MANAJEMEN OPERASIONAL
OLEH :
DESYANTI (20612259)
Kelas : Manajemen, Malam 3
Dosen Pembimbing : Dra. Marlia Saridewi, M.M
Mata Kuliah : Manajemen Operasional
I
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................................. I
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... II
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ III
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Pembahasan ........................................................................................................ 1
BAB II ISI ............................................................................................................................... 2
2.1 Proyek Manajemen .......................................................................................................... 2
2.1.1 Prinsip Proyek Manajemen ........................................................................................ 2
2.2 Manfaat Peramalan (Forecasting) .................................................................................. 3
2.3 Menilai Kinerja Usaha Pengembangan Produk ............................................................. 3
2.4 Perencanaan Standar Kualitas, Penentuan dan Pengawasannya ................................. 5
2.4.1 Inspeksi ......................................................................................................................... 6
2.4.2 Sistem Pengawasan Kualitas Statistikal dan Model Jepang ...................................... 7
2.5 Metode Penentuan Lokasi ................................................................................................ 8
2.5.1 Faktor-Faktor yang Menentukan Penentuan Lokasi ............................................... 10
2.6 Menciptakan SDM dengan Keunggulan Bersaing ......................................................... 12
2.7 Supply Chain Management (SCM) ................................................................................... 13
2.7.1 Manfaat Supply Chain Management (SCM) .............................................................. 13
2.8 Hubungan Rancangan Produk Dengan Daya Saing ...................................................... 14
2.9 Manajemen Persediaan Just-In-Case dengan Just-In-Time .......................................... 15
2.10 Pola Operasi Ramping .................................................................................................. 15
2.11 Alat Bantu Pengambilan Keputusan ............................................................................. 17
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 19
3.1 Simpulan ........................................................................................................................... 19
3.2 Saran ................................................................................................................................ 19
II
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, saya bisa menyelesaikan makalah mengenai
seluruh materi mengenai Manajemen Operasional dengan tepat waktu.
Makalah ini juga dibuat dengan tujuan mempermudah pemahaman pembaca mengenai
Manajemen Operasional dan apa saja yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan
kualitasnya.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak Firman Apriansyah, S.Si.,M.T. selaku
dosen Manajemen Operasional yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi beberapa
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Desyanti
III
BAB 1
PENDAHULUAN
1
BAB II
ISI
2
2.2 Manfaat Peramalan (Forecasting)
Manfaat diadakannya peramalan adalah untuk memperoleh informasi mengenai
perubahan dimasa yang akan datang yang akan mempengaruhi terhadap implementasi
kebijakan serta konsekuensinya, berikut tujuan dengan adanya peramalan yaitu:
1. Untuk menentukan kebijaksanaan dalam persoalan menyusun suatu anggaran.
2. Untuk melakukan pengawasan terhadap persediaan suatu produk yang akan dijual.
3. Untuk membantu kegiatan perencanaan dan pengawasan terhadap produksi barang dan
jasa.
4. Untuk melakukan pengawasan untuk pembelanjaan perusahaan.
5. Untuk menyusun kebijaksanaan yang efektif dan efisien.
Sedangkan menurut pandangan Jay Heizer dan Barry Render (2006) tujuan peramalan
yaitu :
1. Mengkaji kebijakan perusahaan yang berlaku saat ini dan dimasa lalu serta melihat
sejauhmana perusahaan dimasa yang akan datang.
2. Peramalan dilakukan karena adanya time like atau delay antara saat suatu kebijakan
perusahaan ditetapkan dengan saat implementasi.
3. Peramalan merupakan dasar penyusunan bisnis pada suatu perusahaan sehingga dapat
meningkatkan efektivitas suatu rencana bisnis.
3
2. Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya
manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh
perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.
3. Waktu Pengembangan Produk
Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi,
menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya
akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha
yang dilakukan tim pengembangan.
4. Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
5. Kapabilitas Pengembangan.
Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang.
Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada
merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini
didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu
konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, dan
diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk tersebut.
