Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

BERBAGAI PERMASALAHAN PADA REMAJA, PRANIKAH DAN PRAKONSEPSI


DAN PENANGGULANGANNYA

Dosen Pengampu :

Nanik Cahyati, M.Keb

Disusun Oleh :

Sinta wulan jaya 314120010

Septya Arsy Rukmasari 314120025

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

2021

0
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmanirrahim.

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat illahirabbi, karena atas rahmat dan
karunia Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Asuhan Kebidanan Remaja,
Pranikah dan Prakonsepsi ini dengan tepat waktu. Mudah–mudahan dengan terselesaikannya
makalah ini dapat membantu penulis dalam memenuhi tugas mata kuliah “Asuhan Kebidanan
Remaja, Pranikah dan Prakonsepsi”.

Atas terselesaikannya makalah ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih, kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan rahmat, ridho serta karunia Nya kepada penulis.
2. Orang tua penulis, yang telah membantu baik secara moril dan materil serta spiritual.
3. Ibu Nanik Cahyani, M.Keb selaku dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Remaja,
Pranikah dan Prakonsepsi.

Adapun pembahasan dari makalah ini yaitu penulis mencoba mengangkat tema “Berbagai
Permasalahan pada Remaja dan Penanggulangannya”.

Penulis sadar bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapan adanya koreksi, kritik, dan saran ke arah perbaikan.

Cimahi, 07 Oktober 2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................2
BAB 1...................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................5
C. Tujuan........................................................................................................................................5
BAB 2...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
A. Permasalahan pada Masa Remaja..............................................................................................6
1. Kenakalan Remaja.................................................................................................................6
2. Penyalahgunaan NAPZA.......................................................................................................7
3. Pergaulan Bebas....................................................................................................................9
4. Seksualitas Masa Remaja.....................................................................................................11
5. Depresi dan Bunuh Diri.......................................................................................................13
6. Solusi...................................................................................................................................14
B. Permasalahan pada Pranikah....................................................................................................14
1. Ekonomi..............................................................................................................................14
2. Pasangan belum bekerja.......................................................................................................14
3. Hamil di luar nikah..............................................................................................................15
4. Terlambat menikah..............................................................................................................15
5. Status palsu..........................................................................................................................15
6. Minim pendidikan seks........................................................................................................15
7. Solusi...................................................................................................................................15
C. Permasalahan pada Prakonsepsi...............................................................................................15
1. Ibu dengan Usia Lanjut........................................................................................................15
2. Masalah Lingkungan dan Tempat Kerja..............................................................................16
3. Masalah Prakonsepsi Pada Pria............................................................................................16
BAB 3..................................................................................................................................................17
PENUTUP...........................................................................................................................................17
A. Kesimpulan..............................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................18

2
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketika masa remaja seseorang mengalami periode transisi yang menjembatani masa
kanak-kanak dengan masa dewasa,pada masa remaja pun terdapat berbagai tugas
perkembangan yang harus dipenuhi yang mana salah satunya remaja mampu membentuk
perilakunya sesuai dengan harapan sosial. Dalam tugas-tugas perkembangan tersebut
remaja mengahadapi berbagai masalah. Masalah tersebut terjadi karena remaja
mengalami perubahan moral, pada tahap ini remaja mulai menerima sendiri sejumlah
prinsip. Apabila remaja diberi arahan dengan baik tentu saja ia akan paham dengan nilai
dan norma yang baik maupun yang salah, sehingga ia akan mengalami lebih sedikit
masalah-masalah yang terjadi pada masa remaja ini.
Kemudian beralih ke masa pranikah dimana membangun sebuah keluarga yang baru
bukanlah suatu pekerjaan yang mudah. Ketika dua orang membuat komitmen untuk
menikah atau membangun sebuah keluarga, maka mereka harus siap melakukan
penyesuaian baru dengan pasangannya. Bukan penyesuaian dalam bidang tertentu saja,
namun penyesuaian yang mencakup seluruh aspek kehidupan. Sebelum menikah, setiap
pasangan itu perlu mengerti apa makna sebuah pernikahan dan bagaimana dapat membina
sebuah pernikahan yang berhasil. Untuk itulah diperlukan konseling pranikah, agar
individu mempersiapkan dan mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang
dimilikinya dalam memasuki jenjang pernikahan, menyesuaikan diri dengan lingkungan
keluarga dan masyarakat, serta mengatasi hambatan dan kesulitan menghadapi jenjang
pernikahan.
Setelah pranikah lanjut ke prakonsepsi dimulai dengan pembahasan tentang kesiapan
psikologi seorang wanita atau pasangan dalam mengasuh dan membesarkan anak.
Pembahasan ini mencakup topik-topik, seperti apakah tersedia kamar bagi anak-anak,
bagaimana cara mengasuh anak-anak, kemapanan ekonomi dan kestabilan emosi wanita
atau pasangan, serta harapan pengalaman usia subur dan menjadi orang tua.
Pengaturan usia subur sehubungan dengan upaya wanita atau pasangan untuk
menyelesaikan pendidikan/memulai suatu karier, bagaimana stress mempengaruhi

