Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MANAJEMEN OPERASIONAL

OLEH :
DESYANTI (20612259)
Kelas : Manajemen, Malam 3
Dosen Pembimbing : Dra. Marlia Saridewi, M.M
Mata Kuliah : Manajemen Operasional

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)
TANJUNGPINANG
ABSTRAK
Manajemen Operasional merupakan bidang manajemen berkaitan dengan supervisi,
perancangan ulang operasi bisnis barang atau jasa, serta pengendalian proses produksi. Dalam
supervisi, perancangan, serta pengendalian disebut sebagai manajemen proyek. Selain itu, ada
juga materi lainnya yang berhubungan dengan manajemen operasional diantaranya peramalan,
produk & jasa, manajemen kualitas, strategi lokasi & fasilitas, sdm desain, desain pekerjaan,
pengukuran kinerja, manajemen rantai pasokan, manajemen persediaan, JIT, TPS, operasi
ramping, serta alat bantu pengambilan keputusan. Penerapan beberapa materi ini akan membantu
perusahaan meningkatkan efisiensi, produktivitas, meminimalisir penggunaan biaya dalam
berbagai kegiatan, meningkatkan kualitas perusahaan, dan mengontrol waktu proses produksi.

Operational management is a field of management related to the supervision, redesign of


business operations of goods or services, and control of production processes. In supervision,
planning, and control referred as project management. In addition, there are also other materials
related to operational management including forecasting, product & service, quality
management, location & facilities strategy, human resources design, job design, performance
measurement, supply chain management, inventory management, JIT, TPS, lean operation, as
well as decision making tools. The application of some of these materials will help companies to
improve efficiency, productivity, minimize the use of costs in various activities, improve the
quality of the company, and control the production process time.

I
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................................. I
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... II
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ III
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Pembahasan ........................................................................................................ 1
BAB II ISI ............................................................................................................................... 2
2.1 Proyek Manajemen .......................................................................................................... 2
2.1.1 Prinsip Proyek Manajemen ........................................................................................ 2
2.2 Manfaat Peramalan (Forecasting) .................................................................................. 3
2.3 Menilai Kinerja Usaha Pengembangan Produk ............................................................. 3
2.4 Perencanaan Standar Kualitas, Penentuan dan Pengawasannya ................................. 5
2.4.1 Inspeksi ......................................................................................................................... 6
2.4.2 Sistem Pengawasan Kualitas Statistikal dan Model Jepang ...................................... 7
2.5 Metode Penentuan Lokasi ................................................................................................ 8
2.5.1 Faktor-Faktor yang Menentukan Penentuan Lokasi ............................................... 10
2.6 Menciptakan SDM dengan Keunggulan Bersaing ......................................................... 12
2.7 Supply Chain Management (SCM) ................................................................................... 13
2.7.1 Manfaat Supply Chain Management (SCM) .............................................................. 13
2.8 Hubungan Rancangan Produk Dengan Daya Saing ...................................................... 14
2.9 Manajemen Persediaan Just-In-Case dengan Just-In-Time .......................................... 15
2.10 Pola Operasi Ramping .................................................................................................. 15
2.11 Alat Bantu Pengambilan Keputusan ............................................................................. 17
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 19
3.1 Simpulan ........................................................................................................................... 19
3.2 Saran ................................................................................................................................ 19

II
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, saya bisa menyelesaikan makalah mengenai
seluruh materi mengenai Manajemen Operasional dengan tepat waktu.
Makalah ini juga dibuat dengan tujuan mempermudah pemahaman pembaca mengenai
Manajemen Operasional dan apa saja yang dilakukan perusahaan untuk meningkatkan
kualitasnya.
Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak Firman Apriansyah, S.Si.,M.T. selaku
dosen Manajemen Operasional yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi beberapa
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.
Saya menyadari, makalah yang saya tulis masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Tanjung Pinang, 9 Oktober 2021

