Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2021
0
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmanirrahim.
Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat illahirabbi, karena atas rahmat dan
karunia Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Asuhan Kebidanan Remaja,
Pranikah dan Prakonsepsi ini dengan tepat waktu. Mudah–mudahan dengan terselesaikannya
makalah ini dapat membantu penulis dalam memenuhi tugas mata kuliah “Asuhan Kebidanan
Remaja, Pranikah dan Prakonsepsi”.
1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, ridho serta karunia Nya kepada penulis.
2. Orang tua penulis, yang telah membantu baik secara moril dan materil serta spiritual.
3. Ibu Nanik Cahyani, M.Keb selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Remaja,
Pranikah dan Prakonsepsi.
Adapun pembahasan dari makalah ini yaitu penulis mencoba mengangkat tema “Berbagai
Permasalahan pada Remaja dan Penanggulangannya”.
Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapan adanya koreksi, kritik, dan saran ke arah perbaikan.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB 1...................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................................5
BAB 2...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Permasalahan pada Masa Remaja..............................................................................................6
1. Kenakalan Remaja.................................................................................................................6
2. Penyalahgunaan NAPZA.......................................................................................................7
3. Pergaulan Bebas....................................................................................................................9
4. Seksualitas Masa Remaja.....................................................................................................11
5. Depresi dan Bunuh Diri.......................................................................................................13
6. Solusi...................................................................................................................................14
B. Permasalahan pada Pranikah....................................................................................................14
1. Ekonomi..............................................................................................................................14
2. Pasangan belum bekerja.......................................................................................................14
3. Hamil di luar nikah..............................................................................................................15
4. Terlambat menikah..............................................................................................................15
5. Status palsu..........................................................................................................................15
6. Minim pendidikan seks........................................................................................................15
7. Solusi...................................................................................................................................15
C. Permasalahan pada Prakonsepsi...............................................................................................15
1. Ibu dengan Usia Lanjut........................................................................................................15
2. Masalah Lingkungan dan Tempat Kerja..............................................................................16
3. Masalah Prakonsepsi Pada Pria............................................................................................16
BAB 3..................................................................................................................................................17
PENUTUP...........................................................................................................................................17
A. Kesimpulan..............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................18
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketika masa remaja seseorang mengalami periode transisi yang menjembatani masa
kanak-kanak dengan masa dewasa,pada masa remaja pun terdapat berbagai tugas
perkembangan yang harus dipenuhi yang mana salah satunya remaja mampu membentuk
perilakunya sesuai dengan harapan sosial. Dalam tugas-tugas perkembangan tersebut
remaja mengahadapi berbagai masalah. Masalah tersebut terjadi karena remaja
mengalami perubahan moral, pada tahap ini remaja mulai menerima sendiri sejumlah
prinsip. Apabila remaja diberi arahan dengan baik tentu saja ia akan paham dengan nilai
dan norma yang baik maupun yang salah, sehingga ia akan mengalami lebih sedikit
masalah-masalah yang terjadi pada masa remaja ini.
Kemudian beralih ke masa pranikah dimana membangun sebuah keluarga yang baru
bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Ketika dua orang membuat komitmen untuk
menikah atau membangun sebuah keluarga, maka mereka harus siap melakukan
penyesuaian baru dengan pasangannya. Bukan penyesuaian dalam bidang tertentu saja,
namun penyesuaian yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Sebelum menikah, setiap
pasangan itu perlu mengerti apa makna sebuah pernikahan dan bagaimana dapat membina
sebuah pernikahan yang berhasil. Untuk itulah diperlukan konseling pranikah, agar
individu mempersiapkan dan mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang
dimilikinya dalam memasuki jenjang pernikahan, menyesuaikan diri dengan lingkungan
keluarga dan masyarakat, serta mengatasi hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang
pernikahan.
Setelah pranikah lanjut ke prakonsepsi dimulai dengan pembahasan tentang kesiapan
psikologi seorang wanita atau pasangan dalam mengasuh dan membesarkan anak.