Di dalam suatu produk yang akan dikembangkan, tiap-tiap elemen suatu produk
mempunyai fungsi-fungsi sendiri. Diantara fungsi satu dengan yang lain terkadang ada
saling terkait, sehingga suatu fungsi komponen akan menentukan fungsi komponen lainnya.
4
Secara umum penentuan fungsi produk dapat dicari dengan dua langkah, yaitu :
a. Identifikasi dan penyusunan fungsi produk.
b. Pengelompokan fungsi produk
Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input menjadi
sekumpulan output. Proses Pengembangan produk adalah langkah-langkah atau kegiatan-
kegiatan di mana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun, merancang, dan
mengkomersialkan suatu produk.
5
1. Mempertimbangkan persaingan dan kualitas produk pesaing,
2. Mempertimbangkan kegunaan terakhir produk,
3. Kualitas harus sesuai dengan harga jual,
4. Perlu tim yang berkecimpung dalam bidang-bidang :
a) Penjualan yang mewakili konsumen
b) Teknik yang mengatur desain dan kualitas
c) Pembelian yang menentukan kualitas
bahan d) Produk yang menentukan biaya
produksi berbagai kualitas alternatif,
e) Setelah ditentukan dan disesuaikan keinginan konsumen dengan kendala
teknologi
2.4.1 Inspeksi
Inspeksi merupakan bagian penting dari program pengawasan kualitas, inspeksi
mencakup penentuan mengenai apakah suatu input memenuhi standar kualitas yang
mengakibatkan terjadinya kerusakan input atau output. Untuk dapat menilai input maupun
output, dapat dilakukan dengan cara berikut :
a) Teknik Sampling
Dapat dilakukan dengan mengambil sampel acak dari input atau output dengan
anggapan bahwa sampel acak dengan jumlah yang memadai wakil dari semua kualitas
item yang diteliti. Teknik sampling ini sangat tepat digunakan apabila
(1) volume item begitu besar dan bersifat homogen,
(2) waktu sangat terbatas,
(3) inspeksi merusak item,
(4) biaya kerusakan (defect cost) tinggi.
Akan tetapi penggunaan teknik sampling ini akan menimbulkan resiko, baik yang
ditanggung oleh produsen maupun resiko yang ditanggung konsumen, sebagai akibat dari
kesalahan sampling (sampling error).
6
b) Teknik Pemeriksaan Lengkap
Teknik ini menghendaki agar input dan output diperiksa kualitasnya. Teknik
pemeriksaan lengkap, dapat menggunakan waktu yang cukup panjang bahkan mungkin
berulang-ulang yang dapat melelahkan pemeriksa. Untuk melaksanaakan proses
pengawasan yang tepat dalam proses transformasi terdapat beberapa titik penting di
mana letak pengawasa harus dilakukan yaitu :
Pada saat menerima input
Sebelum prose transformasi
Pada saat proses transformasi
Setelah proses transformasi
Ketika para konsumen mengeluh (Zulian Yamit, 2003)
7
2.5 Metode Penentuan Lokasi
Empat metode penting yang digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah lokasi
1. Metode Pemeringkatan Faktor
Metode pemeringkatan factor sangat sering digunakan karena mancakup variasi
factor yang sangat luas, mulai dari pendidikan, rekreasi sampa keahlian tenaga kerja.