3
aktivitas. Sedangkan pada remaja, bagaimana dengan penyelesaian sekolah dan rencana
melanjutkan perguruan tinggi atau pelatihan kerja serta metode pengontrolan kehamilan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang di atas, penulis merumuskan beberapa poin yang akan kita
bahas untuk bisa lebih menunjang pemahaman kita terhadap permasalahan remaja. Poin-
poin tersebut adalah :
1. Apa saja masalah yang sering terjadi pada masa remaja, pranikah dan prakonsepsi?
2. Bagaimana solusi atas permasalahan remaja, pranikah dan prakonsepsi tersebut?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk mengetahui permasalahan apa saja yang sering dialami oleh remaja, pranikah
dan prakonsepsi.
2. Menemukan solusi atas permasalahan yang dialami oleh remaja, pranikah dan
prakonsepsi.

4
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Permasalahan pada Masa Remaja

1. Kenakalan Remaja
Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma
hukum pidana yang dilakukan oleh remaja. Perilaku tersebut akan merugikan dirinya
sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja
adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui
masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia
berada pada masa transisi.

Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak
terbentuknya peradilan untuk anak-anak nakal (juvenile court) pada 1899 di Illinois,
Amerika Serikat. Kenakalan remaja menjadi hal yang perlu di waspadai dan lebih
diperhatikan karena seiring berkembangnya seorang anak, sudah sewajarnya seorang
remaja melakukan sebuah kenakalan. Selama kenakalan itu masih pada tingkat yang
wajar.

Oleh karena itu peran orang tua dalam mendidik seorang anak apalagi remaja sangat
diperlukan penanaman nilai, dan norma yang diberikan sejak dini dapat mempengaruhi
sikap, perbuatan mental seorang anak untuk dapat memilah mana hal yang perlu ditiru,
dan mana hal yang tidak patut ditiru, pada intinya seorang anak dapat melihat mana yang
baik dan mana yang tidak baik. Apabila peran orang tua tidak maksimal sejak anak masih
kecil, pada saat tumbuh menjadi seorang remajapun tidak menutup kemungkinan seorang
remaja berbuat hal yang melanggar aturan.

Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja

Perilaku ‘nakal’ remaja bisa disebabkan oleh faktor dari remaja itu sendiri (internal)
maupun faktor dari luar (eksternal).

a. Faktor internal:
a) Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan
terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi

5
dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi
karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.
b) Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan
tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada
perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah
laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku
sesuai dengan pengetahuannya.
b. Faktor eksternal:
a) Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga,
atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja.
Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak
memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi
penyebab terjadinya kenakalan remaja.
b) Teman sebaya yang kurang baik
c) Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.

2. Penyalahgunaan NAPZA
Ada banyak kepanjangan dari narkoba yang kini beredar di masyarakat, di antaranya:

1. Narkotika dan Obat-obatan Terlarang


2. Narkotika dan Obat-obatan berbahaya
3. Narkotika, Psikotropika, dan Obat-obat berbahaya

Dasar terjemahan narkoba sebenarnya memang sangat tidak jelas. Secara umum narkoba
adalah terjemahan dari kata Narkotika, dan Bahan-bahan berbahaya. Bahan-bahan
berbahaya ini termasuk di dalamnya obat-obatan yang tidak mempunyai kandungan
Narkotika (sekarang disebut Psikotropika), alkohol, dan zat-zat cair atau padat lainnya
seperti pestisida, limbah-limbah beracun. Selanjutnya muncul istilah NAPZA (Narkotika,
Alkohol, Psikotropika, dan Zat-zat Adiktif lainnya). Zat-zat tersebut dapat membuat
berbagai efek samping seperti Halusinasi, ketagihan, dan efek psikologi lainnya. Cara
penggunaan bisa melalui suntikan, dimakan, dihisap, atau dihirup. Contoh zat-zat
berbahaya yang dikonsumsi dengan cara dihisap adalah Opium yang menggunakan pipa
hisapan.

RatnaYunita(2010) menjelaskan Penyalahgunaan narkoba adalah suatu pemakaian non


medical atau ilegal barang haram yang dinamakan narkotik dan obat-obatan adiktif yang
6
dapat merusak kesehatan dan kehidupan produktif manusia pemakainya. Berbagai jenis
narkoba yang mungkin disalahgunakan adalah tembakau, alkohol, obat-obat terlarang
dan zat yang dapat memberikan keracunan, misalnya yang diisap dari asapnya.
Penyalahgunaan narkoba dapat menyebabkan ketergantungan zat narkoba, jika
dihentikan maka si pemakai akan sakaw.

