Anda di halaman 1dari 44

PENEMPATAN ALAT PENANGKAPAN IKAN DAN

ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN


DI WPP-NRI DAN LAUT LEPAS SERTA
PENATAAN ANDON PENANGKAPAN IKAN

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap
TINDAK LANJUT PP 27 TAHUN 2021
Permen KP Nomor 18 Tahun 2021
PP 27 Tahun 2021 : PP 27 Tahun 2021 : tentang Penempatan API dan ABPI di
WPPNRI dan Laut Lepas serta
Pasal 116 ayat (2) Pasal 117 ayat (2) Penataan Andon Penangkapan Ikan
Kapal Penangkap Ikan Ketentuan mengenai Substansi Utama :
terdiri atas: jenis alat penangkapan
a. kapal jaring lingkar; Ikan, sifat alat 1. Jenis dan Sifat API
b. kapal jaring tarik; penangkapan Ikan, 2. Jenis ABPI
c. kapal jaring hela; selektivitas alat 3. API dan ABPI yang diperbolehkan
d. kapal penggaruk; penangkapan Ikan,
kapasitas alat 4. API yang dilarang
e. kapal jaring angkat;
penangkapan Ikan, alat 5. Pengaturan Selektifitas API
f. kapal yang bantu penangkapan
menggunakan alat 6. Pengaturan Kapasitas API
Ikan, jalur penangkapan
yang dijatuhkan atau Ikan, dan daerah 7. Pengaturan ABPI
ditebarkan; penangkapan Ikan 8. Pengaturan Jalur Penangkapan Ikan
g. kapal jaring insang; diatur dengan peraturan
Menteri. 9. Pengaturan Daerah Penangkapan
h. kapal perangkap; Ikan
i. kapal pancing; dan
10. Andon
kapal yang
menggunakan alat Lampiran:
penangkapan lkan 11. Definisi, Kode, Gambar dan Tata Cara
lainnya. Pengoperasian API
12. Matrik Penempatan API dan ABPI di
Kementerian Kelautan dan Perikanan
WPPNRI dan Laut Lepas
Republik Indonesia 2
TUJUAN & PRINSIP PENGELOLAAN API
Tujuan
Pengaturan dan pengelolaan API beserta ABPI-nya dimaksudkan untuk menjaga keteraturan
kegiatan penangkapan ikan di Indonesia demi tercapainya manfaat optimal serta memberikan
perlindungan terhadap sumberdaya ikan beserta habitatnya

Prinsip-Prinsip Pengelolaan
1. Menjamin kesetaraan akses (skala kecil VS skala industri) melalui pembagian jalur
dan pembatasan kapasitas penangkapan;

2. Perlindungan terhadap keanekaragaman hayati (biodiversity) melalui penerapan


selektivitas API serta pengembangan eco-friendly fishing gear, untuk:
• Menjaga kelestarian stok yang menjadi target penangkapan;
• Mengurangi tertangkapnya by-catch (reduction by-catch);
• Mengurangi kerusakan dasar perairan (reduction seabed destruction).
1. ALAT PENANGKAPAN
IKAN
di WPPNRI di PERAIRAN LAUT DAN LAUT LEPAS

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia 4
CATATAN UMUM PERUBAHAN
• Perubahan Pengaturan API :
• Memperbolehkan kapal beroperasi di Jalur yang lebih tinggi setelah
mendapatkan izin sesuai dengan kewenangan
• Kapal berukuran >5 GT beroperasi mulai dari Jalur Penangkapan Ikan II
• Perubahan pengaturan selektifitas API, kapasitas API, ukuran kapal, maupun
Daerah Penangkapan Ikan (DPI)
• Pelarangan API yang sebelumnya diperbolehkan
• Ketentuan Penangkapan Ikan yang dilarang
• Pengaturan API Baru

