Anda di halaman 1dari 7

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian akan dilakukan di Laboraturium Bioproses Teknik Kimia,


Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya dengan pengambilan bahan baku sekam
padi dari milling unit padi di Kecamatan Sungai Lais, Kabupaten Musi Banyuasin,
Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus s.d.
Desember 2016.

3.2. Alat
3.2.1 Proses Penghalusan Sekam Padi
a) Crusher
b) Ayakan
3.2.2 Proses Alkaline Treatment
a) Erlenmeyer 1000 ml
b) Neraca Analitik
c) Waterbath
d) Gelas Ukur
e) Beaker glass
f) Pipet tetes
g) pH Universal
h) Oven
3.2.3 Proses Acid Treatment
a) Erlenmeyer 1000 ml
b) Autoclave
c) Gelas Ukur
d) Beaker glass
e) Pipet tetes
f) pH Universal
g) Oven

1
3.2.4 Proses SSF (Simultaneous Saccharification and Fermentation)
a) Erlenmeyer 1000ml
b) pH meter
c) Gelas ukur
d) Beaker Glass
e) Pipet tetes
f) Autoclave
g) Pipet Volume
h) Magnetic stirrer
i) Corong Buchner
j) Selang Plastik
k) Hot plate
3.2.5 Proses Destilasi

a) Seperangkat alat distilasi


b) Beaker glass 100 mL
c) Pompa vakum
d) Termometer
e) Hot plate
f) Pompa air
g) Ember
3.2.6 Analisa Bioetanol
a) Kromatografi Gas
b) Piknometer
c) Neraca Analitik
d) Kertas pH

3.3. Bahan
Pada penelitian ini bahan baku yang digunakan antara lain:
a) Sekam Padi
b) H2SO4
c) NaOH
d) Yeast Saccharomyces cerevisiae
e) Enzim Aspergillus sp. (Novozyme 188)

3.2.2 Alat Analisa


- Gas Chromatography

3.2. Prosedur Penelitian


3.2.1. Pembuatan Sampel
a) Pengadaan Bahan Baku
Sekam padi diambil dari Sungai Lais Kabupaten Musi Banyuasin
kemudian dibawa ke Laboratorium Bioproses untuk diteliti kemudian
dihaluskan dengan crusher hingga menjadi serbuk.

b) Alkaline Pretreatment
1. Serbuk sekam padi di timbang 70 gr, lalu dimasukkan kedalam
Erlenmeyer berukuran 1000 ml
2. Kemudian ditambahkan larutan NaOH 700 ml pada variasi konsentrasi
1%,2%,3%,4%, dan 5% kemudian diinkubasi kedalam waterbath pada
suhu 850C selama 1 jam
3. Sampel disaring dan dicuci hingga pH netral, kemudian dikeringkan.
4. Setelah itu, sampel dianalisa kadar lignin, dan selulosa.

c) Acid Pretreatment
1. Sekam padi yang telah diberi perlakuan alkaline pretreatment
dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 1000 ml.
2. Ditambahan larutan H2SO4 sebanyak 200 ml dengan konsentrasi 2%,
tutup rapat dengan aluminium foil.
3. Sampel dipanaskan pada autoclave pada suhu 1210C selama 60 menit.
4. Bubur sekam padi disaring untuk memisahkan airnya sehingga tersisa
seluligninnya, lalu tambahkan 100 ml NaOH 4% kedalam sampel dan
tutup rapat erlenmeyer, selanjutnya panaskan kembali pada suhu 121oC
selama 30 menit.
5. Kemudian dicuci sampai netral dan dikeringkan.
6. Kadar lignin dianalisa menggunakan metode Kappa..
d) SSF (Simultaneous Saccharification and Fermentation)
1. Hasil pretreatment dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 1000 ml lalu
ditutup.
2. Menambahkan 250 ml aquadest dan larutan H2SO4 encer hingga pH
mencapai 5,4.
3. Menambahkan enzim selulase dari Aspergillus sp. (Novozyme 188) pada
variasi 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml dan 5 ml kemudian masukkan yeast
Saccharomyces cerevisiae sebanyak 1 ml prekultur ke dalam Erlenmeyer
yang berisi bubuk dan diaduk hingga homogen.
4. Erlenmeyer dilengkapi dengan dua cabang. Satu untuk sampling dan satu
untuk membuang gas CO2.
5. Larutan difermentasi selama 5 hari, setelah 5 hari pisahkan residu dengan
kondensat sehingga diperoleh cairan alkohol dan air.
6. Kadar bioetanol yang terbentuk diukur dengan menggunakan Gas
Chromatography (GC).

