Anda di halaman 1dari 66

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia i

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


Kajian atas Proyek Food Estate Kalimantan Tengah
Food Estate, Measuring Food Politics of Indonesia
A Study of Central Kalimantan Food Estate Project

Daftar Isi
Table of Content

Kata Pengantar Preface



I. Pendahuluan I. Introduction

II. Potret Kebijakan Pangan Global, II. The Portrait of Food Policy of Global,
Nasional dan Kalimantan Tengah National, and Central Kalimantan

III. Meneropong Proyek Food Estate III. Observing the Food Estate Project of
Kalimantan Tengah Central Kalimantan
1. Melabrak Aturan Hukum 1. Breaking the law
2. Fakta Lapangan di Masyarakat 2. Field facts in society

IV. Lumbung Pangan untuk Siapa? IV. Granary for Whom?

V. Kesimpulan dan Rekomendasi V. Conclusions and Recommendations

VI. Referensi VI. Reference

ii Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


Kata Pengantar
Preface

Hampir seluruh belahan dunia meng- The world faces a global crisis, the
hadapi krisis global, pandemi Covid-19. Kita pandemic of Covid-19. We also face the
juga dihadapkan dengan tantangan krisis challenges of the climate crisis, people are
iklim, penduduk bumi dihadapkan pada ket- uncertain of life safety, including Indonesia.
idakpastian akan keselamatan hidup, tak kec- Moreover, we also know that Indonesia has
uali Indonesia. Terlebih kita juga tahu bahwa vulnerability and high risk due to ecological
Indonesia juga memiliki kerentanan dan risiko disasters.
tinggi dari bencana ekologis.
Global crisis should be considered as a
Krisis global yang terjadi seharusnya dijadi- momentum by Indonesian government to
kan sebagai sebuah momentum oleh pe- change their economic policy direction which
merintah Indonesia untuk mengubah arah is exploitative and ignoring the capacity of
kebijakan ekonomi yang selama ini eksploita- the environment, including industry-based
tif dan mengabaikan daya dukung dan tam- food policy (food industrialization). Fur-
pung lingkungan hidup, termasuk kebijakan thermore, United Nation Environment Pro-
pangan yang berbasis industri (industrialisasi gramme (UNEP) has warned the arise of zo-
pangan). Terlebih United Nation Environment onosis disease due to intensification activities
Programme (UNEP) telah mengingatkan ke- of agriculture, industrialization and land and
munculan penyakit zoonosis disebabkan oleh forest destruction in Indonesia, we saw how
aktivitas intensifikasi pertanian, industrialisasi the practice of natural destruction massively
dan penghancuran hutan dan lahan. di Indo- done by extractive industry, by neglecting the
nesia, kita menyaksikan bagaimana praktik carrying capacity of environment.
penghancuran alam dilakukan begitu massif
oleh industri ekstraktif, dengan mengabaikan Instead of responding to the food crisis
daya dukung dan tampung lingkungan hidup. threats and overcoming the pandemic of
Covid-19, the government released policies
Alih-alih menjawab ancaman krisis pangan that endanger the people’s safety and envi-
dan mengatasi pandemi Covid-19, pemer- ronment. Because of the food crisis, Jokowi’s
intah justru membuat kebijakan yang akan Government initiated the project of food es-
semakin mengancam keselamatan masyar- tate in some provinces in Indonesia, one of
akat dan lingkungan hidup. Dengan dalih them is Central Kalimantan, and became one
ancaman krisis pangan, pemerintahan Jokowi of National Strategic Project (PSN), which get
mencetuskan proyek food estate di beberapa privileges through the Job Creation Act.
provinsi di Indonesia, di antaranya Kalimantan
Tengah, dan masuk sebagai salah satu Proyek Realizing that some basic things are neglect-
Strategis Nasional (PSN), yang mendapatkan ed in the policy of food estate, and learning
privilese melalui Undang-Undang Cipta Ker- from experience of failure of the Ex-PLG (Peat-
ja. land Project) in Central Kalimantan and some
others in various parts of Indonesia, WALHI
Menyadari ada beberapa hal mendasar yang Central Kalimantan works on a study to inves-

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 1


diabaikan dalam kebijakan food estate ini, dan tigate this food estate project critically.
belajar dari pengalaman kegagalan proyek
Eks-PLG di Kalimantan Tengah dan beber- In the momentum in which we are in the Cov-
apa proyek food estate lainnya di pelbagai id-19 pandemic, the challenge of climate cri-
wilayah Indonesia, WALHI Kalimantan Tengah sis and ecological disaster, WALHI Central
melakukan kajian untuk melihat proyek food Kalimantan released a report on “Food Es-
estate ini secara kritis. tate, Measuring Food Politics of Indonesia. A
study of the Central Kalimantan Food Estate
Pada momentum dimana kita masih berada Project”. A report that is summarized from a
pada situasi pandemi Covid-19, tantangan study done namely aspects of law and regula-
krisis iklim dan bencana ekologis, WALHI tion, aspects of bio-physical and fact findings
Kalimantan Tengah mengeluarkan laporan in the field, as well as analyzing it from eco-
bertajuk “Food Estate, Menakar Politik Pan- nomics and politics perspectives. This report
gan Indonesia. Kajian atas Proyek Food Es- becomes the basis of argumentation to rein-
tate di Kalimantan Tengah”. Sebuah laporan force the refusal of WALHI Central Kalimantan
yang dirangkum dari kajian yang dilakukan to the food estate project in Indonesia, from
antara lain aspek hukum dan regulasi, aspek various perspectives critically.
bio fisik dan temuan fakta di lapangan, serta
menganalisisnya dari perspektif ekonomi dan Thanks, conveyed to the team of research-
politik. Laporan ini sebagai basis argumentasi ers and writers, LBH (Legal Aid Institute) of
untuk memperkuat sikap WALHI Kalimantan Palangka Raya, University of Palangka Raya,
Tengah yang menolak proyek food estate di and regional executive of WALHI Central Kali-
Indonesia, dari berbagai sudut pandang se- mantan and Pantau Gambut, on the publish-
cara kritis. ing of this report. Finally, hopefully this report
contributes to the advocacy works on people
Terima kasih disampaikan kepada para tim rights and be useful for the action to save the
peneliti dan penulis antara lain LBH Palangka environment in Indonesia, especially in Cen-
Raya, Universitas Palangka Raya dan Eksekutif tral Kalimantan.
Daerah WALHI Kalimantan Tengah dan Pan-
tau Gambut atas penerbitan laporan ini. Pada Palangka Raya, March 2021
akhirnya, kami berharap laporan ini berkon-
tribusi bagi kerja-kerja pembelaan atas hak-
hak rakyat dan bermanfaat bagi gerakan Dimas Novian Hartono
penyelamatan lingkungan hidup di Indonesia, Executive Director of WALHI Central Kalimantan
khususnya di Kalimantan Tengah.

Palangka Raya, Maret 2021

Dimas Novian Hartono


Direktur Eksekutif WALHI Kalimantan Tengah

2 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia
Kajian atas Proyek Food Estate Kalimantan Tengah
Food Estate, Measuring Food Politics of Indonesia
A Study of Central Kalimantan Food Estate Project

Bumi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh manusia,


tapi tidak pernah cukup untuk yang serakah
(Mahatma Gandhi)

This earth is sufficient to meet the needs of all the people, but
never enough for the greedy (Mahatma Gandhi)

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 3


I Pendahuluan
Introduction

GAMBAR SEJARAH PERKEBUNAN LAHAN PERTANIAN

Gambar : Petani sedang melakukan pengolahan tanah di Desa Belanti Siam / A farmer is
cultivating the farmland in Belanti Siam Village.

Tahun 2019, dunia dihentakkan oleh 1n 2019, the world was shocked by
coronavirus disease (Covid-19). Pandemi coronavirus disease (Covid-19). This pandem-
Covid-19 meluluhlantakkan sendi-sendi ke- ic of Covid-19 destroyed aspects of life in al-
hidupan hampir seluruh penjuru dunia, tak most all over the world, including Indonesia.
terkecuali Indonesia. Isu pangan menjadi so- Food issues became the focus of attention in
rotan tajam di tengah pandemi, kekhawatiran the midst of the pandemic, the concern that
krisis pangan di berbagai belahan dunia akan the food crisis in various parts of the world will
mengikuti wabah Covid-19 disampaikan oleh follow the Covid-19 outbreak was conveyed
Badan Pangan Dunia (FAO). by FAO.

Peringatan dari FAO inilah yang kemudian The warning from FAO further became the
menjadi basis argumentasi pemerintah In- argumentation basis of Indonesian’s govern-

4 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


donesia mengeluarkan kebijakan pangan. ment to publish food policy which is aimed to
yang disebutkan bertujuan untuk mengantisi- anticipate the food crisis as the impact of the
pasi krisis pangan yang akan terjadi sebagai pandemic of Covid-19, food estate. Food es-
dampak dari pandemi Covid-19, food estate. tate project is reaching in four parts, they are
Proyek food estate kembali digaungkan di Central Kalimantan, Papua, South Sumatra,
empat wilayah yakni Kalimantan Tengah, Pap- and recently the option came to North Suma-
ua, Sumatera Selatan, dan terakhir pilihan tra. Same as any other government policy, if
juga jatuh ke provinsi Sumatera Utara. Sep- the president wishes, a fast lane will be taken
erti halnya kebijakan pemerintah lainnya, jika to execute this project.
Presiden telah berkehendak, maka jalur cepat
ditempuh untuk mengeksekusi proyek ini. During 2020, there were two close meetings
led by President Jokowi related to the food
Sepanjang tahun 2020, ada dua rapat terbat- estate project. The first close meeting in June
as (RATAS) yang dipimpin oleh Presiden Joko- 2020, national food supply improvement pro-
wi terkait dengan proyek Food Estate. RATAS gram and industrial estate development, stat-
pertama pada bulan Juni 2020, RATAS Pro- ed 3 development locations of food estate,
gram Peningkatan Penyediaan Pangan Na- they were Central Kalimantan, South Sumatra,
sional dan Pembangunan Kawasan Industri, and Papua, in July 2020. In the state speech
menetapkan 3 (tiga) lokasi pengembangan at the annual assembly of MPR (14th August
food estate yakni Kalimantan Tengah, Sumsel 2020), the president confirmed the food es-
dan Papua, pada bulan Juli 2020. Dalam pi- tate as the food barn was built to reinforce
dato kenegaraan pada sidang tahunan MPR the stock of national food, from upstream to
(14 Agustus 2020) Presiden menegaskan food downstream. The project of food estate was
estate sebagai lumbung pangan dibangun further included in National Strategic Pro-
untuk memperkuat cadangan pangan nasion- gram 2020-2024, as the second priority pro-
al, dari hulu hingga hilir. Proyek food estate gram after the development of five of national
kemudian masuk dalam Program Strategis Tourism Strategic Areas, namely Lake Toba,
Nasional (PSN) 2020-2024, sebagai program Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo, and
prioritas kedua setelah pengembangan lima Manado-Likupang.
Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)
yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, La- From the first time, Central Kalimantan has
buan Bajo, dan Manado-Likupang.1 been intended to be involved in this ambi-
tious project by allocating this area as the
Sejak awal, Kalimantan Tengah sudah diniat- national food storage. In the closed meeting
kan masuk dalam proyek ambisius ini dengan held on 26 June 2020, the government stated
mengalokasikan wilayah ini sebagai lumbung the area of 770.601 hectares of eks-PLG to be
pangan nasional. Pada rapat terbatas yang a development area of food stated in two re-
digelar tanggal 26 Juni 2020, pemerintah me- gencies, Pulang Pisang and Kapuas. It seems
netapkan seluas 770.601 hektar kawasan eks- that the width of the Central Kalimantan area
PLG (Pengembangan Lahan Gambut) sebagai gets the main consideration to include it as
wilayah pengembangan food estate yang ter- the national food reserve area.
dapat di dua kabupaten, Kabupaten Pulang
Pisau dan Kabupaten Kapuas. Nampaknya Global food crisis itself is not a recent incident
luasan wilayah Kalimantan Tengah menja- in people’s lives. However, the food crisis can-
di pertimbangan utama untuk memasukkan not be separated from global food politics
provinsi ini sebagai wilayah cadangan pangan that place food as commodity, therefore food
nasional. fulfillment is directed to food industrialization.
Krisis pangan global sendiri bukanlah sebuah The contention between food fulfillment and
peristiwa baru dalam peradaban manusia. energy becomes a global challenge amid cli-
Namun, krisis pangan juga tidak bisa dilepas- mate crisis threat, and becomes the next ba-

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 5


Gambar : Peta yang menunjukan lahan potensial pertanian untuk food estate di kawa-
san eks PLG seluas 770.600.48 Ha berdasarkan kajian lingkungan hidup strategis (rapid
KLHS) oleh KLHK. / The map shows the potential farming land for food estate in ex-PLG
area of 770.600.48 hectares according to the Rapid KLHS of Ministry of Environment and
Forestry.

kan dari politik pangan global yang menem- sis of argumentation to encourage food liber-
patkan pangan sebagai komoditas, sehingga alization further which its controlling is in the
pemenuhan pangan diarahkan pada industri- hand of the market.
alisasi pangan. Pertarungan antara kepentin-
gan pangan dan energi, menjadi tantangan Food is not placed as the rights of whole cit-
global di tengah ancaman krisis iklim, dan izens to own. Even with the food estate, it
menjadi basis argumentasi berikutnya untuk is not a new product of food policy, just by
semakin mendorong liberalisasi pangan yang naming differently and for different reasons.
kontrolnya berada di tangan pasar. The food estate previously was also triggered
by SBY regime with MIFEE project (Merauke
Pangan tidak ditempatkan sebagai hak bagi Integrated Food and Energy Estate) in Mer-
seluruh warga negara untuk mendapatkann- auke Papua by the reason of energy crisis and
ya. Pun dengan food estate, bukanlah sebuah climate change, aside from the food estate

6 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


produk kebijakan pangan yang baru, dengan project of 300.000 hectares area in Bulungan,
penamaan yang berbeda dan alasan yang North Kalimantan, and the food estate project
berbeda. Food estate sebelumnya juga di- was 100.000 in Ketapang, West Kalimantan.
cetuskan oleh pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono dengan proyek MIFEE (Merauke Due to this food estate project is not solely to
Integrated Food and Energy Estate) di Mer- overcome the food crisis as a threat, but also
auke Papua dengan atas nama krisis energi it should be observed from various perspec-
dan perubahan iklim, selain juga ada proyek tives and aspects contained in the big project
food estate 300.000 hektar di Bulungan, Kali- created by this central government, included
mantan Utara, dan proyek food estate 100.000 in how to see the food policy is related close-
hektar di Ketapang, Kalimantan Barat. ly to the agrarian policy administered by gov-
ernment regimes from time to time, and also
Bahwa proyek food estate ini bukan hanya the policies of economics and politics.
semata-mata untuk mengatasi krisis pangan
yang dinilai akan menjadi ancaman, namun WALHI Central Kalimantan sees it is impor-
harus dilihat dari berbagai perspektif dan as- tant to take a look at this food estate project
pek yang terdapat di dalam proyek besar krea- in a more intact and comprehensive way from
si pemerintah pusat ini, termasuk bagaimana various aspects, from legal aspect, environ-
melihat kebijakan pangan juga berelasi erat mental aspect, and not to mention the per-
dengan kebijakan agraria yang dijalankan spective of the community whose territory is
oleh rezim pemerintahan dari waktu ke waktu, used as the location of the national food re-
juga kebijakan ekonomi dan politik. serve project and view it from economic and
political perspectives.
WALHI Kalimantan Tengah merasa penting
untuk melihat proyek food estate ini lebih WALHI Central Kalimantan conducted a study
utuh dan komprehensif dari berbagai aspek, of the law aspect with LBH of Palangka Raya,
baik aspek hukum, aspek lingkungan hidup, which contained legal opinion regarding the
dan tak kalah penting untuk melihat ini dari development of food estate in Central Kali-
sudut pandang masyarakat yang wilayahnya mantan. The studies of land biophysical in
dijadikan sebagai lokasi proyek cadangan the areas to be developed for food estate
pangan nasional dan melihatnya dari pers- project namely villages of Belanti Siam I, Tal-
pektif ekonomi dan politik. io Hulu, Terusan Karya, Bentuk Jaya, Simpur,
and Mantangai Hulu, were conducted by Kit-
WALHI Kalimantan Tengah melakukan kajian so Kusin, Nomiratae Nasir, and Dedi Gohong.
aspek hukum bersama LBH (Lembaga Bantu- It’s also reinforced with the result of investiga-
an Hukum) Palangka Raya, yang tertuang da- tion by WALHI Central Kalimantan to directly
lam Pendapat Hukum (legal opinion) tentang get votes from communities whose areas are
Pengembangan Food Estate di Kalimantan exploited for development of Central Kalim-
Tengah. Kajian biofisik lahan di wilayah yang antan food estate. It’s not the end yet. This
akan dikembangkan proyek food estate yak- project should be observed in the context of
ni Desa Belanti Siam I, Desa Talio Hulu, Desa national food politics which is related to food
Terusan Karya, Desa Bentuk Jaya, Desa Sim- politics and global politics and economics.
pur dan Desa Mantangai Hulu yang dilakukan The report conducted by WALHI Central Kali-
oleh Kitso Kusin, Nomeritae Nasir, dan Dedi mantan also answered some important points
Gohong. Serta diperkuat dengan hasil inves- related to the food estate project, they are; (1)
tigasi yang dilakukan oleh WALHI Kalimantan is this project aimed to the interests of peo-
Tengah untuk mendapatkan secara langsung ple or to others? (2) how do people engage
suara dari masyarakat yang wilayahnya di- with, especially the farmers who live in the
jadikan wilayah pengembangan food estate development area of the food estate project
Kalimantan Tengah. Tak sebatas itu. Proyek and are directly or indirectly affected? (3) what

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 7


ini juga harus dilihat lebih jauh dalam konteks regulations and rights should be obeyed, and
politik pangan nasional yang bertali temali (4) to whom was this food estate project con-
dengan politik pangan dan ekonomi politik ducted?
global.
Kajian yang dilakukan oleh WALHI Kaliman- This report is a summary of the study and
tan Tengah ini ingin menjawab beberapa hal investigation in the field, and also to further
pokok terkait proyek food estate, antara lain; analyze the food estate project in the context
(1) Apakah proyek ini untuk kepentingan rak- of national food politics that is related to the
yat atau kepentingan yang lain? (2) Bagaima- food politics and the policy of global eco-
na keterlibatan rakyat di dalamnya, khususn- nomics.
ya petani di wilayah yang dijadikan sebagai
pengembangan proyek food estate yang
terdampak langsung maupun tidak langsung,
(3) aturan-aturan dan hak-hak apa saja yang
seharusnya dipatuhi, dan (4) untuk kepentin-
gan siapa sesungguhnya proyek food estate
ini dijalankan?

Laporan ini merupakan rangkuman atas ka-


jian dan investigasi di lapangan, serta men-
ganalisis proyek food estate lebih jauh dalam
konteks politik pangan nasional yang berte-
mali dengan politik pangan dan kebijakan
ekonomi politik global.

8 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


Gambar : Peta lokasi desa target monitoring dan kajian biofisik lahan food estate di Kab.
Pulang Pisau dan Kapuas. / Map of target villages of food estate monitoring and biophys-
ical research in Pulang Pisau and Kapuas Regency.

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 9


10 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia
II
Potret Kebijakan Pangan Global,
Nasional dan Kalimantan Tengah
The overview of global and national food
policies and Central Kalimantan

“Pidato saya ini mengenai hidup matinya bangsa kita di kemudian hari”
(Presiden Soekarno, 1952)
“My speech is about the life and death of our nation in the future”
(President Soekarno, 1952)

Gambar : Kanal pasca restorasi di Desa Bentuk Jaya. / The restorated canal in Bentuk
Jaya Village.