5
JALUR PENANGKAPAN IKAN

• Jalur Penangkapan Ikan terdiri atas: • Jalur Penangkapan Ikan I terdiri atas:
• WPPNRI; dan • Jalur Penangkapan Ikan IA meliputi perairan sampai
dengan 2 (dua) mil laut diukur dari garis pantai ke
• Laut Lepas. arah luar ke Laut Lepas dan/atau ke arah perairan
kepulauan; dan
• WPPNRI terdiri atas: • Jalur Penangkapan Ikan IB meliputi perairan di luar
• WPPNRI di Perairan Laut; dan Jalur Penangkapan Ikan IA sampai dengan 4 (empat)
mil laut.
• WPPNRI PD.
• Jalur Penangkapan Ikan II meliputi perairan di
• Jalur Penangkapan Ikan di WPPNRI di luar Jalur Penangkapan Ikan I sampai dengan
Perairan Laut terdiri atas: 12 (dua belas) mil laut.
• Jalur Penangkapan Ikan I; • Jalur Penangkapan Ikan III meliputi perairan
• Jalur Penangkapan Ikan II; dan di luar Jalur Penangkapan Ikan I dan Jalur
• Jalur Penangkapan Ikan III. Penangkapan Ikan II, termasuk zona ekonomi
eksklusif Indonesia.

* Pasal 2 * Pasal 3 6
JENIS DAN SIFAT API
JENIS API SIFAT API
• Jaring Lingkar; • Statis, merupakan API yang memiliki
• Jaring Tarik; bangunan yang dipasang menetap dan tidak
dipindahkan untuk jangka waktu paling
• Jaring Hela; sedikit 1 (satu) tahun;
• Penggaruk; • Pasif, merupakan API yang dioperasikan
• Jaring Angkat; menetap dalam jangka waktu tertentu; dan
• Alat yang Dijatuhkan atau Ditebarkan; • Aktif, merupakan API yang dioperasikan
dengan cara digerakkan.
• Jaring Insang;
• Perangkap;
• Pancing; dan
• API lainnya.

* Pasal 5 * Pasal 22 ayat 2 7


SELEKTIFITAS DAN KAPASITAS API
SELEKTIFITAS KAPASITAS API
• ukuran mata jaring; • panjang Tali Ris Atas;
• bentuk mata jaring; • bukaan mulut;
• nomor mata pancing; dan • panjang penaju;
• alat mitigasi tangkapan • jumlah unit API;
sampingan. • jumlah mata pancing; dan
• panjang tali selambar.

* Pasal 22 ayat 4 * Pasal 22 ayat 3 8


API YANG DIPERBOLEHKAN
• Kelompok API Jaring Lingkar terdiri • Kelompok API Jaring Tarik terdiri atas:
atas: • Jaring Tarik Pantai;
• Pukat Cincin Pelagis Kecil dengan Satu • Jaring Tarik Sempadan;
Kapal; • Payang; dan
• Pukat Cincin Pelagis Besar dengan Satu • Jaring Tarik Berkantong.
Kapal;
* Pasal 6 ayat 1 huruf b
• Pukat Cincin Teri dengan Satu Kapal;
• Pukat Cincin Pelagis Kecil dengan Dua
Kapal; dan
• Jaring Lingkar Tanpa Tali Kerut.
• Kelompok API Jaring Hela terdiri atas:
• Jaring Hela Udang Berkantong; dan
* Pasal 6 ayat 1 huruf a
• Jaring Hela Ikan Berkantong.
* Pasal 6 ayat 1 huruf c

9
API YANG DIPERBOLEHKAN
• Kelompok API Penggaruk terdiri atas: • Kelompok API Alat Yang Dijatuhkan
• Penggaruk Berkapal; dan Atau Ditebarkan terdiri atas:
• Penggaruk Tanpa Kapal. • Jala Jatuh Berkapal; dan
• Jala Tebar.
* Pasal 6 ayat 1 huruf d
* Pasal 6 ayat 1 huruf f

• Kelompok API Jaring Angkat terdiri


atas: • Kelompok API Jaring Insang terdiri
• Anco; atas:
• Bagan Berperahu atau Bagan Apung; • Jaring Insang Tetap;
• Bouke Ami; dan • Jaring Insang Hanyut;
• Bagan Tancap. • Jaring Insang Lingkar;
* Pasal 6 ayat 1 huruf. e
• Jaring Insang Berpancang;
• Jaring Insang Berlapis; dan
• Jaring Insang Kombinasi.
* Pasal 6 ayat 1 huruf g 10
API YANG DIPERBOLEHKAN
• Kelompok API Perangkap terdiri atas: • Kelompok API Pancing terdiri atas:
• Set Net; • Pancing Ulur;
• Bubu; • Pancing Ulur Tuna;
• Bubu Bersayap; • Pancing Berjoran;
• Pukat Labuh; • Pancing Cumi;
• Togo; • Pancing Cumi Mekanis;
• Ambai; • Pancing Layang-layang;
• Jermal; • Huhate;
• Pengerih; dan • Huhate Mekanis;
• Sero. • Rawai Dasar;
* Pasal 6 ayat 1 huruf h • Rawai Tuna; dan
• Tonda.
* Pasal 6 ayat 1 huruf i
11
API YANG DIPERBOLEHKAN

