Anda di halaman 1dari 2

B.

Pembahasan

Fungsi tanah merupakan konsekuensi dari interaksi kompleks antara kelompok


mikroorganisme yang berbeda (FAO, 2003; Orgiazzi et al., 2016), pada struktur fisik tanah
sebagai hasil proses dalam skala spasial dan temporal (Orgiazzi et al., 2016). Tanah pada
umumnya memiliki keterbatasan kapasitas dalam menumbuhkan tanaman pertanian maupun
tanaman lain, yang disebut tanah bermasalah (problem ssoils), dan hanya sekitar 10% dari
total sumberdaya tanah di dunia, yang secara alami sangat produktif (Osman, 2018). Terdapat
14 tipologi permasalahan tanah (Osman, 2018), dan hanya 5 tipologi yang lebih memiliki
keterkaitan terhadap kelestarian lingkungan di Indonesia (Dirjen PEPDAS-KLHK & UGM,
2019). Tipologi tersebut di antaranya adalah tanah dangkal, tanah berlereng curam, tanah
yang rawan tererosi, kesuburan tanah, dan gambut. Selain tanah gambut, keempat tipologi
tersebut ditemukan di Sub DAS Kempo.

Sub DAS Kempo memiliki 3 bentuklahan yaitu dataran alluvial dengan luas 155,3 ha,
lereng tengah dengan luas 363,6 ha, dan igir dengan luas 264,8 ha. Selain itu Sub DAS
Kempo memilki lereng yang beragam dengan kelas lereng curam (25-45%) dan sangat curam
(>45%) menjadi kelas yang dominan (24,03% dan 25,27%) (Tabel 1). Lereng yang curam
hingga sangat curam memiliki potensi erosi dan gerak massa yang lebih besar dibanding
dengan lereng datar dan landai.

Analisis profil tanah menunjukkan bahwa lebih sedikit diskontinuitas pedologis ada di
dalam inti tanah yang dikumpulkan dalam pulau pohon, menunjukkan bahwa pulau pohon
relative tipe habitat yang lebih stabil daripada rawa-rawa di sekitarnya. Penelitian
eksperimental dalam pembentukan pulau pohon telah menunjukkan bahwa pulau-pulau
pohon menunjukkan sifat yang mengatur diri sendiri yang mungkin mengurangi perubahan
edafik yang terkait dengan gangguan dan mampu mempertahankan kondisi stabil lebih
mudah daripada rawa.

Profil tanah yang di amati di Kelurahan Goto berada pada ketinggiaan 5 meter dari
permukaan laut, Kecamatan Tidore, dengan kemiringan lereng 0-5 % dan topografi datar
sampai bergelombang. Kawasan ini diperuntukkan pengunaannya untuk kebun
campuran.Karakter morfologi tanah yang diamati pada profil tanah di lapangan yaitu warna,
tekstur, dan struktur tanah. Lapisan pertama Horizon A tanah pada profil ini berwarna (7,5
YR 3/1), lapisan kedua Horizon BI berwarna ( 7,5 YR 3/2), pada lapisan ketiga Horizon BII
berwarna ( 7,5 YR 3/3). tanah pada profil ini berbeda kecuali pada lapisan kedua dan ketiga.
Lapisan tanah pertama bertekstur lempung berliat, sedangkan lapisan kedua dan ketiga
memiliki tekstur yang sama yaitu lempung. Struktur di lapisan pertama adalah remah,
sedangkan pada lapisan kedua dan ketiga memiliki struktur yang sama yaitu gumpal
menyudut, konsistensi ketiga lapisan tersebut juga sama yaitu Agak Lekat.

Berdasarkan Hasil penelitian yang dilakukan di Pulau Umm Al- Namil, Kuwait
menunjukkan bahwa filotipe yang paling melimpah adalah anggota Gammaproteobacteria
dan Bacillus. Prevalensi spesies yang berpotensi patogen rendah. Data dari sampel yang
berbeda menunjukkan konsistensi dominasi Pseudomonas spp. dan spesies Bacillus. Pulau ini
dipengaruhi berbagai tingkat oleh beberapa polutan, seperti minyak, hidrokarbon minyak
bumi, logam, partikel tersuspensi dan nutrisi sebagian besar sulfat, nitrat, dan fosfat.
Kemungkinan sumber polutan ini termasuk industri minyak dan petrokimia (Shuaiba
Complex), pembangkit listrik, dan kegiatan ekspor limbah dan minyak. Sisa klorin, fosfat,
suhu, dan peningkatan kadar kebutuhan oksigen biokimia (BOD) dianggap sebagai polutan
atau indikator tidak langsung.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanah di wilayah Pangkep memiliki risiko


ekologis yang sangat tinggi dari Merkuri (Hg) dan risiko sedang dari Timbal (Pb). Wilayah
hulu yang didominasi oleh kegiatan pertambangan, industri dan pertanian merupakan wilayah
dengan nilai potensi ekologis (RI) tertinggi. Kesimpulannya, penelitian ini menunjukkan
bahwa Hg merupakan faktor risiko terpenting di DAS Pangkajene.

Karakteristik tanah di Pangkep diperkaya dengan sumber daya mineral dan tambang
seperti batu gamping, lempung/ lempung, pasir silika/kuarsa, kerikil, permata, emas aluvial,
rijang, feldspar, kaolin, basal, slate, batubara, propilit, diorit, marmer, trachyte, batupasir, dan
mineral radioaktif dari pelapukan batuan dan tanah yang merupakan sumber pencemaran
alami.

Anda mungkin juga menyukai