Metode ini terdiri dari enam tahap :
a. Mengembangkan daftar factor-faktor terkait yang yang disebut faktor penunjang
keberhasulan (CSF)
b. Menetapkan robot pada setiap faktor untuk mencerminkan seberapa jauh faktor
itu penting bagi pencapaian tujuan perusahaan
c. Mengembangkan suatu skala untuk setiap faktor missal (1-10 atau 1-1-100 poin)
d. Meminta manajer menentukan skor setiap lokasi untuk setiap faktor dan
menentukan jumlah total untuk setiap lokasi
e. Mengalikan skor itu dengan bobot dari setiap faktor, dan menentukan jumlah
total untuk setiap lokasi
f. Membuat rekomendasi yang didasarkan pada skor laba maksimal dengan
mempertimbangkan hasil dari pendekatan kuantitatif
8
3. Pilih lokasi yang biaya totalnya paling rendah, untuk setiap volume produksi
yang diinginkan
3. Metode Pusat Gravtasi
Merupakan teknik matematis dalam menemukan lokasi pusat distribusi yang akan
meminimasi biaya distribusi. Dalam menemukan lokasi yang terbaik untuk menjadi
pusat xiii distribusi, etode ini memperhitungkan lokasi pasar, volume barang yang di
kirim ke pasar itu, dan biaya pengangkutan. Langkah pertama metode pusat gravitasi
adalah menempatkan lokasi pada suatu sistem ordinal. Titikasal sistem koordinat dan
skala yang digunakan keduanya memiliki sifat berubah-ubah, selama jarak relatif
(antarlokasi) dinyatakan secara tepat. Hal ini dapat dikerjakan dengan mudah dengan
menempatkan titik-titik pada peta biasa.
4. Model Transportasi
Tujuan dari metode ini adalah untuk menentukan pola pengangkutan yang terbaik
dari beberapa titik penawaran (pasokan/sumber) ke beberapa titik permintaan
(tujuan) agar dapat meminimalkan produksi total dan biaya transportasi. Setiap
perusahaan dengan suatu jaringan titik pasokan dan permintaan menghadapi
permasalahan yang sama. Jaringan pasokan Volkswagen yang rumit memberikan
sebuah ilustrasi. Sebagai contoh VW Meksiko mengirimkan mobil dan suku
cadangnya untuk dirakit di Nigeria, dan mengirimkan hasil rakitan ke Brazil,
sementara VW Meksiko sendiri menerima masuk cadang dan hasil rakitan dari
kantor pusat di Jerman. Walaupun teknik pemograman dapat digunakan untuk
menyelesaikan jenis masalah lini, algoritma bertujuan khusus yang lebih efisisen
telah dikembangkan untuk aplikasi transportasi. Model transportasi memberikan
solusi awal yang pantas dan kemudian perbaikan bertahapa dilakukan hingga solusi
optimal dicapai.
9
2.5.1 Faktor-Faktor yang Menentukan Penentuan Lokasi
A. Faktor Utama
Yang dikatakan faktor-faktor utama adalah faktor-faktor yang langsung
mempengaruhi tujuan utama perusahaan. Faktor-faktor termasuk dalam faktor utama
yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi suatu perusahaan/pabrik adalah:
1. Letak Pasar
Semakin dekat dengan pasar untuk suatu produk semakin baik. Bertujuan untuk
memperoleh konsumen lebih besar, melayani konsumen dengan cepat, barang
segera sampai ke pasar, dan biaya pengiriman rendah. Dan juga aspek keamanan,
kemungkinan kerusakan, dan pengangkutan.
2. Letak Sumber Bahan Baku
Berujuan untuk membuat bahan baku menjadi mudah, murah, cepat, dengan biaya
pengakutan yang rendah serta aman dalam perjalanan. Ada dua pertimbangan yang
mendasari, yaitu :
a. Tingkat Kebutuhan (Necessity)
Bagi perkebunan, pertanian dan perikanan begitu juga industri, misalnya :
pabrik bubur kayu (pulp) dan kertas dan industri marmer kedekatan dengan
bahan menjadi penting karena lebih mudah dari pada mengangkut bahan baku
ke lokasi lain.
b. Tingkat ketahanan dari kerusakan (Perishability)
Mengatasi kerusakan selama pengangkutan, misalnya : pengalengan dan
pembukan ikan (cold strange), pengalengan buah-buah (fruit canning)
/pengolahan susu sapi (dairy product)
3. Ketersediaan tenaga kerja
Mencakup tingkat kecakapan, kecukupan kuantitas, tinggi rendahnya upah. Biaya
tenaga kerja sangat penting bagi perusahaan padat karya (labor intensive),
misalnya : industri tekstil, rokok dan sepatu. Tenaga kerja dibagi menjadi didua,
yaitu :
10
a. Skilled Worker (tenaga kerja yang memiliki keterampilan baik)
b. Low Skilled Worker (tenaga kerja yang memiliki keterampilan rendah)
1. Ketersediaan Air
Pemilihan lokasi yang dekat dengan sumber air besar akan sangat berguna
untuk beberapa industri, seperti untuk penyempurnaan industri tekstil,
pendinginan reaktor nuklir, dan pencucian pada industri kulit.
