Anda di halaman 1dari 16

PELANGGARAN HAM BERAT

(GROSS VIOLATIONS OF HUMAN RIGHTS)


APARTHEID DI AFRIKA SELATAN BERDASARKAN
HUKUM INTERNASIONAL

Dosen Pengampuh : Dr. Oheo K. Harris, S.H.,LL.M.,M.Sc

Oleh :

 MUHAMMAD WAHYUDIN NASKUN


NIM : G2R120009
 RAMLI SYARIFUDDIN
NIM : G2R120023
 SARLIN
NIM : G2R120030

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM


PASCASARJANA UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Istilah Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan suatu istilah yang relative
baru, dan menjadi bahasa sehari-hari semenjak Perang Dunia II dan
pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1945. Istilah
tersebut menggantikan istilah natural rights (hak-hak alam) karena konsep
hukum alam-yang berkaitan dengan istilah natural rights-menjadi suatu
kontroversi, dan frasa the rights of Man yang muncul kemudian dianggap
tidak mencakup hak-hak wanita.1
Kesadaran masyarakat internasional akan pentingnya perlindungan Hak-
Hak Asai Manusia (HAM) sangat meningkat dalam tempo lebih dari 18 tahun
terakhir ini. Dari selatan Afrika ke Uni Soviet, hingga ke Amerika Latin dan
tempat-tempat lain di dunia, suatu arus perubahan global telah meninggalkan
otokrasi-otokrasi politik dan mengisolasinya bagaikan para pelaut yang
berada pada bagian bahwah dari gelombang air pasang.2 Semenjak tahun
1989, sejumlah besar Negara di berbagai belahan dunia dan benua, telah
melaksanakan reformasi, dan bergerak ke arah kategori kemunculan dan
kemunculan kembali demokrasi, dan memproklamirkan dukungan terhadap
HAM internasional dengan tulus.3
Pernah terjadi beberapa pelanggaran HAM yang dicatat oleh sejarah
sebagai pelanggaran HAM terbesar, salah satunya saat terjadi di Afrika
Selatan setelah terjadinya perang dunia kedua. Dalam makalah ini akan
dijelaskan tentang pelanggaran HAM Apartheid yang terjadi di Afrika
Selatan.

1
Burns H. Weston, “Human Rights” dalam Claude dan Weston, eds., Human Rights in the World
Community, Issues and Action (Philadelphia: University of Pennsylvania Press, 1992), halaman 14.
2
Majda El Muhtaj, Dimensi-dimensi HAM mengurai hak ekonomi, social, dan budaya (Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada, 2013), halaman ix.
3
Richard Pierre Claude dan Burns H. Weston, eds., Human Rights in the World Community,
(Philadelphia: University of Pennsylvania Press, 1992), halaman ix.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini yakni:
1. Apa itu pelanggaran Hak Asasi Manusia ?
2. Bagaimana kasus pelanggaran HAM Apartheid di Afrika Selatan ?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pelanggaran Hak Asasi Manusia


Prinsip-prinsip hak asasi manusia4 merupakan prinsip-prinsip yang
terdapat di hampir semua perjanjian internasionaldan diaplikasikan ke dalam
hak-hak yang lebih luas, yaitu pertama prinsip kesetaraan, merupakan hal
yang sangat fundamental dari hak asasi manusia kontemporer adalah ide yang
meletakkan semua orang terlahir bebas dan memiliki kesetaraan dalam hak
asasi manusia kedua pelarangan diskriminasi, dimana Pelarangan terhadap
diskriminasi adalah salah satu bagian penting prinsip kesetaraan. Jika semua
orang setara, maka seharusnya tidak ada perlakuan yang diskriminatif (selain
tindakan afirmatif yang dilakukan untuk mencapai kesetaraan dan ketiga
kewajiban positif yang dibebankan kepada setiap Negara digunakan untuk
melindungi hak-hak tertentu, dimana menurut hukum hak asasi manusia
internasional, suatu Negara tidak boleh secara sengaja mengabaikan hak-hak
dan kebebasan-kebebasan. Sebaliknya Negara diasumsikan memiliki
kewajiban positif untuk melindungi secara aktif dan memastikan
terpenuhinya hak-hak dan kebebasan-kebebasan.5
Hak asasi manusia disebut sebagai hak asasi karena dianggap sebagai
fundamen yang diatasnya seluruh organisasi hidup bersama harus dibangun
dan merupakan asas-asas undang-undang. Makna hak asasi jelas dipandang
sebagai humanisasi hidup yang harus digalang sejak manusia sadar tentang
tempat, tugas, dan fungsinya di dunia.6 John Locke menyatakan bahwa
manusia dalam hukum alam adalah bebas dan sederajat, mempunyai hak-hak