Penyebab Remaja Mengkonsumsi Napza

Beberapa faktor-faktor penyebab remaja rentan mengkonsumsi narkoba adalah karena:

a. Pergaulan (teman)
Usia remaja adalah usia di mana anak-anak sedang mencari jati diri dan merupakan
peralihan dari usia anak-anak menuju ke tingkat dewasa. Istilahnya mereka masih
meraba-raba masa depan mereka. Apabila mereka salah memilih jalan dan berada dalam
lingkungan pergaulan yang salah, mereka mungkin dengan kepolosannya mau-mau saja
masuk ke lingkungan pecandu narkoba apabila tak dipandu dan diarahkan dengan benar.
b. Coba-coba
Umumnya, pada usia remaja, anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang amat besar.
Dengan sedikit iming-iming menggairahkan, maka anak-anak bisa terjebak untuk
mencoba apakah benar narkoba itu enak atau tidak. Namun, rupanya narkoba bagaikan
lumpur hidup yang mampu menjebak orang selamanya untuk berada di situ walau
masuk sedikit saja.
c. Ingin lari dari masalah
Narkoba bagaikan cokelat. Ia menawarkan kenikmatan dan ketenangan dengan
candunya. Itulah yang dibutuhkan oleh jiwa-jiwa yang penat dengan masalah. Ia bisa
menyingkirkan masalah-masalah rumit dari otak. Namun perlahan-lahan dan dengan
tidak disadari, ia membawa malapetaka besar di kemudian hari.
d. Faktor keluarga yang kurang mendukung 
Remaja memang lebih sensitif dan peka pada lingkungan keluarganya dibandingkan
pada fase-fase sebelumnya. Melihat keluarganya yang bermasalah, hal itu bisa membuat
mereka sedih. Lalu mereka mencari jalan keluar untuk menghilangkan kesedihannya
karena merasa kurang diperhatikan karena keluarganya lebih sibuk mengurusi
masalahnya sendiri.
Ketika ia salah jalan, narkoba bisa menjadi opsi pelampiasannya karena narkoba
menawarkan kenikmatan dan ketenangan yang tidak mereka rasakan saat di lingkungan

7
keluarga. Biasanya kasus ini sering terjadi pada remaja yang tumbuh dalam keluarga
broken home. Pada intinya, seorang user itu mempunyai masalah yang sangat besar dan
krisis kepercayaan pada dirinya sendiri. Mereka membutuhkan orang yang peduli
terhadapnya, terutama orang yang paling dekat dengannya. Akan tetapi pada kenyataan,
masyarakat cenderung mengucilkan user dan menganggap masalah itu adalah masalah
dia sendiri.
Tanda-Tanda Remaja Akan Terjerumus Napza
Hal yang harus diwaspadai jika remaja menunjukkan beberapa gejala ini, yaitu:
1. Perubahan perilaku pada dirinya
Biasanya gejala-gejala ini akan terlihat sangat menonjol dan Nampak sangat ganjil. Ia
mengalami perubahan yang amat berbeda dengan sebelum ia mencoba narkoba. Bisa
jadi ia lebih tertutup atau merasa cepat gelisah.
2. Jadi pemalas
Karena narkoba juga berefek pada organ tubuh, orang yang mencoba narkoba akan
merasa mengalami perbedaan pada tubuhnya sehingga ia enggan berbuat banyak hal
karena rasa ketidaknyamanan pada tubuhnya itu.
3. Mudah tersinggung
4. Pintar berbohong
Orang yang sudah terlanjur mencoba narkoba dan kecanduan akan sering banyak
5. Suka bolos sekolah
6. Pembangkang
7. Ditemukan kertas paper, padahal ia bukan perokok
8. Ditemukan jarum suntik di dalam kamarnya
9. Perubahan pola tidur 

3. Pergaulan Bebas

Pada era globalisasi ini permasalahan remaja menjadi sangat serius, karna adanya globalisasi
tak dapat dipungkiri lagi budaya asing yang terus menerus masuk sedikitnya mempengaruhi
pola pikir dan tingkah laku remaja kebanyakan ini, yang pada akhirnya remaja yang memang
sedang berada dalam masa transisi ini kerap kali mengambil nilai yang salah terhadap budaya
asing ini. Sejauh ini, kebebasan bergaul antara laki-laki dan perempuan tidak dapat lagi
dibedung batasannya, dan akibat terburuknya adalah munculnya penyimpangan yang
dilakukan para remaja dalam pergaulannya. Seperti contoh seks bebas yang pada dasarnya

8
sangatlah tidak cocok dengan kebudayaan kita. Seks bebas sendiri adalah hubungan suami
istri yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan tanpa adanya ikatan perkawinan. Seperti
yang kita tahu pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku menyimpang, yang mana
“bebas” yang dimaksud adalah melewati batasan norma yang ada. Masalah seks bebas ini
merupakan masalah yang sering kali kita dengar sebagai akibat dari adanya pergaulan bebas
dikalangan remaja.