• Kelompok API Lainnya terdiri


atas:
• Tombak;
• Ladung;
• Panah;
• Pukat Dorong;
• Seser; dan
• Pocongan.
* Pasal 6 ayat 1 huruf j

12
“Penangkapan ikan dengan menggunakan jenis
API yang diperbolehkan dengan (tetap)
mempertimbangkan alokasi sumber daya ikan”

* Pasal 6 ayat. 2

13
API YANG DILARANG
• Kelompok API Jaring Hela terdiri atas: • Kelompok API Jaring Tarik terdiri atas:
• pukat hela dasar berpalang; • dogol;
• pukat hela dasar udang; • pair seine;
• pukat hela kembar berpapan; • cantrang; dan
• pukat hela dasar dua kapal; • lampara dasar.
• pukat hela pertengahan dua kapal; dan • Kelompok API Perangkap terdiri atas
• pukat ikan. perangkap ikan peloncat; dan
• Kelompok API lainnya terdiri atas
muro ami.

* Pasal 7 ayat 3 14
API YANG MENGGANGGU DAN MERUSAK
KEBERLANJUTAN SUMBER DAYA IKAN

merupakan API yang dapat:


• mengancam kepunahan biota;
• mengakibatkan kehancuran habitat;
dan/atau
• membahayakan keselamatan pengguna

* Pasal 7 ayat 2 15
KEGIATAN PENANGKAPAN IKAN YANG DILARANG

• Penangkapan Ikan dilarang dilakukan dengan cara merusak


keberlanjutan sumber daya ikan yang menggunakan bahan peledak,
racun, listrik, dan/atau alat atau bahan berbahaya lainnya
• Penangkapan Ikan dilarang dilakukan pada:
• wilayah sebagai tempat berpijah dan daerah asuhan;
• alur pelayaran;
• zona inti kawasan konservasi perairan;
• alur migrasi biota laut; dan
• daerah Penangkapan Ikan lainnya yang ditetapkan oleh Menteri.
• Alur migrasi biota laut terdiri atas:
• alur migrasi penyu; dan
• alur migrasi cetacea.
* Pasal 8 16
3. ALAT BANTU
PENANGKAPAN IKAN

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia 17
ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN
• Alat Bantu Penangkapan Ikan yang • Rumpon adalah ABPI yang menjadi satu kesatuan
selanjutnya disingkat ABPI adalah alat yang dengan kapal penangkap ikan, menggunakan
digunakan untuk mengumpulkan ikan dalam berbagai bentuk dan jenis pemikat/atraktor dari
kegiatan Penangkapan Ikan. benda padat, berfungsi untuk memikat ikan agar
berkumpul, yang dimanfaatkan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penangkapan ikan.
* Pasal 1 * Pasal 1

ABPI terdiri atas: • Lampu sebagai ABPI merupakan alat bantu untuk
• Rumpon; dan mengumpulkan ikan dengan menggunakan
pemikat berupa lampu atau cahaya yang berfungsi
• lampu. untuk memikat ikan agar berkumpul. Lampu terdiri
atas:
• lampu listrik; dan
• lampu nonlistrik.

