Anda di halaman 1dari 24

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN

PASIEN YANG AKAN MENJALANKAN PROSES OPERASI

DI RUMAH SAKIT BUDI SETIA LANGOWAN

PROPOSAL

OLEH :

EUNIKE FANIA ONIBALA

NIM : 1814201171

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO

TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

A Latar Belakang

Salah satu masalah yang di alami seseorang ketika sakit adalah

kecemasan,apalagi jika seseorang tersebut harus menjalani tindakan medis yaitu

oprasi dan berpesan sebagai pasien.berbagai kemungkinan buruk bisa saja terjadi

yang akan membahayakan bagi pasien.maka tak heran jika seringkali pasien dan

keluarganya menunjukan sikap yang agak berlebihan dengan kecemasan yang mereka

alami.

Cemas merukapan hal yang sering terjadi dalam hidup manusia.cemas juga

dapat menjadi beban berat yang menyebabkan kehidupan individu tersebut selalu

dibawah bayang bayang kecemasan yang berkepanjangan dan mengganggap rasa

cemas sebagai ketenangan mental yang di sertai dengan gangguan tubuh yang

menyebabkan rasa tidak waspada terhadap ancaman,kecemasan berhubungan dengan

stres fisiologis maupun psikologis.artinya,cemas terjadi ketika seseorg terancam baik

secara fisik maupun psikologis (Asmadi 2008).

Menurut volicer yang di kutip oleh Rosintan pada tahun 2003,klien yang akan

dilakukan pembedahan menunjukan stres yang tinggi dibandingkan dengan kelompok

klien yang dirawat tanpa rencana tindakan pembedahan.ketika klien tiba di ruangan

preoperasi merupakan keadaan yang menambah kecemasan klien.kecemasan yang

mereka alami biasanya terkait dengan segala macam prosedur asing yang harus di

jalani pasien dan juga ancaman terhadap keselamatan jiwa akibat segala macam

prosedur pelaksanaan operasi dan tindakan pembiusan.


Kecemasan yang di alami pasien dapat berdampak terhadap berlangsungnya

pelaksanaan operasi berdasarkan wawancara yang di lakukan peneliti pada saat study

pendahuluan kepada perawat yang bertugas di ruang operasi RS Budi Setia

langowan.terdapat beberapa kasus pembatalan operasi diantaranya meningkatkan

tekanan darah pada pasien yang mengalami hipertensi,memanjangkan waktu haid

yang di alami pasien yang sedang haid,membuat operasi tersebut harus ditunda,

ketakutan yang dialami pasien dan keluarga seringkali membuat keluarga mengambil

keputusan untuk membatalkan tindakan operasi.Banyak faktor yang berhubungan

kecemasan pasien,menurut prof.Dr Dadang Hawari (2006) orang yang mengalami

stressor psikososial akan mengalami gangguan cemas hal ini tergantung pada sturktur

perkembangan kepribadian diri seseorang tersebut yaitu usia,tingkat

pendidikan,pengalaman,jenis kelamin,dukungan sosial dari keluarga,teman,dan

masyarakat.Pada tahun 2007 401 RSU Depkes dan Pemda oprasi yang di laksanakan

sebanyak 642.632,yang dirinci menurut tingkat kelas A,B,C,dan D,Data tersebut di

klasifikasikan berdasarkan jenis operasi.pada kelas A jumlah operasi besar adalah

8.364(16,2%),Kelas B operasi besar 76.969(19,8%),kelas C operasi besar

65.987(34,0%),dan jelas D jumlah operasi besar 3.307 (41%) (Depkes RI,2007)

Berdasarkan kondisi-kondisi dari hasil penelitian dan pengamatan awal

tertarik untuk meneliti Faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan

Pasian yang akan menghadapi opersasi di RS Budi Setia Langowan.

B Rumusan Masalah

Identifikasi Masalah Faktor-Faktor yang berhubungan dengan tingkat

kecemasan pasien yang akan menghadapi operasi di RS Budi Setia Langowan

C Tujuan
1. Tujuan umum

Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan

pasien yang akan menghadapi operasi di RS Budi Setia langowan

2. Tujuan khusus

a. menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan yaitu

usia,pendidikan,jenis kelamin,pengalaman dukungan tingkat pengatahuan

informasi operasi.

b. menganalisa tingkat kecemasan pasien yang akan menghadapi operasi.

c. menganalisa hubungan antara usia,pendidikan,jenis

kelamin,pengalaman,dukungan,dan tingkat pengatahuan dengan tingkat

kecemasan pasien yang akan menghadapi opersasi.