Presiden Soekarno, dalam pidatonya President Soekarno, in his speech


pada peletakan batu pertama pembangunan on the groundbreaking development of the
Fakultas Pertanian Universitas Indonesia yang faculty of agriculture, university of Indonesia
kemudian bernama Institut Pertanian Bogor, which is lately named Bogor Agricultural Insti-
menyorot masalah krisis pangan yang dih- tute (IPB), highlighted the issue of food crisis
adapi Indonesia. Dalam pidatonya, Soekarno faced by Indonesia. In his speech, Soekarno
menegaskan bahwa soal pangan adalah soal confirmed that the food issue was about the

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 11


hidup dan matinya sebuah bangsa. Pesan life and death of a nation. The Soekarno mes-
Soekarno saat itu dapat diartikan bahwa begi- sage can be interpreted as how important
tu pentingnya pangan dan bagaimana nega- food and how the country should fulfill the
ra seharusnya memenuhi kebutuhan pangan food needs of their people.
rakyatnya.
Sebagai negara agraris dan bahari, sudah As an agrarian and maritime country, Indone-
sepatutnya dapat mencukupi kebutuhan ma- sia should be able to meet the food needs of
kan anak-anaknya turun temurun, dan tidak their children from generation to generation,
ada cerita kelangkaan pangan, kelaparan and there should not be food scarcity stories,
maupun busung lapar. Sebagai salah satu hunger and hungry edema. As one of sover-
penopang kedaulatan sebuah bangsa, pan- eignty proponents of a nation, food should
gan seharusnya menjadi prioritas utama, dan be the main priority, and ensure the policies
memastikan kebijakan diarahkan di dalam are driven in the frame to meet its people’s
kerangka memenuhi hak warganya atas pan- rights to food.
gan (rights to food).
The Green revolution became the starting
Revolusi hijau menjadi titik awal dimulainya in- point of food industrialization massively in
dustrialisasi pangan secara masif di berbagai many countries, including Indonesia. Food is
negara, termasuk Indonesia. Pangan bukan not considered a human right, but a market
lagi dilihat sebagai sebuah hak asasi manu- commodity. Therefore, despite availability
sia, namun komoditas pasar. Sehingga meski- of food being abundant, hunger and malnu-
pun ketersediaan pangan melimpah, namun trition color the face of the world because
kelaparan dan gizi buruk mewarnai wajah poor people cannot buy food with the deter-
dunia karena masyarakat miskin tak mampu mined price by the global food market. Food
membeli pangan yang harganya ditentukan self-sufficiency is directed at increasing inten-
oleh pasar pangan global. Swasembada pan- sification of agriculture. Due to this urge is in
gan diarahkan dengan meningkatkan intensi- the frame of fulfilling market needs, then the
fikasi pertanian. Dan karena dorongan ini da- target is directed at intensification of agricul-
lam rangka memenuhi kebutuhan pasar, maka ture in products that become market leading
sasaran diarahkan pada intensifikasi pertanian commodities and in the scheme of free trade,
pada produk-produk yang menjadi komodi- rice is one of them, with support from agricul-
tas unggulan pasar dan dalam skema perd- ture technology.
agangan bebas, beras salah satunya dengan
dukungan teknologi pertanian. In the production context, food self-sufficien-
cy can be seen as the objective of the green
Dalam konteks produksi, swasembada pan- revolution. In 1985, rice self-sufficiency hap-
gan memang dapat dilihat sebagai tujuan dari pened. However, behind that achievement,
revolusi hijau. Pada tahun 1985, swasembada Nor Fauzi in his book Peasants and Ruler:
beras terjadi. Namun dibalik prestasi terse- the Dynamics of Indonesia’s Agrarian Politi-
but, Nor Fauzi dalam Petani dan Penguasa: cal Campaign (2017), noticed that there was
Dinamika Perjalanan Politik Agraria Indonesia a process so-called as political differentiation.
(2017), melihat terdapat proses yang disebut This is a shift in social groups as the impact of
sebagai diferensiasi agraria. Ini adalah suatu the entry of new elements in the agrarian sec-
pergeseran kelompok-kelompok sosial yang tor. There are only 20%-30% of households in
merupakan akibat dari masuknya unsur baru the villages that benefit from the green revo-
di sektor agraria. Hanya 20 hingga 30 persen lution. They are rich farmers who become ag-
rumah tangga di pedesaan yang diuntungkan riculture capitalists and employ farm workers.
dengan revolusi hijau. Mereka adalah petani The things that happened in the agriculture
kaya yang menjadi kapitalis-kapitalis pertani- sector hereafter is social grouping in which lo-
an dan mempekerjakan buruh tani. Apa yang cal government elites monopolize, investing,

12 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


terjadi di sektor pertanian kemudian adalah and taking advantages from government and
pengelompokan sosial yang di dalamnya ter- local environmental resources.
dapat elit pemerintahan lokal yang memo-
nopoli, menginvestasikan, dan mengambil Food policy that encourages food self-suf-
keuntungan dari program pemerintah dan ficiency is also a manifestation or a form of
sumber daya lingkungan lokal.2 food uniformity politics and the commodity is
rice. Berasisasi politics developed, even other
Politik kebijakan pangan yang mendorong food resources regarded as complementary.
swasembada pangan juga manifestasi atau Poverty indicators can be seen whether the
bentuk dari politik penyeragaman pangan families eat rice or not. This food uniformity
dan komoditasnya adalah beras. Politik “be- politics neglects the fact that Indonesia has
rasisasi” terjadi, dan bahkan sumber pangan abundant food diversity. Those rice, sago,
lainnya dianggap sebagai pelengkap. Indika- corn, cassava, sorghum are all spread around
tor kemiskinan juga dilihat apakah keluarga this country.
makan beras atau tidak. Politik penyerag-
aman pangan ini mengabaikan kenyataan Due to other food resources, in addition to
bahwa bangsa Indonesia memiliki keragaman rice, not being considered by this country, the
pangan yang melimpah. Beras, sagu, jagung, ecosystem which is actually a source of food
singkong, sorgum yang kesemuanya tersebar for the people, especially indigenous people/
di pelosok negeri. local communities, is destroyed. Forests are
considered solely timber and logging by the
Karena sumber pangan lain, selain beras tidak state. Whereas for indigenous people, for-
dianggap oleh negara, maka ekosistem yang ests are their food resources. Not only in the
sesungguhnya merupakan sumber pangan land, food resources in coastal and under the
bagi warga, khususnya masyarakat adat/mas- sea were also destroyed along with the poli-
yarakat lokal dihancurkan. Hutan dianggap cy of granting extractive industry permits and
semata-mata hanya kayu oleh negara. Pada- large-scale infrastructure development pro-
hal bagi masyarakat adat, hutan merupakan jects.
sumber pangan. Tak hanya di darat, sumber
pangan yang berada di pesisir dan laut juga Instead of being able to realize food sover-
turut dihancurkan seiring dengan kebijakan eignty, food and agriculture policies do not
pemberian izin-izin industri ekstraktif dan become the main priority. Extractive indus-
proyek-proyek pembangunan infrastruktur trial sector is facilitated more strongly by the
skala besar. country than the food and agriculture sectors.
Even though there is a protection law of sus-
Alih alih bisa mewujudkan kedaulatan pangan, tainable agricultural lands, agricultural land
kebijakan pangan dan pertanian tidak menja- conversion runs fast and turns to oil palm
di prioritas utama. Sektor industri ekstraktif plantations and mining.
lebih kuat difasilitasi oleh negara dibanding-
kan dengan sektor pangan dan pertanian. Pun Markets refer to the country policies to one or
memiliki Undang-Undang (UU) Perlindungan two commodities and equalize the food, and
Lahan Pertanian Berkelanjutan, konversi lahan ignore the knowledge or local culture owned
pertanian melaju cepat dan beralih menjadi by indigenous people, including women’s
perkebunan sawit dan tambang. knowledge of their nature. Food self-suffi-
ciency in the new order era was commonly
Pasar mengarahkan kebijakan negara pada seen as the symbol of a big harvest in the
satu atau dua komoditas dan menyeragam- fields while showing a happy smile. Berasisasi
kan pangan, dan mengabaikan pengetahuan turns to new ideology, even to the extent of
atau kearifan lokal yang dimiliki oleh masyar- forcibly changing the culture of people who
akat adat, termasuk pengetahuan peremp- previously had no knowledge of planting and

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 13


uan terhadap alamnya. Swasembada pangan consuming a type of food called rice. Rice has
di masa orde baru yang sering kita lihat lewat been glorified to be number one food, not
simbol panen raya di sawah sambil tersenyum eating rice is categorized as poor society.
sumringah. Berasisasi menjadi ideologi baru, Next we notice how fragile the food system is
bahkan sampai mengubah paksa kebudayaan and creating high dependency. Food import
pada masyarakat yang sebelumnya tidak has become a harsh reality in this agrarian
memiliki pengetahuan menanam dan meng- country. It’s sad for sure. We do not need to
konsumsi jenis pangan bernama beras. Be- discuss this part to reveal the failure facts of
ras diglorifikasi menjadi makanan kelas satu, the green revolution.
tidak makan beras akan dikategorikan se-
bagai masyarakat miskin. The food politics that lead to food liberaliza-
tion has proven to destroy food systems; it
Berikutnya kita menyaksikan bagaimana cannot be separated from economics politics
rapuhnya sistem pangan dan menciptakan embraced by Indonesian’s government from
ketergantungan yang tinggi. Impor pangan one regime to another. Promoting large scale
menjadi kenyataan pahit di negeri agraris ini. investment as priority, then ignoring vulnera-
Miris, sudah pasti. Tidak perlu panjang lebar bility to food and pretending that availability
membahas ini untuk membuka fakta kega- of food can be obtained from import.
galan revolusi hijau.
Then, how about the food policy in Central
Politik pangan yang mengarahkan pada lib- Kalimantan itself? Find the answer by reflec-
eralisasi pangan terbukti telah meluluhlantak- tion from national policy, because all national
kan sistem pangan, tidak bisa dilepaskan dari policies are approved by the government of
politik ekonomi yang dianut oleh pemerinta- provinces and regions in Central Kalimantan.
han Indonesia dari rezim ke rezim. Mengede- Central Kalimantan that becomes one of the
pankan investasi skala besar sebagai tulang widest areas in Indonesia with natural wealth,
punggungnya, dan bahkan mengabaikan especially widest forests, on the contrary ob-
kerentanan atas pangan, dan beranggapan tains some blurry facts in the agrarian sector.
ketersediaan pangan bisa didapat dari impor. The residents of Central Kalimantan reach the
Lalu bagaimana dengan kebijakan pangan di amount of 2.660.209, with the need for rice
Provinsi Kalimantan Tengah sendiri? Jawaban- consumption is 231.970,22 tons/year. To ful-
nya dapat berkaca dari kebijakan nasional, fill that consumption, by total production of
karena semua kebijakan nasional diamini oleh rice is 438.937 tons/year, in some regions and
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabu- cities in Central Kalimantan run into deficit of
paten di Kalimantan Tengah. Kalimantan Ten- rice availability, they are Regencies of Kobar,
gah yang menjadi salah satu wilayah terluas Kotim, North Barito, West Barito, Sukamara,
di Indonesia dengan kekayaan alam, khusus- Lamandau, Seruyan, Gunung Mas, Murung
nya hutan yang melimpah, justru dihadapkan Raya, and City of Palangka Raya. There are
pada beberapa fakta buram di sektor agraria. only three regencies with surplus rice avail-
ability, they are regencies of Kapuas, Pulau
Penduduk Kalimantan Tengah mencapai Pisang, and Katingan. Food deficit in some
2.660.209 jiwa, dengan kebutuhan konsumsi regencies of Central Kalimantan can be filled
beras 231.970,22 ton/tahun. Untuk pemenu- with food production of the three regencies,
han konsumsi tersebut, dengan produksi like Kapuas regency contributed 203.408,15
beras sebanyak 438.937 ton/tahun, pada be- tons from the total of harvest was 61.979,64
berapa kabupaten dan kota di Kalimantan or 45,86 percent from total production of rice
Tengah memang mengalami defisit keter- of Central Kalimantan Province on 2019 was
sediaan beras antara lain Kabupaten Kobar, 443.561,33 tons.
Kotim, Barito Utara, Barito Selatan, Sukama-
ra, Lamandau, Seruyan, Gunung Mas, Murung Data from the 2014-2018 of food Security Sta-

14 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


Raya dan Kota Palangka Raya. Dan hanya 3 tistics, Food Security Agency of the Ministry
(tiga) kabupaten yang surplus ketersediaan of Agriculture stated that in Central Kaliman-
beras yakni, Kabupaten Kapuas, Pulau Pisau, tan, the shrinkage of paddy fields was 65.52%
dan Katingan. Defisit pangan pada beberapa (259.533 ha) during 2015-2020 with an average
kabupaten/kota di Kalimantan Tengah, dap- of 51.907 ha/year. This has implications for the
at dipenuhi dengan produksi pangan pada 3 loss of 483.285.75 tons of rice production over
Kabupaten seperti Kabupaten Kapuas yang 5 years or an average of 126.6044,74 tons/
menyumbang 203.408,15 ton dari total luas year. The two main rice production source
panen 61.979,64 atau 45,86 persen dari total areas in Central Kalimantan, namely: Kapuas
produksi beras Provinsi Kalimantan Tengah and Pulang Pisang, have experienced a de-
pada tahun 443.561,33 ton.3 cline in rice fields of between 50% and 70% in
the last five years. The loss of paddy fields is
Data dari Statistik Ketahanan Pangan 2014- quite large if converted to loss of rice produc-
2018, Badan Ketahanan Pangan Kementerian tion, namely: 142.854,70 tons in Kapuas and
Pertanian menyebutkan di Kalimantan Tengah 110.052,32 tons in Pulang Pisang or covering
penyusutan luas baku sawah sebesar 65,52% 52% of total rice production in this province.
(259.533 ha) sepanjang 2015-2020 dengan
rata-rata 51,907 ha/tahun. Hal ini berimplika- The condition of rice availability in Central
si pada hilangnya sebanyak 483.285.75 ton Kalimantan truly cannot be separated from
produksi beras selama 5 tahun atau rata-rata the agrarian policies in the areas that suffer
126.6044,74 ton/tahun. Dua wilayah sumber from rice deficit, we are able to analyze it from
produksi beras utama di Kalimantan Tengah, agriculture land conversion which is increasing
yaitu: Kapuas dan Pulang Pisau mengalami massively to open monoculture plantations,
penurunan luas baku sawah antara 50% sam- like oil palm, industrial forests, and mining.
pai 70% dalam kurun lima tahun terakhir. Ke-
hilangan luas lahan baku sawah ini terhitung However, the figure for the need of food avail-
cukup besar jika dikonversi menjadi kehilan- ability must be identified entirely with the pol-
gan produksi beras, yaitu: 142.854,70 ton di icies in agrarian sectors. If it’s observed from
Kapuas dan 110.052,32 ton di Pulang Pisau the land mastery in Central Kalimantan, from
atau mencakup 52% dari total produksi beras 287.868 of agricultural business households
di provinsi ini. (RTUP) in which there 89.643 are agricultural
Kondisi ketersediaan beras di Kalimantan Ten- business households which work on paddy,
gah memang tidak bisa dilepaskan dari kebi- the average land mastery is 20.363,61 square
jakan agraria. Pada daerah yang mengalami meter. There are 59.111 of RTUP with agricul-
defisit beras, kita dapat menganalisisnya dari tural land area of less than 0,50 hectares. No
konversi lahan pertanian yang semakin ma- wonder there was an increase of smallholder
sif untuk pembukaan perkebunan monokul- households as 77,40% of 29.083 in 2013, be-
tur seperti sawit, hutan tanaman industri dan came 51.594 in 2018. In the areas suffering rice
tambang. deficit like in West Kotawaringin, West Barito,
and Gunung Mas, was in line with the num-
Namun angka adanya kebutuhan keterse- bers of poverty. Most of the poor in those 3
diaan pangan ini juga harus dilihat secara regencies didn’t work in the agriculture sec-
utuh dengan kebijakan di sektor agraria. Jika tor, thus most family financial expenditures
dilihat dari penguasaan lahan di Kalimantan were spent to meet family consumption. (BPS
Tengah, dengan dari 287.868 Rumah Tangga Kalteng 2018).
Usaha Pertanian dimana sebanyak 89.643
merupakan Rumah Tangga Usaha Pertanian Inequality of control over land and natural
(RTUP) yang mengusahakan tanaman padi, resources in Central Kalimantan reflected
rata-rata penguasaan lahan sebesar 20.363,61 the blurry of agrarian and natural resources
meter persegi. Terdapat 59.111 RTUP dengan policies in this province with administrative

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 15


luas lahan pertanian kurang dari 0,50 hek- land being 15.433.397,93 hectares. From the
tar. Tak heran jika terdapat kenaikan rumah total concession area of 7.452.771,90 hec-
tangga petani gurem dari sebanyak 77,40%, tares (48,29%) in Central Kalimantan, there
dari 29.083 pada tahun 2013, menjadi 51.594 is a remaining paddy field cover of 2.728,29
pada tahun 2018. Pada wilayah yang men- hectares. According to the overlay data of BB-
galami defisit beras seperti Kabupaten Ko- PPLSP (Center for Research or Development
tawaringin Barat, Barito Timur, dan Gunung of Agriculture Land Resources) of Ministry
Mas, sejalan dengan angka kemiskinan. Seba- of Agriculture (2008) with the data of KLHK
gian dari penduduk miskin pada 3 kabupaten (2019) noted that in the paddy land, there was
ini tidak bekerja di sektor pertanian, sehing- concession as: HGU was 442,57 hectares, IUP
ga pengeluaran keuangan keluarga sebagian was 1.921,77 hectares, and IUPHHK-HA was
besar dikeluarkan untuk memenuhi konsumsi 357,41 hectares. From this overview, we can
pangan keluarga. (Badan Pusat Statistik (BPS) conclude that there is a linear relation be-
Kalimantan Tengah 2018).4 tween food insecurity with agricultural land
conversion and the overlapping of conces-
Ketimpangan penguasaan tanah dan sumber sions in Central Kalimantan.
daya alam di Kalimantan Tengah menggam-
barkan buramnya kebijakan agraria dan sum- Beside the destruction of the forest ecosystem
ber daya alam di Provinsi dengan luas admin- as a food barn for indigenous people in Cen-
istratif 15.433.397,93 hektar ini. Dari jumlah tral Kalimantan, the inequality of land mastery
konsesi seluas 7.452.771,90 hektar (48,29%) increases higher and the land conflict increas-
di Kalimantan Tengah, terdapat tutupan la- es sharply in this area. It is caused by the gov-
han sawah yang masih tersisa seluas 2.728,29 ernment policies to give permits for oil palm
hektar. Berdasarkan overlay data Balai Besar plantations in most of the ex-PLG lands, even
Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya interrupt other spatial rules and policies be-
Lahan Pertanian (BBPPSLP) Kementerian cause the permits are in the forests area and
Pertanian (2008) dengan data Kementerian peat protection function and there is no law
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) enforcement from the government for those
(2019) tercatat, di luas lahan sawah tersebut real violence. This condition has increased
terdapat konsesi sebagai berikut: HGU (Hak the land conflicts and grabbed the lands of
Guna Usaha) sebesar 442,57 hektar, IUP (Izin indigenous people as well as destroyed ag-
Usaha Pertambangan) seluas 1.921,77 hek- riculture systems like handil, tatah, and tabat
tar dan IUPHHK-HA (Izin Usaha Pemanfaatan and traditional fishery like beje. Likewise, the
Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam) seluas 357,41 loss of other cultures system local culture as
hektar. Dari gambaran ini dapat disimpulkan the form of collective agriculture/farming
bahwa ada hubungan linier antara kerawanan that developed in indigenous society all this
pangan dengan konversi lahan pertanian dan time. The transmigration placement has also
tumpang tindih konsesi di Kalimantan Ten- changed the social structure and the land
gah.5 mastery model in some areas by arguing be-
tween land certificates and customary lands
Selain penghancuran ekosistem hutan yang had become one of the land conflict triggers
menjadi lumbung pangan bagi masyarakat in this area.
adat di Kalimantan Tengah, ketimpangan
penguasaan lahan semakin tinggi dan konflik If it refers to the number of food availability in
tanah terus meningkat di wilayah ini. Hal ini Central Kalimantan, even in some regencies/
disebabkan dengan adanya kebijakan pemer- cities suffering from rice deficit, however, it
intah yang memberikan izin untuk perkebu- can be fulfilled from other regencies. The food
nan sawit di sebagian besar eks-PLG bahkan availability in Central Kalimantan is enough to
menabrak aturan tata ruang dan kebijakan support the society of Central Kalimantan. At
lainnya karena izinnya berada kawasan hutan least this is in line with the development plans

16 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


Gambar : Peta sebaran izin konsesi kehutanan, pertambangan dan perkebunan besar
swasta sawit di provinsi Kalimantan Tengah. / Map of large private timber, mining, and
plantation concession permits in Central Kalimantan.

dan fungsi lindung gambut dan atas pelang- stated in the presidential decree on the de-
garan di depan mata tersebut tidak dilakukan velopment of the national development plan
penegakan hukum oleh pemerintah. Hal ini (RPJM) No. 18 year of 2020 for 2020-2024 peri-
telah meningkatkan konflik lahan dan meram- od. In that presidential decree there is no pol-
pas tanah masyarakat adat serta menghan- icy direction for food security in Central Kali-
curkan sistem pertanian seperti handil, tatah, mantan, only to ensure the implementation of
beserta tabat dan perikanan tradisional sep- reforestation of 2 million hectares and peat
erti Beje. Juga turut hilang sistem adat dan ecosystem restoration of 1,5 million hectares
kearifan lokal lainnya sebagai bentuk perta- from 2015, in accordance with the presidential
nian/perladangan kolektif yang berkembang decree of peat moratorium.
di masyarakat adat selama ini. Penempatan
transmigrasi juga telah merubah struktur so- Especially at the closed coordination meeting
sial dan model kepemilikan lahan di beberapa on 16 March 2020, the Minister of economic
wilayah dengan mempertentangkan antara coordinator, Airlangga Hartanto said that the
sertifikat tanah dan tanah adat juga menjadi food stock was safe even in the condition of
salah satu pemicu konflik lahan di wilayah ini. the pandemic Covid-19. Previously, in De-

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 17


Jika merujuk pada angka ketersediaan pan- cember 2019, the agriculture minister, Syahrul
gan di Kalimantan Tengah, meski pada beber- Yasin Limpo said that the national food avail-
apa kabupaten/kota mengalami defisit beras, ability was safe by March 2020. It was con-
namun dapat dipenuhi dari kabupaten lain. veyed by him when attending the declaration
Ketersediaan pangan di Kalimantan Tengah of the agripreneur and the threefold exports
cukup untuk menghidupi masyarakat Kalim- at Mandala Monumen, Makassar, South Su-
antan Tengah. Ini setidaknya sejalan dengan lawesi. Today, he says that there is overstock
perencanaan pembangunan yang tertuang reaching 4 million tons.
dalam Perpres Pembangunan Rencana Pem- From this fact we can conclude that actual-
bangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasion- ly, the food policy published by the govern-
al No. 18 tahun 2020 untuk periode 2020- ment through the food estate is not for the
2024. Di dalam Perpres tersebut tidak ada interest of fulfillment of people’s food, but to
arah kebijakan untuk ketahanan pangan di meet the needs of the food industry. Global
Provinsi Kalimantan Tengah. Melainkan untuk food industry food crisis makes the threat of
terlaksananya reforestasi seluas 2 juta hektar food crisis of pandemic Covid-19 as the new
dan restorasi ekosistem gambut seluas 1,5 chance to accumulate profits.
juta hektar dari tahun 2015, sesuai Peraturan
Presiden (Perpres) Moratorium Gambut.