Desyanti

III
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan manajemen operasional erat kaitannya dengan bermacam aktivitas perusahaan
dalam melakukan pengubahan rangkaian input dasar Manajemen operasional erat kaitannya
dengan teknologi yang dimiliki perusahaan. Bisnis yang memiliki basic teknologi modern jelas
akan lebih mampu bersaing dan bertahan. Sebaliknya, perusahaan yang tidak menggunakan
teknologi akan sulit berkembang. Bidang pekerjaan manajemen operasional meliputi pengadaan
barang atau jasa dari sumber terkait, menjalin hubungan baik dengan pihak-pihak yang terlibat
dalam proses operasional, serta meningkatkan kemampuan perusahaan dalam mengoptimalkan
sumber daya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dan prinsip dari proyek manajemen ?
2. Apa manfaat peramalan (forecasting) terhadap manajemen operasional ?
3. Bagaimana menilai kinerja usaha pengembangan produk ?
4. Bagaimana perencanaan standar kualitas, penentuan dan pengawasannya ?
5. Apa saja metode dan faktor dalam menentukan lokasi ?
6. Bagaimana strategi SDM dengan keunggulan bersaing ?
7. Apa pengetian dan manfaat supply chain management (SCM) ?
8. Apa saja hubungan rancangan produk dengan daya saing ?
9. Apa perbedaan manajemen persediaan just-in-case dengan just-in-time ?
10. Bagaimana dengan pola operasi ramping ?
11. Apa saja alat bantu dalam pengambilan keputusan ?

1.3 Tujuan Pembahasan


Penerapan beberapa materi ini akan membantu pembaca mengenai peningkatkan efisiensi
perusahaan, produktivitas, meminimalisir penggunaan biaya dalam berbagai kegiatan,
meningkatkan kualitas perusahaan, dan mengontrol waktu proses produksi.

1
BAB II
ISI

2.1 Proyek Manajemen


Project management atau manajemen proyek merupakan disiplin ilmu yang berfokus
pada perencanaan, pengelolaan dan pengorganisasian untuk dapat mencapai tujuan
(objective) dari proyek. Proyek yang dimaksudkan adalah kegiatan yang sifatnya sementara
dan telah ditentukan waktu awal hingga akhir proses pengerjaannya. Di mana untuk
mencapai tujuan tersebut banyak parameter yang harus dikerjakan mulai dari manajemen
anggaran, resources, tim proyek, hingga operasional kerja. Salah satu ciri utama dari sebuah
proyek adalah sifatnya yang repetitif. Aktivita yang sesuai untuk menerapkan manajamen
proyek adalah yang menghasilkan produk atau jasa dalam jangka waktu tertentu.

2.1.1 Prinsisp Manajemen Proyek


Di dalam manajemen proyek ada beberapa prinsip yang harus diingat untuk menuntun
proyek berjalan kesuksesan seperti :
1. Proyek harus menjadi rutinitas
2. Dalam prinsip empiris manajemen proyek dibutuhkan seorang pemimpin guna
kelancaran dengan diterapkan sikap bertanggungjawab
3. Pilihlah kandidat yang berkompeten dibidang tersebut
4. Definisikan tujuan proyek dengan jelas bersama dengan para stakeholder
5. Buat perencanaan yang terperinci untuk awal jalur proyek
6. Pertahankan sikap realistis terhadap anggaran

2
2.2 Manfaat Peramalan (Forecasting)
Manfaat diadakannya peramalan adalah untuk memperoleh informasi mengenai
perubahan dimasa yang akan datang yang akan mempengaruhi terhadap implementasi
kebijakan serta konsekuensinya, berikut tujuan dengan adanya peramalan yaitu:
1. Untuk menentukan kebijaksanaan dalam persoalan menyusun suatu anggaran.
2. Untuk melakukan pengawasan terhadap persediaan suatu produk yang akan dijual.
3. Untuk membantu kegiatan perencanaan dan pengawasan terhadap produksi barang dan
jasa.
4. Untuk melakukan pengawasan untuk pembelanjaan perusahaan.
5. Untuk menyusun kebijaksanaan yang efektif dan efisien.

Sedangkan menurut pandangan Jay Heizer dan Barry Render (2006) tujuan peramalan
yaitu :

1. Mengkaji kebijakan perusahaan yang berlaku saat ini dan dimasa lalu serta melihat
sejauhmana perusahaan dimasa yang akan datang.
2. Peramalan dilakukan karena adanya time like atau delay antara saat suatu kebijakan
perusahaan ditetapkan dengan saat implementasi.
3. Peramalan merupakan dasar penyusunan bisnis pada suatu perusahaan sehingga dapat
meningkatkan efektivitas suatu rencana bisnis.

2.3 Menilai Kinerja Usaha Pengembangan Produk


Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan
untuk menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:
1. Kualitas Produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat
memuaskan kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi
pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.

3
2. Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya
manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh
perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.
3. Waktu Pengembangan Produk
Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi,
menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya
akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha
yang dilakukan tim pengembangan.
4. Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
5. Kapabilitas Pengembangan.
Kapabilitas pengembangan merupakan asset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang.
Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada
merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini
didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu
konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, dan
diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk tersebut.
Di dalam suatu produk yang akan dikembangkan, tiap-tiap elemen suatu produk
mempunyai fungsi-fungsi sendiri. Diantara fungsi satu dengan yang lain terkadang ada
saling terkait, sehingga suatu fungsi komponen akan menentukan fungsi komponen lainnya.