Pembahasan ini mencakup topik-topik, seperti apakah tersedia kamar bagi anak-anak,
bagaimana cara mengasuh anak-anak, kemapanan ekonomi dan kestabilan emosi wanita
atau pasangan, serta harapan pengalaman usia subur dan menjadi orang tua.
Pengaturan usia subur sehubungan dengan upaya wanita atau pasangan untuk
menyelesaikan pendidikan/memulai suatu karier, bagaimana stress mempengaruhi
3
aktivitas. Sedangkan pada remaja, bagaimana dengan penyelesaian sekolah dan rencana
melanjutkan perguruan tinggi atau pelatihan kerja serta metode pengontrolan kehamilan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang di atas, penulis merumuskan beberapa poin yang akan kita
bahas untuk bisa lebih menunjang pemahaman kita terhadap permasalahan remaja. Poin-
poin tersebut adalah :
1. Apa saja masalah yang sering terjadi pada masa remaja, pranikah dan prakonsepsi?
2. Bagaimana solusi atas permasalahan remaja, pranikah dan prakonsepsi tersebut?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang sering dialami oleh remaja, pranikah
dan prakonsepsi.
2. Menemukan solusi atas permasalahan yang dialami oleh remaja, pranikah dan
prakonsepsi.
4
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma
hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya
sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja
adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui
masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia
berada pada masa transisi.
Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak
terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois,
Amerika Serikat. Kenakalan remaja menjadi hal yang perlu di waspadai dan lebih
diperhatikan karena seiring berkembangnya seorang anak, sudah sewajarnya seorang
remaja melakukan sebuah kenakalan. Selama kenakalan itu masih pada tingkat yang
wajar.
Oleh karena itu peran orang tua dalam mendidik seorang anak apalagi remaja sangat
diperlukan penanaman nilai, dan norma yang diberikan sejak dini dapat mempengaruhi
sikap, perbuatan mental seorang anak untuk dapat memilah mana hal yang perlu ditiru,
dan mana hal yang tidak patut ditiru, pada intinya seorang anak dapat melihat mana yang
baik dan mana yang tidak baik. Apabila peran orang tua tidak maksimal sejak anak masih
kecil, pada saat tumbuh menjadi seorang remajapun tidak menutup kemungkinan seorang
remaja berbuat hal yang melanggar aturan.
Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal)
maupun faktor dari luar (eksternal).
a. Faktor internal:
a) Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi
5
dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi
karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
b) Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan
tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada
perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah
laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku
sesuai dengan pengetahuannya.
b. Faktor eksternal:
a) Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga,
atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja.
Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak
memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi
penyebab terjadinya kenakalan remaja.
b) Teman sebaya yang kurang baik
c) Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.
2. Penyalahgunaan NAPZA
Ada banyak kepanjangan dari narkoba yang kini beredar di masyarakat, di antaranya:
Dasar terjemahan narkoba sebenarnya memang sangat tidak jelas. Secara umum narkoba
adalah terjemahan dari kata Narkotika, dan Bahan-bahan berbahaya. Bahan-bahan
berbahaya ini termasuk di dalamnya obat-obatan yang tidak mempunyai kandungan
Narkotika (sekarang disebut Psikotropika), alkohol, dan zat-zat cair atau padat lainnya
seperti pestisida, limbah-limbah beracun. Selanjutnya muncul istilah NAPZA (Narkotika,
Alkohol, Psikotropika, dan Zat-zat Adiktif lainnya). Zat-zat tersebut dapat membuat
berbagai efek samping seperti Halusinasi, ketagihan, dan efek psikologi lainnya. Cara
penggunaan bisa melalui suntikan, dimakan, dihisap, atau dihirup. Contoh zat-zat
berbahaya yang dikonsumsi dengan cara dihisap adalah Opium yang menggunakan pipa
hisapan.
a. Pergaulan (teman)
Usia remaja adalah usia di mana anak-anak sedang mencari jati diri dan merupakan
peralihan dari usia anak-anak menuju ke tingkat dewasa. Istilahnya mereka masih
meraba-raba masa depan mereka. Apabila mereka salah memilih jalan dan berada dalam
lingkungan pergaulan yang salah, mereka mungkin dengan kepolosannya mau-mau saja
masuk ke lingkungan pecandu narkoba apabila tak dipandu dan diarahkan dengan benar.
b. Coba-coba
Umumnya, pada usia remaja, anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang amat besar.