D manfaat penelitian

1. Bagi ilmu keperawatan

Penelitian ini dapat menjadi suatu masukan untuk perkembangan ilmu

keperawatan

2. Bagi pelayanan Kesehatan dan Tenaga kesehatan

Penelitian ini dapat menjadi masukan dan meningkatkan mutu dan kualitas

pelayanan dan asuhan keperawatan kepada pasien praoperasi

3. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi atau bahan rujukan

untuk penelitian selanjutnya yang sifatnya lebih besar dan bermanfaat bagi

kemajuan keperawatan khusunya di Indonesia


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Kecemasan

1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan sangat berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya

Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kecemasan berbeda

dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap suatu yang

berbahaya (Stuart & Sundeen, 1998).

Perbedaan rasa takut dan kecemasan, ketakutan adalah merasa gentar atau

rasa tidak berani terhadap suatu obyek yang konkrit, misalnya : takut akan

harimau, polisi (Kartini Kartono, 1989).

Kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan yang ditandai dengan

istilah-istilah seperti kekhawatiran, kepribadian dan rasa takut yang kadang-

kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda (Alkinson, 1999).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan

a. Faktor predisposisi

Ansietas merupakan konflik emosional antara id dan super ego yang

berfungsi untuk memperingatkan ego tentang sesuatu bahaya yang perlu

diatasi ( Stuart & Sundeen, 1998)


1) Teori Interpersonal

Ansietas terjadi dari ketakutan akan penolakan interpersonal. Hal

ini juga dihubungkan dengan trauma pada masa pertumbuhan, seperti

kehilangan, perpisahan yang menyebabkan seseorang menjadi tidak

berdaya individu yang mempunyai harga diri rendah biasanya sangat

mudah untuk mengalami ansietas yang berat ( Stuart & Sundeen, 1998 ).

2) Teori Perilaku

Ansietas merupakan hasil frustasi dari segala sesuatu yang

mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang

diinginkan. Para ahli perilaku menganggap ansietas merupakan sesuatu

dorongan yang dipelajari berdasarkan keinginan untuk menghindarkan

rasa sakit. Teori ini menyakini bahwa manusia yang pada awal

kehidupannya dihadapkan pada rasa takut yang berlebihan akan

menunjukkan kemungkinan ansietas yang berat pada kehidupan masa

dewasanya ( Smeltzer & Bare, 2001 ).

b. Faktor Presipitasi

Kecemasan adalah keadaan yang tidak dapat dielakkan pada

kehidupan manusia dalam memelihara keseimbangan. Pengalaman ansietas

seseorang tidak sama pada beberapa situasi dan hubungan interpersonal.

faktor yang mempengaruhi kecemasan pasien pre operasi:

1) Faktor eksternal :
a. Ancaman integritas diri, meliputi ketidakmampuan fisiologis

Atau gangguan terhadap kebutuhan dasar (penyakit, trauma

Fisik, pembedahan yang akan dilakukan).

b. Ancaman sistem diri antara lain : ancaman terhadap identitas

Diri, harga diri, dan hubungan interpersonal, kehilangan serta

Perubahan status/peran ( Stuart & Sundeen, 1998 )

2) Faktor Internal :

Menurut Stuart & Sundeen (1998) kemampuan individu dalam

merespon terhadap penyebab kecemasan ditentukan oleh :

a) Potensi Stressor.

Stressor psikososial merupakan setiap keadaan atau peristiwa

yang menyebabkan perubahan dalam kehidupan seseorang sehingga

orang itu terpaksa mengadakan adaptasi (Smeltzer & Bare, 2001 ).

b) Maturitas

Individu yang memiliki kematangan kepribadian lebih sukar

mengalami gangguan akibat kecemasan, karena individu yang matur

mempunyai daya adaptasi yang lebih besar terhadap kecemasan

( Hambly, 1995 ).

c) Pendidikan dan status ekonomi.