4
Secara umum penentuan fungsi produk dapat dicari dengan dua langkah, yaitu :
a. Identifikasi dan penyusunan fungsi produk.
b. Pengelompokan fungsi produk
Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input menjadi
sekumpulan output. Proses Pengembangan produk adalah langkah-langkah atau kegiatan-
kegiatan di mana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun, merancang, dan
mengkomersialkan suatu produk.

2.4 Perencanaan Standar Kualitas, Penentuan dan Pengawasannya


Pengawasan kualitas yang baik akan membantu dalam kelancaran proses produksi,
sehingga aktivitas produksi akan dapat mencapai sasarannya. Dengan adanya pengawasan
kualitas kemungkinan dapat mengurangi biaya-biaya yang diperlukan yaitu dengan cara
memperkecil jumlah kerusakan dan pemborosan yang terjadi dalam produksi dan dapat
dihindari.
Dari keterangan di atas dapat diketahui bahwa setiap aktivitas pengawasan kualitas
merupakan usaha tercapainya tujuan dalam pengawasan produksi. Jadi pengawasan kualitas
mempunyai hubungan yang erat dengan pengawasan produksi dan tidak adanya pengawasan
terhadap kualitas akan mengakibatkan perusahaan berjalan tidak efisien yang pada akhirnya
proses produksi tidak akan berjalan lancar. Dalam melaksanakan kegiatan proses produksi
biasanya terdapat beberapa pilihan dalam hal peralatan proses produksi yang akan dipakai,
mulai dari penentuan tempat operasi, perencanaan gedung yang sesuai, sampai kepada
penentuan dan pilihan mesin-mesin serta fasilitas produksi lainnya.
Sehingga rancangan produksi barang yang akan diproses tidak terlepas dari standar
kualitas produk perusahaan, yang akan memudahkan untuk melakukan pengawasan produk
akhir. Memang perlu disadari bahwa tidak ada produk yang sempurna dan mempunyai
spesifik produk yang sama dengan apa yang ditentukan dalam standar. Tetapi dengan
adanya batasan-batasan pengawasan dan batasan toleransi tertentu dapat diambil keputusan
apakah produk tersebut layak untuk dipasarkan.
Adapun langkah-langkah yang perlu diambil oleh keputusan dalam perencanaan
penentuan standar kualitas adalah:

5
1. Mempertimbangkan persaingan dan kualitas produk pesaing,
2. Mempertimbangkan kegunaan terakhir produk,
3. Kualitas harus sesuai dengan harga jual,
4. Perlu tim yang berkecimpung dalam bidang-bidang :
a) Penjualan yang mewakili konsumen
b) Teknik yang mengatur desain dan kualitas
c) Pembelian yang menentukan kualitas
bahan d) Produk yang menentukan biaya
produksi berbagai kualitas alternatif,
e) Setelah ditentukan dan disesuaikan keinginan konsumen dengan kendala
teknologi

2.4.1 Inspeksi
Inspeksi merupakan bagian penting dari program pengawasan kualitas, inspeksi
mencakup penentuan mengenai apakah suatu input memenuhi standar kualitas yang
mengakibatkan terjadinya kerusakan input atau output. Untuk dapat menilai input maupun
output, dapat dilakukan dengan cara berikut :
a) Teknik Sampling
Dapat dilakukan dengan mengambil sampel acak dari input atau output dengan
anggapan bahwa sampel acak dengan jumlah yang memadai wakil dari semua kualitas
item yang diteliti. Teknik sampling ini sangat tepat digunakan apabila
(1) volume item begitu besar dan bersifat homogen,
(2) waktu sangat terbatas,
(3) inspeksi merusak item,
(4) biaya kerusakan (defect cost) tinggi.
Akan tetapi penggunaan teknik sampling ini akan menimbulkan resiko, baik yang
ditanggung oleh produsen maupun resiko yang ditanggung konsumen, sebagai akibat dari
kesalahan sampling (sampling error).