Masa remaja adalah masa dimana individu menjadi labil yang emosinya rentan tidak
terkontrol oleh pengendalian diri yang benar. Kurangnya keimanan, perhatian orangtua,
kekecewaan, pengetahuan yang minim, ajakan teman-teman dan keadaan lingkungan sekitar
merupakan beberapa alasan terjadinya penyimpangan ini. Kebanyakan kasus pada umumnya
remaja melakukan seks bebas ini dengan pacarnya, hal ini dikarenakan kebanyakan dari
mereka beranggapan bahwa pacar mereka adalah orang yang akan menjadi suami/istri
mereka dimasa yang akan datang, sehingga mereka rela memberikan apapun demi
pasangannya. Budaya pacaran sendiri merupakan salah satu kebiasaan yang dibawakan dari
budaya asing, budaya asing yang memang menganut paham sekuler dimana membebaskan
siapa saja untuk melakukan hubungan seks walaupun mereka belum memiliki status
perkawinan. Banyak kasus yang disebabkan oleh kebiasaan pacaran ini, Contoh kecilnya
adalah banyak remaja yang putus sekolah karena hamil atau bahkan mungkin sampai kasus
bunuh diri yang beralasan masalah percintaan pelaku yang kandas.

Penyebab Pergaulan Bebas

a. Faktor Orang Tua

Berubahnya sistem komunikasi dan besarnya pengaruh media masa saat ini sangat
berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya anak, jika para orang tua tidak dapat
mengimbanginya maka tidak heran jika mereka tidak dapat mengawasi bagaimana
anaknya bergaul. Apabila ditambah lagi kesibukan kedua orang tua yang tidak memiliki
waktu untuk anak-anak mereka.

b. Faktor agama dan iman.

Agama dan keimanan merupakan landasan hidup seorang individu. Agama dan keimanan
juga dapat membentuk kepribadian individu. Dengan agama individu dapat membedakan
mana yang baik dan mana yang tidak. Tetapi pada remaja yang ikut kedalam pergaulan
bebas ini biasanya tidak mengetahui mana yang baik dan mana yang tidak.

c. Perubahan Zaman
9
Seiring dengan perkembangan zaman, kebudayaan pun ikut berkembang atau yang lebih
sering dikenal dengan globalisasi. Remaja biasanya lebih tertarik untuk meniru
kebudayaan barat yang berbeda dengan kebudayaan kita, sehingga memicu mereka untuk
bergaul seperti orang barat yang lebih bebas.

4. Seksualitas Masa Remaja

Pada masa ini seorang remaja juga akan mengalami perkembangan seksualitasnya secara
alami, ditandai dengan menstruasi pada remaja perempuan dan mimpi basah pada remaja
laki-laki. Satu hal yang paling menonjol pada masa perkembangan seorang remaja adalah
pada perkembangan perilaku seksualitasnya. Perilaku seksualitas pada remaja secara alami
dipengaruhi oleh perkembangan hormon dalam dirinya. Pada masa ini, jika seorang remaja
tidak mendapatkan pendidikan tentang perilaku seksualitas yang baik dari orangtua, guru,
atau lingkungannya. Maka bukan tidak mungkin seorang remaja akan melakukan hal-hal
yang menyimpang sebagai tujuan pemenuhan hasrat seksualnya yang terus meningkat.

Menurut Sigmund Freud, seks adalah naluri dasar yang sudah ada sejak manusia lahir. Sejak
lahir manusia sudah menjadi makhluk yang seksual atau sudah memiliki libido(energy
seksual) yang mengalami perkembangan melalui fase oral, anal, falik, da genital. Masa
remaja sendiri merupakan masa individu dalam kondisi pubertas aktif dimana rasa ingin
tahunya yang begitu besar akan sesuatu yang menurutnya asing, ditambah lagi remaja
merupakan kelompok yang mudah sekali terpengaruh. Oleh karena itu pada masa ini anak-
anak perlu sekali bimbingan moral maupun spiritual.
a. Perilaku seksual yang sering dialami para remaja :

a) Berdandan untuk menunjukan kelebihan fisiknya

Remaja perempuan ingin terlihat menjadi yang paling cantik dan menarik, begitu juga
remaja lelaki yang ingin terlihat menjadi paling tampan dan memiliki daya tarik untuk
lawan jenisnya. Berdandan adalah perilaku yang wajar dilakukan oleh seorang remaja,
namun akan menjadi tidak wajar jika dilakukan secara berlebihan. Dandanan seksi dan
memamerkan bagian tubuhnya, sekarang ini banyak dilakukan oleh remaja perempuan.
Sebuah perilaku yang dilakukan dengan tujuan untuk menunjukan kelebihan yang dia
miliki dan menarik perhatian lawan jenisnya. Pada tahapan ini kontrol orangtua sangat