2. Fasilitaspengangkutan
11
6. Peraturan lingkungan hidup
7. Tempat parkir
8. Saluran pembuangan
9. Kemungkinan perluasan
10.Karakteristik tanah
11.Lebar jalan, dsb
12
2.7 Supply Chain Management (SCM)
Supply chain dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas (dalam bentuk
entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang mulai dari
bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada konsumen akhir. Menyimak dari
definisi ini, maka suatu supply chain terdiri dari perusahaan yang mengangkut bahan baku
dari bumi/alam, perusahaan yang mentransformasikan bahan baku menjadi bahan setengah
jadi atau komponen, supplier bahan-bahan pendukung produk, perusahaan perakitan,
distributor, dan retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir.
Sedangkan Supply Chain Management (SCM) adalah merupakan aplikasi terpadu yang
memberikan dukungan sistem informasi kepada manajemen dalam hal pengadaan barang
dan jasa bagi perusahaan sekaligus mengelola hubungan diantara mitra untuk menjaga
tingkat kesediaan produk dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan secara optimal. SCM
mengintegrasikan mulai dari pengiriman order dan prosesnya, pengadaan bahan mentah,
order tracking, penyebaran informasi, perencanaan kolaboratif, pengukuran kinerja,
pelayanan purna jual, dan pengembangan produk baru.
Jadi jika supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan-perusahaan yang
terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang maupun mengirimkannya ke
pemakai akhir, sedangkan SCM adalah metode, alat atau pendekatan pengelolaannya.
Sebagai contoh supply chain produk sepatu sbb.
13
3. Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen
akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.
4. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih
dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan
mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut
dalam pelaksanaan SCM.
5. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan
menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.
6. Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses
distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.
14
2.9 Manajemen Persediaan Just-In-Case dengan Just-In-Time
Manajemen persediaan penting untuk membentuk keunggulan kompetitif jangka panjang.
Tingkat persediaan memengaruhi harga jual, kualitas, perekayasaan produk, kapasitas
menganggur, waktu lembur, kemampuan merespons permintaan pelanggan, waktu tunggu,
dan profitabilitas secara keseluruhan. Manajemen persediaan berhubungan kuat dengan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas sekarang dan masa mendatang. Kebijakan
manajemen persediaan telah menjadi suatu alat untuk bersaing. Secara tradisional, persediaan
disimpan sehingga perusahaan dapat mengambil keuntungan diskon kuantitas dan melindungi
diri dari kenaikan harga di masa mendatang atas barang yang dibeli. Tujuannya adalah untuk
menurunkan biaya persediaan. Sistem JIT mencapai tujuan yang sama tanpa harus
menyimpan persediaan. Manufaktur JIT (just-in-time manufacturing) adalah suatu sistem
berdasarkan tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui sistem oleh
permintaan yang ada, bukan didorong ke dalam suatu sistem pada waktu tertentu berdasarkan
permintaan yang diantisipasi. Solusi JIT adalah menegosiasikan kontrak jangka panjang
dengan sejumlah kecil pemasok terpilih yang berlokasi sedekat mungkin dengan fasilitas
produksi dan membangun keterbatasan pemasok secara lebih intensif.