Terlebih pada rapat koordinasi terbatas pan-


gan pada tanggal 16 Maret 2020, Menteri
Koordinator Perekonomian, Airlangga Har-
tanto mengatakan bahwa stok pangan aman,
meski ada pandemi Covid-19.6 Sebelumn-
ya, pada Desember 2019, Menteri Pertanian
(Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyatakan,
bahwa ketersediaan pangan nasional aman
hingga Maret 2020. Hal itu diungkapkan oleh-
nya ketika menghadiri pencanangan Gerakan
Agripreneur dan Tiga Kali Lipat Ekspor di
Monumen Mandala, Makassar, Sulawesi Se-
latan. Pada saat itu, dia menyatakan bahwa
terjadi overstock mencapai angka 4 juta ton.7

Dari sini kita dapat menyimpulkan bahwa


sesungguhnya kebijakan pangan yang dikel-
uarkan oleh pemerintah melalui proyek food
estate bukan untuk kepentingan pemenuhan
pangan rakyat, melainkan untuk pemenuhan
industri pangan. Industri pangan global yang Gambar : Kondisi Lahan pertanian Desa Teru-
menjadikan ancaman krisis pangan akibat san Karya / Condition of farmland in Terusan
dari pandemi Covid-19 sebagai peluang baru Karya Village.
untuk mengakumulasi keuntungan.

18 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 19
III
Meneropong Proyek Food Estate
Kalimantan Tengah
Observing the food estate project of Cen-
tral Kalimantan

Gambar : Lahan food estate dan pemukiman di Belanti Siam dilihat dari atas. / The high
angle shot of food estate and residential area in Belanti Siam Village.

Provinsi Kalimantan Tengah memiliki The province of Central Kalimantan


catatan buram atas program pangan pada has a blurry note on the food program of the
pemerintahan lampau. Proyek Pengemban- previous government. The project of Central
gan Lahan Gambut sejuta hektar Kaliman- Kalimantan a million hectares peat land de-
tan Tengah untuk menjalankan swasembada velopment to run food self-sufficiency (1995-
pangan (1995-1999) yang dituangkan dalam 1999) which is stated on presidential decree
Kepres No. 82/1995 telah gagal. Paska dinilai no. 82/1995 has failed. After it was considered
gagal, PLG kemudian dihentikan pada masa a failure, PLG then stopped in the regime of

20 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


pemerintahan BJ Habibie melalui Kepres No. BJ Habibie through presidential decree no.
33/98. 33/98.

Proyek pembukaan lahan gambut di masa The peat land opening project in the new or-
orde baru ini menyisakan trauma bagi banyak der era has left a traumatic condition for many
orang khususnya masyarakat Kalimantan Ten- people particularly the society of Central Kali-
gah, terlebih karena sejak dibukanya sampai mantan, especially because when the open-
sekarang selalu terjadi kebakaran yang san- ing to now, there was always a very big fire.
gat besar. Lahan yang dibuka dan dimanfaat- The land opened and utilized for agriculture
kan untuk kegiatan pertanian adalah merupa- activities is forests and peatlands. It’s known
kan hutan dan lahan gambut. Sudah diketahui that peat decomposes organic material for
bahwa gambut adalah bahan organik yang thousands of years, if they are opened with
melapuk (dekomposisi) selama ribuan ta- the canal creation will fasten the process of
hun, apabila dibuka dengan diiringi dengan drainage.
pembuatan kanal/drinase akan mempercepat
proses pengeringan gambut. Limin (2007) said, there was only 2 weeks
when dry season came, canals of those area
Limin (2007) mengatakan, hanya 2 (dua) min- turned to dry, water just flowed in the base
ggu kemarau mulai, kanal-kanal di kawasan of canal and caused the descent of ground
tersebut kering, air hanya mengalir di dasar water level around. For this condition, peat
kanal yang berakibat turunnya muka air tanah was prone to severe fires, with only a few trig-
disekitarnya. Pada kondisi inilah gambut san- gers made deliberately would create severe
gat rentan kebakaran, dengan hanya sedikit and widespread fires causing very thick smog.
pemicu yang dibuat dengan sengaja akan Forest and land fires recorded clearly how the
terjadi kebakaran hebat dan meluas menye- new order era food project had destroyed
babkan kabut asap yang sangat tebal. Keba- the ecosystem of peat swamp with all the at-
karan hutan dan lahan merekam secara jelas, tached social, ecology, and culture function,
bagaimana proyek pangan besutan orde and even the crisis is difficult to recover until
baru ini telah menghancurkan ekosistem rawa today.
gambut dengan semua fungsi sosial, ekologis
dan budaya yang melekat, dan bahkan kris- Even though the development of the food
isnya sulit dipulihkan hingga saat ini. estate in Central Kalimantan got critics from
various parties, the development continues.
Meskipun mendapatkan kritik dari berbagai The ministry of public works and public hous-
pihak, pembangunan Food estate di Kaliman- ing, Basuki Hadimuljono said, the key point of
tan Tengah terus berjalan. Kementerian Pek- food estate development program in Central
erjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Kalimantan province is the availability of wa-
Hadimuljono menyatakan, kunci dari program ter for the paddy land area irrigation, particu-
pengembangan food estate di Provinsi Kali- larly on the potential land of 165.000 hectares
mantan Tengah (Kalimantan Tengah) adalah which is an alluvial area, not peat, in the land
penyediaan air untuk irigasi areal sawah, ter- of ex-PLG. From 165.000 hectares of those
utama pada lahan potensial seluas 165.000 potential lands, 85.500 hectares is functional
hektare (ha) yang merupakan kawasan aluvial, land that has been used for production every
bukan gambut, pada lahan Eks-Pengemban- year. While 79.500 hectares for the rest is in the
gan Lahan Gambut (PLG). Dari 165.000 hek- form of shrubs and need to do land clearing,
tare lahan potensial tersebut seluas 85.500 without recreating rice field print. Especially
hektar merupakan lahan fungsional yang su- for increased irrigation, it’s estimated that the
dah digunakan untuk berproduksi setiap ta- budget is 2.9 trillion for 2021 and 2022. This
hunnya. Sementara 79.500 hektare sisanya Food estate project will keep continuing in
sudah berupa semak belukar sehingga perlu the middle of critics and the concern of many

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 21


dilakukan pembersihan (land clearing) saja, parties, and even President Jokowi has at-
tanpa perlu dilakukan cetak sawah kembali. tended the location of food estate in Central
Khusus untuk peningkatan irigasi, perkiraan Kalimantan for twice.
kebutuhan anggaran sebesar Rp 2.9 triliun
untuk tahun 2021 dan 2022.8 Proyek Food This food estate increasingly finds its way
estate ini akan terus melaju di tengah kritik through omnibus law no.11/2020 finally stated
dan kekhawatiran banyak pihak, dan bahkan by the president in November 2020. From the
Presiden Jokowi sudah dua kali turun ke loka- first time, this beleid was aimed to facilitate
si Food estate di Kalimantan Tengah. investment and national strategic programs,
one of them is the food estate project. The
Food Estate ini semakin menemukan jalan convenience in the acceleration of PSN im-
mulusnya, melalui Omnibus Law UU No. 11 ta- plementation with planning and preparation,
hun 2020 akhirnya diteken oleh Presiden pada permits, budgeting, construction, and land as
bulan November 2020. Sejak awal beleid ini mentioned in Article 122 UU No. 11/2020.
memang ditujukan memberikan kemudahan
bagi investasi dan program strategis nasion- As conveyed at the beginning that WAL-
al, termasuk di antaranya proyek food estate. HI Central Kalimantan together with Pantau
Kemudahan dalam percepatan pelaksanaan Gambut, as the part of environmental organ-
PSN dengan perencanaan dan penyiapan, izations and civil society give their viewpoint
perizinan, pendanaan, konstruksi, dan lahan to some issues happening in this project,
sebagaimana yang tercantum dalam pasal through law study, physical study and fact ob-
122 UU No. 11 Tahun 2020. servation in the field. Some of those findings
we implemented are:
Sebagaimana yang telah disampaikan pada
bagian awal, bahwa WALHI Kalimantan Ten- III.1. Breaking the law
gah bersama Pantau Gambut, sebagai ba-
gian dari organisasi lingkungan hidup dan From the law study carried out by LBH
masyarakat sipil memberikan pandangan ter- Palangka Raya, a number of notes on law vi-
hadap sejumlah persoalan yang terjadi dalam olence have been conducted to facilitate this
proyek ini, melalui kajian hukum, kajian fisik project. This project has ignored the princi-
dan penelusuran fakta di lapangan. Beberapa ples of good governance, namely:
temuan dari kajian yang kami lakukan, antara
lain sebagai berikut: 1. There is no chance for public society
to speak up before the decision making.
III.1. Melabrak Aturan Hukum
A good policy should listen to the opinion of
Dari kajian hukum yang dilakukan oleh Lem- people as mentioned in the provision of ar-
baga Bantuan Hukum (LBH) Palangka Raya, ticle 7 act (2) letter f of law number 30/2014
sejumlah catatan atau pelanggaran hu- regarding government administration which
kum dilakukan untuk memuluskan proyek reads ‘to provide opportunities for society to
ini. Proyek ini telah mengabaikan asas-asas be heard before making decision and/or ac-
umum pemerintahan yang baik, di antaranya tions in accordance with provision of laws and
dapat dilihat dari: regulations. It can be seen from the fact that
the placement of location of food estate in
1. Tidak memberikan kesempatan ke- Central Kalimantan Province, especially di Pu-
pada warga masyarakat untuk didengar pen- lang Pisang and Kapuas Regencies, depends
dapatnya sebelum membuat keputusan. on the land availability in that area which is a
kind of alluvial land and there have been irri-
Sesuatu kebijakan yang baik seyogyanya ia- gations, not on the request of people around.
lah mendengarkan pendapat dari masyarakat Beside the fact that the letter from the gover-

22 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


dimana hal ini sesuai dengan ketentuan Pasal nor of central Kalimantan no. 522/102/dishut
7 ayat (2) huruf f Undang-Undang Nomor 30 regarding proposed reserve area for food es-
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerinta- tate development in central Kalimantan prov-
han yang berbunyi “memberikan kesempatan ince, on 20 February 2017, is the request from
kepada warga masyarakat untuk didengar central government, not an initiative from lo-
pendapatnya sebelum membuat keputusan cal government.
dan/atau tindakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Hal ini dap- The government remains forcing the project
at dilihat dari fakta bahwa penempatan lokasi runs, even the civil society organizations that
food estate di Provinsi Kalimantan Tengah, are concerned to do works of defending the
khususnya di Kabupaten Pulang Pisau dan Ka- right to the environment and the rights of the
puas, hanya berdasarkan ketersediaan lahan people, utter their rejection on this project
di area tersebut yang merupakan tanah ber- and convey this statement openly to the gov-
jenis aluvial dan sudah ada irigasi, bukan atas ernment. There are 163 institutions and indi-
permintaan dari masyarakat. Juga fakta bah- vidual published statements of rejection on
wa surat dari Gubernur Kalimantan Tengah this project.
No. 522/102/Dishut tentang Usulan Penca-
dangan Areal untuk Pengembangan Food Es- The three facts above reflect that the food
tate di Provinsi Kalimantan Tengah, tertanggal estate project was conducted by ignoring
20 Februari 2017, merupakan permintaan dari principles to give a chance for society to hear
Pemerintah Pusat, bukan merupakan inisiatif their opinion before making a decision.
dari Pemerintah Daerah.
2. On the contrary to the Principle of Le-
Pemerintah juga tetap memaksakan proyek gal Certainty
ini berjalan, meski organisasi masyarakat sipil The article 28 D verse (1) of 1945 Constitution
yang selama ini concern melakukan kerja-ker- stated that everyone has the right to recogni-
ja pembelaan hak atas lingkungan hidup dan tion, guarantee, protection and equitable le-
hak-hak rakyat, menyuarakan penolakan ter- gal certainty and equal treatment before the
hadap proyek ini dan menyampaikan pern- law. As Indonesian citizens, they have consti-
yataan ini secara terbuka kepada pemerintah. tutional rights to get recognition, guarantee,
Sebanyak 163 lembaga dan individu menge- protection and law certainty from the govern-
luarkan pernyataan penolakan terhadap ment. Likewise, various work programs run by
proyek ini.9 the government for the people must refer to
the protection and law certainty.
Ketiga fakta di atas mencerminkan, bahwa
proyek food estate ini dijalankan dengan At the beginning, the development of the
mengabaikan prinsip memberikan kesem- food estate project of Central Kalimantan in
patan kepada warga masyarakat untuk diden- the Jokowi regime didn’t have special rules to
gar pendapatnya sebelum membuat keputu- be legal basis. It’s in contrary to the principle
san. of legal certainty as noted in the explanation
of article 10 verse 1/a of the 2014 constitution
2. Bertentangan dengan Asas Kepastian of number 30 regarding Government Admin-
Hukum. istration which reads “what is meant by law
certainty principle is the principle in the law
Pasal 28 D Ayat (1) UUD 1945 menyatakan state that prioritize the basis of statutory pro-
bahwa setiap orang berhak atas pengakuan, visions, propriety, constancy, and justice in
jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum every government administration policy.
yang adil serta perlakuan yang sama dihada-
pan hukum. Sebagai warga Negara Indone- Just in November 2002, the food estate found
sia sudah menjadi hak konstitusinya untuk a law basis referred to the presidential regu-

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 23


mendapatkan pengakuan, jaminan, perlind- lation no. 109/2020 regarding the changes of
ungan dan kepastian hukum dari Pemerintah. Ketihas on presidential regulation No. 3/2016
Begitupula dengan adanya berbagai macam regarding the acceleration of national strate-
program kerja yang dijalankan oleh Pemerin- gic project implementation which include one
tah untuk rakyatnya harus mengacu kepada of the programs of the improvement of nation-
perlindungan dan kepastian hukum. al food supply/ food estate. This law option
follows the way of president Susilo Bambang
Di awal, pengembangan proyek food es- Yudhoyono to publish presidential instruc-
tate Kalimantan Tengah pada pemerintahan tion No. 1/2010 regarding the acceleration
Jokowi ini tidak memiliki aturan khusus yang of implementation of national development
menjadi dasar hukum. Hal ini bertentangan priorities on 2010 in which this presidential
dengan asas kepastian hukum sebagaimana instruction is as the basis of large-scale food
yang terdapat di dalam penjelasan Pasal 10 land development (food estate) in province
ayat 1 huruf a Undang-undang Nomor 30 Ta- of Papua, Merauke regency, this program is
hun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan well-known as Merauke Integrated Food And
yang berbunyi “Yang dimaksud dengan asas Energy Estate (MIFEE).
kepastian hukum adalah asas dalam negara
hukum yang mengutamakan landasan keten- This presidential decree obtained criticism
tuan peraturan perundang-undangan, kepa- from WALHI as an organization that has advo-
tutan, keajegan, dan keadilan dalam setiap cated various national strategic projects pre-
kebijakan penyelenggaraan pemerintahan. viously. This presidential regulation even ne-
Baru kemudian pada bulan November 2020, glected the facts in which there were so many
Food Estate menemukan pijakan hukum yang national strategic projects made in hurry and
mengacu pada Perpres Nomor 109 Tahun without comprehensive study. From these
2020 tentang Perubahan Ketihas Atas Pera- various national strategic projects run to date,
turan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang not only ignoring the environmental aspect
Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis but also not containing a fair and equal com-
Nasional, yang di dalamnya mencantumkan plaint mechanism for the affected society.
salah satunya program Peningkatan Penye-
diaan Pangan Nasional (Food Estate). Pilihan 3. In contrary to the Principle of Accuracy
hukum ini mengikuti jejak Presiden SBY yang The policy of food estate development in the
mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) No.1 area of ex-PLG of 1 million hectares is not an
tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan accurate action and opposite to the principle
Prioritas Pembangunan Nasional tahun 2010 of accuracy because it’s potentially causing
dimana Inpres ini sebagai dasar pengemban- ecological disasters, like uncontrolled forest
gan lahan pangan skala luas (food estate ) di and land fires. The explanation of the Article
Provinsi Papua, Kabupaten Merauke, progam 10 of verse (1) letter d of Law Number 30 of
ini dikenal dengan Merauke Integrated Food 2014 regarding government administration
and Energy Estate (MIFEE). which reads “what meant by the principle of
accuracy certainty is the principle contains
Perpres ini juga menuai kritik dari WALHI se- meaning that a decision and/or action must
bagai organisasi yang telah advokasi berbagai be based on complete information and doc-
proyek strategis nasional sebelumnya. Bahwa uments to support the legality of stipulat-
Perpres ini juga mengabaikan fakta dimana ing and/or implementing decisions and/or
ada begitu banyak proyek strategis nasional actions so that the decisions and/or actions
yang dibuat dengan terburu-buru dan tan- concerned are accurately prepared before
pa kajian yang komprhensif. Dari berbagai the decisions and/or actions are determined
proyek strategis nasional yang dijalankan se- and/or carried out.
lama ini, bukan hanya abai terhadap aspek
lingkungan hidup, tetapi juga tidak memuat The program of food estate development in

24 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


Gambar : Peta Fungsi Ekosistem Gambut (FEG) yang masuk dalam area food estate. /
Map of Peat Ecosystem Function inside food estate area.

mekanisme komplain yang adil dan setara the land of ex-PLG of 1 million hectares in
bagi masyarakat terdampak. Central Kalimantan is an action which does
3. Bertentangan dengan Asas Kecer- not reflect a circumspection and it potential-
matan ly damages the environment, especially the
Kebijakan pengembangan food estate di are- peat ecosystem and peat hydrological unit.
al bekas pengembangan lahan gambut 1 juta Whereas, clearly in the Law Number 32/2009
hektar merupakan tindakan yang tidak cermat regarding protection and management of en-
dan bertentangan dengan asas kecermatan vironment (UUPPLH), the article 2 letter a and
karena berpotensi akan membuat bencana f stated: protection and management of envi-
ekologis berupa kebakaran hutan dan lahan ronment carried out is based on the principle
semakin tidak terkendali. Penjelasan Pasal 10 of state responsibility as well as the principle
ayat (1) huruf d Undang- undang Nomor 30 of circumspection.
Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerinta-
han yang berbunyi “Yang dimaksud dengan What is meant by the principle of state re-
asas kepastian kecermatan adalah asas yang sponsibility can be seen in the explanation
mengandung arti bahwa suatu keputusan attached to UUPPLH. What meant to “the
dan/atau tindakan harus didasarkan pada principle of state responsibility is a. The coun-
informasi dan dokumen yang lengkap untuk try guarantees the exploitation of natural re-
mendukung legalitas penetapan dan/atau sources will give as much benefit as possible
pelaksanaan keputusan dan/atau tindakan for the welfare and quality of people’s life,
sehingga keputusan dan/atau tindakan yang both today’s generations as well as the future
bersangkutan dipersiapkan dengan cermat generations, b. the country guarantees the
sebelum keputusan dan/atau tindakan terse- people rights to a good and healthy environ-
but ditetapkan dan/atau dilakukan. ment, c. the country prevents the activities
Program pengembangan food estate di of natural resources exploitation which caus-