* Pasal 11 * Pasal 21 18
CATATAN PERUBAHAN PENGATURAN
PENGATURAN PERMEN KP NO. 26/2014 PERMEN KP. 18/2021
Rumpon Hanyut Tidak diatur ketentuan pemasangan rumpon Rumpon hanyut ditempatkan di Laut Lepas dan hanya
hanyut lebih lanjut dapat digunakan oleh purse seine pelagis besar satu
kapal

Rumpon Menetap Tidak diatur ketentuan pemasangan rumpon • Rumpon menetap dasar dapat difungsikan sebagai
Dasar menetap dasar lebih lanjut tempat perlindungan sumber daya ikan dan
ditempatkan di Jalur Penangkapan Ikan I.
• Penempatan Rumpon menetap dasar dilakukan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah

Alat Penangkap Ikan Rumpon hanya dapat digunakan oleh kapal 1. Pukat cincin pelagis kecil dengan satu kapal
penangkap ikan yang menggunakan alat 2. Pukat cincin pelagis besar dengan satu kapal
penangkapan ikan berupa: 3. Pancing ulur
1. pukat cincin pelagis kecil dengan satu kapal; 4. Pancing ulur tuna
2. pukat cincin pelagis besar dengan satu kapal; 5. Pancing Berjoran
3. pukat cincin grup pelagis besar; 6. Huhate
4. pancing ulur; dan 7. Huhate mekanis
5. pancing berjoran.

19
CATATAN PERUBAHAN PENGATURAN
PENGATURAN PERMEN KP NO. 26/2014 PERMEN KP. 18/2021
Jumlah Rumpon Setiap kapal penangkap ikan hanya diizinkan 1. Setiap Kapal Penangkap Ikan memiliki:
memasang rumpon paling banyak 3 (tiga) unit. a. paling banyak 3 (tiga) unit Rumpon menetap, untuk
yang beroperasi di WPPNRI di Perairan Laut;
b. paling banyak 15 (lima belas) unit Rumpon
menetap, untuk yang beroperasi di Laut Lepas; dan
c. unit Rumpon hanyut sesuai ketentuan RFMO, untuk
yang beroperasi di Laut Lepas.
2. Kapal Penangkap Ikan yang dimiliki Nelayan Kecil yang
tergabung dalam kelompok usaha bersama atau koperasi
memiliki paling banyak 5 (lima) unit Rumpon untuk paling
sedikit 10 (sepuluh) unit Kapal Penangkap Ikan.

Pembatasan Dapat dilakukan pembatasan pemanfaatan 1. Pembatasan pemanfaatan Rumpon dalam operasi
rumpon berdasarkan: Penangkapan Ikan dilakukan berdasarkan waktu dan/atau
1. waktu penangkapan ikan; dan/atau daerah Penangkapan Ikan.
2. wilayah penangkapan ikan. 2. Ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

20
PENGATURAN ABPI RUMPON Komponen
Rumpon

ABPI JENIS JENIS DPI Menetap Hanyut

Pelampung
Atraktor Pelampung
WPPNRI tali Tambat Atraktor
Pemberat
Permukaan
Laut Lepas API dgn Rumpon di WPPNRI:
• Purse Seine Pelagis Kecil Satu Kapal
Menetap • Purse Seine Pelagis Besar Satu Kapal
• Pancing Ulur
• Pancing Ulur Tuna
Rumpon Dasar WPPNRI • Pancing Berjoran
• Huhate
• Huhate Mekanis
Hanyut Permukaan Laut Lepas API dgn Rumpon di Laut Lepas:
• Purse Seine Pelagis Kecil Satu Kapal
• Pancing Ulur Tuna

21
4. PENATAAN ANDON
PENANGKAPAN IKAN

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia 22
PENATAAN ANDON PENANGKAPAN IKAN
Andon Penangkapan Ikan adalah kegiatan Penangkapan Ikan di laut yang dilakukan oleh Nelayan dan Nelayan
Definisi Kecil, dengan menggunakan kapal penangkap ikan berukuran sampai dengan 30 (tiga puluh) gross tonnage
dengan daerah Penangkapan Ikan sesuai tanda daftar kapal perikanan andon atau surat tanda penangkapan
ikan andon.
• Mencari fishing ground yang masih potensial
• Menghindari musim paceklik
Tujuan • Menghindari cuaca buruk
Andon • Mengikuti ruaya ikan
• Efisiensi biaya penangkapan dengan mencari lokasi yang terdekat dengan fishing ground
• Overexploited di daerah asal