6
b) Teknik Pemeriksaan Lengkap
Teknik ini menghendaki agar input dan output diperiksa kualitasnya. Teknik
pemeriksaan lengkap, dapat menggunakan waktu yang cukup panjang bahkan mungkin
berulang-ulang yang dapat melelahkan pemeriksa. Untuk melaksanaakan proses
pengawasan yang tepat dalam proses transformasi terdapat beberapa titik penting di
mana letak pengawasa harus dilakukan yaitu :
 Pada saat menerima input
 Sebelum prose transformasi
 Pada saat proses transformasi
 Setelah proses transformasi
 Ketika para konsumen mengeluh (Zulian Yamit, 2003)

2.4.2 Sistem Pengawasan Kualitas Statistikal dan Model Jepang


Terdapat 2 elemen yang perlu dilakukan pengawasan (dilihat dari sistem operasi) yaitu:
1. Pengawasan input → yang dilakukan dengan sampling penerimaan (acceptance
sampling). Untuk menentukan diterima/ditolaknya suatu item, seperti dalam menerima
bahan baku, komponen atau sub komponen.
2. Pengawasan proses transformasi → dilakukan dengan pengawasan proses
(process control). Dilakukan secara teratur pada saat proses sedang berlangsung untuk
menentukan apakah elemen sistem mengalami kerusakan atau salah fungs
Tipe pengawasan yang bisa digunakan baik pada pengawasan proses maupun sampling
penerimaan adalah melakukan:
a) Pemeriksaan terhadap variabel (control by variable) → berkaitan dengan berat,
panjang, derajat, intensitas atau variabel lain yang dapat diskala.
b) Pemeriksaan terhadap atribut (control by attribute) → mempertimbangkan
variabel
dikotomi, seperti benar-salah, baik-cacat, tepat waktu-terlambat, berat-ringan, panas-
dingin, lemah-kuat, panjang-pendek, dan karakteristik lain yang tidak perlu diukur
dengan ketepatan yang lebih selain ya atau tidak.

7
2.5 Metode Penentuan Lokasi
Empat metode penting yang digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah lokasi
1. Metode Pemeringkatan Faktor
Metode pemeringkatan factor sangat sering digunakan karena mancakup variasi
factor yang sangat luas, mulai dari pendidikan, rekreasi sampa keahlian tenaga kerja.
Metode ini terdiri dari enam tahap :
a. Mengembangkan daftar factor-faktor terkait yang yang disebut faktor penunjang
keberhasulan (CSF)
b. Menetapkan robot pada setiap faktor untuk mencerminkan seberapa jauh faktor
itu penting bagi pencapaian tujuan perusahaan
c. Mengembangkan suatu skala untuk setiap faktor missal (1-10 atau 1-1-100 poin)
d. Meminta manajer menentukan skor setiap lokasi untuk setiap faktor dan
menentukan jumlah total untuk setiap lokasi
e. Mengalikan skor itu dengan bobot dari setiap faktor, dan menentukan jumlah
total untuk setiap lokasi
f. Membuat rekomendasi yang didasarkan pada skor laba maksimal dengan
mempertimbangkan hasil dari pendekatan kuantitatif

2. Metode Analisis Titik Impas Lokasi


Merupakan penggunaan analisis biaya-volume produksi untuk membuat suatu
perbandingan ekonomi terhadap alternatif lokasi. Dengan mengidentifikasi biaya
variabel dan biaya tetap serta membuat grafik kedua biaya ini untuk setiap lokasi, kita
dapat menentukan alternatif mana yang biayanya paling rendah. Analisis titik impas
lokasi dapat dilakukan secara matematis atau grafis. Pendekatan grafis memiliki
kelebihan karena memberikan rentang jumlah volume di mana lokasi dapat dipilih.
Tiga tahap dalam analisis titik impas lokasi :
1. Tentukan biaya tetap dan biaya variabel untuk setiap lokasi
2. Plot biaya untuk setiap lokasi, dengan biaya pada garis vertikal dan volume
produksi tahunan pada garis horizontal di grafik itu.

8
3. Pilih lokasi yang biaya totalnya paling rendah, untuk setiap volume produksi
yang diinginkan
3. Metode Pusat Gravtasi
Merupakan teknik matematis dalam menemukan lokasi pusat distribusi yang akan
meminimasi biaya distribusi. Dalam menemukan lokasi yang terbaik untuk menjadi
pusat xiii distribusi, etode ini memperhitungkan lokasi pasar, volume barang yang di
kirim ke pasar itu, dan biaya pengangkutan. Langkah pertama metode pusat gravitasi
adalah menempatkan lokasi pada suatu sistem ordinal. Titikasal sistem koordinat dan
skala yang digunakan keduanya memiliki sifat berubah-ubah, selama jarak relatif
(antarlokasi) dinyatakan secara tepat. Hal ini dapat dikerjakan dengan mudah dengan
menempatkan titik-titik pada peta biasa.
4. Model Transportasi
Tujuan dari metode ini adalah untuk menentukan pola pengangkutan yang terbaik
dari beberapa titik penawaran (pasokan/sumber) ke beberapa titik permintaan
(tujuan) agar dapat meminimalkan produksi total dan biaya transportasi. Setiap
perusahaan dengan suatu jaringan titik pasokan dan permintaan menghadapi
permasalahan yang sama. Jaringan pasokan Volkswagen yang rumit memberikan
sebuah ilustrasi. Sebagai contoh VW Meksiko mengirimkan mobil dan suku
cadangnya untuk dirakit di Nigeria, dan mengirimkan hasil rakitan ke Brazil,
sementara VW Meksiko sendiri menerima masuk cadang dan hasil rakitan dari
kantor pusat di Jerman. Walaupun teknik pemograman dapat digunakan untuk
menyelesaikan jenis masalah lini, algoritma bertujuan khusus yang lebih efisisen
telah dikembangkan untuk aplikasi transportasi. Model transportasi memberikan
solusi awal yang pantas dan kemudian perbaikan bertahapa dilakukan hingga solusi
optimal dicapai.