4
Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Islam Indonesia (PUSHAM UII), Hlm. 39
5
Lusiana Margareth Tijow, Perlindungan Hukum Bagi Perempuan Korban Janji Kawin,
Intelegensia Media. Hlm. 24
6
Bang Andi, “Akar Permasalahan Rohingya Ada di Myanmar”,
http://suarajakarta.co/news/hukum/akar-masalah-pelanggaran-ham-rohingya-ada-di-myanmar/
(diakses pada 14 February 2019 pukul 12.01)
alamiah yang tidak dapat diserahkan (atau bahkan diambil) oleh kelompok
masyarakat lainnya, kecuali lewat perjanjian masyarakat.7
Upaya sengaja untuk merampas hak atas tanah, penolakan
kewarganegaraan, pembantaian massa, pengusiran, pembakaran pelarangan
pelaksanaan ibadah, penutupan jalur pasokan makanan, dan sejumlah
tindakan brutal lainnya adalah sangat bertentangan dengan nilai-nilai
kemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (HAM). Padahal di dalam piagam hak
asasi manusia berisi; hak untuk hidup, hak berkeluarga dan melanjutkan
keturunan, hak mengembangkan diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak
atas kebebasan informasi, hak keamanan, hak kesejahteraan, kewajiban,
perlindungan dan pemajuan.8
Hak-hak asasi manusia adalah mengenai hubungan antara warga negara
dan negaranya menyangkut kewajiban negara untuk mempromosikan dan
mengamankan hak-hak dasar khusus dari warga negara sebagaimana
ditentukan dalam instrumen-instrumen itu. Banyak dari hak dasar ini diakui
oleh konstitusi negara-negara, demikianlah seperti hak hidup, hak berkumpul
dalam perserikatan yang tujuannya tidak merugikan orang lain, hak
mengungkapkan gagasan yang tidak memfitnah orang lain, hak memeluk
kepercayaan agama, hak atas milik pribadi, hak menuntut keadilan secara
hukum, hak atas proses pengadilan yang benar, antara lain. Maka pelanggaran
hak-hak asasi manusia terjadi, bila negara atau pejabatnya atau perangkatnya
melanggar hak-hak warga Negara.
Isu-isu hak asasi manusia telah semakin menjadi perhatian global dan
mengancam perpecahan antara negara-negara maju dan negara-negara
berkembang sebagai akibat konfrotansi pandangan UtaraSelatan selama
dekade 1960-an sampai awal 1980-an. Ada masa pada Perang Dunia II dan
era pasca perang menginginkan semakin dikuranginya yurisdiksi eksklusif
negara atas warganya di satu pihak, dan internasionalisasi lembaga