• Mendapatkan manfaat dari kegiatan andon penangkapan ikan


• Mengurangi Konflik antar nelayan andon dengan nelayan lokal
Tantangan • Perbedaan Teknologi Penangkapan nelayan andon dengan nelayan lokal
• Mengurangi double counting jumlah kapal berizin
• Meningkatkan pembinaan nelayan andon oleh kedua belah pihak
• Pengelolaan perikanan yang berkelanjutan dan lestari
• Membuat pendataan nelayan andon.
• Mekanisme pelaporan andon penangkapan ikan

Perlu Penataan Andon Penangkapan Ikan


Kementerian Kelautan dan Perikanan
Republik Indonesia 23
TUJUAN PEMBANGUNAN PERIKANAN
TANGKAP
PASAL 3 UNDANG
UNDANG NO. 45 Thn. MENINGKATKAN
KESEJAHTERAAN
2009 MASYARAKAT, KHUSUSNYA
tentang PERIKANAN NELAYAN

MENJAGA KELESTARIAN SDI


DAN LINGKUNGANNYA

Penangkapan Ikan Yang


Ramah Lingkungan
Latar
Belakang
SDI dapat pulih kembali
Penangkapan masih
Sumberdaya Ikan berorientasi pada
kuantitas

“ NAMUN
BUKANLAH
TIDAK
TERBATAS “
Latar
Belakang
–Jumlah kapal (dan nelayan)
Perkembangan bertambah; Modifikasi API
teknologi penangkapan –Kalah bersaing dalam
ikan memanfaatkan SDI karena
keterbatasan permodalan dan
manajemen

KURANG
MEMPERHATIKAN SDI
& LINGKUNGAN
Latar
Belakang
Kualitas Lingkungan Menurunny daya dukung
Menurun a perairan, diakibatka oleh
meningkatnyan intensitas
penangkapan ikan
PENYEBAB MENURUNNYA DAYA DUKUNG
SDI
• Penangkapan
ikan di Laut yang
bersifat
tradisional untuk
kebutuhan
sehari-hari
• Berkembang
menjadi
penangkapan
ikan intensif dan
bersifat
komersial dan
mendukung
budidaya ikan
laut
TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN
YANG RAMAH LINGKUNGAN

TEKNOLOGI Eksploitasi
RAMAH sumberdaya tidak
LINGKUNGAN Berdampak NEGATIF

HABITAT atau SUMBERDAYA


EKOSISTEM IKAN

bio-diversity dan target


resources (komposisi hasil
Merusak kondisi perairan, tangkapan, BY CATCH);
kemungkinan hilangnya alat tertangkapnya ikan-ikan
tangkap, polusi muda (JUVENILE);
KELESTARIAN SDI
1. Rusaknya dasar perairan atau habitat perairan
2. Semakin
kecilnya
ukuran Panjang : 9 - 11 cm Panjang : 4 - 5 cm

hasil
tangkapan

Panjang total : > 30 cm Panjang total : 12 - 28 cm

Panjang total : 3 - 5 cm
Panjang total : 8 - 11 cm
3. Jika anakan ikan (juvenil) ikut tertangkap, maka semakin
lama stok atau sediaan ikan semakin menurun
bahkan Kemungkinan bisa habis.

Lampau

Sekarang Akan
datang ?

Sumber: Pauly et al. Science,


KRITERIA TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN
YANG RAMAH LINGKUNGAN
9 (Sembilan) Kriteria teknologi penangkapan ikan ramah
lingkungan, antara lain, (FAO, 2003) (KKP, 2006):
1) Memiliki selektifitas tinggi;
2) Tidak destruktif/merusak habitat/lingkungan
3) Tidak membahayakan nelayan
4) Hasil tangkapan berkualitas tinggi (mutu baik);
5) Produk tidak membahayakan kesehatan konsumen
6) Hasil tangkapan sampingan minimum (By-catch)
7) Memberikan dampak minimum terhadap keanekaragaman
hayati (biodiversity)
8) Tidak menangkap spesies yang dilindungi/terancam
punah, dan;
9) Diterima secara sosial
TEKNOLOGI DAN KEGIATAN
PENANGKAPAN IKAN
YANG MERUSAK
LINGKUNGAN
ALAT
PERUSAK
Secara fisik merusak lingkungan dan atau daya dukung sumberdaya perairan,
digolongkan : Alat penangkapan ikan yang merusak lingkungan, misal : bahan
peledak (bom), menimbulkan pencemaran (misal : racun) ; dan setrum (listrik)
BAHAN RACUN
PELEDAK Meledakkan DPI
yang menjadi
sasaran atau
ditargetkan