9
2.5.1 Faktor-Faktor yang Menentukan Penentuan Lokasi
A. Faktor Utama
Yang dikatakan faktor-faktor utama adalah faktor-faktor yang langsung
mempengaruhi tujuan utama perusahaan. Faktor-faktor termasuk dalam faktor utama
yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi suatu perusahaan/pabrik adalah:
1. Letak Pasar
Semakin dekat dengan pasar untuk suatu produk semakin baik. Bertujuan untuk
memperoleh konsumen lebih besar, melayani konsumen dengan cepat, barang
segera sampai ke pasar, dan biaya pengiriman rendah. Dan juga aspek keamanan,
kemungkinan kerusakan, dan pengangkutan.
2. Letak Sumber Bahan Baku
Berujuan untuk membuat bahan baku menjadi mudah, murah, cepat, dengan biaya
pengakutan yang rendah serta aman dalam perjalanan. Ada dua pertimbangan yang
mendasari, yaitu :
a. Tingkat Kebutuhan (Necessity)
Bagi perkebunan, pertanian dan perikanan begitu juga industri, misalnya :
pabrik bubur kayu (pulp) dan kertas dan industri marmer kedekatan dengan
bahan menjadi penting karena lebih mudah dari pada mengangkut bahan baku
ke lokasi lain.
b. Tingkat ketahanan dari kerusakan (Perishability)
Mengatasi kerusakan selama pengangkutan, misalnya : pengalengan dan
pembukan ikan (cold strange), pengalengan buah-buah (fruit canning)
/pengolahan susu sapi (dairy product)
3. Ketersediaan tenaga kerja
Mencakup tingkat kecakapan, kecukupan kuantitas, tinggi rendahnya upah. Biaya
tenaga kerja sangat penting bagi perusahaan padat karya (labor intensive),
misalnya : industri tekstil, rokok dan sepatu. Tenaga kerja dibagi menjadi didua,
yaitu :

10
a. Skilled Worker (tenaga kerja yang memiliki keterampilan baik)
b. Low Skilled Worker (tenaga kerja yang memiliki keterampilan rendah)

4. Ketersediaan Tenaga Listrik

Diperlukan untuk menjalankan mesin-mesin tenaga pemanas atau pendingin, dan


untuk penerang. Butuh listrik besar maka lokasi di sumber listrik besar.

1. Ketersediaan Air
Pemilihan lokasi yang dekat dengan sumber air besar akan sangat berguna
untuk beberapa industri, seperti untuk penyempurnaan industri tekstil,
pendinginan reaktor nuklir, dan pencucian pada industri kulit.

2. Fasilitaspengangkutan

Ada 4 jenis, antara lain:


a. Kereta api, untuk biji besi, batu bara, pasir dalam gerbong bakter buka
(flatcar).
b. Angkutan jalan raya, seperti truk container ringan, van, dan mobil bakter
buka (pick-up).
c. Angkutan air, karena lebih murah. Yang diangkut misalnya: barang kimia,
produk kehutanan, semen, pupuk, dan minyak.
d. Angkutan udara, sering untuk pengakutan yang segera (waktu cepat),
misalnya: buah-buahan, surat kabar/majalah, dan ikan hias.
B. Faktor Utama
Faktor primer (primary dinyatakan sebagai faktor-faktor sekunder, tetapi dalam
beberau hal untuk pabrik-pabrik tertentu bisa mempunyai arti yang penting pula faktor-
faktor sekunder ini antara lain adalah:
1. Fasilitas perumahan, pendidikan, perbelanjaan, dan telekomunikasi
2. Pelayanankesehatan, keamana dan pencegahan kebakaran
3. Peraturan pemerintah setempat
4. Sikap masyarakat
5. Biaya dari tanah dan bangunan