10
berperan dalam mengendalikan obsesi seorang remaja, untuk tetap menjaga anaknya
dalam batas kewajaran.

b) Berpacaran dan mulai melakukan sentuhan fisik

Pada masa remaja, baik remaja perempuan maupun remaja laki-laki akan memiliki
sebuah rasa ketertarikan dengan lawan jenisnya. Pada tahapan selanjutnya, ketika usaha
untuk memiliki pasangan dari lawan jenisnya telah berhasil. Seorang remaja yang
berpacaran akan mulai melakukan perilaku yang lebih intens. Perilaku yang dilakukan
adalah sentuhan fisik dengan lawan jenisnya, hal ini dilakukan untuk memenuhi hasrat
seksualnya. Seorang remaja yang berpacaran akan melakukan sentuhan tangan,
berpelukan, cium dahi, cium pipi hingga ciuman bibir. Perilaku seperti ini jika tidak
diimbangi dengan perilaku baik seorang remaja dalam kesehariannya, seperti ketaatan
pada agama, kepatuhan pada orangtua, serta pemahaman pada norma dan hukum yang
berlaku. Maka seorang remaja akan dengan mudah untuk melakuakan penyimpangan
pada perilaku seksualnya.

c) Mempelajari hubungan seksual dengan lawan jenisnya

Rasa keingintahuan yang besar dan dorongan hasrat seksual dalam diri seorang remaja,
akan membuat seorang remaja mulai mencari tahu dan mempelajari tentang hubungan
seksual dengan lawan jenisnya.

d) Masturbasi dan onani

Masturbasi dan onani adalah suatu kebiasaan buruk yang dilakukan seorang remaja untuk
memenuhi hasrat seksualnya, dengan cara menyentuh atau merangsang bagian tubuhnya
sendiri pada bagian-bagian yang sensitif dan bisa memberikan kepuasan atau kenikmatan
seksual. Perilaku penyimpangan ini dilakukan karena dorongan seksual dari dalam
dirinya yang tidak tersalurkan dengan lawan jenisnya.

Pendidikan seksual yang baik dari orangtua akan sangat berperan pada tahapan ini,
dengan begitu remaja akan mendapat pemahaman pada perilaku seksual yang baik dan
tidak melakukan penyimpangan seksual. Jika orangtua masih beranggapan bahwa

11
membicarakan tentang seks dengan anaknya adalah sesuatu yang tabu, maka bukan tidak
mungkin seorang anak justru akan mendapat pemahaman yang salah tentang perilaku
seksualitasnya dari orang lain atau lingkungannya.

5. Depresi dan Bunuh Diri


a. Depresi
Tingkat remaja yang mengalami stres berkisar dari 15 hingga 20 persen (Graber &
Sontag, 2009). Pada sekitar usia 15 tahun, tingkat depresi remaja perempuan dua kali
lebih besar dibandingkan remaja laki-laki. Hal ini disebabkan karene perempuan
cenderung lebih memikirkan suasana hati depresi yang dialami dan membesar-
besarkannya.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan depresi (Graber & Sontag, 2009; Liem, Cavell,
& Lustig, 2010; Waller & Rose, 2010). Faktor ini meliputi: Orang tua yang mengalami
depresi, orang tua yang tidak terikat secara emosi, orang tua yang memiliki konflik dalam
pernikahan, orang tua yang mengalami masalah finansial, relasi yang buruk dengan
teman sebaya dan masalah relasi romantic juga dapat memicu depresi pada remaja,
khususnya remaja perempuan (Starr & Davila, 2009).
b. Bunuh Diri
Tindakan bunuh diri ketika remaja meningkat sampai dewasa, remaja perempuan
cenderung lebih banyak melalukan usaha bunuh diri dibandingkan dengan remaja laki-
laki, tetapi lebih banyak remaja laki-laki yang benar-benar melakukannya. Dalam usaha
bunuh diri remaja laki-laki menggunakan senjata tajam yang mematikan seperti senjata
api, sedangkan remaja perempuan cenderung mengiris pergelangan tangan atau meminum
banyak obat tidur, cara-cara seperti ini tidak berujung kematian. Oleh sebab itu, remaja
laki-laki lebih benar-benar melakukan aksi bunuh diri.

Beberapa faktor yang menyebabkan usaha bunuh diri yaitu :


kurangnya afeksi dan dukungan sosial, kontrol yang tinggi dan tekanan untuk berprestasi
yang diterapkan orangtua di masa kanak-kanak, selain itu relasi dengan teman sebaya
pundapat menjadi faktor bunuh diri. Penelitian terbaru bahwa stress yang berlangsung
secara terus-menerus dan meningkat, terutama dirumah, terkait dengan percobaan bunuh
diri pada remaja perempuan latin (Zayas dkk, 2010).
Selain itu, di Indonesia sendiri percobaan bunuh diri semakin marak terjadi. Hal ini
disebabkan oleh semakin mahalnya kebutuhan pokok sampai permasalahan putus cinta

12
yang dialami oleh remaja. Lebih jauhnya, sebuah penelitian yang mengindikasi bahwa
remaja yang mengkonsumsi alcohol ketika mereka sedih atau depresi terkait dengan
risiko melakukan bunuh diri (Schilling dkk, 2009).
Analisis terbaru menggunakan data kesehatan dari Studi Longitudinal Remaja
menemukan indicator risiko bunuh diri, yaitu: gejala depresi, perasaan tidak ada harapan,
memikirkan ide bunuh diri, memiliki latar belakang keluarga yang pernah mencoba
bunuh diri, dan memiliki sahabat yang pernah mencoba bunuh diri (Thompson, Kuruwita
& Foster, 2009).

6. Solusi
1. Orang tua harus selalu memberikan dan menunjukkan perhatian dan kasih sayangnya
kepada anaknya. Jadilah tempat curhat yang nyaman sehingga masalah anak-anaknya
segera dapat terselesaikan.
2. Perlunya ditanamkan dasar agama yang kuat pada anak-anak sejak dini.
3. Pengawasan orang tua yang intensif terhadap anak. Termasuk di sini media komunikasi
seperti televisi, radio, akses internet, handphone, dll.
4. Perlunya materi pelajaran bimbingan konseling di sekolah. Sebagai orang tua sebisa
mungkin dukunglah hobi/bakat anak-anaknya yang bernilai positif. Jika ada dana, jangan
ragu-ragu untuk memfasilitasi hobi mereka, agar anak remaja kita dapat terhindar dari
kegiatan-kegiatan negative.

B. Permasalahan pada Pranikah

1. Ekonomi
Persoalan ekonomi seringkali menjadi masalah serius pasangan yang akan melangsungkan
pernikahan. Tidak hanya biaya untuk melangsungkan pernikahan tetapi biayanya terkait
resepsi pernikahannya. Karena persoalan ekonomi ini seringkali pasangan calon pengantin
tidak berani memutuskan untuk menikah

2. Pasangan belum bekerja


Masalah yang terkait dengan persoalan ekonomi juga yaitu pasangan yang belum bekerja
tetapi sudah ingin menikah. Pasangan yang belum mempunyai pekerjaan seringkali menjadi
persoalan ketika ingin melangsungkan pernikahan. Ada rasa kekhawatiran tidak bisa
menghidupi keluarga selama pernikahan.

13
3. Hamil di luar nikah
Pergaulan pasangan yang tidak terkontrol seringkali mengakibatkan hamil di luar nikah
(kehamilan yang tidak diinginkan). Persoalan muncul ketika laki-laki tersbut tidak
bertanggung jawab, salah satu pasangannya masih sekolah dan persoalan-persoalan lain yang
mengikutinya.

4. Terlambat menikah
Jodoh adalah rahasia Allah. Tidak semua orang mudah mendapatkan pasangan atau karena
terlalu sibuk bekerja atau menempuh pendidikan sehingga melupakan pernikahan. Usia-usia
yang mestinya menikah terlewat begitu saja sehingga mengalami kesulitan mencari pasangan
ketika usia sudak semakin bertambah.

5. Status palsu
Masalah yang sering muncul pranikah yang lain adalah adanya status palsu, mengaku perjaka
ternayat punya anak enam atau masih terikat pernikahan dengan perempuan lain. Persoalan
ini berpotensi mengakibatkan banyaknya praktik pernikahan pologami dan pernikahan siri.

6. Minim pendidikan seks


Masalah ini mengakibatkan adanya pernikahan dini, tidak mengetahui organ reproduksi diri
sendiri, hak-hak seksual pasangan, kesehatan reproduksi pasangan, tidak mengetahui alat
kontrasepsi, masa subur dan persoalan kesehatan reproduksi lainnya.

