Anda di halaman 1dari 5

Disini saya akan membahas : hal-hal mendasar mengenai hukum permintaan dan penawaran

Model Penawaran dan Permintaan menggabungkan dua konsep penting : kurva penawaran dan kurva
permintaan.

Kurva Penawaran adalah hubungan antara jumlah barang/jasa yg ditawarkan dengan harga

Kurva penawaran, ditandai dengan S, menunjukan bagaimana jumlah barang yang ditawarkan untuk
dijual berubah mengikuti perubahan harga. Kurva penawaran berbentuk miring ke atas yg artinya
semakin tinggi harga , semakin banyak perusahaan yang mampu dan berniat untuk berproduksi dan
menjual/menawarkan barangnya. Jika biaya produksi turun, perusahaan bisa memproduksi jumlah yang
sama pada harga yg lebih rendah atau jumlah yg lebih banyak pada harga yg sama. Maka dari itu kurva
penawaran akan bergeser ke sebelah kanan.

Jumlah yang bersedia dijual oleh produser tidak hanya tergantung pada harga yang mereka terima tapi
juga tergantung pada:

- Biaya produksi, gaji pegawai, suku bunga dan biaya bahan mentah

Perubahan pada nilai satu atau beberapa variabel diatas (Biaya produksi, gaji pegawai, suku bunga dan
biaya bahan mentah) berakibat pada pergeseran kurva penawaran. Ketika biaya produksi turun,
outputnya akan bertambah tidak perduli harga pasar akan bergerak naik atau turun. Keseluruhan kurva
penawaran kemudian bergeser ke kanan.

Kurva permintaan menunjukkan seberapa banyak barang yang berniat dibeli oleh konsumen seiring
dengan perubahan harga per unit. Kurva bergradien negatif. Semakin mahal harga semakin sedikit
konsumen yang bersedia membeli.

Selain harga dipengaruhi oleh:

- pendapatan, cuaca dan harga barang yang lain .

Pada harga yang sama jika pendapatan naik maka jumlah permintaan akan naik. Kurva bergeser ke
kanan (dari D ke D’).

Pergeseran Kurva Permintaan Dipengaruhi oleh faktor lain selain harga:

- Pendapatan

- Selera

- Cuaca

- Harga barang lain

Perubahan harga barang/jasa tertentu yang terkait juga berpengaruh pada permintaan.

substitusi Dua barang di mana kenaikan harga barang pertama akan menaikkan jumlah permintaan
barang kedua  harga barang kedua akan naik.

Sebagai contoh, tembaga dan aluminium merupakan barang substitusi satu sama lainnya. Karena salah
satu dari keduanya bisa dijadikan barang substitusi bagi yg lainnya, jumlah permintaan tembaga akan
naik jika harga aluminium naik. Sama halnya seperti daging sapi dan ayam merupakan barang substitusi
satu dengan yg lainnya karena customer berkenan untuk merubah pembelian mereka dari yg satu ke yg
lainnya ketika harganya berubah

komplemen Dua barang di mana kenaikan harga barang pertama akan menurunkan jumlah permintaan
barang kedua  harga barang kedua akan turun. Sebagai contoh, kendaraan dan minyak adalah barang
komplemen. Karena mereka cenderung digunakan bersamaan, penurunan pada harga minyak
meningkatkan jumlah permintaan untuk kendaraan mobil.

●harga kesetimbangan
Harga di mana jumlah permintaan sama dengan jumlah penawaran

●mekanisme pasar
Kecenderungan pada pasar bebas di mana harga selalu berubah sampai kesetimbangan tercapai.

Pasar setimbang pada harga P0 dan jumlah Q0. Pada harga yang lebih tinggi P1, terjadi surplus sehingga
harga akan turun Pada harga yang lebih rendah P2, terjadi shortage, sehingga harga akan meningkat.

Untuk memahami kenapa market cenderung untuk seimbang, anggap saja pada awalnya harga berada
diatas keseimbangan. Produsen akan mencoba untuk memproduksi/menghasilkan dan menjual lebih
dari apa yang customer inginkan untuk dibeli.

A surplus— Situasi di mana jumlah yang ditawarkan melebihi jumlah permintaan —will result. Untuk
menjual surplus atau setidaknya mencegahnya sehingga tidak berlebihan, maka produsen akan
menurunkan harga.

Kebalikannya adalah shortage Situasi di mana jumlah permintaan melebihi jumlah yang ditawarkan
akan terjadi dan konsumen tidak akan dapat membeli semua yg mereka sukai. Hal inilah yang akan
memberikan tekanan keatas pada harga seiring dengan konsumen mencoba untuk bersaing dengan
konsumen lainnya untuk membeli barang yang diinginkan pada supplier yang sudah ada. Kemudian
produsen bereaksi dengan menaikkan harga dan memperluas output. Sekali lagi, harga akan bergerak
menuju harga ekuilibrium.

Kapan model Supply-Demand dapat digunakan?

Model ini menganggap bahwa pada harga tertentu sejumlah tertentu barang akan diproduksi dan dijual.
Asumsi tersebut berlaku ketika pasar bersifat kompetitif. Pembeli dan penjual tidak punya pengaruh
besar dalam menentukan harga. Tidak berlaku ketika penawaran hanya dilakukan oleh produsen tunggal
(monopolis). Pada permintaan berapapun harga tetap berada pada titik yang ditetapkan monopolis
tersebut.

