FAKULTAS KEPERAWATAN
MANADO
2021
0
Kata Pengantar
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Benda asing yang berasal dari luar tubuh dikenal dengan
benda asing eksogen yang biasanya masuk melalui hidung
atau mulut. Sedangkan yang berasal dari dalam tubuh dikenal
dengan benda asing endogen. Benda asing eksogen contohnya
seperti biji-bijian, tulang, jarum, paku, peniti, kelereng,
manik, pluit, batu, dll . Sementara itu, benda asing endogen
berupa sekret kental, bekuan darah, krusta membran difteri,
cairan amnion, dan mekonium
Benda-benda asing yang sering ditemukan biasanya
makanan, mainan, dan peralatan rumah tangga yang
berukuran kecil. Pada orang dewasa berupa bahan atau
makanan yang tidak dapat dicerna, seperti biji buah-buahan,
gigi palsu, tulang ikan, atau potongan daging yang melekat
pada tulang, sedangkan pada anak-anak yang paling sering
adalah uang logam.
Aspirasi benda asing harus dikeluarkan sesegera
mungkin, karena keaadaan ini merupakan keadaan yang
emergensi dan memerlukan penanganan segera.
Keterlambatan penanganan dapat meningkatkan terjadinya
komplikasi bahkan kematian (Fitri &Rusli, 2011)
2
1. Tujuan umum :
Setelah mengikuti modul ini peserta didik dipersiapkan
untuk mempunyai keterampilan di dalam mengelola benda asing
pada saluran napas, melalui pembelajaran pengalaman klinis,
dengan didahului serangkaian kegiatan berupa pre-assesment,
diskusi, role play, dan berbagai penelusuran sumber
pengetahuan.
2. Tujuan khusus
Setelah mengikuti modul ini peserta didik akan memiliki
kemampuan untuk: 1. Mengenal dan mendiagnosis benda asing
pada saluran napas. 2. Mampu memberikan pengobatan benda
asing pada saluran napas serta komplikasinya 3. Mampu
memberikan penyuluhan mengenai benda asing pada saluran
napas.
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Definisi
Aspirasi adalah suatu keadaan dimana masuknya
benda asing kedalam saluran nafas yang menimbulkan
obstruksi baik parsial maupun total sehingga
menimbulkan gangguan pernafasan (sesak) yang
berakibat pada kematian.
2. Etiologi
Makanan : jenis makanan yang menyebabkan aspirasi
antara lain kacang, buah-buahan kecil,serbuk biscuit.
Benda-benda asing
Sputum darah
3. Aspirasi Benda Asing
Dapat terjadi pada semua umur
Lebih sering terjadi pada anak usia 1-3 tahun
Anak usia < 4 tahun (20% dari jumlah kematian yang
disebakan oleh terhisapnya atau tertelannya benda
asing)
Pada bayi resio aspirasi disebabkan oleh posisi
menyusui atau pemberian pasi yang tidak benar.
4. Patofisiologi
Benda asing dalam tubuh dapat memungkinkan
terjadinya kegagalan jalan nagas dari laring ke
bronkus, setelah itu menyebabkan kesulitan bernafas
dan jatuh kepada asfiksia.
4
3
/4benda asing terhisap, setelah didalam lobus brokus
hal ini nantinya akan menyebabkan iritasi,batuk
kering,perdarahan.
5/4 ditemukan dalam paru-paru
20% dalam trakea
5. Manifestasi Klinis
Cekukan, muntah,batuk,(ergantung pada lokasi
obstruksi)
Obstruksi faringotrakeal dapat terjadi dipssnean,
stridor, sesak oleh karena penurunan suplai O2,
sianosis.
Obstruksi bronkial dapat terjadi batuk, wheezing,
perdarahan, penurunan kesadaran, kematian.
6. Pemeriksaan Diagnostik
X-Ray : posterior dan lateral dada
Radiogafi : untuk memantau benda asing
Rigic Cromcuscopy : untuk mendiagnosa benda asing
didala laring dan trakea
Flouroscopy : untuk mendeteksi lokasi sumbatan
benda asing bronkus
7. Pengkajian
Anamnase kejadian aspirasi
Kaji lokasi benda lain
Kaji tipe objek yang diaspirasi (cair ataua benda
paadat)
Kaji tipe obstruksi pernafasan, keadaan umum pasien
( sianosi atau tidak)
8. Diagnosa Keperawatan
Pola nafas tidak efektif
Resiko aspirasi
Ansietas
5
9. Pertimangan Keperawatan
Menjaga dan memonitor status respirasi anak
Bilah ada indikasi pembelahan : perawat perlu
mengantisipasi kedaruratan anak dan memberikan
informasi kepada keluarga
Memberikan penkes kepada orang tua kepada orang
tua tentang tindakan pertahanan orang tua dalam
menghadapi anak yang mengalami aspirasi
Monitor tanda-tanda distress pernapasan ( sianosis,
tidak dapat berbicara, prioritas tinndakan kedaulatan
harus segera dilakukan yaitu pemansangan ETT dan
trakeostomi, kalua tidak anak dapat meninggal
seketika).
10. Penatalaksanaan
Cara Biasa
Inspeksi adanya benda asing
Bila benda asing terlihat,keluarkan dengan jari
kelingking
Bila anak dapat batuk,benda asing yang kecil dapat
dibatukkan
Telungkupkan anak atau bayi, posisi kepala dibawah,
sambal menepuk-nepuk punggung dengan perlahan
Bila benda asing beupa serbuk, bisa dilakukan
pengisapan
Lakukan kompresi dada
Pada Bayi
Letakan tangan dua jari pada prosesus xipoideus
Kompresi dilakukan hanya jari pada satu tangan
Dalamnya kompresi 1,3-2,5 cm
Lakukan kompresi 80x/menit
6
Pada Anak
Letakan punggung tangan pada prosesur xipoideus
Dompresi dilakukan dengan satu tangan
Dalamnya kompresi 2,5 - 3,8 cm
Lakukan kompresi 80 – 100x/menit
7
BAB III
DIAGNOSA KEPERAWATAN