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 25


bekas lahan pengembangan lahan gambut es pollution and/or environmental damage.
1 juta hektar di Provinsi Kalimantan Tengah, While the principle of circumspection is the
merupakan tindakan yang tidak mencermin- certainty concerns with the impact of an effort
kan kehati-hatian dan berpotensi merusak and/or activity due to the limitations of knowl-
lingkungan hidup, khususnya ekosistem gam- edge and technology mastery, it doesn’t be a
but dan kesatuan hidrologis gambut. Padahal reason to postpone the attempts to minimize
secara jelas dalam Undang-Undang No.32 ta- or to avoid the threat to the pollution and/or
hun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelo- the environmental damages.
laan Lingkungan Hidup (UUPPLH), Pasal 2
huruf a dan f, menyatakan: perlindungan dan 4. In contrary to the Principle of Non-
pengelolaan lingkungan hidup dilaksanakan Abuse of Power
berdasarkan asas tanggung jawab negara,
serta asas kehati-hatian. The program of food estate development in
Apa yang dimaksud dengan asas tanggung Central Kalimantan Province in which the gov-
jawab negara dapat dilihat dalam lampiran ernment appointed the minister of Defense
penjelasan UUPPLH. Bahwa yang dimaksud to be in charge of national food security is in
dengan “asas tanggung jawab negara” ada- contrary with the principle of power abuse,
lah: a. Negara menjamin pemanfaatan sum- because the government gave the inappro-
ber daya alam akan memberikan manfaat priate authority in accordance with his field of
yang sebesar- besarnya bagi kesejahteraan work as well as mixed the authority of Defense
dan mutu hidup rakyat, baik generasi masa of the Unitary State of The Republic of Indo-
kini, maupun generasi masa depan. b. Negara nesia areas with food security. The 10 article
menjamin hak warga negara atas lingkungan explanation of verse (1) letter e of Law num-
hidup yang baik dan sehat. c. Negara mence- ber 30/2014 regarding government adminis-
gah dilakukannya kegiatan pemanfaatan tration stated that what meant as the princi-
sumber daya alam yang menimbulkan pence- ple of not abusing authority is: what meant by
maran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. the principle of not abusing authority is the
Sedangkan asas kehati-hatian adalah bahwa principle which requires each Body and/or
ketidakpastian mengenai dampak suatu us- the government officials to not to exploit their
aha dan/atau kegiatan karena keterbatasan authority for their private business or other
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknolo- inappropriate interests with the objective of
gi, bukan merupakan alasan untuk menunda the power giving, do not go beyond, do not
langkah-langkah meminimalisir atau meng- abuse, and/or do not mix the powers.
hindari ancaman terhadap pencemaran dan/ The plan of reserve component engagement
atau kerusakan lingkungan hidup. (KOMCAD) in the food estate project han-
dled by the ministry of defense clearly abused
4. Bertentangan dengan Asas Tidak the goal of establishment of (KOMCAD) itself,
Menyalahgunakan Wewenang. namely to assist Indonesian national army
(TNI) to overcome the military threat (wars).
Program pengembangan food estate di The reserve component is equipped with ba-
Provinsi Kalimantan Tengah dimana Pemer- sic training for three months, in this case cer-
intah menunjuk Menteri Pertahanan mengu- tainly it is inappropriate and wrong to be de-
rusi ketahanan pangan nasional bertentan- ployed for the need of project development
gan dengan asas tidak menyalahgunakan of food estate.
kewenangan, karena memberikan kewenan-
gan yang tidak sesuai dengan bidangnya 5. In contrary with the principle of open-
serta mencampuradukan kewenangan perta- ness
hanan wilayah NKRI dengan ketahanan pan-
gan. Penjelasan Pasal 10 Ayat (1) huruf e Un- According to the government regulation (PP)
dang-undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang number 46/2016 regarding procedures for im-

26 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


Administrasi Pemerintahan menyatakan yang plementing strategic environmental studies
dimaksud sebagai asas tidak menyalahguna- (KLHS), KLHS is the series of systematic, com-
kan wewenang adalah : Yang dimaksud den- prehensive, and participative analysis to en-
gan “asas tidak menyalahgunakan kewenan- sure that the sustainable development princi-
gan” adalah asas yang mewajibkan setiap ples have been basis and are integrated in the
Badan dan/atau Pejabat Pemerintahan tidak development of an area and/or policy, plan,
menggunakan wewenangnya untuk kepentin- and/or program (KRP). The KLHS made by
gan pribadi atau kepentingan yang lain dan KLHK immediately related to the food estate
tidak sesuai dengan tujuan pemberian ke- of Central Kalimantan is contrary to the Law
wenangan tersebut, tidak melampaui, tidak and legislation, especially the rules related to
menyalahgunakan, dan/atau tidak mencam- participatory regulation in Government Regu-
puradukkan kewenangan. lations number 46/2016 regarding the proce-
dures of KLHS implementation and the prin-
Rencana pelibatan Komponen Cadangan ciple of openness. The 10 article explanation,
(KOMCAD) dalam proyek lumbung pangan verse (1) letter f of the Law number 30/2014
(food estate) yang dipegang oleh Kemente- regarding government administration stated:
rian Pertahanan jelas menyalahi tujuan dari what meant with the principle of openness is
pembentukan KOMCAD itu sendiri, yaitu un- the principles that serve to obtain access and
tuk membantu TNI dalam mengatasi ancaman the correct, honest, and fair information in
militer (perang). Komponen cadangan ada- the implementation of governmental by re-
lah mereka yang dibekali dengan pelatihan maining to pay attention to the individual and
dasar kemiliteran selama 3 bulan, dalam hal community rights, and state secrets.
ini tentunya tidak tepat dan keliru ketika akan
dikerahkan untuk keperluan pengembangan Good governance principle is also stated in
proyek lumbung pangan (food estate). the Law 32/2009 in its explanation mentioned
the principle of ideal governance. That the
5. Bertentangan dengan Asas Keterbu- protection and environmental management
kaan are imbued by the participative, transparency,
accountability, and efficiency justice.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. From some main points seen as violence to
46 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penyeleng- the common principles of good governance,
garaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis therefore we can take an early conclusion that
(KLHS) , KLHS adalah rangkaian analisis yang this food estate project furthermore will be
sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk controlled with practices which are in contrast
memastikan bahwa prinsip pembangunan with the higher law instruments and the in-
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terin- strument of human rights.
tegrasi dalam pembangunan suatu wilayah
dan atau Kebijakan, Rencana, dan atau Pro- If we see it in the chronicles, it’s clear that
gram (KRP). KLHS cepat yang dibuat KLHK the food estate policy is top down from the
berkaitan dengan food estate Provinsi Kali- central government and to be lowered to the
mantan Tengah bertentangan dengan Un- regions. Whether the regions like it or not,
dang-Undang dan Peraturan Perundang-un- they have to carry out this principle, more-
dangan khususnya aturan terkait partisipatif over this food estate project is included in
yang diatur dalam PP No.46 tahun 2016 ten- national strategic programs. As mentioned
tang Tata cara penyelenggaraan KLHS dan above, the food estate project can be consid-
asas keterbukaan. Penjelasan Pasal 10 Ayat (1) ered as the project of toll road or fast lane.
huruf f Undang-undang Nomor 30 Tahun 2014 Included the instrument of regulation which is
tentang Administrasi Pemerintahan menyata- fastly arranged to ensure the easiness of the
kan yang dimaksud sebagai asas keterbukaan project to conduct, one of the regulations is
adalah : Yang dimaksud dengan “asas keter- the regulation of the minister of environment

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 27


bukaan” adalah asas yang melayani masyar- and forestry number P.24/MENLHK/SETJEN/
akat untuk mendapatkan akses dan mem- KUM.1/10/2020 regarding provision of forest
peroleh informasi yang benar, jujur, dan tidak areas for food estate development. WALHI
diskriminatif dalam penyelenggaraan pemer- assessed substantially that this minister regu-
intahan dengan tetap memperhatikan per- lation stated that the food estate is actually a
lindungan atas hak asasi pribadi, golongan, large-scale industry.
dan rahasia negara.
A number of crucial issues can be viewed in
Asas pemerintahan yang baik juga termaktub the points of the rules, they are:
di dalam UU 32/2009 yang di dalam penjela-
sannya menyebutkan bahwa asas tata kelo- First, it’s clearly P.24 comprehends that food
la pemerintahan yang baik. Bahwa perlind- estate is large-scale food business, thus po-
ungan dan pengelolaan lingkungan hidup tentially brings impacts of significance de-
dijiwai oleh prinsip partisipasi, transparansi, forestation, (article 1)
akuntabilitas, efisiensi, dan keadilan.
The second, the argumentations involved in
Dari beberapa hal pokok yang dilihat se- the part of “consider” engaged with the pan-
bagai pelanggaran terhadap asas-asas demic of Covid-19 is inappropriate. Centrali-
umum pemerintahan yang baik, maka kita zation of food management surely will bring
dapat mengambil kesimpulan awal bahwa distribution problems that will increase the
proyek food estate ini berikutnya akan di- budgeting for supply. Ideally, the food issues
jalankan dengan praktik-praktik yang ber- must be managed by the farmers, not central-
tentangan dengan instrumen hukum yang istic, and must be based on food diversifica-
lebih tinggi dan instrumen hak asasi manu- tion. It is of course impossible to do with a
sia (HAM). wide-scale approach.

Jika melihat dari kronik, jelaslah bahwa ke- The third, “commitment statement” of envi-
bijakan food estate ini bersifat top down ronmental permits created as a basis to issue
dari pusat dan diturunkan ke daerah. Daer- KHKP (forest area for food security) is inappro-
ah suka atau tidak suka harus menjalankan priate. It is illogical if that statement becomes
kebijakan ini, terlebih proyek food estate ini a base, while the functional shift of the forest
masuk pada program strategis nasional. Se- area is directly conducted. (Article 4 & 9).
bagaimana yang telah disampaikan di atas,
bahwa proyek food estate ini dapat dikatakan The fourth, the fast KLHS is groundless. The
sebagai proyek “jalan tol” alias jalur cepat. term of fast KLHS appeared several times
Termasuk sarana regulasi yang sigap dibuat not only in the food estate project but also in
untuk memastikan kemudahan proyek terse- the IKN project. The use of fast KLHS doesn’t
but berjalan, di antaranya Peraturan Menteri have strong legal basics, as well as being sus-
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor ceptible to inaccurate study. (article 4).
P.24/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2020 ten-
tang Penyediaan Kawasan Hutan untuk Pem- The fifth, the scheme of forest area designa-
bangunan Food estate. WALHI menilai bah- tion change is conducted in forest areas with
wa secara substansi, Permen ini menegaskan a production function that can be converted.
bahwa food estate adalah proyek berbasis Meanwhile, the right of forest area manage-
industri skala besar.10 ment for food security (KKHP) is conduct-
ed in forest areas of production and shelter
Sejumlah persoalan krusial juga dilihat dalam function. Special for KKHP is covered with the
poin-poin yang terdapat dalam aturan ini an- forestry program of social and object land of
tara lain: agrarian reforms (article 20 letter c). KKHP is
Pertama, jelas-jelas P.24 memahami bahwa given duration for space mastery with maxi-

28 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


Food estate adalah usaha pangan skala luas, mum 20 years and it can be extended. (article
sehingga pasti memiliki dampak deforestasi 31)
yang signifikan, (Pasal 1)
The sixth, the logged natural forests are also
Kedua, argumentasi yang dimasukkan dalam given an incentive to not to pay the obliga-
bagian “menimbang” yang mengaitkann- tion of forest resources provision (PSDH) and/
ya dengan pandemi Covid-19 tidak tepat. or reforestation fund (DR). (Article 17 verse (3)
Sentralisasi pengelolaan pangan tentu akan and Article 30 verse (3)).
menyisakan problem distribusi yang akan
memperbesar biaya dalam rantai pasok. Ha- The seventh, KHKP mentioned in this P.24
rusnya persoalan pangan dikembalikan pada threatens the protected forests (Article 4, 19,
petani, tidak sentralistik, dan harus berbasis 25), and further threatens the people manage-
diversifikasi pangan. Hal tersebut tentu tidak ment areas, especially the indigenous people
mungkin dilakukan dengan pendekatan skala in the claimed area of the state in forest areas.
luas.
Related to the term of KLHS in the P.24/2000,
Ketiga, ”pernyataan komitmen” izin lingkun- it was chosen by the government to launch
gan dijadikan dasar mengeluarkan KHKP (Ka- this project without comprehensive basis,
wasan Hutan untuk Ketahanan Pangan) tidak including the argumentation of why the fast
tepat. Menjadi tidak logis jika “pernyataan KLHS was chosen. CSOs highlight particularly
komitmen” dijadikan dasar, sementara alih the term of fast KLHS as a method to do by
fungsi kawasan hutan langsung dilakukan. the government in this food estate project.
(Pasal 4 & 9)
Indonesian Center for Environmental Law
Keempat, KLHS cepat tidak berdasar. Istilah (ICEL) questioned the argument on the
KLHS cepat beberapa kali muncul bukan han- choice of fast KLHS. Beside the ministry reg-
ya pada proyek Food estate tetapi juga pada ulations of LHK 24/2020 in contrary with the
proyek IKN. Penggunaan KLHS cepat tidak forestry Law and Government regulation of
memiliki dasar legal yang cukup, serta rentan Forest Administration and Formulation of
menghasilkan kajian yang tidak akurat. (Pasal Forest Management and Utilization Plans, in
4) the law analysis of food estate development
in the protected forest area also observed the
Kelima, skema perubahan peruntukan kawa- issue in the arrangement and implementation
san hutan dilakukan di kawasan hutan den- of KLHS by fast method. The fast KLHS in-
gan fungsi produksi yang dapat dikonversi. deed is introduced in the Joint Circular of the
Sedangkan, hak pengelolaan kawasan hutan Minister of Home Affairs and the Minister of
untuk ketahanan pangan (KHKP) dilakukan Environment and Forestry number 660/5113/
di kawasan hutan fungsi produksi dan lind- SJ and 04/MENLH/12/2010 regarding the im-
ung. Khusus untuk KHKP dikedokkan dengan plementation of KLHS RTRW and RPJM of
program perhutanan sosial dan tanah objek the province. That the implementation of fast
reforma agraria (Pasal 20 huruf c). KHKP diberi KLHS is based on some considerations like:
durasi penguasaan ruang paling lama 20 (dua (1) the KRP requires fast assessment, (2) the
puluh) tahun dan dapat diperpanjang (Pasal limitation of time and sources, there is public
31). pressure, (3) unavailability of sufficient data,
and (4) it is an emergency issue. Based on the
Keenam, hutan-hutan alam yang ditebang incomplete data, KLHS will depend on its ex-
pun diberi kemungkinan insentif tidak mem- periences and viewpoints of experts who are
bayar kewajiban pembayaran provisi sumber involved in the studies.
daya hutan (PSDH) dan/atau dana reboisasi
(DR) (Pasal 17 ayat (3) dan Pasal 30 ayat (3)) However, the government doesn’t explain

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 29


clearly and comprehensively the arguments
Ketujuh, KHKP (Kawasan Hutan untuk Keta- by using fast KLHS as the law instrument for
hanan Pangan) yang disebutkan dalam P.24 the food estate project, especially in the ar-
ini mengancam hutan lindung (Pasal 4, 19, eas that experienced the failure of the food
25), lebih jauh lagi mengancam Wilayah Kelo- estate project previously. Finally, this option is
la Rakyat, khususnya masyarakat adat yang speculative and certainly leads this project to
wilayahnya diklaim oleh Negara dalam kawa- be an uncertainty project.
san hutan.
Do not forget that the failure in building food
Terkait dengan istilah KLHS terdapat dalam estate is from the incomprehension and the
P.24/2000, merupakan istilah yang dipilih lack of socio-ecological studies on peat eco-
oleh pemerintah untuk mempermulus proyek systems; thus the project at least spends the
ini tanpa landasan pijak yang komprehensif, State Budgeting to 1,6 trillion that is allocated
termasuk argumentasi mengapa KLHS ce- from deforestation funds for the forest res-
pat yang dipilih. Organisasi masyarakat sipil toration. If this project is conducted without
menyoroti secara khusus penyebutan KLHS certainty, therefore the government is actually
cepat sebagai metode yang digunakan oleh planning for the recurring state losses.
pemerintah dalam proyek food estate ini.
If we refer to the Law number 32/2009 regard-
Indonesian Center for Environmental Law ing Protection and Management of Environ-
(ICEL) mempertanyakan basis argumentasi ment, clearly stated the definition of KLHS is
atas pilihan KLHS cepat. Selain Permen LHK the series of systematic, comprehensive, and
24/2020 bertentangan dengan UU Kehutan- participative analysis to ensure that the sus-
an dan PP Tata Hutan dan Penyusunan Ren- tainable development principle has become
cana Pengelolaan serta Pemanfaatan Hutan, the basis and been integrate in the develop-
dalam Analisis Hukum Pembangunan Food ment of an area and/or policy, plan, and/or
estate di Kawasan Hutan Lindung juga me- program. How to ensure all these studies are
lihat permasalahan dalam penyusunan dan conducted systematically, comprehensively,
implementasi KLHS dengan metode cepat. and participatory if done instantly, therefore
KLHS cepat memang diperkenalkan dalam the practice of KLHS arrangement does not
Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri reflect the principles of KLHS itself.
dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutan- KLHS is also able to be separated from the
an No 660/5113/SJ dan 04/MENLH/12/2010 principles of Protection and Management of
tentang Pelaksanaan KLHS RTRW dan RPJM Environment in UUPPLH, it is the principle of
Provinsi. Bahwa pelaksanaan KLHS cepat di- early prudence. The Law no. 32/2009 in its ex-
dasarkan pada beberapa pertimbangan sep- planation stated that what meant to the prin-
erti (1) KRP tersebut membutuhkan penilaian ciple of prudence is uncertainty concerns the
yang cepat, (2) keterbatasan waktu dan sum- impact of an effort and/or activity due to the
ber daya, adanya tekanan publik, (3) tidak ter- limitation of knowledge and technology mas-
sedianya data yang cukup, serta (4) merupa- tery becomes the reason to postpone the ac-
kan situasi darurat. Berangkat dari cakupan tions to minimize or prevent the threats to the
data yang tidak lengkap, maka KLHS akan pollution and/or the environmental damages.
mengandalkan pengalaman dan pandangan This principle must be the main grip, espe-
para pakar yang terlibat dalam pengkajian.11 cially to the project development on the ar-
eas that have vulnerability and high risk for
Namun dalam pemerintah tidak menjelaskan the environment, like in the area of ex-PLG.
secara gamblang dan komprehensif argu- The regencies of Pulang Pisang and Kapuas
mentasi menggunakan KLHS cepat sebagai are the areas that continued to be hit by fires
instrumen hukum untuk proyek food estate, of forests and peat lands repeatedly for nine
khususnya pada wilayah yang memiliki jejak years.

30 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


rekam kegagalan proyek food estate sebel- A number of CSO by all this time conducted
umnya. Maka pada akhirnya, pilihan ini ber- advocacy works of environment remind that
sifat spekulatif dan tentu saja membuka pel- after the big fires occurred on 1997 which
uang proyek ini sesungguhnya adalah proyek destroyed this area in which 80% of the land-
yang tanpa kepastian. scape was burnt and released around 0,15
billion tons of carbon and thereafter this area
Jangan lupa, bahwa kegagalan membangun becomes fire spot every year. At least through-
lumbung pangan tersebut dilatarbelakan- out 2015-2019, this area was hotspot sources
gi ketidakpahaman dan kurangnya kajian and suffering fires of -/+ 465.003 Ha or con-
sosio-ekologis pada ekosistem gambut se- tributing almost 39% of the total 1.180.000 ha
hingga proyek yang setidaknya menyedot of forest and land fires in Central Kalimantan
APBN hingga Rp. 1,6 Triliun yang bersumber in that period, where the fire occurred in the
dari alokasi dana reboisasi untuk pemulihan same location repeatedly.
hutan. Jika proyek ini dijalankan tanpa kepas-
tian, maka sesungguhnya pemerintah sedang So, the government commitment certainly to
merencanakan kerugian negara yang beru- decrease the gas emission of greenhouse as
lang. stated in NDC Indonesia must be questioned.
Learning from the MIFEE project which nev-
Jika mengacu pada UU 32/2009 tentang er stopped from problems. Obidzinski, et al
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan examined the government claim that MIFEE
Hidup, jelas ditegaskan definisi dari KLHS will give restricted environmental impacts. In
yakni rangkaian analisis yang sistematis, fact around 15% of the planned agriculture
menyeluruh, dan partisipatif untuk memasti- lands come from the forest areas where most
kan bahwa prinsip pembangunan berkelan- of them consist of premier and secondary for-
jutan telah menjadi dasar dan terintegrasi ests. According to the concession land alloca-
dalam pembangunan 1 suatu wilayah dan/ tion, the total projection of carbon emission
atau kebijakan, rencana, dan/atau program. released approximately reached 770 billion
Bagaimana bisa memastikan semua kajian tons/year in which 70% of it came from the
ini dilakukan secara sistematis, menyeluruh forest area conversion. Besides that, the bio-
dan partisipatif, jika semua dilakukan secara diversity loss.
instan, maka praktik penyusunan KLHS tidak
mencerminkan prinsip-prinsip dari KLHS itu At this point, before launching a policy of
sendiri. projects that affect the people’s environment,
the government should evaluate overall and
KLHS juga tidak bisa dilepaskan dari asas per- study comprehensively on the project fail-
lindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ure of a million field hectares in peat lands in
yang ada di dalam UUPPLH, yakni asas keha- the previous period. Moreover, the Supreme
ti-hatian dini. UU 32/2009 dalam penjelasan- Court has instructed the government through
nya menyatakan bahwa yang dimaksud den- Decision of the Supreme Court number
gan asas kehati-hatian adalah ketidakpastian 3555/K/Pdt/2018 on the lawsuit of residents,
mengenai dampak suatu usaha dan/atau ke- to issue policies to prevent forest fires, includ-
giatan yang karena keterbatasan penguasaan ing protecting peatlands as protected areas.
ilmu pengetahuan dan teknologi merupa- Instead of obeying the legal order to restore
kan alasan untuk menunda langkah-langkah and protect peat lands, the government even
meminimalisir atau menghindari ancaman developed a food estate project for the sake
terhadap pencemaran dan/atau kerusakan of the food crisis.
lingkungan hidup.
III.2. Food estate in people’s perception
Asas ini seharusnya menjadi pegangan utama, Indonesian government has clarified the SDG
terlebih pembangunan proyek pada wilayah with the slogan No One Left Behind. A change

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 31


yang memiliki kerentanan dan berisiko ting- of development way and model. Besides be-
gi bagi lingkungan hidup seperti di wilayah ing directed to sustainable development and
eks-PLG. Kabupaten Pulau Pisau dan Kapuas based on human rights fulfillment, SDG also
merupakan wilayah yang selama belasan ta- wants to ensure that everybody must not be
hun terus didera kebakaran hutan dan lahan left in each story of development. This should
gambut yang berulang. apply for the development project related
and affected to the people, especially for
Sejumlah organisasi masyarakat sipil yang se- it will be built as development of a national
lama ini melakukan kerja-kerja advokasi ling- strategic project. How the principle of people
kungan hidup mengingatkan, bahwa setelah involvement meaningfully is truly carried out
kebakaran hebat yang terjadi pada tahun by the government, even before the govern-
1997 yang meluluhlantakkan wilayah ini di ment decided a program or project to do, be-
mana delapan puluh persen lanskap ini ter- cause if it’s related to food, the farmers, as the
bakar dan melepaskan sekitar 0,15 miliar ton large stakeholders, whose voice should be
karbon dan setelahnya wilayah ini menjadi prioritized to hear, especially the farmers who
sumber api setiap tahun. Setidaknya sepan- live in the area of the development project.
jang tahun 2015-2019 wilayah ini merupakan
sumber titik api dan mengalami kebakaran WALHI Central Kalimantan carried out an
seluas -/+ 465.003 Ha atau menyumbang observation through investigation in fields
hampir 39% dari total 1.180.000 ha luas keba- to gain a view on how the perception and
overview of people to this food estate pro-
ject, especially the farmers whose villages are
changed to be national food estate. In the
observation of investigation team of WALHI
Central Kalimantan, found some main points
in the fields, namely:

• No Meaningful Participation

In Talio Hulu Village, most of the villagers have


known about the food estate project from the
Department of Agriculture which did social-
ization through farmer groups in that village
since August 2020. The villagers and farm-
er groups are involved in this project as the
workers of cleaning, management, and plant-
ing as well as getting paid Rp. 125.000/day.
Besides being a food estate area, this village
previously had been the work area of Peat
Restoration Agency (BRG). BRG conducted
restoration and paddy growing on the villag-
er fields of 125 hectares which were rented
for Rp. 750.000 for one hectare and one time
planting/harvesting.