PERUBAHAN PADA KESETIMBANGAN PASAR


Mari kita mulai dengan pergeseran pada kurva penawaran. Kurva penawaran bergeser ke kanan yang
mungkin saja disebabkan karena penurunan harga bahan mentah. Sebagai hasilnya harga pasarnya jatuh
dan jumlah barang yang diproduksi naik. Hal inilah yang kita perkirakan, biaya rendah mengakibatkan
harga yang lebih rendah dan penjualan yang meningkat.

ELASTISITAS SUPPLY DAN DEMAND

● elastisitas Persentase perubahan pada satu variabel akibat 1 % kenaikan variabel yang lain,
rentang nilai antara 0 sampai dengan tak hingga.

● Elastisitas Permintaan akibat Harga Persen perubahan pada jumlah permintaan akibat
kenaikan 1% harga.

Elastisitas harga pada hukum permintaan biasanya bernilai negatif. Ketika harga barang-barang naik,
jumlah barang yg diminta biasanya turun. Ketika Elastisitas harga lebih besar dari 1, maka permintaan
harga adalah elastis karena persentase penurunan jumlah yg diminta lebih besar dari persentase
kenaikan harga. Jika elastisitas harga kurang dari 1, maka permintaan bisa dikatakan inelastis.

(a) Demand yang Elastis Sempurna terjadi pada kurva demand horizontal. Gradien ΔQ/ΔP tak hingga.
Sedikit perubahan harga mengakibatkan perubahan jumlah demand yang tak terhingga.

(b) Demand yang Tidak Elastis Sempurna Terjadi pada kurva demand dengan yang vertikal. Dengan
gradien ΔQ/ΔP nol. Jumlah permintaan sama pada harga berapapun. Elastisitas nol.

Elastisitas titik : Elastisitas permintaan akibat harga yang dihitung pada suatu titik tertentu (P, Q) pada
kurva.

Arc elasticity of demand : Elastisitas permintaan akibat harga yang dihitung berdasarkan beberapa titik
harga dan jumlah permintaan menggunakan rata-rata.

Elastisitas jangka Pendek dan Jangka Panjang ditinjau dari segi Demand :

Sebagai tambahan, permintaan pada suatu barang akan terkait pada ketersediaan barang lainnya yang
sedikit mengalami perubahan. Sebagai contohnya, permintaan pada bensin (BBM) yang jauh lebih elastis
pada jangka panjang drpada jangka pendek.

Dalam jangka pendek, kenaikan harga bensin hanya memiliki efek kecil pada jumlah permintaan bensin.
Pengendara mungkin mengurangi pemakaian kendaraan, tapi mereka tidak akan mengganti kendaraan
mereka dengan segera. Dalam jangka panjang, mereka akan berpindah ke mobil yang lebih kecil atau
yang lebih efisien dalam penggunaan bensin, efek kenaikan harga akan lebih besar. Maka dari itu
permintaan akan lebih elastis pada jangka panjang daripada jangka pendek.

Elastisitas akibat Pendapatan

Elastisitas demand akibat pendapatan juga berbeda pada jangka pendek dan jangka panjang.

Untuk kebanyakan barang dan jasa – makanan, minuman, bahan bakar, hiburan, dll – elastisitas demand
akibat pendapatan secara jangka panjang akan lebih besar daripada secara jangka pendek.

Untuk barang tahan lama berlaku kebalikannya. Elastisitas demand akibat pendapatan secara jangka
pendek lebih besar daripada secara jangka panjang.

Elastisitas jangka Pendek dan Jangka Panjang ditinjau dari segi Supply :

Pada beberapa barang, penawaran lebih elastis pada jangka pendek daripada jangka panjang. Barang
tersebut merupakan barang tahan lama dan bisa didaur ulang sebagai bagian dari persediaan cadangan
jika ada kenaikan harga. Contohnya adalah persediaan cadangan besi, persediaan dari besi tua yang
sering dicairkan dan dibentuk ulang. Ketika harga tembaga naik, hal ini akan meningkatan insentif untuk
merubah tembaga bekas ke persediaan cadangan besi sehingga persediaan cadangan besi naik.

Namun, pada akhirnya, persediaan besi tua/bekas berkualitas baik turun, membuat peleburan,
pemurnian, dan fabrikasi ulang menjadi lebih mahal. Pasokan sekunder kemudian berkontraksi. Dengan
demikian elastisitas harga jangka panjang dari persediaan cadangan lebih kecil daripada elastisitas
jangka pendek.

MEMAHAMI DAN MEMPREDIKSI EFEK DARI PERUBAHAN


KONDISI PASAR

Jika diketahui data harga dan jumlah kesetimbangan (P* dan Q*), demikian pula nilai elastisitas demand
dan supply ED and ES,

Maka parameter bagi fungsi supply dan demand dapat ditentukan (sebagai solusi), dan dapat digunakan
untuk menganalisis kondisi pasar.

where ∆Q/∆P is the change in quantity demanded or supplied resulting from a small change in price.

Now, let’s substitute these values for ∆Q/∆P

into the elasticity formula:


where P* and Q* are the equilibrium price and quantity for which we have data and to which we want
to fit the curves. Recall that each price elasticity, whether of supply or demand, can be written as

E = (P/Q)(∆Q/∆P)

where ∆Q/∆P is the change in quantity demanded or supplied resulting from a small change in price. For
linear curves, ∆Q/∆P is constant.

Anda mungkin juga menyukai