Tingkat pendidikan dan status ekonomi yang rendah pada

seseorang akan menycbabkan orang tersebut mudah mengalami

Kecemasan. Tingkat pendidikan seseorang atau individu akan

berpengaruh terhadap kemampuan berfikir, semakin tinggi tingkat

pendidikan akan semakin mudah berfikir rasional dan menangkap


informasi baru termasuk dalam menguraikan masalah yang baru

( Stuart & Sundeen, 1998 ).

d) Keadaan fisik

Seseorang yang mengalami gangguan fisik seperti cidera,

operasi akan mudah mengalami kelelahan fisik sehingga lebih mudah

mengalami kecemasan, di samping itu orang yang mengalami

kelelahan fisik lebih mudah mengalami kecemasan ( Oswari, 1989 ).

e) Tipe Kepribadian.

Orang yang berkepribadian A lebih mudah mengalami

gangguan akibat kecemasan daripada orang dengan kepribadian B.

Adapun ciri-ciri orang dengan kepribadian A adalah tidak sabar,

kompetitif, ambisius, ingin serba sempurna, merasa diburu-buru waktu,

mudah gelisah, tidak dapat tenang, mudah tersinggung, otot-otot

mudah tegang. Sedangkan orang dengan tipe kepribadian B

mempunyai ciri-ciri yang berlawanan dengan tipe kepribadian A.

Karena tipe kepribadian B adalah orang yang penyabar, tenang, teliti,

dan rutinitas ( Stuart & Sundeen, 1998 ).

f) Lingkungan dan situasi

Seseorang yang berada di lingkungan asing ternyata lebih

mudah mengalami kecemasan dibanding bila dia berada di lingkungan

yang bisa dia tempati (Hambly, 1995 ).

g) Umur
Seseorang yang mempunyai umur lebih muda ternyata lebih

mudah mengalami gangguan akibat kecemasan daripada seseorang

yang lebih tua, tetapi ada juga yang berpendapat sebaliknya

(Varcoralis, 2000).

h) Jenis kelamin.

Gangguan panik merupakan suatu gangguan cemas yag

ditandai oleh kecemasan yang spontan dan episodik. Ganguan ini lebih

sering dialami wanita daripada pria (Varcoralis, 2000 ).

3) Menurut Townsend ( 1996 ) konsep kecemasan ada empat poin rentang

kontinum dari kecemasan ringan sampai panik yaitu :

a) Cemas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan

sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan

meningkatkan lahan persepsinya. Manifestasi yang muncul pada

tingkat ini adalah kelelahan, iritabel, lapang persepsi meningkat,

kesadaran tinggi, mampu untuk belajar, motivasi meningkat dan

tingkah laku sesuai situasi.

b) Cemas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada

hal yang penting dan mengesampingkan yang lain. Sehingga

seseorang mengalami perhatian yang selektif namun dapat

melakukan sesuatu yang lebih terarah. Manifestasi yang terjadi pada

tingkat ini yaitu kelelahan meningkat, ketegangan otot meningkat,


bicara cepat dengan volume tinggi, lahan persepsi menyempit,

mampu untuk belajar namun tidak optimal, kemampuan konsentrasi

menurun, perhatian selektif dan terfokus pada rangsangan yang tidak

menambah kecemasan, mudah tersinggung, tidak sabar, mudah lupa,

marah dan menangis.

c) Cemas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang.Seseorang

cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik

dan tidak berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ini untuk

mengurangi ketegangan. Manifestasi yang muncul pada tingkat ini

adalah mengeluh pusing, sakit kepala, nausea, insomnia, sering

kencing, diare, palpitasi lahan persepsi menyempit, tidak mampu

belajar secara efektif, berfokus pada dirinya sendiri dan keinginan

untuk menghilangkan kecemasan tinggi, perasaan tidak berdaya, dan

bingung.

B. Konsep Operasi

1. Definisi

Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh

(LeMone dan Burke, 2004). Pada umumnya dilakukan dengan membuat sayatan,

pada bagian tubuh yang akan ditangani, lalu dilakukan tindakan perbaikan dan

diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. (Syamsuhidajat, 2010).

Pembedahan dilakukan untuk mendiagnosa atau mengobati suatu penyakit,


cedera atau cacat, serta mengobati kondisi yang sulit atau tidak mungkin

disembuhkan hanya dengan obat-obatan sederhana (Potter dan Perry 2006).

Ada 3 faktor penting yang terkait dalam pembedahan yaitu penyakit

pasien, jenis pembedahan dan pasien itu sendiri. Dari ketiga faktor tersebut,

tindakan pembedahan adalah hal yang baik/benar. Bagi pasien sendiri,

pembedahan adalah hal yang paling mengerikan yang pernah mereka alami.