However, the information was unevenly


gained by the people, like in the people of
Gambar : Pengukuran yang dilakukan di
Mantangai Hulu and Bentuk Jaya villages.
Desa Simpur menunjukkan gambut dalam
The Heads and community leaders of the vil-
(3,70 m). / The measurement done in area
lages didn’t know the complete information
of Simpur Village showed deep peat.

32 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


karan hutan dan lahan di Kalimantan Tengah concerning this project, both which related to
pada periode itu, dimana lokasi kebakaran the involved villages in the project location or
terjadi berulang di wilayah yang sama.12 how the people involved in that project. The
people of Bentuk Jaya Village knew that their
Jika demikian, tentu komitmen pemerintah village was included as a food estate location
untuk menurunkan emisi gas rumah kaca when the president visited their village on 9
sebagaimana yang terdapat dalam NDC In- July 2020.
donesia patut dipertanyakan. Belajar dari
proyek MIFEE yang tidak luput dari per- • There is no any tenure rights certainty
masalahan. Obidzinski, et al menguji klaim of people
pemerintah yang menyatakan bahwa MIFEE
akan memiliki dampak lingkungan yang ter- The villages in the regencies of Pulau Pisau
batas. Kenyataannya sekitar 50% lahan perta- and Kapuas Hulu which used as food estate
nian yang direncanakan berasal dari wilayah project were transmigration areas in the re-
hutan yang sebagian besar terdiri dari hutan gime of Soeharto. We know a number of is-
primer dan sekunder. Berdasarkan alokasi la- sues faced by the transmigrants in their origin
han konsesi, proyeksi total emisi karbon yang village, poverty and landlessness for source of
terlepas diperkirakan mencapai 770 juta ton life. The government then conducted trans-
per tahun yang 70%-nya berasal dari konversi migration programs from Java to Sumatra
area hutan. Selain itu juga ditemui hilangnya and Kalimantan. However, it’s not as sweet
keanekaragaman hayati. as a government commitment. Instead new
problems must be faced by the transmigrants
Pada titik ini, seharusnya sebelum pemerintah in their new area, as experienced by the trans-
mengeluarkan kebijakan sebuah proyek yang migrants in the village of Belanti Siam.
berdampak bagi lingkungan hidup masyar-
akat melakukan evaluasi secara menyeluruh Belanti Siam is a transmigration area opened
dan kajian yang mendalam atas kegagalan in 1983. At the beginning, the people living
proyek sejuta hektar sawah di lahan gambut there were very concerned. They were not
periode sebelumnya. Terlebih Mahkamah able to do farming because the soil was acid-
Agung telah memerintahkan kepada pemer- ic, the seeds were difficult to grow. Many peo-
intah melalui Putusan Mahkamah Agung No- ple decided to sell their assets and chose to
mor 3555/K/Pdt/2018 atas gugatan warga, return to their original villages because they
untuk mengeluarkan kebijakan pencegahan could not survive with the land condition.
kebakaran hutan, termasuk melindungi la- Who still survived then moved to other areas
han gambut sebagai kawasan lindung. Bukan as construction laborers to meet their needs.
mematuhi perintah hukum untuk memulihkan As the time passed, the people of Belanti
dan melindungi gambut, pemerintah justru Siam began to conceive the land condition
membangun proyek food estate dengan atas they had. They started to use technology by
nama krisis pangan. using farming tools like hand tractors and
power threshers to ease the work of culti-
III.2. Food estate dalam Persepsi Masyar- vating and harvesting rice fields. Today, the
akat people of Belanti Siam truly have transformed
into active and capable farmers, even though
Pemerintah Indonesia telah meratifikasi many factors can influence the paddy produc-
SDG’s (Sustainable Development Goals) yang tion. The village of Belanti Siam turned to be
memiliki slogan No One Left Behind. Sebuah paddy barns and able to supply the rice needs
perubahan cara dan model pembangunan. for Pulau Pisang regency, Palangka Raya City,
Selain diarahkan pada pembangunan yang and other regencies in Central Kalimantan
berkelanjutan dan berbasiskan pada pemenu- Province.
han hak asasi manusia, SDG’s ini juga ingin

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 33


memastikan bahwa semua warga negara tidak The village of Terusan Karya – Kapuas Regen-
boleh ditinggalkan dalam setiap cerita pem- cy is a transmigration area opened in 1980.
bangunan. Hal ini juga seharusnya berlaku Same with Belanti Siam Village, at the first
untuk proyek pembangunan yang berkaitan time, the farmers were distressed to grow pad-
dan berdampak pada masyarakat, khususnya dy because of the hostile land condition. As
yang akan dijadikan sebagai pengembangan the time passed, the farmers started to know
sebuah proyek strategis nasional. Bagaima- the land condition through land management
na prinsip pelibatan masyarakat secara ber- system, irrigation, and fertilization, so that the
makna ini benar-benar telah dijalankan oleh
pemerintah, bahkan seharusnya sebelum pe-
merintah memutuskan sebuah program atau
proyek akan dijalankan, karena sejatinya jika
berurusan dengan pangan, petani sebagai
pemangku kepentingan terbesar yang seha-
rusnya suaranya diprioritaskan untuk dideng-
ar, khususnya petani di wilayah yang akan di-
jalankan sebuah proyek pembangunan.

WALHI Kalimantan Tengah melakukan pene-


lusuran melalui investigasi di lapangan untuk
mendapatkan gambaran bagaimana persepsi
dan pandangan masyarakat terhadap proyek
food estate ini, khususnya petani yang desan-
ya dijadikan sebagai cadangan lumbung pan-
gan nasional. Dalam penelusuran tim investi-
gasi WALHI Kalimantan Tengah, beberapa hal
pokok yang temukan di lapangan, antara lain:

• Nir Partisipasi Bermakna

Di Desa Talio Hulu, masyarakat desa sebagi-


an besar sudah mengetahui proyek food es-
tate ini dari Dinas Pertanian yang melakukan
sosialisasi melalui kelompok-kelompok tani
di desa tersebut sejak bulan Agustus 2020.
Masyarakat dan kelompok tani juga dilibat-
kan dalam proyek ini sebagai pekerja pem-
bersihan, pengelolaan, dan penanaman serta
menikmati hasil upah Rp. 125.000/hari. Desa
ini selain sebagai wilayah food estate, sebel-
umnya juga telah menjadi wilayah kerja dari
Badan Restorasi Gambut. BRG melakukan
restorasi dan penanaman padi sawah di lahan Gambar : Alat PH meter menunjukan kadar
milik masyarakat seluas 125 hektar yang dise- PH rendah atau asam di saluran pertanian
wa dari masyarakat/anggota kelompok sebe- Desa Terusan Karya. / PH meter tool showed
sar Rp. 750.000 dalam satu hektar dan satu low PH or acidic concentration in farming
kali tanam/panen. channel in Terusan Karya Village.

Namun informasi tidak merata didapatkan


oleh masyarakat, seperti yang dialami masyar-

34 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


akat di Desa Mantangai Hulu dan Bentuk Jaya. paddy production gradually increased.
Kepala Desa dan tokoh ada di desa tersebut Not merely about land conditions that were
tidak mengetahui informasi yang utuh ten- faced by the transmigrants. The main problem
tang proyek ini, baik terkait desa mana saja in the village of Bentuk Jaya to grow paddy,
yang akan masuk dalam lokasi proyek maupun as an example, was water. In the dry season
tentang sejauh mana masyarakat dilibatkan there was a lack of water. The lands became
dalam proyek ini. Masyarakat di Desa Bentuk dry so that the pyrite content increased when
Jaya mengetahui desa mereka sebagai lokasi the soil cultivated. Otherwise, during the rainy
food estate saat Presiden berkunjung ke Desa season, this area had excess water and flood-
Bentuk Jaya pada tanggal 9 Juli 2020. ed the paddy fields. Many farmers left their
lands and went to find new jobs in the other
• Tidak Ada Kepastian Hak Tenurial Mas- areas, like farm workers, gold miners, and ille-
yarakat gal logging.

Desa-desa di Kabupaten Pulau Pisau dan


Kapuas Hulu yang dijadikan proyek food es-
tate merupakan wilayah transmigrasi di era
pemerintahan Soeharto. Kita tahu, sejumlah
persoalan dihadapi oleh transmigran di desa
asalnya yakni soal kemiskinan dan ketiadaan
tanah untuk sumber kehidupannya. Pemer-
intah kemudian melakukan program transmi-
grasi dari Jawa ke Sumatera dan Kalimantan.
Namun tak semanis janji pemerintah. Kare-
na persoalan baru justru dihadapi oleh para In a dialog with the local farmers mentioned
transmigran di wilayah barunya, seperti yang that at the beginning of the transmigration
dialami oleh masyarakat transmigran di Desa opening, the land was very fertile and good to
Belanti Siam. grow paddy. After a couple years, the condi-
tion of soil changed, the land became flood-
Belanti Siam adalah daerah transmigrasi yang ed and could not be planted with rice, then
dibuka tahun 1983. Pada awal pembukaann- they left the village. The people who survived
ya, kehidupan masyarakat sangat memprihat- remained growing paddy but on a small scale
inkan. Mereka tidak bisa bercocok tanam ka- because they worried about crop failure (pic-
rena kondisi tanah yang sangat masam, bibit ture 14). Besides that, they also planted chilli
yang ditanam sulit tumbuh. Banyak penduduk and vegetables in the irrigation embankment.
yang memutuskan menjual aset mereka dan They grew fertile but the price in the market
memilih kembali ke daerah asal masing-mas- was too cheap. For 1 kg of chili was just Rp.
ing, karena tidak tahan dengan kondisi lahan. 10.000. It was very difficult to bring them to
Mereka yang masih bertahan kerja serabutan Kuala Kapuas to sell. Finally, the chili left to rot
merantau ke daerah lain sebagai kuli bangu- on the stem.
nan untuk memenuhi kebutuhannya.
The serious efforts, which were pioneered by
Seiring dengan perjalanan waktu, masyar- the transmigrants in these villages, should be
akat Belanti Siam mulai memahami kondisi the main consideration when the government
lahan yang mereka miliki. Mereka juga mulai will make the policy that significantly influenc-
memanfaatkan teknologi dengan menggu- es their life. How the tenure rights certainty of
nakan alat pertanian seperti hand traktor dan transmigrants, whether there is a guarantee
power thresher (mesin perontok) untuk mem- that their tenure rights, especially the rights
permudah pekerjaan menggarap sawah dan on the masters by people, do not turn to state
memanen. Sekarang masyarakat Belanti Siam owned when the land status becomes the

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 35


Gambar : Rehabilitasi dilakukan dengan memperluas dan memperdalam kanal sehingga
meengeruk keluar tanah gambut. / The rehabilitation was implemented by expanding
and deepening the canal which dug out the peat.

benar-benar bertransformasi menjadi petani area of food estate development.


yang giat dan mumpuni, meskipun banyak
faktor yang dapat mempengaruhi hasil pro- It should be remembered that the people
duksi tanaman padi. Desa Belanti Siam men- whose villages targeted for food estate pro-
jelma menjadi lumbung padi dan mampu jects are transmigrants who previously faced
menyuplai kebutuhan beras untuk wilayah economic conditions that crushed their fam-
Kabupaten Pulang Pisau, Kota Palangka Raya ilies back home due to lack of land. These
dan Kabupaten lain di Provinsi Kalimantan people were thrown out from their home-
Tengah. town and hoped that by migrating as transmi-
grants, they could improve their lives for the
Desa Terusan Karya – Kabupaten Kapuas mer- better. Any development policies that have
upakan daerah transmigrasi yang di buka ta- an impact on the lives of these people should
hun 1980. Sama halnya dengan Desa Belanti be taken into account, so that their survival
Siam, pada awalnya petani kesulitan menan- effort over a long period of time will not be
am padi karena kondisi lahan yang kurang destroyed again by state policies.
bersahabat. Seiring dengan perjalanan wak-
tu, petani mulai memahami kondisi lahan For the discovery in data collection from the
dengan sistem pengelolaan tanah, irigasi affected people of this project, there are
dan pemupukan sehingga produksi padi be- some important points to further analyze from
rangsur-angsur membaik. the facts and dynamics in the society, includ-
ed by understanding that people in a com-
Tak semata-mata tentang kondisi tanah yang munity are diverse and there are some factors
dihadapi oleh masyarakat transmigran. Per- that influence their perception and overview.
masalahan utama di Desa Bentuk Jaya untuk From all of that, the openness of information
menanam padi misalnya adalah soal air. Pada indeed becomes the key for people. The in-

36 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


musim kemarau kekurangan air, lahan menja- formation certainly is not solely socialization
di kering sehingga kandungan pirit mening- to this project as generally takes place. How-
kat pada saat tanah diolah, sebaliknya pada ever, the complete information concerns this
musim penghujan daerah ini menjadi kelebi- project, the involved actors, the good and
han air dan membanjiri lahan sawah. Banyak bad impacts, until the certainty to the people
petani yang meninggalkan lahan mereka dan tenure rights protection, by remembering the
merantau untuk mencari pekerjaan di daerah lands belong to the people who have their
lain, misalnya buruh tani, tukang, tambang legality. Most of the people in these villages
emas dan illegal logging. have their own SHM. From the SHM then the
people independently decide to agree or not
to the food estate project in their area.

From the people’s description, the informa-


tion they gained was still on the surface. As
a new project, the government didn’t give a
view that this project will have a chance of
failing as occurred in the previous ambitious
project. The government also didn’t explain
to the people about the vulnerability and the
risk of the project if it’s built on the peat land
with higher vulnerability, like the risk of fires
which still become an important issue in two
Pada sebuah percakapan dengan petani se- regencies every year.
tempat menyebutkan, bahwa pada awal pem-
bukaan transmigrasi tanah sangat subur dan Meaningful Participation space of people
sangat baik untuk ditanami padi. Setelah be- must be opened widely in the arrangement
berapa tahun kondisi berubah, lahan menja- of KLHS. Public participation in KLHS is a fun-
di banjir sehingga petani tidak bisa ditanami damental issue that the government should
padi, lalu mereka pergi meninggalkan desa open the space for the stakeholders, in this
tersebut. Masyarakat yang masih bertahan case the people who are affected directly or
tetap menanam padi tetapi dalam skala kecil indirectly from this food estate project. The
karena takut gagal panen, selain itu juga me- people engagement carried out in the iden-
nanam lombok dan sayur-sayuran di tanggul tification step and the formulation of sustain-
irigasi, tumbuh subur tetapi harga pasar san- able development issues. The sustainable de-
gat murah. Untuk 1 kg Lombok hanya Rp. velopment issue is included status of quality
10.000, sangat rugi kalau di bawa ke Kuala and the availability of natural resources, the
Kapuas untuk dijual. Akhirnya lambok hanya endurance and potential of biodiversity, lev-
dibiarkan busuk di batang. el and status of the number of poor people
or the living of a group of society as well as
Usaha keras yang telah dirintis oleh masyar- the threats of people sustainability, and the
akat transmigran di desa-desa ini seharusnya threats to the protection on certain territory
menjadi pertimbangan utama ketika pemer- carried out by society and indigenous people.
intah akan membuat kebijakan yang ber- The people indeed wish to be involved in this
pengaruh signifikan terhadap nasib mereka. project. However, if it refers to the definition
Bagaimana kepastian hak-hak tenurial mas- of the Department of Agriculture, a food es-
yarakat transmigran, apakah ada jaminan tate is a large scale plant cultivation business
bahwa hak-hak tenurial mereka, khususnya activity carried out with an agriculture con-
hak atas tanah yang telah dikuasai oleh mas- cept as the knowledge and technology based
yarakat, tidak beralih menjadi milik negara ke- industry, capital, as well as organization and
tika tanah tersebut dijadikan sebagai wilayah modern management. From this definition,

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 37


pengembangan food estate. will the farmers who conduct simple agricul-
Yang patut diingat, bahwa warga yang bera- ture practices and limited scale involve in this
da di desa-desa yang menjadi wilayah proyek industry based and large scale food estate
food estate merupakan warga transmigra- planning, by using modern technology and
si yang sebelumnya menghadapi kondisi work according to the speed of the food busi-
ekonomi yang menghimpit keluarganya di ness movement which always examines work
daerah asalnya akibat ketiadaan lahan. Warga efficiency as their standard?
ini sebelumnya terlempar dari daerah asaln-
ya dan berharap kepindahan mereka dengan What comes into government mind and trans-
menjadi transmigran dapat memperbaiki ke- forms into policy, is not understood equally by
hidupannya menjadi lebih baik. Kebijakan the community at the site level. For instance,
pembangunan apapun yang berdampak pada when the president encouraged farmers’ cor-
kehidupan warga ini, sepatutnya memper- porations, what people imagined was farmers’
hitungkan agar proses survival warga dalam cooperation that could buy their agricultural
kurun waktu yang panjang, justru dihancurkan products, thus people agreed and intended
lagi oleh kebijakan negara. to be part of what was called by the president
as farmers corporates. Whereas, the presi-
Atas temuan dalam penggalian data dari dent has his own logic in interpreting farmers’
warga yang akan terdampak dari proyek ini, corporations.
ada beberapa hal yang penting untuk leb-
ih jauh kita analisis dari fakta dan dinamika The government gave imagination to the
yang ada di dalam masyarakat, termasuk den- people through people engagement com-
gan memahami bahwa masyarakat di dalam mitment in the food estate project and this
sebuah komunitas juga beragam dan ada fak- was what people imagined when the team of
tor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan WALHI Central Kalimantan visited them, that
pandangan masyarakat tersebut. they will be involved by the government and
certainly they imagined better living with this
Dari semua itu, keterbukaan informasi food estate project in the future.
memang menjadi kunci bagi masyarakat. In-
formasi tentu bukanlah semata-mata hanya Critics on the food estate project in Papua as
sosialisasi terhadap proyek ini sebagaimana noted in the book “Tak Terjangkau Angin Ma-
hal umum yang biasa terjadi, namun infor- lind” (PUSAKA foundation, 2011), that MIFEE
masi yang utuh soal proyek ini, siapa saja ak- is a development scheme which is outside of
tor-aktor yang akan dilibatkan, dampak baik Malind people’s imagination who live around
dan buruknya, hingga bagaimana kepastian the area. If forced anyway, the violence of hu-
terhadap perlindungan hak-hak tenurial mas- man rights in Papua will be doubled. In the
yarakat, mengingat lahan tersebut adalah context of MIFEE and OPA in Merauke, all
lahan milik masyarakat yang telah memiliki these preconditions can be considered as not
legalitasnya. Sebagian besar masyarakat di fulfilled. They know nothing about content
desa-desa ini telah memiliki SHM. Karena ideas of MIFEE project; they were not a part
dari sanalah kemudian masyarakat dapat se- of MIFEE large scale business, they were not
cara bebas tanpa tekanan memutuskan setuju supplied with adequate data and information;
atau tidak setuju proyek food estate ini bera- the change that MIFEE committed to was be-
da pada wilayah mereka. yond their mind; the willing or government
politics intention to help them is not strong
Dari penjelasan warga, bahwa informasi yang enough; and their capacity to follow the de-
didapatkan masih di permukaan. Sebagai velopment plot of MIFEE was too far from
sebuah proyek baru, pemerintah juga tidak economic standards.
memberi gambaran bahwa proyek tersebut
akan berpeluang besar gagal sebagaimana From the research conducted by Savitri on

38 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


yang terjadi dalam proyek ambisius sebel- the MIFEE project in Merauke, and in anoth-
umnya. Pemerintah juga tidak menjelaskan er food estate project in Ketapang Regency,
kepada masyarakat akan kerentanan dan West Kalimantan as an example. The research
risiko yang akan terjadi dengan proyek yang proved the wrong assumption that explained
dilakukan di lahan gambut yang memiliki ker- about the appearance of work fields directly
entanan lebih tinggi seperti risiko kebakaran after the opening of the food estate project
yang sampai saat ini masih menjadi persoalan (Savitri and Prawirosusanto 2015). That com-
serius di dua Kabupaten ini setiap tahunnya. mitment of employment recruitment from
Ruang partisipasi masyarakat secara bermak- local people finally cannot be fulfilled due to
na juga harus dibuka seluas-luasnya dalam the education gap between local societies
penyusunan KLHS. Partisipasi publik dalam with the modern agriculture needs that will
KLHS adalah hal yang paling mendasar yang be carried out in the food estate project. In
seharusnya dibuka ruang sebesar-besarnya line with the food estate project integrated
bagi pemangku kepentingan, dalam hal ini with the transmigration program on Delta
khususnya masyarakat yang akan terdampak Kayan food estate in Bulungan, North Kalim-
langsung maupun tidak langsung dari proyek antan that the transmigrants actually became
food estate ini. Pelibatan masyarakat dilaku- cheaper workers in this big project.
kan dalam tahap Identifikasi dan perumusan
isu Pembangunan Berkelanjutan. Isu Pemban- Another research remains strengthen about
gunan Berkelanjutan termasuk status mutu how the image on the people engagement
dan ketersediaan SDA, ketahanan dan poten- in this food estate project, whether run ac-
si keanekaragaman hayati, tingkat dan status cording to the image of society or nothing
jumlah penduduk miskin atau penghidupan more than utopian. In the finding of another
sekelompok masyarakat serta terancamnya research concerning the partnership relation
keberlanjutan masyarakat, dan ancaman terh- will appear between the transmigrant farmers
adap perlindungan terhadap kawasan terten- with the corporate, especially in the imple-
tu yang dilakukan oleh masyarakat dan mas- mentation of agriculture intensification (Saga-
yarakat hukum adat. la, 2018). That relation brought some negative
impacts, namely: wide agriculture lands and
Masyarakat memang berharap dapat dilibat- professional farming business management
kan dalam proyek ini. Namun jika merujuk threat the food distribution conducted by the
pada definisi Departemen Pertanian, food transmigrant farmers because the corporate
estate merupakan kegiatan usaha budidaya has authority to rule the market; extensifica-
tanaman skala luas yang dilakukan dengan tion and intensification of the agriculture in
konsep pertanian sebagai sistem industri the food estate program conducted by cor-
berbasis iptek, modal, serta organisasi dan porates based on the partnership commit-
manajemen modern. Apakah dengan definisi ment made the transmigran farmers had little
ini, petani yang selama ini menjalankan prak- engagement in the food estate; control right
tik pertanian sederhana dan skala terbatas on the agriculture land caused the transmi-
akan masuk dalam apa yang dimaksudkan grant farmers depended on the corporates
dalam rancangan food estate ini yang ber- in production; and there was a tendency to
basis industri dan berskala besar, dengan cheat in the profit sharing between the cor-
menggunakan teknologi modern dan berger- porates and transmigrant farmers.
ak berdasarkan kecepatan pergerakan bisnis
pangan yang selalu menilai efisiensi kerja se- A paddy production research through a food
bagai tolak ukurnya. estate project in Bulungan (Setyo dan Elly,
2018) noted that DeKaFE project didn’t run
Apa yang ada di kepala pemerintah dan turun optimally, because after six years of the run-
melalui kebijakan, tidak dipahami sama den- ning project, the result obtained was not sig-
gan masyarakat di tingkat tapak. Misalnya nificant. A number of issues were also found in

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 39


ketika Presiden mendorong korporasi petani,
yang dibayangkan oleh masyarakat adalah
koperasi petani yang dapat membeli hasil
pertanian warga, sehingga masyarakat setu-
ju atau ingin menjadi bagian dari apa yang
disebutkan oleh Presiden sebagai korporasi
petani. Padahal Presiden memiliki logikanya
sendiri di dalam memaknai korporasi petani.
Pemerintah memberikan imajinasi kepada
masyarakat melalui janji pelibatan masyarakat
dalam proyek food estate dan inilah yang
kemudian dibayangkan oleh masyarakat yang
ditemui oleh tim WALHI Kalimantan Tengah,
mereka akan dilibatkan oleh pemerintah dan
tentu membayangkan nasib mereka akan leb-
ih baik dengan proyek food estate ini kede-
pannya.

Kritik terhadap proyek food estate di Papua


sebagaimana yang tertuang dalam Buku Tak
Terjangkau Angin Malind (Yayasan PUSA- Gambar : Kondisi kanal yang telah direhabili-
KA, 2011), bahwa MIFEE merupakan skema tasi. Air tampak berwarna cokelat kekuningan
pembangunan yang berada di luar imajinasi akibat kondisi pirit yang terekspos. / Condi-
orang-orang Malind yang tinggal di wilayah tion of the rehabilitated canal. The water color
itu. Jika tetap dipaksakan, pelanggaran hak is yellowish brown due to the exposed pyrite.
asasi manusia di tanah Papua akan semakin
berlipat ganda. Dalam konteks MIFEE dan
this project, like what related to the not clean
OPA di Merauke, semua prasyarat ini boleh
and clear status of lands, the low productivi-
dikatakan tidak terpenuhi. Mereka tidak tahu
ty, inadequate agriculture infrastructure. This
menahu isi gagasan proyek MIFEE; mere-
project focused on paddy productivity, while
ka bukan bagian dari organisasi bisnis skala
the map of the soil suitability is unavailable.
besar MIFEE; mereka tidak disuplai dengan
data dan informasi yang memadai; peruba-
The issue of land provision in various nation-
han yang dijanjikan MIFEE jauh di luar jang-
al strategic projects indeed is considered by
kauan mereka; kehendak baik atau kemauan
the government as obstacles. From many ex-
politik pemerintah untuk membantu mereka
periences of national strategic programs, the
juga tidak cukup kuat; dan kapasitas mereka
state used the authority to take over the lands
untuk mengikuti irama pembangunan ala MI-
belong to the people through land acquisi-
FEE sangat jauh dari standar ekonomi.13
tion in the name of public interest. Agrarian
conflicts are inevitable. Long experience of
Dari riset yang dilakukan oleh Savitri pada
agrarian conflicts that occurred in Indone-
proyek MIFEE di Merauke, dan pada proyek
sia came from the claim of the state as the
food estate lain di Kabupaten Ketapang,
owner of the agrarian resources. This state
Provinsi Kalimantan Barat sebagai contoh.
rule regime then resulted in various agrarian
Dalam riset tersebut membuktikan anggapan
problems that still occur today, without seri-
salah yang menjelaskan akan terciptanya lap-
ous solutions from the government. Agrarian
angan kerja secara langsung pasca dibukan-
Reform Consortium even has predicted that
ya proyek food estate (Savitri and Prawirosu-
food estate will intensify the agrarian conflicts
santo 2015). Bahwa janji penyerapan tenaga
in Indonesia.
kerja dari penduduk lokal pada akhirnya tidak

40 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


Gambar : Kondisi lahan
pertanian yang sudah dita-
nami padi di Belanti Siam.
/ Condition of farming land
after planted with paddy
in Belanti Siam Village.

dapat dipenuhi, karena adanya kesenjangan dan petani transmigran.14


pendidikan di tingkat masyarakat lokal den-
gan kebutuhan pertanian modern yang akan Sebuah penelitian produksi padi melalui
dijalankan dalam proyek food estate ini. Juga proyek food estate di Bulungan (Setyo dan
sama halnya dengan proyek food estate yang Elly, 2018) menyebutkan bahwa proyek DeKa-
diintegrasikan dengan program transmigrasi FE tidak berjalan optimal, karena setelah
pada proyek Delta Kayan Food Estate di Bu- enam tahun proyek tersebut berjalan, has-
lungan Kalimantan Utara, bahwa para trans- il yang diperoleh tidak signifikan. Sejumlah
migran justru lebih banyak menjadi pekerja persoalan juga ditemukan dalam proyek ini,
murah dalam proyek besar tersebut. seperti terkait dengan status lahan yang be-
lum clean and clear, rendahnya produktivitas,
Riset lain semakin memperkuat bagaimana infrastruktur pertanian yang tidak memadai.
bayangan akan pelibatan masyarakat di dalam Proyek ini berfokus pada produktivitas padi,
proyek food estate, apakah berjalan sesuai sementara peta tentang kecocokan tanaman
dengan bayangan masyarakat atau tak lebih belum tersedia.
hanya utopis. Dalam temuan riset lain ten-
tang hubungan kemitraan akan muncul antara Persoalan penyediaan lahan dalam berbagai
petani transmigran dengan perusahaan teru- proyek strategis nasional memang diang-
tama dalam pelaksanaan intensifikasi pertani- gap pemerintah selalu menjadi kendala. Dan
an (Sagala, 2018). Relasi tersebut memberikan dari banyak pengalaman program strategis
beberapa dampak negatif, yakni: lahan perta- nasional, negara menggunakan otoritasnya
nian yang luas dan manajemen usaha tani se- untuk mengambil lahan milik masyarakat mel-
cara profesional justru mengancam distribusi alui pembebasan lahan dengan atas nama
pangan yang dilakukan petani transmigran kepentingan umum. Konflik agraria menjadi
disebabkan perusahaan memiliki kuasa untuk tidak terelakkan. Pengalaman panjang konflik
mengatur pasar; Ekstensifikasi dan intensifika- agraria yang terjadi di Indonesia, berawal dari
si pertanian dalam program food estate yang klaim negara sebagai pemilik sumber-sum-
dilakukan oleh perusahaan berdasarkan pada ber agraria. Rezim Hak Menguasai Negara
perjanjian kemitraan menjadikan keterlibatan ini kemudian melahirkan berbagai problem
petani transmigran dalam food estate sangat- agraria yang hingga hari ini masih terjadi,
lah sedikit; hak penguasaan atas lahan perta- tanpa dapat diselesaikan secara serius oleh
nian menyebabkan petani transmigran ber- pemerintah. Konsorsium Pembaruan Agraria
gantung pada perusahaan dalam produksi; bahkan telah memprediksikan bahwa food
dan ada kecenderungan kecurangan dalam estate justru akan semakin meningkatkan
pembagian keuntungan antara perusahaan konflik agraria di Indonesia.

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 41


42 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia
IV Lumbung Pangan untuk Siapa ?
Granary for Whom ?

Gambar : Infrastruktur jalan pertanian Desa Talio Hulu. / Road farming infrastructure in
Talio Hulu VIllage.

Sebagai sebuah Proyek Strategis Na- As a national strategic project, food


sional, food estate ini memang dibungkus estate indeed is covered neatly and attrac-
sedemikian apik dan menarik. Narasi yang di- tively. Narration brought to the public is about
hadirkan ke tengah publik adalah narasi krisis the food crisis by preparing food land reserve
pangan dengan menyiapkan cadangan lahan and the effort to food security.
pangan dan upaya menuju ketahanan pan-
gan. It is actually not a new narration to play. How-
ever, the pandemic of Covid-19 becomes the
Sebenarnya juga bukan narasi baru yang di- entry point to find justification that this pro-
mainkan. Namun pandemi Covid-19 menjadi ject must be conducted in any way, including
titik masuk untuk mencari justifikasi bahwa by manipulating the regulation and the use
proyek ini harus dilakukan dengan cara apa- of military power. Simply to assess whether
pun, termasuk sulap menyulap regulasi dan this project aimed to the interest as narrated

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 43


penggunaan kekuatan militer. Sangat seder- massively or there is another interest in it. We
hana untuk menilai apakah benar proyek ini can find the answer by seeing who will benefit
untuk kepentingan sebagaimana narasi yang most from this project, and to whom actually
diwacanakan secara masif tersebut, atau ada this project runs?
kepentingan lain di baliknya. Kita dapat me-
nemukan jawabannya dengan melihat siapa Food policy must be viewed entirely as the
yang sesungguhnya diuntungkan dari proyek inseparable part from the economics and pol-
ini, dan untuk siapa sesungguhnya proyek ini itics policies. As explained in chapter II, what
dijalankan? is happening in Indonesia cannot be separat-
ed from the dynamics of global politics eco-
Kebijakan pangan harus dilihat secara utuh nomics since the colonial era to post-reform.
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari The Capitalism system has made food an
kebijakan ekonomi dan politik. Sebagaima- economics fight under the market control for
na yang telah dipaparkan pada bab II, bahwa long, not the state. In the hand of the capi-
apa yang terjadi di Indonesia tidak lepas dari talist system, food was made as a trade com-
dinamika politik ekonomi global sejak zaman modity and the means to accumulate profit.
kolonial hingga pasca reformasi. Sistem ka- At least we can see it since the colonial era in
pitalisme telah sejak lama menjadikan pan- which trading partnership can control politi-
gan sebagai sebuah pertarungan ekonomi di cally the power of a country like Indonesia in
bawah kendali pasar, bukan negara. Di tangan the era of VOC, regime of global food trade
sistem kapitalisme, pangan dijadikan sebagai (WTO) that opened liberalization of agricul-
komoditas perdagangan dan sarana untuk ture and food, to regime that encouraged
mengakumulasi keuntungan (profit). Setidak- the integrated food policy for the interest of
nya kita bisa melihatnya sejak jaman kolonial mastery acceleration and profit accumulation
dimana kongsi dagang dapat mengendalikan through food estate.
secara politik kekuasaan sebuah negara sep-
erti Indonesia di masa VOC, rezim perdagan- If we throw back, the appearance of food es-
gan pangan global (WTO) yang membuka lib- tate cannot be separated from the develop-
eralisasi pertanian dan pangan, hingga rezim ment of capitalism ideology in the food and
yang mendorong kebijakan pangan yang ter- agriculture sector in the world. Capitalism de-
integrasi untuk kepentingan percepatan pen- velopment resulted in a concept of farming as
guasaan dan akumulasi modal melalui food a business. How the farmers in the USA were
estate. forced to compete with farming corporations
which were subsidized by the government.
Jika melihat lagi ke belakang, mencuatn- Eventually, food agriculture was mastered by
ya food estate tidak bisa dilepaskan dari the capitalists who did sustainable exploita-
perkembangan ideologi kapitalisme di sek- tion, accumulation, and expansion.
tor pangan dan pertanian di dunia. Perkem-
bangan kapitalisme yang melahirkan sebuah In the discourses of space and capitalism,
konsep farming is business. Bagaimana kala MP3EI is a form of political space to the cre-
itu petani di Amerika Serikat “dipaksa” untuk ation and arrangement of economics space
berkompetisi dengan perusahaan pertanian in the attempt to remove spatial barriers for
yang disubsidi oleh negara. Pada akhirnya, the capital rotation, things and service, mas-
pertanian pangan dikuasai oleh para kapita- tery on lands and natural wealth eventually is
lis yang melakukan eksploitasi, akumulasi dan capital accumulation. The economics corridor
ekspansi secara berkelanjutan.15 as the manifestation form of space politics
can be seen from the distribution and land
Dalam diskursus ruang dan kapitalisme, MP3EI use and the natural wealth in the scheme of
merupakan bentuk politik ruang untuk pen- each corridor based on the territorial zoning
ciptaan dan penataan ruang ekonomi dalam to result in certain outstanding global com-

44 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


rangka menghapus hambatan ruang (spatial modities.
barrier) agar perputaran modal, barang dan
jasa, tenaga kerja, penguasaan atas tanah dan Submitting food fulfillment on the industri-
kekayaan alam yang pada ujungnya adalah al schemes actually makes the farmers have
akumulasi modal. Koridor ekonomi sebagai dependency on the agriculture production
bentuk manifestasi politik ruang dapat dilihat tools which are controlled by capital, until
distribusi dan peruntukan tanah dan kekayaan today, 90% of seed market is controlled by
alam dalam skema tiap koridor berdasarkan only five multinational corporations. The use
“zonasi wilayah” untuk menghasilkan anda- of transgenic seeds as well as other chemi-
lan-andalan komoditas global tertentu. cal production facilities has consequences of
environmental impact to the future. Industri-
Menyerahkan pemenuhan pangan pada ske- al approach in food fulfillment doesn’t only
ma industri justru membuat petani memiliki cause food control but also changes the na-
ketergantungan pada sarana produksi perta- ture of food consumption, therefore, we will
nian yang dikuasai oleh modal, hingga saat just depend on one particular type of food.
ini 90% pasar benih hanya dikuasai oleh 5 The industrial approach also causes the con-
perusahaan multinasional. Penggunaan be- centration of food fulfillment in one place
nih transgenik, serta saprodi kimiawi lainnya only, the result is the appearance of food
memiliki konsekuensi dampak lingkungan distribution distance which is getting farther.
kedepan. Pendekatan industri dalam pe- This situation will leave bigger carbon traces
menuhan pangan bukan hanya menyebabkan that will affect climate change. As mentioned
kontrol pangan, namun juga merubah budaya above, climate change has a big role in agri-
konsumsi pangan, sehingga tergantung pada culture, especially food.
satu jenis pangan tertentu saja. pendekatan
Industri juga menyebabkan terkonsentrasin- From various legal overview, regulation and
ya pemenuhan pangan dalam satu tempat perception of people to this food estate pro-
saja, akibatnya muncul jarak distribusi pangan ject, we assess that food policy cannot be
yang semakin jauh Jarak distribusi pangan solely seen to the technical issue with bio-
yang semakin jauh akan meninggalkan jejak physical study, and to the normatively law as-
karbon yang makin besar, yang akan ber- pect. In the context of food policy launched
dampak pada perubahan iklim. Padahal sep- by government through food estate project
erti disinggung di atas perubahan iklim punya should pay attention to the food policy made
peran besar terhadap pertanian, khususnya by the previous regime that had resulted in
pangan. 16 failure in the form of crisis series, which even-
tually must be suffered by the society.
Dari berbagai pandangan secara hukum, regu-
lasi dan persepsi masyarakat terhadap proyek Do not forget that the food politics policy isn’t
food estate ini, kami menilai bahwa kebijakan only implicated on the agriculture sector but
pangan tidak bisa dilihat semata-mata pada also there is an inseparable implication. Food
persoalan teknis dengan kajian biofisik, dan policy strongly influences the environment
melihat pada aspek hukum secara normatif. which we can see from the experience of the
Dalam konteks kebijakan pangan yang dike- green revolution in which the use of pesticide
luarkan oleh pemerintah melalui proyek food to push the food productivity, affected the
estate hendaknya juga dapat menengok ke- pollution and health of people. Likewise, land
bijakan pangan yang telah dibuat oleh rezim opening trails with bad health impacts due to
sebelumnya yang telah melahirkan kegagalan the exposure to smog, especially the vulnera-
berupa rangkaian krisis, yang pada akhirnya ble groups, like children and the elderly, and
harus ditanggung oleh warga negara. it even resulted in death.

Jangan lupa, bahwa kebijakan politik pangan There is no significant change, besides pol-

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 45


tidak hanya berimplikasi pada sektor pertani-
an saja, tetapi juga ada implikasi yang tidak
bisa dipisahkan. Kebijakan pangan sangat ber-
pengaruh terhadap lingkungan hidup, yang
dapat kita lihat dari pengalaman revolusi hijau
dimana penggunaan pestisida untuk mendor-
ong produktivitas pangan, berdampak pada
pencemaran dan kesehatan masyarakat. De-
mikian juga jejak pembukaan lahan untuk
proyek eks PLG telah mendatangkan bencana
asap setiap tahunnya dengan dampak buruk
kesehatan dari paparan kabut asap, khususn-
ya kelompok rentan seperti anak dan lansia,
dan bahkan berakibat pada kematian.