3.2.2. Analisa
3.2.2.1. Analisa Kadar Lignin Bahan Baku
Lignin dan karbohidrat yang terkandung di dalam bahan baku (baik yang
belum dipretreatment maupun sudah dipretreatment) dianalisa dengan
menggunakan metode Kappa.
a) Prosedur Analisa Kadar Lignin

1. Kondisikan contoh uji dalam udara terbuka dekat timbangan tidak kurang
dari 20 menit sebelum melakukan penimbangan.
2. Timbang 3 g atau 4 g contoh dengan ketelitian 0,001 g, masukkan ke
dalam gelas piala. Tambahkan 500 mL air suling, kemudian diuraikan
dengan disintegrator atau blender sampai serat-serat terurai. Banyaknya
contoh kira-kira akan memakai 50 % larutan kalium permanganat.
Pemakaian kalium permanganat harus diantara 30 % dan 70 %.
3. Pindahkan contoh yang telah terurai ke dalam gelas piala 2000 mL dan
bilas gelas piala dengan air suling secukupnya sampai mencapai jumlah
795 mL. Suhu air suling harus (25,0 ± 0,2) °C.
4. Letakkan gelas piala dalam penangas air bersuhu (25,0 ± 0,2) °C dan
aduk perlahan menggunakan magnetic stirrer selama berlangsungnya
reaksi.
5. Pipet (100,0 ± 0,1) mL larutan kalium permanganat (0,1000 ± 0,0005) N
dan 100 mL larutan asam sulfat 4,0 N masukkan ke dalam gelas piala 250
mL. Letakkan gelas piala dalam penangas air 25 °C.
6. Tambahkan campuran larutan kalium permanganat dan asam sulfat ke
dalam gelas piala yang berisi contoh. Bilas gelas piala dengan air suling
jangan lebih dari 5 mL, masukkan air pembilas ke dalam gelas piala.
Jumlah volume harus (1000 ± 5) mL. Biarkan reaksi berlangsung selama
10 menit.
7. Setelah 10 menit, tambahkan larutan kalium iodida 1,0 N sebanyak 20
mL.
8. Lakukan titrasi dengan larutan natrium thiosulfat 0,2 N setelah terbentuk
iodium bebas (timbul warna kuning). Sebagai indikator tambahkan
beberapa tetes larutan amilum, sampai timbul warna biru, lanjutkan titrasi
sampai warna biru hilang. Catat pemakaian larutan natrium thiosulfat
sebagai a ml.
9. Kerjakan blanko seperti pada nomor 2 sampai dengan nomor 8 tanpa
menggunakan sekam padi. Catat pemakaian larutan natrium thiosulfat
dalam titrasi blanko sebagai b ml.
3.2.2.2. Analisa Kadar Selulosa dan Hemiselulosa Bahan Baku

1. Sebanyak 1 gram sekam padi (a) dimasukkan dalam erlenmeyer 250 ml


dan ditambah aquadest 150 ml kemudian di reflux selama 1 jam.
2. Saring dan cuci dengan aquadest, kemudian residu dikeringkan hingga
beratnya konstan (b).
3. Residu kering (b) dimasukkan kedalam erlenmeyer 250 ml ditambah 150
ml H2SO4 1N, kemudian di reflux selama 1 jam.
4. Lakukan penyaringan dan residu dicuci dengan aquadest sampai netral
kemudian residu dikeringkan hingga beratnya konstan dan ditimbang (c).
5. Selanjutnya residu kering (c) dimasukkan lagi ke dalam erlenmeyer 250
ml dan ditambahkan 10 ml H2SO4 72%. Direndam, selama 4 jam pada
suhu kamar kemudian ditambahkan 150 ml H 2SO4 1 N dan di reflux
selama 1 jam.
6. Residu kemudian dicuci dengan aquadest hingga netral dan dikeringkan
pada oven bersuhu 105oC lalu ditimbang (d).

3.3.3. Perhitungan

3.3.3.1 Perhitungan Kadar Lignin Menggunakan Metode Kappa

( b−a)
p=
0,1 N
pxf
K=
w
Lignin sisa=K x 0,15
lignin sisa pada blanko−lignin sisa sampel
% Lignin=
lignin sisa pada blanko

Keterangan:
K = nilai bilangan kappa;
f = faktor koreksi pada pemakaian 50 % kalium permanganat, tergantung
pada harga p
w = berat contoh kering oven, dinyatakan dalam gram (g)
p = larutan kalium permanganat yang terpakai oleh contoh pulp,
dinyatakan dalam mililiter (mL)
b = larutan natrium thiosulfat yang terpakai dalam titrasi blanko,
dinyatakan dalam mililiter (mL)
a = larutan natrium thiosulfat yang terpakai dalam titrasi contoh,
dinyatakan dalam mililiter (mL);
N = normalitas larutan natrium thiosulfat.
3.3.3.2 Perhitungan Kadar Selulosa Dan Hemiselulosa Menggunakan
Metode Chesson-Data
b−c
Kadar Hemiselulosa= x 100 %
a
c−d
Kadar Selulosa= x 100 %
a
Keterangan:
a = sampel kering mula-mula (1 gram)
b = berat setelah di reflux aquadest selama 1 jam (gram)
c = berat setelah berat setelah di reflux H2SO4 1N selama 1 jam (gram)
d = berat setelah dioven pada suhu 105oC (gram)

3.4. Skema Percobaan

Anda mungkin juga menyukai