Mengingat hal tersebut di atas, sangatlah penting untuk melibatkan pasien dalam

setiap langkah langkah pre oiperatif (Baradero & Mary, 2009).

2. Indikasi

Tidakan pembedahan/operasi dilakukan dengan berbagai indikasi

diantaranya adalah :

a. Diagnostik : biopsi atau laparotomy eksploitasi

b. Kuratif : eksisi tumor atau pengangkatan apendiks yang

mengalami inflamasi

c. Reparatif : memperbaiki luka multipel

d. Rekontruksif/kosmetik : mammaoplasty, atau bedah platik

e. Palliatif : seperti menghilangkan nyeri atau memperbaiki masalah, contoh :

pemasangan selang gastrotomi yang dipasang untuk mengkomponsasi

terhadap ketidakmampuan menelan makanan

3. Klasifikasi operasi

Menurut urgensi dilakukan tindakan pembedahan, maka tindakan

pembedahan dapat diklasifikasikan menjadi 5 tingkatan, antara lain : (Effendy,

dkk 2005)
a. Kedaruratan/Emergency : pasien membutuhkan perhatian segera, gangguan

mungkin mengancam jiwa. Indikasi dilakukan pembedahan tanpa ditunda,

misal : pendarahan hebat, obstruksi kandung kemih atau usus, fraktur tulang

tengkorak, luka tembak atau tusuk, luka bakar sangat luas.

b. Urgen : pasien membutuhkan perhatian segera. Pembedahan dapat dilakukan

dalam 24-30 jam, misal : infeksi kandung kemih akut, batu ginjal atau batu

pada uretra.

c. Diperlukan pasien harus menjalani pembedahan. Pembedahan dapat

diriencanakan dalam beberapa minggu atau bulan, misal : Hyperplasia prostate

tanpa obstruksi kandung kemih. Gangguan tyroid, katarak.

d. Efektif : pasien harus dioperasi ketika diperlukan. Indikasi pembedahan, bila

tidak dilakukan pembedahan maka tidak terlalu membahayakan, misal :

perbaikan sesar, hernia sederhana, perbaikan vaginal.

e. Pilihan keputusan tentang dilakukannya pembedahan diserahkan sepenuhnya

kepada pasien. Indikasi pembedahan merupakan pilihan pribadi dan biasanya

terkait dengan estetika, misal : bedah kosmetik.

Sedangkan menurut faktor resikonya, operasi dapat diklasifikasikan

sebagai besar atau kecil, tergantung pada keseriusan dari penyakit, maka bagian

tubuh yang terkena, kerumitan pengoperasian, dan waktu pemulihan yang

diharapkan (Virginia, 2004).

a. Operasi kecil adalah operasi yang paling sering dilakukan dirawat jalan, dan

dapat pulang di hari yang sama. Operasi ini sedikit menimbulkan komplikasi

(Virginia, 2009).

b. Operasi besar adalah operasi yang penetrates dan exposes semua rongga

badan, termasuk tengkorak, termasuk pembedahan tulang atau kerusakan


signifikan dari anatomis atau fungsi faal (guide, 2004). Operasi besar meliputi

pembedahan kepala, leher, dada dan perut. Pemulihan dapat dalam waktu

panjang dan dapat melibatkan perawatan intensif dalam beberapa hari di

rumah sakit. Pembedahan ini memiliki resiko komplikasi yang lebih tinggi

setelah pembedahan (Virgina, 2004). Operasi besar sering melibatkan salah

satu badan utama di perut- cavities (laparotomy), di dada (thoracotomy), atau

tengkorak (craniotomy) dan dapat juga pada organ vital. Operasi yang

biasanya dilakukan dengan menggunakan anastesi umum di rumah sakit ruang

operasi oleh tim dokter. Setidaknya pasien menjalani perawatan satu malam di

rumah sakit setelah operasi. Operasi besar biasanya membawa beberapa

derajat resiko bagi pasien hidup, atau potensi cacat parah jika terjadi suatu

kesalahan dalam operasi. Misalnya dalam sebuah prosedur operasi besar dapat

terjadi perubahan signifikan ke anatomi yang terlibat. Seperti dalam situasi di

mana organ akan dihilangkan, atau sendi yang dibangun dengan komponen

buatan. Setiap penetrasi organ tubuh dianggap sebagai operasi besar, seperti

pembedahan ekstensif pada tulang pada kaki. Bedah syaraf umumnya

dianggap utama karena resiko kepada pasien Beberapa contoh utama operasi

meliputi : penggantian lutut, operasi kasrdiovaskular, dan transplantasi organ.