Dengan sedikit iming-iming menggairahkan, maka anak-anak bisa terjebak untuk
mencoba apakah benar narkoba itu enak atau tidak. Namun, rupanya narkoba bagaikan
lumpur hidup yang mampu menjebak orang selamanya untuk berada di situ walau
masuk sedikit saja.
c. Ingin lari dari masalah
Narkoba bagaikan cokelat. Ia menawarkan kenikmatan dan ketenangan dengan
candunya. Itulah yang dibutuhkan oleh jiwa-jiwa yang penat dengan masalah. Ia bisa
menyingkirkan masalah-masalah rumit dari otak. Namun perlahan-lahan dan dengan
tidak disadari, ia membawa malapetaka besar di kemudian hari.
d. Faktor keluarga yang kurang mendukung
Remaja memang lebih sensitif dan peka pada lingkungan keluarganya dibandingkan
pada fase-fase sebelumnya. Melihat keluarganya yang bermasalah, hal itu bisa membuat
mereka sedih. Lalu mereka mencari jalan keluar untuk menghilangkan kesedihannya
karena merasa kurang diperhatikan karena keluarganya lebih sibuk mengurusi
masalahnya sendiri.
Ketika ia salah jalan, narkoba bisa menjadi opsi pelampiasannya karena narkoba
menawarkan kenikmatan dan ketenangan yang tidak mereka rasakan saat di lingkungan
7
keluarga. Biasanya kasus ini sering terjadi pada remaja yang tumbuh dalam keluarga
broken home. Pada intinya, seorang user itu mempunyai masalah yang sangat besar dan
krisis kepercayaan pada dirinya sendiri. Mereka membutuhkan orang yang peduli
terhadapnya, terutama orang yang paling dekat dengannya. Akan tetapi pada kenyataan,
masyarakat cenderung mengucilkan user dan menganggap masalah itu adalah masalah
dia sendiri.
Tanda-Tanda Remaja Akan Terjerumus Napza
Hal yang harus diwaspadai jika remaja menunjukkan beberapa gejala ini, yaitu:
1. Perubahan perilaku pada dirinya
Biasanya gejala-gejala ini akan terlihat sangat menonjol dan Nampak sangat ganjil. Ia
mengalami perubahan yang amat berbeda dengan sebelum ia mencoba narkoba. Bisa
jadi ia lebih tertutup atau merasa cepat gelisah.
2. Jadi pemalas
Karena narkoba juga berefek pada organ tubuh, orang yang mencoba narkoba akan
merasa mengalami perbedaan pada tubuhnya sehingga ia enggan berbuat banyak hal
karena rasa ketidaknyamanan pada tubuhnya itu.
3. Mudah tersinggung
4. Pintar berbohong
Orang yang sudah terlanjur mencoba narkoba dan kecanduan akan sering banyak
5. Suka bolos sekolah
6. Pembangkang
7. Ditemukan kertas paper, padahal ia bukan perokok
8. Ditemukan jarum suntik di dalam kamarnya
9. Perubahan pola tidur
3. Pergaulan Bebas
Pada era globalisasi ini permasalahan remaja menjadi sangat serius, karna adanya globalisasi
tak dapat dipungkiri lagi budaya asing yang terus menerus masuk sedikitnya mempengaruhi
pola pikir dan tingkah laku remaja kebanyakan ini, yang pada akhirnya remaja yang memang
sedang berada dalam masa transisi ini kerap kali mengambil nilai yang salah terhadap budaya
asing ini. Sejauh ini, kebebasan bergaul antara laki-laki dan perempuan tidak dapat lagi
dibedung batasannya, dan akibat terburuknya adalah munculnya penyimpangan yang
dilakukan para remaja dalam pergaulannya. Seperti contoh seks bebas yang pada dasarnya
8
sangatlah tidak cocok dengan kebudayaan kita. Seks bebas sendiri adalah hubungan suami
istri yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan. Seperti
yang kita tahu pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana
“bebas” yang dimaksud adalah melewati batasan norma yang ada. Masalah seks bebas ini
merupakan masalah yang sering kali kita dengar sebagai akibat dari adanya pergaulan bebas
dikalangan remaja.
Masa remaja adalah masa dimana individu menjadi labil yang emosinya rentan tidak
terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Kurangnya keimanan, perhatian orangtua,
kekecewaan, pengetahuan yang minim, ajakan teman-teman dan keadaan lingkungan sekitar
merupakan beberapa alasan terjadinya penyimpangan ini. Kebanyakan kasus pada umumnya
remaja melakukan seks bebas ini dengan pacarnya, hal ini dikarenakan kebanyakan dari
mereka beranggapan bahwa pacar mereka adalah orang yang akan menjadi suami/istri
mereka dimasa yang akan datang, sehingga mereka rela memberikan apapun demi
pasangannya. Budaya pacaran sendiri merupakan salah satu kebiasaan yang dibawakan dari
budaya asing, budaya asing yang memang menganut paham sekuler dimana membebaskan
siapa saja untuk melakukan hubungan seks walaupun mereka belum memiliki status
perkawinan. Banyak kasus yang disebabkan oleh kebiasaan pacaran ini, Contoh kecilnya
adalah banyak remaja yang putus sekolah karena hamil atau bahkan mungkin sampai kasus
bunuh diri yang beralasan masalah percintaan pelaku yang kandas.
Berubahnya sistem komunikasi dan besarnya pengaruh media masa saat ini sangat
berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya anak, jika para orang tua tidak dapat
mengimbanginya maka tidak heran jika mereka tidak dapat mengawasi bagaimana
anaknya bergaul. Apabila ditambah lagi kesibukan kedua orang tua yang tidak memiliki
waktu untuk anak-anak mereka.
Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Agama dan keimanan
juga dapat membentuk kepribadian individu. Dengan agama individu dapat membedakan
mana yang baik dan mana yang tidak. Tetapi pada remaja yang ikut kedalam pergaulan
bebas ini biasanya tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak.
c. Perubahan Zaman
9
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau yang lebih
sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik untuk meniru
kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga memicu mereka untuk
bergaul seperti orang barat yang lebih bebas.
Pada masa ini seorang remaja juga akan mengalami perkembangan seksualitasnya secara
alami, ditandai dengan menstruasi pada remaja perempuan dan mimpi basah pada remaja
laki-laki. Satu hal yang paling menonjol pada masa perkembangan seorang remaja adalah
pada perkembangan perilaku seksualitasnya. Perilaku seksualitas pada remaja secara alami
dipengaruhi oleh perkembangan hormon dalam dirinya. Pada masa ini, jika seorang remaja
tidak mendapatkan pendidikan tentang perilaku seksualitas yang baik dari orangtua, guru,
atau lingkungannya. Maka bukan tidak mungkin seorang remaja akan melakukan hal-hal
yang menyimpang sebagai tujuan pemenuhan hasrat seksualnya yang terus meningkat.
Menurut Sigmund Freud, seks adalah naluri dasar yang sudah ada sejak manusia lahir. Sejak
lahir manusia sudah menjadi makhluk yang seksual atau sudah memiliki libido(energy
seksual) yang mengalami perkembangan melalui fase oral, anal, falik, da genital. Masa
remaja sendiri merupakan masa individu dalam kondisi pubertas aktif dimana rasa ingin
tahunya yang begitu besar akan sesuatu yang menurutnya asing, ditambah lagi remaja
merupakan kelompok yang mudah sekali terpengaruh. Oleh karena itu pada masa ini anak-
anak perlu sekali bimbingan moral maupun spiritual.
a. Perilaku seksual yang sering dialami para remaja :
Remaja perempuan ingin terlihat menjadi yang paling cantik dan menarik, begitu juga
remaja lelaki yang ingin terlihat menjadi paling tampan dan memiliki daya tarik untuk
lawan jenisnya. Berdandan adalah perilaku yang wajar dilakukan oleh seorang remaja,
namun akan menjadi tidak wajar jika dilakukan secara berlebihan. Dandanan seksi dan
memamerkan bagian tubuhnya, sekarang ini banyak dilakukan oleh remaja perempuan.
Sebuah perilaku yang dilakukan dengan tujuan untuk menunjukan kelebihan yang dia
miliki dan menarik perhatian lawan jenisnya. Pada tahapan ini kontrol orangtua sangat
10
berperan dalam mengendalikan obsesi seorang remaja, untuk tetap menjaga anaknya
dalam batas kewajaran.
Pada masa remaja, baik remaja perempuan maupun remaja laki-laki akan memiliki
sebuah rasa ketertarikan dengan lawan jenisnya. Pada tahapan selanjutnya, ketika usaha
untuk memiliki pasangan dari lawan jenisnya telah berhasil. Seorang remaja yang
berpacaran akan mulai melakukan perilaku yang lebih intens. Perilaku yang dilakukan
adalah sentuhan fisik dengan lawan jenisnya, hal ini dilakukan untuk memenuhi hasrat
seksualnya. Seorang remaja yang berpacaran akan melakukan sentuhan tangan,
berpelukan, cium dahi, cium pipi hingga ciuman bibir. Perilaku seperti ini jika tidak
diimbangi dengan perilaku baik seorang remaja dalam kesehariannya, seperti ketaatan
pada agama, kepatuhan pada orangtua, serta pemahaman pada norma dan hukum yang
berlaku. Maka seorang remaja akan dengan mudah untuk melakuakan penyimpangan
pada perilaku seksualnya.
Rasa keingintahuan yang besar dan dorongan hasrat seksual dalam diri seorang remaja,
akan membuat seorang remaja mulai mencari tahu dan mempelajari tentang hubungan
seksual dengan lawan jenisnya.
Masturbasi dan onani adalah suatu kebiasaan buruk yang dilakukan seorang remaja untuk
memenuhi hasrat seksualnya, dengan cara menyentuh atau merangsang bagian tubuhnya
sendiri pada bagian-bagian yang sensitif dan bisa memberikan kepuasan atau kenikmatan
seksual. Perilaku penyimpangan ini dilakukan karena dorongan seksual dari dalam
dirinya yang tidak tersalurkan dengan lawan jenisnya.
Pendidikan seksual yang baik dari orangtua akan sangat berperan pada tahapan ini,
dengan begitu remaja akan mendapat pemahaman pada perilaku seksual yang baik dan
tidak melakukan penyimpangan seksual. Jika orangtua masih beranggapan bahwa
11
membicarakan tentang seks dengan anaknya adalah sesuatu yang tabu, maka bukan tidak
mungkin seorang anak justru akan mendapat pemahaman yang salah tentang perilaku
seksualitasnya dari orang lain atau lingkungannya.
12
yang dialami oleh remaja. Lebih jauhnya, sebuah penelitian yang mengindikasi bahwa
remaja yang mengkonsumsi alcohol ketika mereka sedih atau depresi terkait dengan
risiko melakukan bunuh diri (Schilling dkk, 2009).
Analisis terbaru menggunakan data kesehatan dari Studi Longitudinal Remaja
menemukan indicator risiko bunuh diri, yaitu: gejala depresi, perasaan tidak ada harapan,
memikirkan ide bunuh diri, memiliki latar belakang keluarga yang pernah mencoba
bunuh diri, dan memiliki sahabat yang pernah mencoba bunuh diri (Thompson, Kuruwita
& Foster, 2009).
6. Solusi
1. Orang tua harus selalu memberikan dan menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya
kepada anaknya. Jadilah tempat curhat yang nyaman sehingga masalah anak-anaknya
segera dapat terselesaikan.
2. Perlunya ditanamkan dasar agama yang kuat pada anak-anak sejak dini.
3. Pengawasan orang tua yang intensif terhadap anak. Termasuk di sini media komunikasi
seperti televisi, radio, akses internet, handphone, dll.
4. Perlunya materi pelajaran bimbingan konseling di sekolah. Sebagai orang tua sebisa
mungkin dukunglah hobi/bakat anak-anaknya yang bernilai positif. Jika ada dana, jangan
ragu-ragu untuk memfasilitasi hobi mereka, agar anak remaja kita dapat terhindar dari
kegiatan-kegiatan negative.
1. Ekonomi
Persoalan ekonomi seringkali menjadi masalah serius pasangan yang akan melangsungkan
pernikahan. Tidak hanya biaya untuk melangsungkan pernikahan tetapi biayanya terkait
resepsi pernikahannya. Karena persoalan ekonomi ini seringkali pasangan calon pengantin
tidak berani memutuskan untuk menikah
13
3. Hamil di luar nikah
Pergaulan pasangan yang tidak terkontrol seringkali mengakibatkan hamil di luar nikah
(kehamilan yang tidak diinginkan). Persoalan muncul ketika laki-laki tersbut tidak
bertanggung jawab, salah satu pasangannya masih sekolah dan persoalan-persoalan lain yang
mengikutinya.
4. Terlambat menikah
Jodoh adalah rahasia Allah. Tidak semua orang mudah mendapatkan pasangan atau karena
terlalu sibuk bekerja atau menempuh pendidikan sehingga melupakan pernikahan. Usia-usia
yang mestinya menikah terlewat begitu saja sehingga mengalami kesulitan mencari pasangan
ketika usia sudak semakin bertambah.
5. Status palsu
Masalah yang sering muncul pranikah yang lain adalah adanya status palsu, mengaku perjaka
ternayat punya anak enam atau masih terikat pernikahan dengan perempuan lain. Persoalan
ini berpotensi mengakibatkan banyaknya praktik pernikahan pologami dan pernikahan siri.
7. Solusi
Sebelum menikah, setiap pasangan itu perlu mengerti apa makna sebuah pernikahan dan
bagaimana dapat membina sebuah pernikahan yang berhasil. Untuk itulah diperlukan
konseling pranikah, agar individu mempersiapkan dan mengembangkan seluruh potensi dan
kekuatan yang dimilikinya dalam memasuki jenjang pernikahan, menyesuaikan diri dengan
lingkungan keluarga dan masyarakat, serta mengatasi hambatan dan kesulitan menghadapi
jenjang pernikahan
14
mapan juga dialami oleh pasangan berusia mapan, dan merupakan hal yang perlu
diperhatikan.
15
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Peran orang tua dalam mendidik seorang anak apalagi remaja sangat diperlukan
penanaman nilai, dan norma yang diberikan sejak dini dapat mempengaruhi sikap,
perbuatan mental seorang anak untuk dapat memilah mana hal yang perlu ditiru, dan
mana hal yang tidak patut ditiru, pada intinya seorang anak dapat melihat mana yang baik
dan mana yang tidak baik. Apabila peran orang tua tidak maksimal sejak anak masih
kecil, pada saat tumbuh menjadi seorang remajapun tidak menutup kemungkinan seorang
remaja berbuat hal yang melanggar aturan.
