberian vitamin
e. Pemberian trnfusi darah
8. Seorang remaja putri usia 15 tahun datang ke Praktik Mnadiri Bidn mengeluh sudah 2 hari
lecet lecet di area kewanitaanya selama haid. Hasil pemeriksaan didapatkan BB 37kg.TD
100/70,muka tidak pucat,konjugtiva tidak anemis..Apakah diagnosa yang tepat untuk kasus
tersebut ?
a. pemberian analgetik
b. pemberian antibiotik
c. Pemberian konseling mengenai kespro
d. Pemberian vitamin
e. Pemberian trnfusi darah
9. Seorang remaja perempuan, umur 17 tahun, datang ke BPM dengan keluhan haidnya sudah
lebih dari 10 hari. Hasil anamnesis: ganti pembalut 3 kali perhari, tidak ada nyeri. Hasil
pemeriksaan: TB 150 cm, BB 55 Kg, TD 110/70 mmHg, N 86x/menit, P 20x/menit, S 36,50
C, benjolan payudara (-), abdomen tidak teraba massa dan benjolan. Diagnosis apakah yang
paling mungkin pada kasus tersebut?
A. Amenorhea
B. Hipermenorhea
C. Hipomenorhea
D. Oligomenorhea
E. Polimenorhea
10. Seorang remaja perempuan, umur 17 tahun, datang ke BPM dengan keluhan haidnya
lebih dari 15 hari. Hasil anamnesis: ganti pembalut 3 kali perhari, darah bergumpal. Hasil
pemeriksaan: TD 110/70 mmHg , N 86x/menit, P 20x/menit, S 36,50 C, TB 150 cm, BB 55
kg, pembesaran payudara normal, palpasi abdomen tidak ditemukan massa. Tindakan apakah
yang paling tepat dilakukan pada kasus tersebut ?
A. Melakukan konseling gizi
B. Memberikan edukasi personal hygiene
C. Memberikan suplemen penambah darah
D. Melakukan konsultasi dengan dokter SpOG
E. Mengecek ulang keluhan pada siklus menstruasi berikutnya
11. remaja perempuan, umur 14 tahun, datang ke BPM dengan keluhan belum pernah
mengalami haid. Hasil anamnesis: sakit daerah perut setiap bulan. Hasil pemeriksaan: TD
110/70 mmHg, N 86x/menit, P 20x/menit, S 36,5 0 C, TB 145 cm, BB 50 Kg, pembesaran
payudara normal. palpasi abdomen tidak ditemukan massa, inspeksi vulva dan vagina tampak
lubang vagina dengan hymen kebiru-biruan dan menonjol keluar. Tindakan apakah yang
paling tepat pada kasus tersebut?
A. Insisi hymen
B. Konseling gizi
C. Kolaborasi dengan dokter SpOG
D. Edukasi personal hygiene
E. Pemberian suplemen penambah darah
12. Seorang anak perempuan, umur 13 tahun, datang ke BPM diantar ibunya dengan keluhan
nyeri perut. Hasil anamnesis: ibu merasa khawatir karena anak tidak bisa sekolah dan selalu
terjadi setiap siklus menstruasi, darah yang keluar bergumpal dan banyak. Hasil pemeriksaan:
TD 90/60 mmHg, N 86x/menit, P 20x/menit, S 36,50 C, tidak ada massa pada abdomen dan
nyeri tekan. Tanda apakah yang paling mungkin terjadi pada kasus tersebut?
A. Menarche
B. Dismenore
C. Gangguan haid
D. Nyeri saat ovulasi
E. Pre menstrual syndrome
13. Gadis A usia 20 tahun akan menikah tanggal 15 September 2010. Namun dia bersama
calon suaminya menginginkan selama 3 tahun perkawinan belum ingin punya anak. Pasangan
tersebut tidak tahu harus memilih alakon apa. Sekarang tanggal 13 September 2010 hari
pertama haid. Ari dan calon suaminya datang ketempat praktek saudara untuk konseling pra
nikah. Piliha alat kontrasepsi A dan pasangannya adalah yang bersifat....
a. Efektif permanen
b. Sederhana
c. Reversible
d. Alami
e. Jangka panjang
14. Gadis A usia 20 tahun akan menikah tanggal 15 September 2010. Namun dia bersama
calon suaminya menginginkan selama 3 tahun perkawinan belum ingin punya anak. Pasangan
tersebut tidak tahu harus memilih alakon apa. Sekarang tanggal 13 September 2010 hari
pertama haid. Ari dan calon suaminya datang ketempat praktek saudara untuk konseling pra
nikah. Waktu yang tepat bagi pasangan tersebut melakukna senggama setelah AKDR
terpasang adalah.................
a. 24 jam setelah pemasangan
b. Begitu mens selesai
c. 1 minggu setelah pemasangan
d. 2 minggu setelah pemasangan
e. Haid selanjutnya