Prosedur ini pasti membawa risiko bagi pasien seperti infeksi, pendarahan,

atau komplikasi dari yang menyebabkan kematirasaan umum digunakan.

4. Persiapan

Menurut Oswari, 2005 ada beberapa persiapan dan perawatan yang harus

dilakukan pasien sebelum operasi adalah sebagai berikut :

a. Persiapan mental
Pasien yang akan dioperasi biasanya akan menjadi agak gelisah dan

takut. Perasaan gelisah dan takut kadang-kadang tidak tampak jelas. Tetapi

kadang-kadang pula, kecemasan itu dapat terlihat dalam bentuk lain. Pasien

yang gelisah dan takut sering bertanya terus–menerus dan berulang-ulang,

walaupun pertanyaannya telah dijawab. Ia tidak mau berbicara dan

memperhatikan keadaan sekitarnya, tetapi berusaha mengalihkan

perhatiannya dari buku. Atau sebaliknya, ia bergerak terus-menerus dan tidak

dapat tidur.

Pasien sebaiknya diberi tahu bahwa selama operasi ia tidak akan

merasa sakit karena ahli bius akan selalu menemaninya dan berusaha agar

selama operasi berlangsung, penderita tidak merasakan apa-apa. Perlu

dijelaskan kepada pasien bahwa semua operasi besar memerlukan transfusi

darah untuk menggantikan darah yang hilang selama operasi dan transfusi

darah bukan berarti keadaan pasien sangat gawat. Perlu juga dijelaskan

mengenai mekanisme yang akan dilakukan mulai dari dibawanya pasien ke

kamar operasi dan diletakkan di meja operasi, yang berada tepat di bawah

lampu yang sangat terang, agar dokter dapat melihat segala sesuatu dengan

jelas. Beri tahu juga bahwa sebelum operasi dimulai, pasien akan dianastesi

umum, lumbal, atau lokal.

b. Persiapan fisik

1) Makanan Pasien yang akan dioperasi diberi makanan yang berkadar lemak

rendah, tetapi tinggi karbohidrat, protein, vitamin, dan kalori. Pasien harus

puasa 12-18 jam sebelum operasi di mulai.

2) Lavemen/Klisma Klisma dilakukan untuk mengosongkan usus besar agar

tidak mengeluarkan feses di meja operasi.


3) Kebersihan mulut Mulut harus dibersihkan dan gigi di sikat untuk

mencegah terjadinya infeksi terutama bagi paru-paru dan kelenjar ludah.

4) Mandi Sebelum operasi pasien harus mandi atau dimandikan. Kuku disikat

dan cat kuku harus dibuang agar ahli bius dapat melihat perubahan warna

kuku dengan jelas.

5) Daerah yang akan dioperasi Tempat dan luasnya daerah yang harus

dicukur tergantung dari jenis operasi yang akan dilakukan.

6) Sebelum masuk kamar bedah Persiapan fisik pada hari operasi, seperti

biasa harus diambil catatan suhu, tensi, nadi, dan pernapasan. Operasi yang

bukan darurat, bila ada demam, penyakit tenggorokan atau sedang haid,

biasanya ditunda oleh ahli bedah atau ahli anastesi. Pasien yang akan

dioperasi harus dibawa ke tempat pada waktunya. Jangan dibawa kamar

tunggu teralu cepat, sebab teralu lama menunggu tibanya waktu operasi

akan menyebabkan pasien gelisah dan takut.


BAB III

KERANGKA KONSEP,HIPOTESIS,DAN DEFINISI OPERASIONAL

A. Kerangka Konsep

Gambar 3.1 kerangka konsep penelitian

Variabel independen variabel dependen

Proses operasi Tingkat kecemasan

B. Hipotesis

1. Ada hubungan antara usia dengan tingkat kecemasan pasien yang akan

menghadapi opersasi

2. Ada hububan antara jenis kelamin dengan tingkat kecemasan pasien yang akan

menghadapi operasi

3. Ada hubungan antara pendidikan dengan tingkat kecemasan pasien yang akan

menghadapi opersasi

4. Ada hubungan antara pengalaman dengan tingkat kecemasan pasien yang akan

menghadapi operasi
5. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kecamasan pasien yang

akan menghadapi operasi.