15
Lean operations mengadopsi suatu filosofi pengurangan “sampah” (pemborosan)
dengan berusaha mencapai kesempurnaan melalui pembelajaran berkesinambungan,
kerativitas, dan kerjasama tim. Lean operations cenderung berbagi hal-hal berikut:
Menggunakan teknik just-in-time untuk meniadakan hampir semua persediaan
Membangun sistem yang membantu pekerja menghasilkan komponen yang sempurna
setiap saat
Mengurangi kebutuhan ruangan dengan mengurangi jarak tempuh
Mengembangkan hubungan yang erat dengan para pemasok dengan membantu mereka
memahami pentingnya kebutuhan pelanggan
Mendidik para pemasok untuk menerima tanggung jawab dalam memuaskan kebutuhan
pelanggan
Menghilangkan semua aktivitas kecuali yang bernilai tambah. Penanganan bahan,
pemeriksaan, persediaan, dan pekerjaan ulang bukanlah sasaran karena tidak
memberikan nilai tambah pada produk
Mengembangkan pekerja secara konstan dengan memperbaiki desain kerja, pelatihan,
komitmen pekerja, kerjasama kelompok, dan pemberdayaan
Membuat pekerjaan menjadi lebih menantang dengan mendorong tanggung jawab ke
tingkat serendah mungkin
Membangun fleksibilitas pekerja melalui pelatihan silang dan mengurangi klasifikasi
pekerjaan
Keberhasilan dari operasi ramping membutuhkan komitmen penuh dan keterlibatan dari
manajer, pekerja, dan pemasok, serta apabila dilakukan dengan baik, secara teori, hasil yang
diperoleh akan luar biasa.
16
2.11 Alat Bantu Pengambilan Keputusan
Alat Bantu Kualitatif
Intuisi : Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi yang secara tidak sadar
dipengarui oleh pengalaman dan latar belakang pribadi.
Fakta : Pengambilan keputusan berdasarkan data yang realitstis, valid dan akurat
Pengalaman : Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman sebagai petunjuk
dalam pengambilan keputusan di masa sekarang
Opini : Pengambilan keputusan yang dilakukan dengan mengambil pendapat
orang sekitar yang didasari logika berdasar analisis situasi yang cermat
17
3. Sistem Pendukung Keputusan Berbasis Komputer (Computer Based Decision
Support System)
Sistem berbasis komputer yang dirancang untuk meningkatkan efektivitas dalam
pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah yang bersifat semi struktur
atau tidak terstruktur. Keputusan dapat diambil dengan tepat serta dapat
dipertanggungjawabkan jika didukung oleh suatu informasi yang memadai.
Sehingga seseorang yang mengambil keputusan akan dihadapkan pada beberapa
alternatif yang harus dipilih dengan berdasarkan dari olahan informasi yang
dimiliki, dan setiap alternatif akan membawa konsekuensi masing-masing. Ini
berarti sejumlah alternatif itu berbeda satu sama lain meningat. Sehingga dengan
memperhatikan konsekuensi suatu keputusan, bahwa hanya bisa memuaskan
sekelompok atau sebagian besar oleh karena itu, sebelum keputusan tersebut
diambil diperlukan pertimbangan secara menyeluruh tentang kemungkinan-
kemungkinan yang akan muncul.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dalam manajemen operasional ada banyak yang bisa kita pelajari demi perkembangan
usaha yang kita jalani atau ingin mengenal lebih mengenai cara kerja perusahaan, produksi,
persediaan, peramalan dan lain sebagainnya yang akan membantu perusahaan mencapai
tujuan, membantu meningkatkan produktivitas pekerja, membantu meningkatkan niat baik, &
membantu memotivasi karyawan. Hal lain yang harus diperhatikan dalam manajemen
operasional adalah proses pencatatan keuangan yang transparan dan efisien. Pencatatan
keuangan yang baik membuat semua rencana bisnis berjalan maksimal. Laporan keuangan
akan berlangsung maksimal karena seluruh laporan disajikan sesuai kenyataan yang ada.
3.2 Saran
Jangan lupa dengan inovasi dan keluar dari zona aman, menjadi seorang pengusaha harus
berani dalam mengambil resiko (risk taker) agar pencapian tujuan lebih mudah. Jadi tidak
hanya pemahaman/materi yang dibutuhkan, namun juga sebuah tindakan.
19