Di dalam pernikahan haruslah dibarengi dengan rasa cinta dan komitmen serta
mempersiapkan pribadi masing-masing pasangan untuk mencapai pernikahan yang
harmonis sesuai yang diinginkan dan diharapkan oleh setiap pasangan.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9901566/Konseling_Pranikah
Kartini Kartono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998).
https://www.academia.edu/18914283/Makalah_Permasalahan_Remaja
https://yopisuryatimpratiwi.blogspot.com/2016/08/asuhan-prakonsepsi.html
https://books.google.com/books?
hl=en&lr=&id=QGtAEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=Berbagai+permasalahan+pada+re
maja+dan+penanggulangannya&ots=pglMV2QYKg&sig=h8Z-
uoT2VeAWzD58uIPet_CYCQ4
https://www.researchgate.net/publication/321192735_FAKTOR_YANG_BERHUBUNGAN
_DENGAN_PERILAKU_SEKSUAL_PADA_REMAJA_YANG_BERPACARAN_DI_KO
TA_DENPASAR_Factors_Related_to_Sexual_Behavior_among_Teenager_Dating_in_Denp
asar_City/download
17
SOAL
1. Berikut ini yang bukan termasuk faktor eksternal penyebab terjadinya kenakalan
remaja adalah . . .
A. Keluarga dan perceraian orang tua
B. Krisis identitas
C. Teman sebaya yang kurang baik
D. Komunitas atau lingkungan tempat tinggal yang kurang baik
4. Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku yang menyimpang, dimana “bebas”
yang dimaksud adalah melewati batasan norma yang ada. Yang tidak termasuk dalam
penyebab pergaulan bebas adalah . . .
A. Faktor orang tua
B. Faktor kesehatan mental
C. Faktor agama dan iman
D. Perubahan zaman
5. I. Krisis identitas
II. Kontrol diri yang lemah
III. Keluarga
18
IV. Lingkungan
Dari pilihan diatas, yang benar tentang faktor internal penyebab kenakalan remaja,
kecuali ?
A. I dan II
B. I dan III
C. II dan IV
D. III dan IV
7. Perilaku seksual yang sering dialami para remaja salah satunya adalah berpacaran dan
mulai melakukan sentuhan fisik. Tindakan yang dilakukan untuk menghindari
perilaku tersebut adalah . . .
A. Bergaul secara bebas
B. Tidak taat pada agama
C. Mengikuti perkembangan zaman terutama kebudayaan barat
D. Mengikuti norma dan hukum yang berlaku
9. Berikut ini yang bukan perilaku seksual yang sering dialami para remaja yaitu . . .
A. Berdandan untuk menunjukkan kelebihan fisiknya
B. Berpacaran dan mulai melakukan sentuhan fisik
C. Melakukan hubungan seksual ketika sudah sah menjadi pasangan
D. Mempelajari hubungan seksual dengan lawan jenisnya
19
10. Menurut Graber & Sontag (2009), tingkat depresi remaja perempuan dua kali lebih
besar dibandingkan remaja laki – laki. Penyebab dari hal tersebut adalah . . .
A. Perempuan cenderung lebih memikirkan suasana hati depresi yang dialami dan
membesar – besarkannya
B. Laki – laki cenderung lebih memikirkan suasana hati depresi yang dialaminya
C. Perempuan cenderung menggunakan akal ketika mengalami suasana hati depresi
yang dialami
D. Perempuan memikirkan suasana hati depresi yang dialami dengan tenang dan tidak
membesarkan masalahnya
11. I. Ekonomi
Dari penyataan di atas, manakan jawaban yang benar tentang permasalahan pada saat
prakonsepsi ?
A. I dan III
B. I dan IV
C. II
D. IV
12. Bagaimana solusi agar remaja tidak melakukan bunuh diri ?
A. Dengan menggunakan NAPZA
B. Minum alkohol
C. Perhatian orang tua
D. Depresi
13. Contoh zat-zat berbahaya yang dikonsumsi dengan cara dihisap adalah....
A. Rokok
B. Obat-obatan berbahaya
C. Obat-obatan terlarang
D. Opium
14. I. Krisis identitas
II. Kontrol diri yang lemah
III. Keluarga
20
IV. Lingkungan
Dari pilihan diatas, yang benar tentang faktor eksternal penyebab kenakalan remaja
adalah .....
A. I dan II
B. I dan IV
C. III dan IV
D. II dan IV
15. Manakah jawaban yang benar dari faktor internal penyebab kenakalan remaja ?
A. Kontrol diri yang lemah
B. Keluarga
C. Teman
D. Komunitas
21