C. Definisi Operasional

D. Tabel 3.1 definisi operasional penelitian

Variabel Devinisi Operasional Alat ukur Skla ukur skor


Independen

Proses Operasi Pembedahan atau Kuisioner Nominal 63 pasien


(UK: 15-65
operasi adalah semua Tahun) yang
menjalani
tindakan pengobatan proses
operasi
yang menggunakan

cara invasif dengan

membuka atau

menampilkan bagian

tubuh (LeMone dan


Dependen
Burke, 2004).
Tngkat
Kecemasan Adanya
Kuisioner Nominal tingkat
Kecemasan adalah
kecemasan
emosi yang tidak terhadap
pasien
menyenangkan yang
ditandai dengan istilah-
istilah seperti
kekhawatiran,
kepribadian dan rasa
takut yang kadang-
kadang kita alami
dalam tingkat yang
berbeda-beda
(Alkinson, 1999).

BAB IV

METODE PENELITIAN

A Jenis Penelitian

penelitian ini adalah deskriptif dengan metode penelitian cross sectional.Di

dalam desain ini peneliti menekankan waktu pengukuran atau observasi atau variabel

independen dan dependen hanya satu kali pada satu saat,dimana penelitian ini

memiliki tujuan untuk menggambarkan faktor-faktor yang berhubungan dengan

tingkat kecemasan pasien yang akan menghadapi operasi.

B Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Tempat pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan di RS Budi Setia Langowan

2. Waktu

Waktu pelaksanaan penelitian ini akan di laksanakan pada bulan Juni 2021

C Populasi dan Sampel


1. Populasi

Populasi adalah subjek(pasien) yang memenuhi kriteria yang telah di tetapkan

sedangkan populasi yang di maksud dalam penelitian ini adalah semua pasien yang

akan menghadapi operasi mayor yang di rawat di RS Budi Setia Langowan dengan

jumlah populasi pasien yang akan menjalani operasi elektif dengan jenis uperasi

mayor dalam satu bulan kurang dari 63 org.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari dari populasi terjangkau yang dapat dipergunakan

sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam 2008).sampel dalam

penelitian ini adalah pasien yang akan menjalani oprasi mayor elektif.Adapun

kriteria inklusi adalah pasien yang berusia 15-65 tahun,didiagnosa operasi mayor

elektif,bersedia menjadi responden.

D Instrumen Penelitian

Instrument adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu

metode.instrumen yang di gunakan dalam pengumpulan data adalah dengan

menggunakan kuestioner.Data di kumpulkan dengan cara menyebarkan kuesioner

kepada para responden.kuestioner merupakan teknik pengumpulan data yang di

lakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya sesuai dengan permintaan pengguna.

E Pengumpulan Data

1. Tahap Persiapan

Sebelum memulai penelitian ini maka perlu dilakukan persiapan yang

meliputi:
a. Penyusunan proposal

b. Penyelesaian administrasi dan perijinan (surat-surat)

c. Melakukan survey kembali ditempat penelitian

d. Studi kepustakaan untuk membuat acuan penelitian

e. Menyiapkan instrumen penelitian berupa lembar kuesioner dan lembar

Observasi.

2. Tahap Pelaksanaan

Setelah mendapatkan surat pengantar untuk lahan penelitian dari Dekan

Fakultas Keperawatan, selanjutnya peneliti terlebih dahulu mendapatkan

persetujuan (izin) dari tempat penelitian. Kemudian peneliti menyampaikan

maksud dan tujuan penelitian ini di RS Budi setia Langowan. Sebelum

pengumpulan data, terlebih dahulu peneliti menjelaskan kepada keluarga

responden tentang data yang didapatkan nanti akan terjamin kerahasiaannya,

dengan maksud agar keluarga responden dapat memberikan data dangan jujur dan

lengkap sehingga peneliti memperoleh data-data yang lebih akurat.

F Pengolahan Data

Prosedur pengolahan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Editing

Editing atau penyuntingan data dilakukan pada saat penelitian yakin

memeriksa kuesioner yang telah diisi yaitu kelengkapan data, kesinambungan

data dan memeriksa keseragaman data dalam usaha melengkapi data yang masih

kurang.