7. Solusi
Sebelum menikah, setiap pasangan itu perlu mengerti apa makna sebuah pernikahan dan
bagaimana dapat membina sebuah pernikahan yang berhasil. Untuk itulah diperlukan
konseling pranikah, agar individu mempersiapkan dan mengembangkan seluruh potensi dan
kekuatan yang dimilikinya dalam memasuki jenjang pernikahan, menyesuaikan diri dengan
lingkungan keluarga dan masyarakat, serta mengatasi hambatan dan kesulitan menghadapi
jenjang pernikahan

C. Permasalahan pada Prakonsepsi

1. Ibu dengan Usia Lanjut


Masalah yang pasti muncul setelah usai 35 tahun mencakup risiko kelainan genetik, diabetes
gestasional, hipertensi, dan penyakit kronis lainnya meningkat. Bagi wanota yang
merencanakan kehamilan pertama setalah usia 35 tahun, masalah infertilitas merupakan
masalah yang lebih besar lagi. Perubahan-perubahan besar terhadap gaya hidup yang sudah

14
mapan juga dialami oleh pasangan berusia mapan, dan merupakan hal yang perlu
diperhatikan.

2. Masalah Lingkungan dan Tempat Kerja


Paparan terhadap zat teratogen di dalam rumah, di lingkungan, dan di tempat kerja
merupakan masalah besar. Seseorang wanita dapat terpapar pada bermacam-macam zat
kimia, perubahan suhu yang ekstrem, logam berat, radiasi, agen infeksi, dan berbagai faktor
stres yang ada dirumah ataupun di tempat kerja. semua hal ini dapat berdampak negatif
terhadap perkembangan janin dan dapat mengakibatkan kelainan kongenital.

3. Masalah Prakonsepsi Pada Pria


Bagi pria dengan riwayat gangguan genetik pribadi atau keluarga, terdapat peningkatan risiko
penularan pada anak. kebiasaan mengonsumsi alkohol dan merokok seorang ayah dapat
meningkatkan risiko berat bayi lahir rendah. Pria yang lebih tua memiliki risiko lebih tinggi
mendapatkan anak dengan sindrom Down dan anomali kromosom lain yang terkait dengan
usia. baik produksi maupun pergerakan sperma dapat menurun akibat kebiasaan merokok,
penggunaan alkohol, obat-obatan terlarang, dan beberapa preparat farmasi sehingga
menurunkan fertilitas. pria juga sering kali mengemban tanggung jawab stabilitas finansial
keluarga dan merasakan hal ini cukup membuat tertekan ketika menghadapi seorang anak.
pria membutuhkan diskusi terbuka tentang hal ini dan perubahan dalam hubungan serta
tuntutan selama kehamilan dapat mengungkap suatu kebutuhan untuk mendapat bantuan
sebelum prekonsepsi.

15
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan
Peran orang tua dalam mendidik seorang anak apalagi remaja sangat diperlukan
penanaman nilai, dan norma yang diberikan sejak dini dapat mempengaruhi sikap,
perbuatan mental seorang anak untuk dapat memilah mana hal yang perlu ditiru, dan
mana hal yang tidak patut ditiru, pada intinya seorang anak dapat melihat mana yang baik
dan mana yang tidak baik. Apabila peran orang tua tidak maksimal sejak anak masih
kecil, pada saat tumbuh menjadi seorang remajapun tidak menutup kemungkinan seorang
remaja berbuat hal yang melanggar aturan.
Di dalam pernikahan haruslah dibarengi dengan rasa cinta dan komitmen serta
mempersiapkan pribadi masing-masing pasangan untuk mencapai pernikahan yang
harmonis sesuai yang diinginkan dan diharapkan oleh setiap pasangan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Bimo Walgito, Kenakalan Anak, (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi,


1982).

https://www.academia.edu/9901566/Konseling_Pranikah

Fuad Kauma, Sensasi Remaja di Masa Puber (Dampak Negatif dan


UpayaPenanggulangannya), (Jakarta, Kalam Mulia, 1999).

Kartini Kartono, Kenakalan Remaja, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998).

https://www.academia.edu/18914283/Makalah_Permasalahan_Remaja

https://yopisuryatimpratiwi.blogspot.com/2016/08/asuhan-prakonsepsi.html

https://books.google.com/books?
hl=en&lr=&id=QGtAEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA1&dq=Berbagai+permasalahan+pada+re
maja+dan+penanggulangannya&ots=pglMV2QYKg&sig=h8Z-
uoT2VeAWzD58uIPet_CYCQ4

https://www.researchgate.net/publication/321192735_FAKTOR_YANG_BERHUBUNGAN
_DENGAN_PERILAKU_SEKSUAL_PADA_REMAJA_YANG_BERPACARAN_DI_KO
TA_DENPASAR_Factors_Related_to_Sexual_Behavior_among_Teenager_Dating_in_Denp
asar_City/download