11
6. Peraturan lingkungan hidup
7. Tempat parkir
8. Saluran pembuangan
9. Kemungkinan perluasan
10.Karakteristik tanah
11.Lebar jalan, dsb

2.6 Menciptakan SDM dengan Keunggulan Bersaing


Strategi sumber daya manusia dapat menjadi keunggulan bagi suatu perusahaan di
dalam mempertahankan segmen pelanggannya dan untuk merebut segmen pasar yang baru.
Strategi ini dapat dilaksanakan apabila dapat memanfaatkan batasan-batasan yang ada di
dalam pengembangan, antara laindengan strategi produk, strategi proses, strategi perbedaan
individu, strategi layout, strategi lokasi, dan penjadwalan kerja. Semua strategi ini akan
sangattergantung pada strategi rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusia. Sumber
daya manusia biasanya mencakup keseluruhan bidang manajemen personalia, dan juga
merupakan salah satu input yang terpenting dalam kegiatan operasional dalam suatu
organisasi, demikian pula pada organisasi bisnis baikyang bergerak di sektor yang
menghasilkan barang maupun jasa. Terlebih padas ektor jasa, di mana kepuasan konsumen
ditentukan oleh pelayanan yang diberikan perusahaan melalui tenaga kerja yang menjadi
operatornya. Oleh karena itu keberhasilan operasional akan ditentukan dengan pengelolaan
sumber daya yang efektif dan efisien

12
2.7 Supply Chain Management (SCM)
Supply chain dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas (dalam bentuk
entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang mulai dari
bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada konsumen akhir. Menyimak dari
definisi ini, maka suatu supply chain terdiri dari perusahaan yang mengangkut bahan baku
dari bumi/alam, perusahaan yang mentransformasikan bahan baku menjadi bahan setengah
jadi atau komponen, supplier bahan-bahan pendukung produk, perusahaan perakitan,
distributor, dan retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir.
Sedangkan Supply Chain Management (SCM) adalah merupakan aplikasi terpadu yang
memberikan dukungan sistem informasi kepada manajemen dalam hal pengadaan barang
dan jasa bagi perusahaan sekaligus mengelola hubungan diantara mitra untuk menjaga
tingkat kesediaan produk dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan secara optimal. SCM
mengintegrasikan mulai dari pengiriman order dan prosesnya, pengadaan bahan mentah,
order tracking, penyebaran informasi, perencanaan kolaboratif, pengukuran kinerja,
pelayanan purna jual, dan pengembangan produk baru.
Jadi jika supply chain adalah jaringan fisiknya, yakni perusahaan-perusahaan yang
terlibat dalam memasok bahan baku, memproduksi barang maupun mengirimkannya ke
pemakai akhir, sedangkan SCM adalah metode, alat atau pendekatan pengelolaannya.
Sebagai contoh supply chain produk sepatu sbb.

2.7.1 Manfaat Supply Chain Management (SCM)


Apabila SCM diterapkan maka dapat memberi manfaat antara lain :

1. Kepuasan pelanggan. Untuk menjadikan konsumen setia, maka terlebih dahulu


konsumen harus puas dengan pelayanan yang disampaikan oleh perusahaan.
2. Meningkatkan pendapatan. Sehingga produk-produk yang dihasilkan perusahaan tidak
akan ‘terbuang’ percuma, karena diminati konsumen.

13
3. Menurunnya biaya. Pengintegrasian aliran produk dari perusahan kepada konsumen
akhir berarti pula mengurangi biaya-biaya pada jalur distribusi.

4. Pemanfaatan asset semakin tinggi. Aset terutama faktor manusia akan semakin terlatih
dan terampil baik dari segi pengetahuan maupun keterampilan. Tenaga manusia akan
mampu memberdayakan penggunaan teknologi tinggi sebagaimana yang dituntut
dalam pelaksanaan SCM.
5. Peningkatan laba. Dengan semakin meningkatnya jumlah konsumen yang setia dan
menjadi pengguna produk, pada gilirannya akan meningkatkan laba perusahaan.
6. Perusahaan semakin besar. Perusahaan yang mendapat keuntungan dari segi proses
distribusi produknya lambat laun akan menjadi besar, dan tumbuh lebih kuat.

2.8 Hubungan Rancangan Produk Dengan Daya Saing


Perancangan produk pada dasarnya merupakan sebuah langkah strategis untuk bisa
menghasilkan produk-produk industri yang secara komersial harus mampu dicapai guna
menghasilkan laju pengembalian modal (rate of investment). Hal ini perlu disadari benar,
karena permasalahan yang dihadapi oleh industri bukan sekedar mengembangkan ide,
kreativitas maupun inovasi produk tetapi juga harus mampu menjaga aliran uang (cash flow)
dari apa-apa yang dihasilkan melalui proses nilai tambah dalam aktivitas produksinya.
Ukuran sukses sebuah rancangan produk tidak hanya dilihat dari aspek teknis semata,
melainkan juga harus memenuhi kriteria sukses dalam hal nilai tambah ekonomis-nya.
Analisa dan evaluasi yang didasarkan pada metode pendekatan tekno-ekonomis tentu saja
sangat diperlukan untuk memberikan semacam jaminan agar sebuah rancangan produk
mampu memenuhi harapan konsumen dan sekaligus juga produsen. Analisa dan evaluasi
teknis diarahkan terutama dalam hal meningkatkan derajat kualitas dan reliabilitas
performans dari produk guna menghasilkan fungsi-fungsi (spesifikasi teknis) yang
diharapkan; sedangkan analisa dan evaluasi ekonomis --- melalui langkah value
analysis/engineering, sebagai misal--- akan menghasilkan langkah langkah efisiensi biaya
(costs reduction program) guna menghasilkan produk yang bernilai komersial dan berdaya-
saing kuat.

14
2.9 Manajemen Persediaan Just-In-Case dengan Just-In-Time
Manajemen persediaan penting untuk membentuk keunggulan kompetitif jangka panjang.
Tingkat persediaan memengaruhi harga jual, kualitas, perekayasaan produk, kapasitas
menganggur, waktu lembur, kemampuan merespons permintaan pelanggan, waktu tunggu,
dan profitabilitas secara keseluruhan. Manajemen persediaan berhubungan kuat dengan
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas sekarang dan masa mendatang. Kebijakan
manajemen persediaan telah menjadi suatu alat untuk bersaing. Secara tradisional, persediaan
disimpan sehingga perusahaan dapat mengambil keuntungan diskon kuantitas dan melindungi
diri dari kenaikan harga di masa mendatang atas barang yang dibeli. Tujuannya adalah untuk
menurunkan biaya persediaan. Sistem JIT mencapai tujuan yang sama tanpa harus
menyimpan persediaan. Manufaktur JIT (just-in-time manufacturing) adalah suatu sistem
berdasarkan tarikan permintaan yang membutuhkan barang untuk ditarik melalui sistem oleh
permintaan yang ada, bukan didorong ke dalam suatu sistem pada waktu tertentu berdasarkan
permintaan yang diantisipasi. Solusi JIT adalah menegosiasikan kontrak jangka panjang
dengan sejumlah kecil pemasok terpilih yang berlokasi sedekat mungkin dengan fasilitas
produksi dan membangun keterbatasan pemasok secara lebih intensif.

2.10 Pola Operasi Ramping


Lean operations berarti mengenali nilai pelanggan dengan menganalisis semua aktivitas
yang diperlukan untuk menghasilkan sebuah produk, kemudian mengoptimalkan keseluruhan
prosesnya berdasarkan cara pendang pelanggan. Manajer dituntut untuk menemukan hal mana
yang dapat memberikan nilai kepada pelanggan dan mana hal yang tidak.
Peralihan ke sistem produksi yang ramping memang sulit dan butuh banyak waktu.
Membangun sebuah budaya organisasi dimana pembelajaran dan perbaikan
berkesinambungan adalah normanya merupakan suatu tantangan. Namun begitu, organisasi
yang berfokus pada JIT, kualitas, dan peningkatan pekerja biasanya merupakan produsen
yang ramping.

15
Lean operations mengadopsi suatu filosofi pengurangan “sampah” (pemborosan)
dengan berusaha mencapai kesempurnaan melalui pembelajaran berkesinambungan,
kerativitas, dan kerjasama tim. Lean operations cenderung berbagi hal-hal berikut:
 Menggunakan teknik just-in-time untuk meniadakan hampir semua persediaan
 Membangun sistem yang membantu pekerja menghasilkan komponen yang sempurna
setiap saat
 Mengurangi kebutuhan ruangan dengan mengurangi jarak tempuh
 Mengembangkan hubungan yang erat dengan para pemasok dengan membantu mereka
memahami pentingnya kebutuhan pelanggan
 Mendidik para pemasok untuk menerima tanggung jawab dalam memuaskan kebutuhan
pelanggan
 Menghilangkan semua aktivitas kecuali yang bernilai tambah. Penanganan bahan,
pemeriksaan, persediaan, dan pekerjaan ulang bukanlah sasaran karena tidak
memberikan nilai tambah pada produk
 Mengembangkan pekerja secara konstan dengan memperbaiki desain kerja, pelatihan,
komitmen pekerja, kerjasama kelompok, dan pemberdayaan
 Membuat pekerjaan menjadi lebih menantang dengan mendorong tanggung jawab ke
tingkat serendah mungkin
 Membangun fleksibilitas pekerja melalui pelatihan silang dan mengurangi klasifikasi
pekerjaan
Keberhasilan dari operasi ramping membutuhkan komitmen penuh dan keterlibatan dari
manajer, pekerja, dan pemasok, serta apabila dilakukan dengan baik, secara teori, hasil yang
diperoleh akan luar biasa.