2. Koding
Dilakukan pengkodean dengan maksud agar data-data tersebut mudah diolah

dan dapat dijamin kerahasiaannya. Caranya yaitu data-data yang ada diberikode

angka dan diurutkan dengan mencantumkan inisial nama responden.

3. Tabulasi

Selanjutnya dilakukan pengolahan data kedalam suatu tabel menurut sifat-sifat

yang dimiliki yang mana sesuai dengan tujuan penelitian ini, kemudian data

dianalisa melalui penghitungan statistik dan menjumlahkan hasil perhitungan

melalui komputerisasi.

G Analisa Data

1. Analisa Univariat.

Analisa Univariat dilakukan secara deskriptif,yaitu menampilkan tabel

frekuensi tentang karakteristik responden sebagai variabel independen dalam

penelitian ini yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kecemasan

pasien yang akan menghadapi operasi.

2. Analisa Bivariat.

Analisa Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel

dependen dan independen yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat

kecemasan(usia,tingkat pendidikan,pengalaman,jenis kelamin,dukungan sosial

dari keluarga,taman) dan tingkat pengatahuan responden mengenai informasi

operasi dengan tingkat kecemasan .

H Etika Penelitian

1. Informed Concent
Informasi harus diberikan secara lengkap tentang tujuan penelitian yang

akan di laksanakan, subjek mempunyai hak untuk bebas menolak atau

berpartisipasi menjadi responden.

2. Confidential

Untuk menjaga kerahasiaan subjek, maka nama subjek tidak dicantumkan

pada lembar kuesioner yang diteliti dan hanya diberi kode tertentu.

3. Annonimity

Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden di jamin oleh

peneliti hanya kelompok data tertentu yang akan disajikan atau dilaporkan pada

hasil penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul H, Aziz. Pengantar kebutuhan dasar manusia.Jakarta: Salemba

Medika 2006

Arikunto,S. Prosedur penelitian.Edisi Revisi ke-6.Jakarta:PT Rineke

Cipta.2006

Asmadi.kebutuhan dasar manusia.Jakarta:Salemba Medika,2008

Brunner & suddarth..keperawatan medical bedah.Jakarta :

EGC,2002
Derajat,Zakiah.kesehatan mental.Jakarta:Gunung Agung.2001

Direktorat Jendral Bina Pelayanan Medik,Depkes RI.2006&2007.Kegiatan

pembedahan menurut kategori operasi pada RSU Depkes dan Pemda per

provensi di Indonesia

Fitri,Fauziah..psikologi abnormal klinik dewasa.Jakarta : UI-Press.2005

Guide and Ag Guide.MultSurvivalSurgery.www.iacuc.ufl.edu/.doc.diakes

pada tanggal 20 Mei 2009

Hawari,Dadang.Manajemen stres,cemas,dan depresi.Jakarta:FKUI 2006

Ibrahim,Kusman,Dkk.identifikasi stressor dan mekanisme koping pada klien preoperasi

di ruang perawatan bedah RS

Indra S,Ferlina.2002.Hubungan antara tingkat pengatahuan dengan tingkat kecemasan

pasien.http://digilib.itb.ac.id/gdl.diakes pada tanggal 21 April 2009

Lukman.Ansietas pada Fraktur.http://I.blogspot.com.diakses pada tanggal 1 November

2009

Liza,Sri.Tingkat kecemasan pasien yang akan menghadapi operasi sesar.

Jakarta:UI.2002

Nursalam.Konsep dan penerapan metodologi penelitian ilmu keperawatan.Jakarta:

Salemba medika.2008
Priyadi.2009.Hubungan support system(dukungan) sosial dengan tingkat kecemasan pasien

pre operasi sectio cesarea.http://skripsistikes.wordpress.com.Diakes pada tanggal 26

Oktober 2009.

Potter,Patricia.fundamental of nursing: conseps,process,practice.

Jakarta:EGC 2005

Rosintan.Gambaran tingkat kecemasan pasien menghadapi tindakan operasi.

jakarta:UI.2003

Stuart,Gail W.Buku saku keperawatan jiwa.Jakarta : EGC.2007

Virginia.Types of surgery.www.healthsystem.com.diakes pada tanggal 20 Mei

2009

S.E,Smith.major-surgery.www.wisegeek.com.diakes pada tanggal 20 Mei

2009

Anda mungkin juga menyukai