Racun yang
Bahan peledak yg dibuat digunakan :
sendiri dari bahan yg ada di potassium , racun
pasaran, misalnya insektisida, dll
campuran pupuk urea dgn
minyak tanah/potasium
(apotas) Bahan
peledak dari
bahan
Racun disemprotkan pada sarang
mercon
pabrikan
atau ikan
ikan,
yang sedang mabuk ditangkap
Meledakkan habitat
untuk
dipindahkan ke perairan yang bebas
atau gerombolan ikan racun, dengan harapan ikan dpt hidup
yang menjadi sasaran terus
MERUSAK HABITAT DASAR PERAIRAN
Melarang
Menangkap
penggunaan
ikan hias /
pukat
menyelam
hela/trawl.
dengan
Penggunaan
merusak /
alat ini merusak
menginjak-
karang / dasar
injak karang
perairan

- Garok
rajungan
- Arad/lampara
dasar
Pukat hela ganda (double rig trawl)
untuk menangkap udang, Penggaruk kerang
sementara by catch tidak dengan mesin
dimanfaatkan/hanya dibuang
dalam jumlah besar
PENANGKAPAN MASSAL
API yang tidak selektif,
menangkap non target species / kurang
dari ukuran dan berat minimum
yang diperbolehkan

Ikan yang tertangkap dalam jumlah


besar, bahkan palka tidak cukup Secara efektif juga
dan dibiarkan di geladak untuk menangkap penyu yang LOLOSKAN MEREKA
dibawa ke pelabuhan dilindungi Dgn memberikan peluang
kehidupan agar tetap lestari

Berikan kesempatan
MEREKA untuk besar..!!!
Agar dapat berkembangbiak
sehingga Sumberdaya dan
lingkungannya dapat lestari
dan berkelanjutan
TAK BERTUAN (GHOST FISHING)
Ghost Fishing, alat penangkapan ikan yang menjadi
tidak bertuan karena sengaja atau tidak terlepas dari
unitnya dan secara efektip terus menerus menangkap
ikan, dan ikan yang tertangkap tidak termanfaatkan,
misalnya jaring insang (gillnet), trawl, bubu, dll;

3. Jaring insang yang


terlepas dan hanyut
dalam perairan
juga akan terus
menerus efektif
menangkap ikan
GHOST FISHING LIMBAH
BERBAHAYA
Limbah jaring dibuang
Bubu yang sembarangan, apabila
tertinggal secara terbawa masuk kedalam
terus menerus perairan secara terus
efektif menangkap menerus efektif menangkap
ikan ikan

Sobekan jaring dari


pukat hela yang
tersangkut pada batu
karang secara terus
menerus efektif
menangkap ikan

Sobekan jaring yang


tinggal dalam perairan
secara terus menerus
efektif menangkap
ikan
DAERAH PENANGKAPAN IKAN
TIDAK SESUAI

• Penangkapan pada daerah, jalur, dan musim ruaya


penangkapan terlarang (musim berpijah, nursery ground).

• Mengoperasikan gillnet di peraian


• sekitar lokasi habitat anjing laut

• Memasang rawai pada


• habitat / ruaya penyu

Memasang trammel net


pada perairan / habitat
burung laut
TUNTUTAN TANGGUNG JAWAB
PENGELOLAAN
PERIKANAN TANGKAP
PERIKANAN
(sesuai yang diamanatkan dalam UU RI No.45, 2009)
- Tidak melebihi jumlah tangkapan yang diperbolehkan
- Jenis, ukuran dan jumlah alat penangkapan dan alat
bantunya sesuai
dengan ketentuan
- Daerah, jalur dan waktu atau musim penangkapan
sesuai dengan
ketentuan
- Memenuhi persyaratan dan standar prosedur operasional
penangkapan ikan
- Tidak mengakibatkan pencemaran dan perusakan
sumberdaya ikan
dan lingkungannya
- Memenuhi batas ketentuan ukuran dan berat minimum
jenis ikan
DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN TANGKAP
Jakarta, 2021

Kementerian Kelautan dan Perikanan


Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai