Makalah Asuhan Keperawatan Pada Penderit
Makalah Asuhan Keperawatan Pada Penderit
DI SUSUN OLEH:
1. DESI RATNASARI
2. SALAMA
3. TRI MENIK
4. HENDRI
5. TOZO
6. DEARNITA
Puji dan syukur terucap hanya pada Allah SWT yang Maha Esa atas Ridonya
akhirnya kami dapat menyelesaikan makala ini yang membahas mengenai,
“Asuhan Keperawatan Pada Penderita Child Abuse” yang merupakan
pengetahuan penting yang harus diketahui.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW, kepada keluarga dan sahabatnya, serta seluruh umat yang
senantiasa taat dalam menjalankan syariatnya.
Kami ucapkan terima kasih yang tiada tara kepada seluruh pihak yang telah
membantu mensukseskan makalah ini hingga selesai, baik secara langsung
maupun tidak.
Bila dalam penyampaian makalah ini ditemukan hal-hal yang tidak berkenan
bagi pembaca, dengan segala kerendahan hati kami mohon maaf yang setulusnya.
Kritik dan saran dari pembaca sebagai koreksi sangat kami harapkan untuk
perbaikan makala ini kedepan. Semoga taufik, hidayat dan rahmat senantiasa
menyertai kita semua menuju terciptanya keridhoan Allah SWT.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
sekitar 95.000 anak-anak dan remaja di bawah usia 20. Sekitar 6 dari 10
dari 2011 sampai 2014 kekerasan pada anak selalu meningkat setiap
tahunnya. Tahun 2011 terjadi 2.178 kasus kekerasan, 2012 ada 3.512
kasus, 2013 ada 4.311 kasus dan 2014 ada 5.066 kasus. Hasil monitoring
2015).
1
anak pada tahun 2015 meningkat menjadi 25 kasus dari tahun sebelumnya
berbagai sifat mulia. Semenjak lahir dari rahim seorang Ibu, maka ibulah
perilaku dan akhlak anak. Sejak lahir, anak akan mengamati gerak-gerik
ibunya. Dari tingkah laku ibunya itulah maka anak akan senantiasa melihat
dan meniru apa yang dilakukan ibunya dan akan diterapkan dalam
lahir sampai dewasa khususnya dalam hal beretika dan susila untuk
tersebut, baik secara sadar maupun tidak sadar, ibu selaku orang tua dapat
dengan anak yang masa kecilnya penuh dengan penderitaan dan kekerasan
(Arwanti, 2009).
kekerasan, agar anak patuh dan disiplin untuk mencapai skala keberhasilan
yang diinginkan orang tua (Soetjiningsih, 1995). Orang tua berlaku kasar
2
dan memberikan hukuman fisik dengan dalih untuk memberikan pelajaran
mengetahui bahwa anak juga mempunyai hak dan kewajiban sesuai yang
(Yani, 2008).
4 (empat) macam, yaitu emotional abuse, Child abuse , physical abuse dan
verbal seperti, “kamu bodoh”, “kamu cerewet”, “kamu kurang ajar”, dan
sering disebut dengan kekerasan verbal paling banyak di dapat oleh anak-
anak dari orang tua mereka. Bahkan tanpa disadari, orang tua setiap hari
3
melakukan Child abuse pada anaknya. Bentuk dari Child abuse itu
(Videbeck, 2008).
seharusnya tempat paling aman dan tempat berlindung bagi anak tidak lagi
dimana anak masih saja dipandang sebagai objek yang wajib menurut
kepada orang tua. Padahal belum tentu orang tua selamanya benar.
tidak maka anak akan mendapat hukuman. Hal inilah yang menjadikan
alasan bagi orang tua sering melakukan kekerasan pada anak. Disamping
itu, bisa juga dikarenakan riwayat orang tua yang dulunya dibesarkan
dalam kekerasan sehingga cenderung meniru pola asuh yang telah mereka
4
4. Bagaimana konsep asuhan keperawatan pada pasien child abuse ?
abuse
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Balita
2.1.1 Definisi
dan tinggi badan bertambah sekitar 6,75 - 7,5 cm tiap tahunnya (Supartini,
2004).
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu
tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun
adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah
(3-5 tahun). Saat usia batita, anak masih tergantung penuh kepada orang
tua untuk melakukan kegiatan penting, seperti mandi, buang air dan
6
makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah bertambah baik.
orang menyadari hal ini merupakan masa yang paling menarik untuk orang
tua karena anak-anak menjadi kurang negatif, dapat lebih secara akurat
Potter, 2005).
sebagai berikut :
1. Teori psikoseksual
prasekolah adalah tahap oedipal atau phalik. Pada tahap ini kepuasan
7
merasakan kenikmatan dari beberapa daerah erogennya, serta suka
pada lawan jenis. Anak laki-laki cenderung suka pada ibunya dari
ayahnya.
2. Teori psikososial
Pada tahap ini anak akan memulai inisiatif dalam belajar mencari
apabila tahap ini anak dilarang atau dicegah maka akan tambah
dan tahap formal operasional. Anak usia prasekolah menurut teori ini
ayah maka semua pria adalah ayah. Pikiran yang kedua adalah pikiran
8
anak terbentur benda mati maka anak akan memukul kearah benda
tersebut.
dari kepemilikan.
ketika orang tua menyuruh anak untuk diam atau jangan menangis. Jika
seperti “kamu bodoh”. “kamu cerewet”, “kamu kurang ajar”. Anak akan
mengingat itu semua kekerasan verbal jika semua kekerasan verbal itu
9
membentak, memaki, memarahi dan menakuti dengan mengeluarkan kata-
secara lisan yang membawa efek kekerasan, baik dengan kata-kata yang
structure), dan bisa berakibat sangat merugikan korban, baik fisik maupun
mental.
hal yang wajar. Mereka beranggapan bahwa kekerasan adalah bagian dari
(Jallaludin, 2006).
menunjukan sedikit atau tidak sama sekali rasa sayang kepada anak
2. Intimidasi
10
antar anak, menyatakan bahwa anak tidak baik, tidak berharga, jelek
dengan anak.
6. Hukuman ekstrim
tidak berdampak secara fisik kepada anak, tetapi dapat merusak anak
melebihi perkosaan.
11
Anak yang mendapatkan perlakuan kekerasan emosional secara
terus menerus akan tumbuh menjadi anak yang tidak peka terhadap
2. Menganggu perkembangan
akan memiliki citra diri yang negatif. Hal ini yang mengakibatkan
anak tidak mampu tumbuh sebagai individu yang penuh percaya diri.
anak. Anak akan selalu dalam keadaan terancam dan menjadi sulit
yang bernama koteks, pusat logika. Bagian ini hanya bisa dijalankan
kalau emosi anak dalam keadaan tenang. Bila anak tertekan, maka
input hanya sampai ke batang otak. Sehingga sikap yang timbul hanya
berperilaku agresif.
4. Gangguan emosi
12
Pada anak yang sering mendapatkan perlakuan yang negatif dari
hubungan sosial dengan orang lain. Selain itu juga, beberapa anak
dia ketahui yaitu Child abuse . Karena anak merupakan peniru yang
8. Bunuh diri
mentalnya, karena merasa tidak ada orang di dunia ini yang sanggup
13
mencintainya apa adanya. Dan hal ini berakibat fatal, anak
merayu, mencumbunya.
masuk ke alam sadar. Misalnya seseorang anak yang sangat benci pada
orang tuanya yang tidak disukainya. Akan tetapi menurut ajaran atau
14
merupakan hal yang tidak baik dan dikutuk oleh Tuhan, sehingga
A. Pengkajian
15
2. Identifikasi adanya riwayat abuse pada orang tua di masa lalu,
5. Monitor reaksi orang tua observasi adanya rasa jijik, takut atau
perawatan anak.
9. Situasi Keluarga.
1. Psikososial
dan psikososial
2. Muskuloskeletal
16
a. FrakturDislokasi
b. Keseleo (sprain)
3. Genito Urinaria
b. per vagina
c. pada vagina/penis
4. Integumen
rokok)
d. Bengkak.
Pemeriksaan Radiologi
salah pada anak, yaitu untuk identifiaksi fokus dari jejas, dokumentasi,
dilakukan untuk meneliti tulang, sedangkan pada anak diatas 4-5 tahun
hanya perlu dilakukan jika ada rasa nyeri tulang, keterbatasan dalam
17
a. CT-scan lebih sensitif dan spesifik untuk lesi serebral akut dan kronik,
penganiayaan seksual.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekerasan
2. Isolasi social
C. Intervensi Keperawatan
1. Perilaku kekerasan
Tujuan.
Kriteria hasil:
dimiliki.
18
Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan.
kemampuannya.
Intervensi :
komunikasi terapeutik.
positif klien.
19
6) Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya di
rumah sakit.
7) Berikan pujian.
8) Minta klien untuk memilih satu kegiatan yang mau dilakukan di rumah
sakit.
11) Diskusikan jadwal kegiatan harian atas kegiatan yang telah dilatih.
12) Beri kesempatan pada klien untuk mencoba kegiatan yang telah
direncanakan.
20
2. Isolasi social
Tujuan
Kriteria hasil
Intervensi
1) Psikoterapeutik
berkepentingan.
21
Gunakan komunikasi verbal dan non verbal yang sesuai, jelas
dan teratur.
perawat.
terapi.
22
dua perawat, kemudian ditambah dengan satu klien dan
seterusnya.
3. Pendidikan kesehatan
melaksanakannya sendiri.
5. Lingkungan Terapeutik
23
a. Pindahkan barang-barang yang dapat membahayakan klien maupun
b. Cegah agar klien tidak berada didalam ruangan yang sendiri dalam
ruangan.
Tujuan
Kriteria hasil
Intervensi
dengan benar.
baik dan benar tanpa menghakimi dan menyalahkan anak atas keadaan
yang buruk.
24
3) Diskusikan dengan keluarga tentang tindakan yang semestinya
terhadap anak.
kembang anaknya.
keadaan apapun.
Tujuan.
Kriteria hasil:
25
Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
dilakukan.
konstruktif.
Intervensi :
lingkungan yang aman dan tenang, observasi respon verbal dan non
26
Rasional : pengungkapan perasaan dalam suatu lingkungan yang tidak
penyelesaian persoalan.
dilakukan.
biasa dilakukan.
masalahnya selesai.
menyelesaikan masalahnya.
klien.
27
Rasional : mencari metode koping yang tepat dan konstruktif.
dilakukan.
marah.
12) Tanyakan pada klien “apakah ia ingin mempelajari cara baru yang
sehat”.
konstruktif.
kemarahan klien.
15) Bantu klien memilih cara yang paling tepat untuk klien.
28
Rasional : memotivasi klien dalam mendemonstrasikan cara
tersebut.
19) Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat
jengkel / marah.
20) Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat klien dari sikap apa
klien.
29
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
sering disebut dengan kekerasan verbal paling banyak di dapat oleh anak-
anak dari orang tua mereka. Bahkan tanpa disadari, orang tua setiap hari
melakukan Child abuse pada anaknya. Bentuk dari Child abuse itu
fisik kepada anak, tetapi dapat merusak anak beberapa tahun kedepan.
30
3.2 Saran
dalam hal beretika dan susila untuk bertingkah laku yang baik. Peran ibu
DAFTAR PUSTAKA
Vedebeck. 2008. Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta : Penerbit buku kedokteran
Wicaksana. 2008. Mereka bilang aku sakit jiwa refleksi kasus-kasus psikiatri dan
problematika kesehatan jiwa di Indonesia.Yogyakarta : Kanisius.
31
Wong. Donna L. 2013. Buku Ajar Keperawatan Pediatri. Jakarta : EGC
32