17
SOAL

1. Berikut ini yang bukan termasuk faktor eksternal penyebab terjadinya kenakalan
remaja adalah . . .
A. Keluarga dan perceraian orang tua
B. Krisis identitas
C. Teman sebaya yang kurang baik
D. Komunitas atau lingkungan tempat tinggal yang kurang baik

2. Yang termasuk faktor penyebab remaja mengkonsumsi NAPZA yaitu . . .


A. Pergaulan, coba – coba, ingin lari dari masalah, dan faktor keluarga yang kurang
mendukung
B. Pergaulan, coba – coba, dan lingkungan keluarga yang sehat
C. Pergaulan, coba – coba, ingin lari dari masalah, dan faktor keluarga yang
mendukung
D. Pergaulan, coba – coba, dan ingin menyelesaikan masalah

3. Apa saja permasalahan pada saat Pranikah ?


A. Ekonomi
B. Ibu dengan usia lanjut
C. Masalah lingkungan
D. Masalah di tempat kerja

4. Pergaulan bebas adalah salah satu bentuk perilaku yang menyimpang, dimana “bebas”
yang dimaksud adalah melewati batasan norma yang ada. Yang tidak termasuk dalam
penyebab pergaulan bebas adalah . . .
A. Faktor orang tua
B. Faktor kesehatan mental
C. Faktor agama dan iman
D. Perubahan zaman
5. I. Krisis identitas
II. Kontrol diri yang lemah
III. Keluarga

18
IV. Lingkungan
Dari pilihan diatas, yang benar tentang faktor internal penyebab kenakalan remaja,
kecuali ?
A. I dan II
B. I dan III
C. II dan IV
D. III dan IV

6. Dibawah ini mana yang merupakan permasalahan pada prakonsepsi, kecuali ?


A. Ibu dengan usia lanjut
B. Masalah prakonsepsi pada pria
C. Masalah lingkungan dan tempat kerja
D. Hamil diluar nikah

7. Perilaku seksual yang sering dialami para remaja salah satunya adalah berpacaran dan
mulai melakukan sentuhan fisik. Tindakan yang dilakukan untuk menghindari
perilaku tersebut adalah . . .
A. Bergaul secara bebas
B. Tidak taat pada agama
C. Mengikuti perkembangan zaman terutama kebudayaan barat
D. Mengikuti norma dan hukum yang berlaku

8. Penyebab remaja mengkonsumsi Napza, kecuali....


A. Pergaulan
B. Coba-coba
C. Bertanggung jawab
D. Ingin lari dari masalah

9. Berikut ini yang bukan perilaku seksual yang sering dialami para remaja yaitu . . .
A. Berdandan untuk menunjukkan kelebihan fisiknya
B. Berpacaran dan mulai melakukan sentuhan fisik
C. Melakukan hubungan seksual ketika sudah sah menjadi pasangan
D. Mempelajari hubungan seksual dengan lawan jenisnya

19
10. Menurut Graber & Sontag (2009), tingkat depresi remaja perempuan dua kali lebih
besar dibandingkan remaja laki – laki. Penyebab dari hal tersebut adalah . . .
A. Perempuan cenderung lebih memikirkan suasana hati depresi yang dialami dan
membesar – besarkannya
B. Laki – laki cenderung lebih memikirkan suasana hati depresi yang dialaminya
C. Perempuan cenderung menggunakan akal ketika mengalami suasana hati depresi
yang dialami
D. Perempuan memikirkan suasana hati depresi yang dialami dengan tenang dan tidak
membesarkan masalahnya
11. I. Ekonomi

II. Pasangan belum bekerja

III. Hamil diluar nikah

IV. Masalah lingkungan dan tempat kerja

Dari penyataan di atas, manakan jawaban yang benar tentang permasalahan pada saat
prakonsepsi ?

A. I dan III
B. I dan IV
C. II
D. IV
12. Bagaimana solusi agar remaja tidak melakukan bunuh diri ?
A. Dengan menggunakan NAPZA
B. Minum alkohol
C. Perhatian orang tua
D. Depresi
13. Contoh zat-zat berbahaya yang dikonsumsi dengan cara dihisap adalah....
A. Rokok
B. Obat-obatan berbahaya
C. Obat-obatan terlarang
D. Opium
14. I. Krisis identitas
II. Kontrol diri yang lemah
III. Keluarga

20
IV. Lingkungan
Dari pilihan diatas, yang benar tentang faktor eksternal penyebab kenakalan remaja
adalah .....
A. I dan II
B. I dan IV
C. III dan IV
D. II dan IV
15. Manakah jawaban yang benar dari faktor internal penyebab kenakalan remaja ?
A. Kontrol diri yang lemah
B. Keluarga
C. Teman
D. Komunitas

21

Anda mungkin juga menyukai