Tak ada perubahan signifikan, selain sistem


ekonomi politik semakin lentur menyesuaikan
dengan situasi yang terjadi, bahkan dengan
Tangga partisipasi Arnstein
mendompleng pada krisis yang telah dicip-
Arnstein’s Participation Ladder
takannya. Jika MP3EI mengatasnamakan kri-
sis energi dan perubahan iklim, food estate
di era Presiden Jokowi mengatasnamakan
krisis pangan akibat pandemi Covid-19. Atur-
an hukum dan regulasi, hal-hal teknis untuk itics, the economic system is more pliable
mendukung sirkulasi modal kerja dan bahkan to adjust with the situation occurring, even
mempengaruhi cara pandang masyarakat by sticking on the crisis that it has created.
juga dapat diciptakan oleh kekuasaan kapital- If MP3EI uses the name of energy crisis and
isme melalui imajinasi-imajinasi yang dikenal- climate change, the food estate in the era of
kan kepada masyarakat, seperti imajinasi akan president Jokowi names the food crisis as the
pembangunan dan kesejahteraan. impact of the pandemic of Covid-19. Laws
and regulations, technical things to support
Tidak mengejutkan jika temuan di lapangan working capital circulation and even influence
dan berita di media massa menyebutkan bah- the perspective of people, can be created by
wa masyarakat menyambut baik proyek food the power of capitalism through imaginations
estate di Kalimantan Tengah dan berharap that are introduced to the people, like imagi-
mereka dilibatkan oleh pemerintah dalam nation on the development and welfare.
proyek ini. Ini tidak lepas dari bagaimana
kekuasaan ekonomi melalui tangan negara No wonder the findings in the field and the
mengkonstruksi sebuah wacana melalui mim- news in mass media mentioned that people
pi-mimpi pembangunan. welcome the food estate project in Central
Kalimantan and they wish to be involved with
Jika mengacu pada teori tangga partisipasi the government in this project. It cannot be
Arnstein (1969), yang menjelaskan tentang separated from how the economics power
delapan tangga partisipasi,17 tangga ter- through state control can construct a dis-
bawah merepresentasikan kondisi tanpa par- course by means of development dreams.
tisipasi yang meliputi tangga pertama ada-
lah manipulasi, tangga kedua therapy dan If referred to the participation ladder theory
tangga ketiga menginformasikan. Maka kita of Arnstein (1969), explained about eight lad-
dapat menilai bahwa pelibatan masyarakat ders of participation, the lowest ladder rep-
yang terjadi dalam proyek ini masih berada

46 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


pada tangga partisipasi yang terendah atau resents a condition without participation. The
terbawah atau bisa disebutkan bahwa proyek first ladder covers manipulation, the second
food estate tanpa partisipasi. Partisipasi mas- ladder is therapy and the third is informing.
yarakat sebagai stakeholder utama dalam Thus, we can assess that the social engage-
proyek food estate terjadi, namun sesung- ment occurring in this project is still in the
guhnya bersifat manipulatif. lowest ladder of participation or called a food
estate project without participation. Society
Kajian Modernisasi tanpa Pembangunan da- participation as main stakeholders in the food
lam Proyek Food estate di Bulungan dan state project seemingly occur, however, it is
Merauke (Anggalih BMK & Reza, 2019) se- actually manipulative.
bagaimana yang disampaikan oleh Sajogyo
(2004), bahwa kondisi korporatis dan kelem- Modernization Study without Development
bagaan yang saling terintegrasi justru menye- on Food estate project in Bulungan and Mer-
babkan terjadinya modernization without auke (Anggalih BMK & Reza, 2019)- moderni-
development terjadi disebabkan pemerintah zation study without development in the food
dan institusi publik “merasa paling tahu.” estate project in Bulungan and Merauke, as
Pemerintah kurang memahami kehidupan conveyed by Sajogyo (2004), the integrated
petani, tapi mencoba meng intervensinya corporate and institutional conditions cause
dengan informasi dan sumber daya yang the happening of modernization without de-
mereka monopoli untuk mendukung capaian velopment due to the government and public
program. Sajogyo juga menyatakan bahwa institutions felt like they knew best. The gov-
program-program pangan yang terintegrasi ernment doesn’t understand the life of farm-
kenyataannya hanya menguntungkan lemba- ers, but attempts to intervene with information
ga- lembaga negara, bukannya petani. Petani and resources that the government masters
tidak diberi ruang untuk menegosiasikan cara to support their program achievement. Sajo-
produksinya di hadapan negara, sehingga gyo said that the integrated food programs
fenomena modernization without develop- obviously only give advantages to the state
ment terus menguat (Sajogyo, 2004). institutions, not the farmers. The farmers are
not given a space to negotiate the production
Kajian ini menyimpulkan bahwa kondisi mod- way in front of the state, thus, the moderniza-
ernisasi tanpa pembangunan tercermin da- tion phenomenon without development con-
lam upaya integrasi transmigrasi dan pro- tinues to strengthen (Sajogyo, 2004).
duksi pangan dalam proyek food estate di
Bulungan, Kalimantan Utara dan Merauke, This study concludes that the condition of
Papua. Proses mekanisasi dan ekstensifikasi modernization without development is re-
pertanian yang dilakukan oleh korporasi dan flected in the integrated effort of transmigra-
difasilitasi negara ternyata hanya memanfaat- tion and food production in the food estate
kan para petani transmigran untuk menjadi project in Bulungan, North Kalimantan, and
tenaga kerja dalam proyek food estate. Tentu Merauke, Papua. Mechanism process and ag-
kita tidak menghendaki hal yang sama terjadi. riculture extensification are conducted by cor-
Terlebih penduduk transmigran yang tinggal porate and facilitated by the state evidently
di lokasi proyek food estate Kalimantan Ten- just exploited the transmigrant farmers to be
gah ini telah mengalami dimana mereka harus laborers in the food state project. Certainly
setengah mati berupaya survive pasca proyek we do not wish the same thing to happen.
eks-PLG gagal total. Moreover, the transmigrant residents who live
in the location of the food estate project of
Berkali-kali Presiden mengatakan food estate Central Kalimantan have suffered for surviving
bertujuan untuk meningkatkan produktivitas after the ex-PLG project was totally failed.
pertanian guna memenuhi cadangan pangan. The president has said many times that the
Dari sini kita dapat melihat bahwa pemerin- food estate aims to increase agricultural pro-

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 47


tah mengabaikan bahwa problem utama dari ductivity to fulfill the food supply. In this case
produktivitas pertanian bangsa ini justru be- we can see that the government neglects
rada pada kebijakan agraria yang sampai saat that the main issue of the state agriculture
ini belum menjangkau problem ketimpangan productivity actually is on the agrarian policy
penguasaan tanah. Pemerintah mengabaikan which until today doesn’t reach the issue of
kondisi dimana masalah utama dari produk- land mastery imbalance yet. The government
tivitas dan kesejahteraan petani adalah sem- neglects the condition in which the main is-
pitnya lahan pertanian dan bahkan sebagian sue of farmers productivity and welfare is the
besar petani tak memiliki tanah dan menjadi narrowness of agriculture lands and most of
buruh tani. the farmers are landless and turn to be farm
Tania Li dalam Kisah dari Kebun Terakhir men- workers.
ceritakan risetnya di Sulawesi Tengah, men-
jelaskan bagaimana hubungan kapitalis di Tania Li in Kisah dari Kebun Terakhir de-
wilayah adat. Bahwa tidak selalu hubungan scribed her research in Central Sulawesi, she
kapitalis di wilayah adat bekerja dengan corak explained about the capitalist relations in the
kapitalisme lama, seperti melalui peram- customary territory. Capitalist relations in cus-
pasan tanah. Dalam risetnya, Li memaparkan tomary territory do not always work in the old
bagaimana kapitalisme masuk dengan mem- capitalism style, like through land grabbing.
pengaruhi masyarakat adat, untuk kemudi- In her research, Li explained how capitalism
an mengikuti corak produksi kapitalisme. entered by influencing the indigenous people
Bagaimana menggiring pilihan masyarakat to follow the capitalism production styles, and
pada satu produk komoditas industri. Pada how to bring society options to one product
akhirnya corak produksi kapitalisme akan of industrial commodity. Eventually, capital-
memberikan keuntungan pada masyarakat ism production styles will give advantages to
adat yang memiliki sumber daya yang lebih the indigenous people with bigger sources.

Gambar : Kondisi Saluran Pengairan lahan pertanian Desa Talio Hulu. / Condition of farm-
land irigation channel in Talio Hulu Village.

48 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


besar, namun pada sebuah kompetisi, corak However, in a competition, capitalist produc-
produksi kapitalisme ini kemudian menggilas tion styles further make the poor indigenous
masyarakat adat yang miskin dengan lahan people suffer with small lands.
yang kecil. What was happening in the story of Kisah Dari
Apa yang terjadi pada kisah dari kebun ter- Kebun Terakhir of this indigenous people
akhir masyarakat adat ini, juga dapat terjadi can also happen to local people in regencies
pada masyarakat lokal di Kabupaten Pulau of Pulau Pisang and Kapuas which areas are
Pisau dan Kapuas yang wilayahnya dijadikan used for food estate projects. Probably the
sebagai proyek food estate. Mungkin per- land grabbing bluntly didn’t happen, but the
ampasan tanah secara terang-terangan tidak people who submitted their lands voluntari-
terjadi, namun masyarakat yang menyerahkan ly will follow the capitalism production styles
lahannya secara “sukarela” akan masuk pada with the speed of technology to push agricul-
corak produksi kapitalisme yang kecepatan tural productivity. Finally the critics questions
teknologi bekerja untuk menggenjot pro- so far is how the traditional farmers power fol-
duktivitas pertanian. Dan pertanyaan kritisn- lows technology speed of technology which
ya sejauh mana kekuatan petani tradisional handles efficiency and effectiveness formula.
ini mengikuti kecepatan teknologi yang me- Even though, in the context of food estate,
megang rumus efisiensi dan efektivitas. the government involved the military in it.
With different arguments of one ministry and
Meski pada konteks proyek food estate, pe- another. The ministry of PUPR stated that the
merintah mengerahkan militer di dalamnya. engagement of Indonesian Army is to assist
Dengan argumentasi yang berbeda antara land cleaning works. While the presidential
satu kementerian dengan kementerian yang staff office said the engagement of the mili-
lain. Kementerian PUPR mengatakan ket- tary is as supporting to assist the farmers. Mil-
erlibatan TNI, untuk membantu pekerjaan itary is considered more discipline from the
pembersihan lahan. Sementara Kantor Staf farmers, and the discipline is needed to run
Kepresidenan menyatakan keterlibatan milit- the food estate project. Whatever arguments
er sebagai supporting untuk mendampingi are presented, military engagement in the
petani. Militer dianggap lebih disiplin dari civilian realm, including agriculture militariza-
petani, dan kedisiplinan dibutuhkan untuk tion, breaks the spirit reform agenda of the
menjalankan proyek food estate. Apapun ar- security sector, in which the military should
gumentasi yang disampaikan, pelibatan mi- return to its main function, national defense
liter dalam ranah sipil, termasuk militerisasi and security. It is commonly known that the
pertanian, menyalahi semangat dan agenda military engagement in agrarian conflicts in
reformasi sektor keamanan, dimana milit- Indonesia is military business in the sector of
er harusnya kembali pada fungsi utamanya, natural resources.
pertahanan dan keamanan negara. Terlebih
sudah menjadi rahasia umum, keterlibatan The concerns of the use of a security ap-
militer dalam konflik agraria di Indonesia, ter- proach in the food estate project were proven
masuk bisnis militer di sektor sumber daya when the news appeared in the mass media
alam.18 and the finding of Save Our Borneo at the
beginning of 2021, the crop failure in Belan-
Dan kekhawatiran penggunaan pendekatan ti Siam Village should be seen as a hard slap
keamanan dalam proyek food estate ini ter- on the government. The boost of agricultural
bukti, ketika muncul pemberitaan di media productivity by changing cropping patterns
massa dan temuan Save Our Borneo pada from two times to three/year and changing
awal tahun 2021, tentang gagal panen di planting periods which are not in line with the
Desa Belanti Siam mestinya dapat dilihat se- tradition and knowledge of people, eventual-
bagai sebuah tamparan keras kepada pemer- ly made the farmers lose. Almost 90% of farm-
intah. Bahwa dorongan produktivitas perta- ers didn’t get satisfactory yields. From 10000

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 49


nian dengan mengubah pola tanam dari dua hectares, farmers of Belanti Siam Village, for
kali menjadi tiga kali tanam dalam setahun, example, only got 1,5 tons of grain for each
dan mengubah masa tanam yang tidak se- hectare of field. Likewise what happened in
jalan dengan tradisi dan pengetahuan mas- other villages. Not long after the news of crop
yarakat, pada akhirnya membuat petani rugi. failure appeared in mass media, the appear-
Hampir 90 persen petani tidak mendapat- ance of counter testimonials both from the
kan hasil panen yang memuaskan. Dari 1000 government or the farmers themselves that
hektar, petani di Desa Belanti Siam misalnya the harvest was successful. To be suspected,
hanya mendapatkan 1,5 ton gabah per hek- there is intimidation carried out to the farm-
tar sawah. Demikian juga yang terjadi di desa ers.
lain. Tak lama setelah berita kegagalan panen The explanation on the previous part a little
itu muncul di media massa, muncul berikutn- bit more has taken us into a conclusion that
ya testimoni “tandingan” baik dari pemerin- this project is not for the interest of common
tah maupun petani sendiri, bahwa panen ber- people, whereas for the interest of farmers
hasil. Patut diduga, adanya upaya intimidasi who live in the area of food estate. As an ag-
yang dilakukan kepada petani. riculture liberalization based project, it was
Penjelasan pada bagian sebelumnya sedikit actually no more as systematic effort from the
banyak telah mengantarkan pada satu kesim- state to replace the farmers. Corporate-based
pulan bahwa proyek ini bukan untuk kepentin- food industry from upstream to downstream
gan rakyat kebanyakan, terlebih untuk took over the farmers’ role as the food pro-
kepentingan petani yang berada di wilayah ducer and turned them into just workers. This
food estate. Sebagai sebuah proyek berba- is intended by Agrarian Reform Consortium as
sis liberalisasi pertanian, sesungguhnya tidak the process in which the state is pushing the
lebih sebagai upaya sistematis dari negara happening of proletarization of farmers and
untuk meminggirkan petani. Industri pan- the loss of small farming families (depeasanti-
gan berbasis korporasi dari hulu hingga hilir, zation) structured and massively.
mengambil alih peran petani sebagai produs-
en pangan, dan mengalihkan petani tak lebih Do not forget that the food politics policy isn’t
hanya sebagai pekerja. Ini apa yang dimaksud only implicated on the agriculture sector but
oleh Konsorsium Pembaruan Agraria sebagai also there is an inseparable implication. Food
proses dimana negara sedang mendorong policy strongly influences the environment
terjadinya proletarisasi petani dan hilangnya which we can see from the experience of the
keluarga petani kecil (depeasantization) se- green revolution in which the use of pesticide
cara masif dan terstruktur.19 to push the food productivity, affected the
pollution and health of people. Likewise, land
Jangan lupa, bahwa kebijakan politik pangan opening trails with bad health impacts due
tidak hanya berimplikasi pada sektor pertani- to the exposure to smog, especially the vul-
an saja, tetapi juga ada implikasi yang tidak nerable groups, like children and the elderly,
bisa dipisahkan. Kebijakan pangan sangat ber- and it even resulted in death. Learning from
pengaruh terhadap lingkungan hidup, yang the MIFEE development in Papua, in which
dapat kita lihat dari pengalaman revolusi hijau the government claimed that the environ-
dimana penggunaan pestisida untuk mendor- mental impact resulted from this project is
ong produktivitas pangan, berdampak pada limited. However, in fact, approximately 50%
pencemaran dan kesehatan masyarakat. De- of planned agriculture land comes from for-
mikian juga jejak pembukaan lahan untuk est lands which mostly consist of primary and
proyek eks PLG telah mendatangkan bencana secondary forests. According to the conces-
asap setiap tahunnya dengan dampak buruk sion land allocation, the total projection of re-
kesehatan dari paparan kabut asap, khususn- leased carbon emission was estimated reach-
ya kelompok rentan seperti anak dan lansia, ing 770 tons/year which 70% of it came from
dan bahkan berakibat pada kematian. Belajar the forest area conversion. Besides that, the

50 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


Gambar : Kantor lapangan Food Estate Desa Bentuk Jaya. / Food estate field office in
Bentuk Jaya Village.

dari pengembangan MIFEE di Papua, dimana


pemerintah mengklaim dampak lingkungan
hidup yang ditimbulkan dari proyek MIFEE
terbatas. Namun pada kenyataannya sekitar
50% lahan pertanian yang direncanakan be-
rasal dari wilayah hutan yang sebagian besar
terdiri dari hutan primer dan sekunder. Ber-
dasarkan alokasi lahan konsesi, proyeksi total
emisi karbon yang terlepas diperkirakan men-
capai 770 juta ton per tahun yang 70%-nya be-
rasal dari konversi area hutan. Selain itu juga
ditemui hilangnya keanekaragaman hayati.
Dan yang mesti dipahami lebih jauh adalah
ketika kita menyuarakan keadilan ekologis,
maka penting untuk juga melihatnya bukan
hanya pada aspek keadilan atau ketidakadilan
distribusi atas penguasaan dan pemanfaatan
sumber-sumber agraria. Bagaimana melihat
struktur yang berkontribusi terhadap muncul-
nya ketidakadilan distribusi penguasaan dan
pemanfaatan sumber daya alam dan ketida-
kadilan risiko yang ditanggung oleh masyar-
akat miskin. (Stevis, D, 2000).20 Bahwa belajar
dari proyek eks-PLG sebelumnya, pada akh-
irnya, bahwa risiko atas kegagalan eks-PLG Gambar : Pemompaan kanal pengairan la-
yang menanggung deritanya adalah masyar- han di Desa Bentuk Jaya. / The pumping of
akat. irrigation canal in Bentuk Jaya Village.

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 51


Maka pada akhirnya dalam setiap narasi pem- biodiversity loss.
bangunan, yang harus dijawab adalah untuk
kepentingan siapa sebuah proyek pemban- What we should understand further is that
gunan dilakukan, dan siapa yang diuntung- when we advocate ecological justice, it’s im-
kan dari proses tersebut. Jika berkaca pada portant to see it not only from justice and in-
narasi pembangunan selama ini, termasuk justice aspects of distribution on the mastery
proyek food estate di berbagai daerah, and utilization of agrarian sources. How to see
sesungguhnya bukan diperuntukkan bagi the contributed structure to the appearance
kepentingan rakyat dan pemenuhan pangan of distribution injustice and the utilization
rakyat. Teranglah, bahwa yang diuntungkan of natural resources and the risk of injustice
dari proyek ini bukanlah petani atau peladang which were borne by the poor. (Stevis, D,
yang ada di Kabupaten Pulau Pisau dan Kabu- 2000). Learning from ex-PLG project, even-
paten Kapuas, melainkan industri pangan dan tually, the failure risk of ex-PLG will suffer the
elit ekonomi dan politik yang berada dalam people.
lingkar rente proyek yang mengatasnamakan
ketahanan pangan ini. Finally, in each development narration, what
should answer is to whom the development
project conducted, and who will be benefit-
ed from those processes. If we pay attention
to the development today, including the food
estate project in various areas, actually it is
not intended for the people’s interest and the
fulfillment of people’s food. Clearly, the actors
who get the benefits are not farmers or tillers
in regencies of Pulau Pisang and Kapuas but
the food industry and the economic and polit-
ical elites which are in the circle of project rent
in the name of this food security.

Gambar : Kondisi lahan pertanian di Desa Talio Hulu. / Condition of farm-


land in Talio Hulu Village.

52 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 53
V
Kesimpulan dan Rekomendasi
Conclusions and recommendations

Gambar : Irigasi kanal pasca rehabilitasi di Desa Bentuk Jaya tidak berfungsi karena sis-
tem yang buruk. / The rehabilitated irrigation canal in Bentuk Jaya does not function due
to poor system.