16
2.11 Alat Bantu Pengambilan Keputusan
Alat Bantu Kualitatif
 Intuisi : Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi yang secara tidak sadar
dipengarui oleh pengalaman dan latar belakang pribadi.
 Fakta : Pengambilan keputusan berdasarkan data yang realitstis, valid dan akurat
 Pengalaman : Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman sebagai petunjuk
dalam pengambilan keputusan di masa sekarang
 Opini : Pengambilan keputusan yang dilakukan dengan mengambil pendapat
orang sekitar yang didasari logika berdasar analisis situasi yang cermat

Alat Bantu Kuantitatif


1. Pohon Keputusan
Menurut, Susan Welch dan John C. Comer, yaitu : Suatu diagram yang cukup
sederhana yang menunjukkan suatu proses untuk merinci suatu masalah-masalah
yang dihadapi ke dalam komponen-komponen, kemudian dibuatkan alternatif
pemecahan beserta konsekuensi masing-masing alternatif
2. Simulasi Komputer
Pada metode simulasi komputer, dalam pengabilan keputusan diperlukan
rancangan bangun (design) yang biasanya menggunakan komputer, yang mampu
menirukan apa yang dilakukan oleh organisasi. Banyak variabel yang dijadikan
model, namun biasanya sulit untuk dapat mengukur masing masing variabel
independent dengan tepat. Dengan menggunakan komputer, perhitungan jauh
lebih mudah dan lebih cepat. Sebab dengan menggunakan bantuan komputer
jangkauan pikiran (forecasting) dan pemikiran secara operasional menjadi lebih
luas dn panjang serta mampu memecahkan permasalahan yang komplek

17
3. Sistem Pendukung Keputusan Berbasis Komputer (Computer Based Decision
Support System)
Sistem berbasis komputer yang dirancang untuk meningkatkan efektivitas dalam
pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah yang bersifat semi struktur
atau tidak terstruktur. Keputusan dapat diambil dengan tepat serta dapat
dipertanggungjawabkan jika didukung oleh suatu informasi yang memadai.
Sehingga seseorang yang mengambil keputusan akan dihadapkan pada beberapa
alternatif yang harus dipilih dengan berdasarkan dari olahan informasi yang
dimiliki, dan setiap alternatif akan membawa konsekuensi masing-masing. Ini
berarti sejumlah alternatif itu berbeda satu sama lain meningat. Sehingga dengan
memperhatikan konsekuensi suatu keputusan, bahwa hanya bisa memuaskan
sekelompok atau sebagian besar oleh karena itu, sebelum keputusan tersebut
diambil diperlukan pertimbangan secara menyeluruh tentang kemungkinan-
kemungkinan yang akan muncul.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Dalam manajemen operasional ada banyak yang bisa kita pelajari demi perkembangan
usaha yang kita jalani atau ingin mengenal lebih mengenai cara kerja perusahaan, produksi,
persediaan, peramalan dan lain sebagainnya yang akan membantu perusahaan mencapai
tujuan, membantu meningkatkan produktivitas pekerja, membantu meningkatkan niat baik, &
membantu memotivasi karyawan. Hal lain yang harus diperhatikan dalam manajemen
operasional adalah proses pencatatan keuangan yang transparan dan efisien. Pencatatan
keuangan yang baik membuat semua rencana bisnis berjalan maksimal. Laporan keuangan
akan berlangsung maksimal karena seluruh laporan disajikan sesuai kenyataan yang ada.

3.2 Saran
Jangan lupa dengan inovasi dan keluar dari zona aman, menjadi seorang pengusaha harus
berani dalam mengambil resiko (risk taker) agar pencapian tujuan lebih mudah. Jadi tidak
hanya pemahaman/materi yang dibutuhkan, namun juga sebuah tindakan.

19

Anda mungkin juga menyukai