Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rizky Aji Santoso

No Absen : 11
NIM : 4122210018
Kelas : 7-2 MKN AP

TUGAS EKONOMI MAKRO


Analisa dan Pendapat terkait https://nasional.kontan.co.id/news/ini-upaya-kemnaker-sediakan-
lapangan-kerja-dalam-jangka-pendek
Dari artikel tersebut menurut saya upaya yang dilakukan Kemnaker sudah tepat dengan
tujuan utamanya yakni untuk mengurangi angka pengangguran selain itu juga bisa untuk
mengurangi impor pangan dan mewujudkan ketahanan pangan nasional dengan tidak bergantung
pada negara lain. Banyak orang kehilangan pekerjaan atau mengalami pemutusan hubungan kerja
imbas dari penurunan kemampuan ekonomi selama pandemi Covid-19. Mereka yang kehilangan
pekerjaan bisa mendapatkan pekerjaan dari program food estate tersebut.
Food estate yang merupakan program padat karya diharapkan mampu menyerap banyak
tenaga kerja terutama bagi mereka yang belum memiliki pekerjaan sehingga nantinya jumlah
pengangguran akan menurun. Mereka yang sebelumnya tidak mempunyai penghasilan akan
mendapatkan penghasilan untuk dikonsumsi (disposable income) atau disimpan. Ketika jumlah
tenaga kerja yang menerima penghasilan atau daya belinya naik dengan asumsi supply barang di
pasar tetap maka harga-harga barang tersebut akan mengalami kenaikan. Semakin tinggi daya beli
masyarakat saat persediaan barang di pasar semakin menipis maka secara otomatis harga barang
akan naik. Kenaikan harga suatu barang misal kebutuhan pokok seperti makanan dapat
mempengaruhi kenaikan harga barang-barang lainnya dan terjadilah inflasi.
Keberhasilan food estate juga akan berdampak untuk meredam efek inflasi Komponen
Bergejolak (Volatile Food) misalkan karena gagal panen pada komoditas pertanian tertentu yang
sering kali saat terjadinya tidak dapat diprediksi atau diantisipasi jauh-jauh hari. Letak Geografis
negara Indonesia dan perubahan iklim yang sering terjadi tak terduga memiliki risiko terhadap
komoditas pertanian misal banjir dan gagal panen untuk barang komoditas pertanian tertentu misal
beras, cabe, bawang merah dan lain-lain. Untuk meminimalkan risiko tersebut perlu juga
dilaksanakan program food estate dengan diversifikasi tanaman pertanian maupun dengan
menanam berbagai komoditas yang memiliki musim panen berbeda-beda. Food Estate juga
harusnya diiringi dengan pengelolaan logistik atau penyimpanan hasil pertanian yang baik. Sehingga
stok atau persediaan hasil pertanian dapat terjaga sewaktu-waktu dan tidak menimbulkan
kelangkaan barang yang berisiko pada gejolak kenaikan harga.
Program food estate juga seharusnya bisa melibatkan tenaga kerja lokal di sekitar wilayah
program food estate tersebut berada. Pemerintah juga perlu menyediakan pelatihan agar tenaga
kerja yang masuk dalam program food estate memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang dapat
menunjang keberhasilan program food estate. Hal penting yang perlu dipertimbangkan lainnya
adalah pihak-pihak yang terlibat dalam food estate ini apakah korporasi besar atau petani-petani
(kelompok usaha kecil) sehingga akan tepat sasaran peruntukannya. Program food estate ini juga
merupakan salah satu bentuk dari Goverment Spending atau Pengeluaran Pemerintah yang akan
menstimulasi pertumbuhan ekonomi melalui pembelian atau pengadaan langsung misalkan melalui
pembebasan lahan, pembelian/pengadaan alat pertanian, pengadaan jasa pelatihan dan
ketrampilan ke masyarakat sehingga kesejahteraan masyarakat akan meningkat dari government
spending dan penerimaan negara dari sektor pajak akan naik juga. Selain itu juga diharapkan
dengan adanya program food estate dapat menciptakan ketahanan pangan dalam negeri sehingga
mampu menekan impor khususnya impor pangan yang cukup membebani neraca perdagangan.

Anda mungkin juga menyukai