Pengalaman adalah guru yang pal- Experience is the best teacher. These
ing berharga. Kata-kata bijak ini semestinya wise words should become the government
juga menjadi pegangan pemerintah keti- handle when making policy related to the liv-
ka membuat kebijakan yang terkait dengan ing of people and environment. Certainly we
hajat hidup orang banyak dan berdampak do not wish to fail many times, replicate the
pada lingkungan hidup. Tentu kita tidak ingin same failures and force the next generations
seperti keledai yang jatuh kedua kali dalam to take the worse impacts.
lubang yang sama, mereplikasi kegagalan If there should be food supply from the con-
demi kegagalan dan memaksa generasi yang sideration of FAO in encountering the pan-
akan datang memikul dampak buruknya. demic situation of covid-19, then whether it’s
Jika pun ada kebutuhan cadangan pan- true if the answer is food estate, large scale
gan dengan menggunakan pertimbangan field print on the areas which have vulnerabili-
dari FAO dalam menghadapi situasi pan- ty and high risk, like in ex-PLG lands. The pan-
demi Covid-19, apakah kemudian tepat jika demic of Covid-19 should be momentum of
jawabannya adalah food estate, cetak sawah global economic policy directions which is ex-
skala besar pada wilayah yang memiliki ker- ploitative and ignoring the carrying capacity

54 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


entanan dan risiko tinggi seperti di eks-PLG. of the environment, including industrial based
Pandemi Covid-19 seharusnya menjadi mo- food policy (food industrialization). UNEP has
mentum perubahan arah kebijakan ekonomi warned of the appearance of zoonosis caused
global yang selama ini eksploitatif dan meng- by agricultural intensification activities, indus-
abaikan daya dukung dan tampung lingkun- trialization, and lands and forests destruction.
gan hidup, termasuk kebijakan pangan yang Today the people are faced with the uncer-
berbasis industri (industrialisasi pangan). Unit- tainty of life safety from the pandemic of Cov-
ed Nations Environment Programme (UNEP) id-19 and climate crisis. However, importantly
telah mengingatkan kemunculan penyakit zo- to remember, farmers and indigenous people
onosis disebabkan oleh aktivitas intensifikasi in villages or in remote areas have higher re-
pertanian, industrialisasi dan penghancuran silience in facing world crisis, including the
hutan dan lahan. pandemic of Covid-19 and climate crisis. The
Saat penduduk bumi dihadapkan pada ket- experiences in this health crisis show that the
idakpastian akan keselamatan hidupnya dari communities in urban areas are vulnerable
pandemi Covid-19 dan krisis iklim. Namun due to the high level of dependence on food
juga yang penting untuk diingat, bahwa consumption which they cannot produce by
petani dan masyarakat adat yang tinggal di themselves. While farmers and indigenous
pedesaan atau pelosok-pelosok, lebih memi- people can survive with their traditional food
liki resiliensi yang tinggi dalam menghadapi management knowledge, including those
krisis dunia, termasuk pandemi Covid-19 dan who still produce various food independently,
krisis iklim. Pengalaman pada masa krisis kes- can survive strongly to face the crisis.
ehatan ini menunjukkan bahwa komunitas di From the studies conducted, both in law or
perkotaan yang rapuh karena tingkat keter- biophysical studies and the field investiga-
gantungan yang tinggi atas konsumsi pangan tion, as well as in how to do analysis on those
yang tidak mereka produksi sendiri. Semen- findings from the perspective of politic-eco-
tara masyarakat adat dan petani di pedesaan nomic, we can conclude some main points,
yang bertahan dengan pengetahuan pen- they are:
gelolaan pangan tradisional, termasuk yang
masih memproduksi pangan yang beragam First, the government failed to understand the
dan berdaulat, lebih bisa bertahan mengh- main issue of the low agricultural productivity
adapi krisis. as the impact of mastery structure imbalance
and agrarian management which depend on
Berangkat dari kajian yang dilakukan, baik ka- the large scale and extractive industries and
jian hukum, kajian biofisik dan investigasi di damage the environment, causing the poor
lapangan, serta bagaimana melakukan ana- farmers to be marginalized. Increasing pro-
lisis atas temuan-temuan tersebut dari per- ductivity without fixing the agrarian structure
spektif ekonomi politik, maka kami menyim- imbalance will make the farmers poorer and
pulkan beberapa hal pokok, di antaranya: the food self-sufficiency or food security will
end, like the failure of the industrial revolu-
Pertama; pemerintah gagal memahami akar tion.
masalah dari rendahnya produktivitas pertani-
an akibat dari ketimpangan struktur pengua- The second, the food estate project in Central
saan dan pengelolaan agraria yang bertumpu Kalimantan is carried out by breaking some
pada skala besar dan industri ekstraktif dan law instruments and human rights. Breaking
merusak lingkungan hidup, menyebabkan the higher rules and ignoring the good gov-
petani miskin semakin tersingkir. Mening- ernance principles and the principles of pro-
katkan produktivitas tanpa membenahi ket- tection and management of the environment.
impangan struktur agraria tersebut, semakin The rules and regulations made by the gov-
memiskinkan petani dan swasembada pan- ernment by ignoring the good governance
gan atau ketahanan pangan berakhir seperti principle and principles of protection and

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 55


kegagalan revolusi industri. management of environment are solely the
means of legitimation to facilitate this project.
Kedua; proyek food estate di Kalimantan The third, the food estate project conducted
Tengah dijalankan dengan cara melanggar in the regencies of Pulau Pisang and Kapuas
sejumlah instrumen hukum dan hak asasi ma- ignored the biophysical condition of these
nusia. Melabrak aturan yang lebih tinggi dan vulnerable and high risk areas on forest and
mengabaikan prinsip-prinsip pemerintahan land fires. The policy of the food estate project
yang baik dan asas-asas dari perlindungan also ignored the fact of agriculture land con-
dan pengelolaan lingkungan hidup. Aturan version in Central Kalimantan, which turned
atau regulasi yang dibuat oleh pemerintah to support extractive industries like mining
dengan mengabaikan prinsip pemerintahan industries and monoculture plantations.
yang baik dan asas perlindungan dan pen- The fourth, participation or engagement of
gelolaan lingkungan hidup, tidak lebih hanya people in the food estate project is pseudo
menjadi alat legitimasi semata untuk memu- participation form and even manipulative,
luskan proyek ini. because the government didn’t openly con-
vey the good or bad impacts as well as the
Ketiga; proyek food estate yang dilakukan di failure of this project to the people, including
Kabupaten Pulau Pisau dan Kapuas menga- the government didn’t convey about the pro-
baikan kondisi biofisik wilayah ini yang rent- tection commitment on people tenure rights.
an dan beresiko tinggi terhadap kebakaran This food estate project will increase the num-
hutan dan lahan. kebijakan proyek food es- ber of agrarian conflicts in Central Kaliman-
tate ini juga mengabaikan fakta konversi lahan tan, while the existing agrarian conflict cannot
pertanian di Kalimantan Tengah, yang beralih be handled by the government.
untuk menopang industri ekstraktif seperti in-
dustri tambang dan perkebunan monokultur. The fifth, the food estate project in Central
Kalimantan, especially which is allocated to
Keempat; partisipasi atau pelibatan mas- field prints, is not established for the people’s
yarakat dalam proyek food estate ini adalah interest, but for the food industrial interests,
bentuk partisipasi semu dan bahkan manip- by using the food crisis threat as the chance
ulatif. Karena pemerintah tidak secara terbu- to make more profit. In this case, the country
ka menyampaikan dampak baik dan buruk has failed to put food in the frame of rights to
serta peluang kegagalan proyek ini kepa- food.
da masyarakat. Termasuk pemerintah juga
tidak menyampaikan bagaimana komitmen The sixth, this food estate project damages
perlindungan atas hak tenurial masyarakat. nature, destroy the ecosystem that has social
Bahwa proyek food estate ini akan semakin ecological functions in it.
menambah deretan angka konflik agraria di
Kalimantan Tengah, sementara konflik agraria The seventh, this food estate project will in-
yang eksisting, hingga saat ini tidak mampu crease the state loss, not only the context of
diselesaikan oleh pemerintah. budgeting allocation to run this project, but
also the budget of the environment that the
Kelima; Proyek food estate di Kalimantan Ten- government or public should take responsi-
gah, khususnya yang dialokasikan untuk cetak bility for when ecological disasters happen as
sawah, dibangun bukan untuk kepentingan the impact of high risk projects for environ-
rakyat. Melainkan untuk kepentingan industri ment and people security.
pangan, yang menggunakan ancaman krisis
pangan sebagai peluang atau celah baru un- In this report, WALHI Central Kaliman-
tuk menangguk keuntungan atau profit. Ne- tan requires strategic recommendation
gara dalam hal ini gagal menempatkan pan- related to the field print project or food
gan dalam kerangka sebagai pemenuhan hak estate in Central Kalimantan, they are:

56 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


asasi (rights to food).
• The crisis of the pandemic Covid-19
Keenam; proyek food estate ini merusak should become a momentum by the gov-
alam, menghancurkan ekosistem yang memi- ernment to correct the economic and de-
liki fungsi sosial ekologis di dalamnya. velopment policy direction in national or
Ketujuh; proyek food estate ini akan men- regional levels. This nation cannot depend
ingkatkan kerugian negara yang lebih besar, on the extractive industries by sacrificing
bukan hanya dalam konteks alokasi anggaran food and agriculture lands. If the food be-
untuk menjalankan proyek ini, namun juga comes the government priority, thus the
biaya lingkungan yang harus ditanggung government should evaluate and review
oleh negara atau publik ketika terjadi benca- the given permits. Law enforcement con-
na ekologis yang ditimbulkan akibat proyek ducted by taking the displaced lands and
yang berisiko tinggi bagi lingkungan hidup distributing them to the landless farmers
dan keselamatan masyarakat. or small farmers so they can use them for
production.
Dalam laporan ini, WALHI Kalimantan Ten- • The food crisis prediction as the impact
gah juga memberikan rekomendasi strategis of the pandemic of Covid-19 must be an-
terkait dengan proyek cetak sawah atau food swered by solving the main issue from the
estate di Kalimantan Tengah, antara lain se- food and agriculture crisis itself. The main
bagai berikut: issue is structure imbalance and agrarian
mastery, not the food estate. To overcome
• Krisis pandemi Covid-19 seharusnya di- the food crisis threat and arrange the food
jadikan sebagai sebuah momentum oleh supply for people, the government must
pemerintah untuk mengoreksi arah ke- focus on the planned programs for 2 peri-
bijakan ekonomi dan pembangunan di ods of President Jokowi, they are agrarian
tingkat nasional dan daerah. Bangsa ini reform and social forestry. The agrarian re-
tidak boleh lagi bertumpu pada industri form particularly is not accomplished, even
ekstraktif yang mengorbankan lahan per- it’s turned out. We are sure if the agrarian
tanian dan pangan. Jika pangan menjadi reform is conducted appropriately as the
prioritas pemerintah, maka pemerintah UUPA mandate, therefore, the people’s
harus segera mengevaluasi dan merevisi food needs can be fulfilled, compared with
perizinan yang telah diberikan. Penega- the speculative project like food estate.
kan hukum dilakukan diantaranya dengan
mengambil kembali tanah-tanah yang • Talking about food and agriculture actu-
ditelantarkan dan mendistribusikannya ally is talking about farmers and tillers.
kepada petani tak bertanah atau petani The state subsidy should be directed to
gurem agar petani dapat berproduksi. the biggest stakeholders from the food
and agriculture sector itself, the family of
• Bahwa prediksi krisis pangan akibat pan- farmers/tillers. After a couple parts of the
demi Covid-19 harusnya dijawab dengan state subsidy given to the investment and
mengatasi problem utama dari krisis pan- corporations which destroy the environ-
gan dan pertanian itu sendiri, yakni soal ment and people space living, this is the
ketimpangan struktur dan penguasaan time for the subsidy to turn to the fami-
agraria, bukan dengan food estate. Jika lies of farmers. The way to support and
mau mengatasi ancaman krisis pangan facilitate the farmers for their sustainable
dan membuat cadangan pangan bagi production, and included supporting the
rakyat, pemerintah seharusnya bisa fokus products marketing of farmers which the
pada program yang digadang-gadang se- price sometimes decreases because the
lama 2 (dua) periode pemerintahan Presi- farmers do not have control on the market
den Jokowi, yakni reforma agraria dan per- prices. Another form of support for the

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 57


hutanan sosial. Reforma agraria terutama,
masih jalan di tempat dan bahkan dibe-
lokkan. Kami meyakini jika reforma agrar-
ia dijalankan secara benar sebagaimana
amanat Undang-Undang Pokok Agraria
(UUPA), maka kebutuhan pangan rakyat
dapat dipenuhi, dibandingkan dengan
proyek spekulatif seperti food estate.

• Berbicara pangan dan pertanian ses-


ungguhnya adalah bicara petani atau
peladang. Subsidi negara seharusnya di-
arahkan ke pemangku kepentingan ter-
besar dari sektor pangan dan pertanian
itu sendiri, keluarga petani/peladang.
Setelah berbabak-babak subsidi negara
diberikan kepada investasi dan korporasi
yang justru menghancurkan lingkungan
hidup dan ruang hidup rakyat, kini wak-
tunya subsidi tersebut beralih kepada
keluarga petani. Bagaimana menduku-
ng dan memfasilitasi agar petani dapat
berproduksi secara berkelanjutan, dan
termasuk mendukung pemasaran dari
produk petani yang sering kali harganya
anjlok karena petani tidak memiliki kon-
trol terhadap harga pasar. Dan bentuk
dukungan utama lainnya kepada petani Gambar : Saluran air pertanian Desa Teru-
adalah dengan tidak lagi menggusur san Karya. / Irrigation channel in Terusan
tanah petani untuk proyek-proyek infra- Karya Village.
struktur skala besar dan investasi industri
ekstraktif yang rakus tanah dan air. Pe-
merintah juga harus segera mengidenti-
fikasi petani/peladang, jumlah produksi,
jenis yang ditanam dan kendala-kendala farmers is to stop displacing the farmer
yang dihadapi oleh petani dan peladang. lands for large scale infrastructure pro-
jects and extractive industrial investment
• Ancaman krisis pangan seharusnya juga which are greedy for land and water. The
menjadi momentum untuk pembenahan government should immediately identify
kebijakan pangan, pertanian dan agrar- farmers, total production, plant types and
ia. Kebijakan pangan dan sektor agrar- obstacles faced by the farmers and tillers.
ia harus diarahkan pada upaya mem-
bangun kedaulatan pangan, termasuk • The food crisis threat must become mo-
bagaimana mengakhiri ketergantungan mentum for the improvement of food,
terhadap satu atau dua komoditas pan- agriculture, and agrarian policies. Food
gan dan mulai memperkuat sumber policy and agrarian sectors must be di-
pangan lain yang lebih beragam, den- rected in the effort to establish food se-
gan menempatkan hal yang paling men- curity, including to stop the dependency
dasar bahwa pangan adalah hak asasi. toward one or two food commodities and
start to strengthen other more diverse

58 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


• Dalam jangka panjang, penyusunan ke-
bijakan terkait pangan, termasuk dida- food sources by putting the most funda-
lamnya kebijakan tata ruang (darat dan mental thing that food is a human right.
laut), serta kebijakan terkait lainnya, harus
melibatkan rakyat dan memberikan pen- • In the long term, the arrangement of food
gakuan pada wilayah kelola rakyat. Dari related policy, including spatial policy
berbagai pengalaman krisis yang terjadi (land and sea) as well as the other related
menunjukkan, bahwa komunitas lokal, ko- policies must involve people and give rec-
munitas adat, baik laki-laki dan peremp- ognition to the people management area.
uan, memiliki kemampuan bertahan dan Various crisis experiences have shown that
daya adaptasi dari krisis. Pangan yang the local community, indigenous commu-
beragam lebih mampu menjawab krisis nity, both man or woman, have capability
dibandingkan korporasi monokultur skala and adaptability to survive from the crisis.
besar. Mengingat lingkungan hidup yang Diverse food is able to answer the crisis
bersih dan sehat akan berdampak terh- compared with large scale monoculture
adap jaminan terpenuhinya kedaulatan corporations. By remembering that clean
pangan, maka prinsip keadilan ekologis and healthy environment will effect on the
menjadi penting menjadi pijakan dalam guarantee of fulfillment of food security,
kebijakan pangan nasional. thus the ecological justice principles be-
come important to be basis in national
food policy.

Gambar : Pengukuran kecepatan arus air disaluran lahan pertanian Desa Terusan Karya. /
Measuring the water flow speed in farmland channel of Terusan Karya Village.

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 59


VI
Refensi
Reference

1. h t t p s : / / s e t k a b . g o . i d / m e n t - Pangan di Masa Pandemi COVID-19,


eri-pupr-5-psn-destinasi-super-priori- JKPP, 2020
tas-wisata-meski-dihemat-tapi-tidak-di- 7. https://mediaindonesia.com/read/de-
batalkan/ tail/278009-surplus-stok-pangan-aman-
2. Rachman, Noer Fauzi: Petani dan Pengua- sampai-maret-2020, diakses pada 28 juli
sa: Dinamika Perjalanan Politik Agraria 2020.
Indonesia, INSISTPress, KPA dan Pustaka 8. https://www.pu.go.id/berita/view/18504/
Pelajar, 1999 presiden-jokowi-tinjau-lahan-potensi-
3. Provinsi Kalimantan Tengah dalam Angka al-food-estate-di-Kalimantan Tengah-pek-
(BPS 2019) erjaan-irigasi-jadi-tahap-awal-pengem-
4. Potret Kemiskinan Provinsi Kalimantan bangan di akses pada pada tanggal 28
Tengah 2018, BPS Kalimantan Tengah Juli 2020.
2018 9. Pernyataan sikap masyarakat sip-
5. Konsesi Mencaplok Sawah Food Estate il mendesak penghentian food es-
Mematikan Petani, Analisis Spasial dan tate dapat diunduh melalui http://wal-
Sosial Ekologis Mengenai Kerawanan hiKalimantan Tengah.org/2020/06/14/
Pangan di Masa Pandemi COVID-19, pernyataan-sikap-masyarakat-sip-
JKPP, 2020 il-hentikan-proyek-cetak-sawah-food-es-
6. Konsesi Mencaplok Sawah Food Estate tate-di-lahan-gambut-di-kaliman-
Mematikan Petani, Analisis Spasial dan tan-tengah%EF%BB%BF-jangan-men-
Sosial Ekologis Mengenai Kerawanan ciptakan-malapetaka-baru-%E2%80%B-

60 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


C%EF%BB%BF/ Atas Tanah Petani Melalui Program Food
10. Pernyataan sikap WALHI atas Permen LHK Estate Dikatkan dengan Batas Maksimum
P.24 tentang Penyediaan Kawasan Hutan Kepemilikan Tanah, Universitas Sumut,
untuk Pembangunan Food Estate. Pern- 2018
yataan sikap ini dapat diakses di https:// 15. Food Estate: Pembangunan Pertanian
www.walhi.or.id/stop-food-estate-di-ka- yang Salah Arah , Bina Desa, 2014
wasan-hutan-batalkan-peraturan-menteri- 16. Hak atas Pangan sebagai Hak Asasi Ma-
lhk-p-24-tentang-penyediaan-kawasan- nusia, Kertas Posisi WALHI, 2017
hutan-untuk-pembangunan-food-estate 17. Tangga terbawah merepresentasikan kon-
11. Eryan Adrianus, dkk, Analisis Hukum disi tanpa partisipasi (non participation),
Pengembangan Food Estate di Kawasan meliputi: (1) manipulasi (manipulation) dan
Hutan Lindung, Seri Analisis Kebijakan (2) terapi (therapy). (3) menginformasikan
Kehutanan dan Lahan, ICEL, 18 Desember (informing), (4) konsultasi (consultation),
2020 dan (5) penentraman (placation), (6) kemi-
12. Sekitar 163 lembaga dan individu yang traan (partnership), (7) pendelegasian
tergabung dalam Koalisi Masyarakat sipil wewenang atau kekuasaan (delegated
mengeluarkan Pernyataan sikap bersama power), dan (8) pengendalian masyarakat
Menolak Proyek Cetak Sawah/Food Es- (citizen control). Tiga tangga terakhir ini
tate di Lahan Gambut di Kalimantan Ten- menggambarkan perubahan dalam kes-
gah. Pernyataan sikap dapat diunduh di eimbangan kekuasaan yang oleh Arnstein
https://www.walhi.or.id/hentikan-proyek- dianggap sebagai bentuk sesungguhnya
cetak-sawah-food-estate-di-lahan-gam- dari partisipasi masyarakat.
but-di-kalimantan-tengah 18. h t t p s : / / f i n a n c e . d e t i k . c o m / b e r i t a -
13. Zakaria Yando dkk, MIFEE Tak Terjangkau ekonomi-bisnis/d-5279494/tni-diker-
Angan Malind: Yayasan PUSAKA, 2011, ahkan-dalam-proyek-lumbung-pan-
hal 116 gan-apa-tugasnya
14. Sagala, Mestika Dewi Sari, Peralihan Hak 19. Catatan akhir tahun Konsorsium Pemba-
ruan Agraria (KPA), 2020
20. Affif Suraya, PPT Ekonomi Politik dan
Keadilan Ekologi, 2016

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 61


Tentang Walhi Kalimantan Tengah
Walhi Kalimantan Tengah adalah cabang dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), LSM advokasi
lingkungan terbesar dan tertua di indonesia. Walhi didirikan pada tahun 1980 dan merupakan jaringan Friends
of the Earth International (FOEI) sejak 1989. Walhi terdiri dari hampir 500 LSM di seluruh indonesia yang
menangani konflik agraria terkait akses sumber daya alam, masyarakat adat, dan hak - hak petani, konservasi
pesisir dan laut, dan ancaman dari deforestasi. Cakupannya lebih luas dari sekedar kepedulian lingkungan :
“bekerja untuk transformasi sosial, kedaulatan rakyat, dan keberlanjutan kehidupan serta mata pencaharian”.

About Walhi Central Kalimantan


Walhi Central Kalimantan is a reginal office of Indonesian Forum for the Environment (WALHI), the largest and
oldest environmental advocacy NGO in Indonesia. Walhi was founded in 1980 and is a network of Friends of
the Earth International (FOEI) since 1989. Walhi consists of nearly 500 NGOs across Indonesia that deal with
agrarian conflicts related to access to natural resources, indigenous peoples, and farmers’ rights, coastal
conservation and oceans, and the threat from deforestation. Its scope is broader than just environmental
concerns: “work for social transformation, people’s sovereignty, and sustainability of life and livelihoods”.

62 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia


Tentang Pantau Gambut
Pantau Gambut adalah wadah atau platform daring yang menyediakan akses terhadap informasi mengenai
perkembangan kegiatan dan komitmen restorasi ekosistem gambut yang dilakukan oleh segenap pemangku
kepentingan di Indonesia. Pantau Gambut juga bertujuan meningkatkan kesadaran akan pentingnya perlind-
ungan gambut dalam konteks perlindungan lingkungan hidup, pengurangan emisi, dan peningkatan kese-
jahteraan masyarakat. Dengan menggabungkan teknologi, data terbuka, dan jaringan masyarakat, masyarakat
dapat memantau komitmen restorasi lahan gambut yang dilakukan oleh pemerintah, organisasi masyarakat
sipil, serta pelaku usaha. Melalui analisis perkembangan serta kendala realisasi komitmen pelaku restora-
si, diharapkan dapat tercipta gagasan yang dapat mendukung target restorasi gambut di tingkat nasional.

About Pantau Gambut


Pantau Gambut is an online forum or platform that provides access to information on the development
of activities and commitments to restore peat ecosystems carried out by all stakeholders in Indonesia.
Pantau Gambut also aims to increase awareness of the importance of peat protection in the con-
text of environmental protection, emission reduction, and improvement of community welfare.
By combining technology, open data, and community networks, communities can monitor commitments
for peatland restoration made by the government, civil society organizations, and business actors.
Through analysis of developments and obstacles to realizing the commitment of restoration actors,
it is hoped that ideas can be created that can support peat restoration targets at the national level.

Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia 63


64 Food Estate, Menakar Politik Pangan Indonesia

Anda mungkin juga menyukai