7
A. Masyur Effendi, Perkembangan Dimensi Hak Asasi Manusia dan Proses Dinamika penyusunan
Hak Asasi Manusia, Ghalia Indonesia. Hlm. 3
8
Lusiana Margareth Tijow, Perlindungan Hukum Bagi Perempuan Korban Janji Kawin,
Intelegensia Media. Hlm. 26
perlidungan bagi individu menghadapi negara dimana ia menjadi warganya di
lain pihak. Lembaga perlidungan ini telah dikenal sebagai hak-hak asasi
manusia. PBB adalah pelopor dalam perkembangan ini, salah satu tujuannya
yang utama adalah mempromosikan hak-hak asasi manusia. Kemudian
terdapat Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia tahun 1948, Perjanjian
Internasional tentang Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Kebudayaan tahun 1966,
dan Perjanjian Internasional tentang Hak-hak Sipil dan Politik tahun 1966.
Perjanjian Internasional tentang Diskriminasi Rasial, Perjanjian tentang
Pemusnahan Suatu Bangsa dan Perjanjian Internasional tentang Hak-hak
Anak.
System nilai yang menjelma dalam konsep hak asasi manusia (HAM)
tidaklah semata-mata sebagai produk Barat, melainkan dasar pijakan yang
kokoh dari seluruh budaya dan agama.9 Pandangan dunia tentang HAM
adalah pandangan kesemestaan bagi eksistensi dan proteksi kehidupan dan
kemartabatan manusia.
Wacana HAM terus berkembang seiring dengan intensitas kesadaran
manusia atas hak dan kewajiban yang dimilikinya. Namun demikian, wacana
HAM menjadi actual karena sering dilecehkan dalam sejarah manusia sejak
awal hingga kurun waktu kini.10 Gerakan dan diseminasi HAM terus
berlangsung bahkan dengan menembus batas-batas territorial sebuah Negara.
Manfred Nowak menegaskan human rights must be considered one of the
major achievements of modern day philosophy.11Ruth Gavison juga
menegaskan, the twentieth century is often described as “the age of rights”. 12
Begitu derasnya kemauan dan daya desak HAM, maka jika ada sebuah
Negara yang diidentifikasi melanggar dan mengabaikan HAM, dengan
sekejap mata nation-state di belahan bumi ini memberikan respons, terlebih
9
Manfred Nowak, Introduction to the International Human Rights Regime (Leiden:Martinus
Nijhoff Publishers, 2003) hlm. 1
10
Abdul Muin Salim, “Al-Huquq al-Insan al-Asasiyah fi al-Qur’an al-Karim”, dalam Azhar Arsyad,
et.al. (ed), Islam&Global Peace (Yogyakarta;Madyan Press, 2002), hlm. 339
11
Loc.cit
12
Ruth Gavison, “On the Relationship Between Civil and Political Rights, and Social and Cultural
Rights, dalam Jeand-Mare Coicaud, et.al. (ed.), The Globalization of Human Rights (Tokyo: United
Nations University Press, 2003), hlm. 24
beberapa Negara yang dijuluki sebagai adi kuasa memberikan kritik, tudingan
bahkan kecaman keras seperti embargo dan sebagainya.
Human rights are, literally, the rights that one has simply because one is a
human being.13 Berarti, di samping keabsahannya terjaga dalam eksistensi
kemanusiaan manusia, juga terdapat kewajiban yang sungguh-sungguh untuk
dimengerti, dipahami, dan ditanggungjawabi untuk dilaksanakan. Hak-hak
asasi merupakan suatu perangkat asas-asas yang timbul dari nilai-nilai yang
kemudian menjadi kaidah-kaidah yang mengatur perilaku manusia dalam
hubungan dengan sesame manusia. Apapun yang diartikan atau dirumuskan
dengan hak asasi, gejala tersebut tetap merupakan suatu manifestasi dari nilai-
nilai yang kemudian dikonkretkan menjadi kaidah hidup bersama.
Sebagai hak kodrati, HAM melebur dalam jati diri manusia. Maka, tidak
dibenarkan siapapun mencabut HAM itu. Dengan kata lain, moralitas HAM
adalah to affirm the twofold claim that each and every (born) human beings
has inherent dignity and is inviolable (not-to-be-violented), demikian tegas
Michael J. Perry14
DalamUndang-Undang No.39 tahun 1999 Pelanggaran HAM adalah setiap
perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat Negara baik
disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hokum
,mengurangi, menghalangi, membatasi dan mencabut HAM seseorang atau
kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang ini dan tidak mendapat
atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil
dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.Yang sekarang telah
menjadi UU No.26/2000 tentang pengadilan HAM yang berbunyi
pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang
termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian
yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut
HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini,

13
Jack Donelly, Universal Human Rights in Theory and Practice (Ithaca: Cornell University Press,
2003), hlm. 10
14
Michael J. Perry, Toward a Theory of Human Rights; Religion, Law, Courts (Cambridge;
Cambridge University Press, 2007), hlm. 33
dan tidak didapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian
hukum yang berlaku.

2.1 Kasus Pelanggaran HAM Apartheid di Afrika Selatan


Apartheid adalah kata Afrikans yang berarti “perpisahan.” Ini adalah nama
yang diberikan pada ideologi sosial ras tertentu yang dikembangkan di Afrika
Selatan selama abad ke-20. Intinya, apartheid adalah tentang segregasi rasial.
Ini menyebabkan diskriminasi politik dan ekonomi yang memisahkan Hitam
(atau Bantu), Berwarna (ras campuran), India dan Afrika Selatan Putih.
Pemisahan ras di Afrika Selatan dimulai setelah Perang Boer dan benar-
benar muncul pada awal 1900-an. Ketika Uni Afrika Selatan dibentuk pada
tahun 1910 di bawah kendali Inggris, orang-orang Eropa di Afrika Selatan
membentuk struktur politik negara baru tersebut. Tindakan diskriminasi
diimplementasikan sejak awal. Baru pada pemilihan tahun 1948, kata
apartheid menjadi umum dalam politik Afrika Selatan. Melalui semua ini,
minoritas kulit putih menempatkan berbagai batasan pada mayoritas kulit
hitam. Akhirnya, segregasi tersebut mempengaruhi warga kulit berwarna dan
India juga. Seiring waktu, apartheid terbagi menjadi apartheid kecil dan
megah. Apartheid kecil mengacu pada segregasi yang terlihat di Afrika
Selatan sementara apartheid grand digunakan untuk menggambarkan
hilangnya hak politik dan hak kulit hitam Afrika Selatan.
Selama ratusan tahun tidak ada bagian kehidupan di Afrika Selatan yang
tidak diatur oleh pemisahan ras. Namun sejak Partai Nasional de Boer 1948,
setelah Perang Dunia ke-2, memenangkan pemilihan umum dan membentuk
pemerintahan minoritas kulit putih, sistem apartheid kemudian ditetapkan
dalam undang-undang. Pada tahun 1950, Undang-undang Pendaftaran
Populasi semua warga Afrika Selatan dibagi dalam tiga kategori ras, yaitu
Bantu atau Afrika kulit hitam, kulit putih dan kulit berwarna lainnya.
Kemudian ada kategori baru, yaitu Asia yang sebagian besarnya adalah warga
etnis India dan Pakistan.
Pada tahun 1956, lebih dari 20.000 wanita dari semua ras bergerak dalam
demonstrasi. Inilah saat protes pasif, tapi itu akan segera berubah.
Pembantaian Sharpeville pada tanggal 21 Maret 1960, akan menjadi titik
balik apartheid. Ini juga merupakan protes terhadap undang-undang yang
disahkan dan merupakan momen penting dalam sejarah Afrika Selatan.
Pada 31 Mei 1961, mengikuti referendum orang-orang kulit putih, negara
ini menjadisebuah republik dan meninggalkan Persemakmuran (Britania).
Ratu Elizabeth II tidak lagimenjadi kepala negara dan Gubernur Jendral
terakhir menjadi Presiden Negara.
Pemerintahan Nasionalis mengatur jalannya undangundang pemisahan, meng
golongkan orang - orang kedalam tiga ras, mengembangkan hak-hak dan
batasan-batasan untuk masing-masing golongan, seperti hukum dan batasan
pemukiman. Minoritas kulit putih menguasai mayoritas kulit hitam yang jauh
lebih besar. Sistem pemisahan ini kemudian dikenal secara kolektif
sebagai Apartheid.
Bukan hanya itu hukum apharteid juga melarang kontak langsungantar
golongan ras, tidak ada bagi hasil yang merta antara orang kulit putih dengan
kulithitam, serta orang kulit putih di larang untuk menggunakan fasilitas
umum milik orang-orangkulit putih. Semakin kontroversial, mendorong ke
arah meluasnya sanksi internasional,divestasi dan kerusuhan serta penindasan
dalam Afrika Selatan. Suatu periode panjang penindasan oleh pemerintah,
dan kadang-kadang  dengan kekerasan, pemogokan,demonstrasi, protes, dan
sabotase dengan menggunakan bom atau cara lain, oleh berbagaigerakan anti-
apartheid yang diikuti terutama oleh Kongres Nasional Afrika (ANC)
secaraundang-undang itu di protes oleh ANC yang dibentuk tahun 1912.
Bukan hanya ANC sejakatahun 1962, majelis umum PBB sudah membahas
kebijakan rasial di afrika selatan dan meminta untuk segera mengakhirinya di
bawah piagam (charter), tetapi pemerintah afrika selatan menolaknya, sikap
itu di sayangkan oleh PBB, setelah peristiwa pembunuhan
besar besaran di Sharpeville tahun 1960, resolusi DK PBB, mempersalahakan 
penembakan yang terjadi setelah itu. Majelis umum PBB memberikan sanksi
kepada afrika selatan, tahun 1974 PBB menskors afrika selatan dan
tahun 1980-an majelis umum PBB mengatakan aphartheid merupakan
tindakan kejahatan melawan kemanusiaan.
Penjelasannya, penderitaan yang dialami oleh orang kulit hitam akhirnya
meledak pada tahun 1976, ribuan pelajar di suwet omengadakan demonstrasi
dengan berpawai keliling kota merka menuntut agar apartheid dihapuskan
karena sistem pendidikan mereka lebih buruk di bandingkan orang kulit
putih, tetapi naas ratusan pelajar di tembaki oleh polisi saat mejalankan
aksinya, tetapi hal itu tidak mematikan semnagat orang kulit hitam. Penduduk
afrika
selatan memilikipendudukyang bhineka lebih dari 68% penduduk adalah oran
g afrika, sekitar 19% adalah penduduk kulit putih. 10% kulit berwarna
(berdarah campuran afrika dan bangsa lain) dan sekitar 3% adalah kelompok
masyarakat asia. Meskipun merupakan golongan mayoritas, orang
eropamemerintah negara ini berdasarkan kebijaksanaan segresi (perbedaan
warna kulit) yangdisebut kelompok masyarakat asia. Meskipun merupakan
golongan mayoritas, orang eropamemerintah negara ini berdasarkan
kebijaksanaan segresi (perbedaan warna kulit) yang disebut apartheid. 
Orang-orang kulit hitam yang semula tidak mengerti bahwa kebijakan
pemerintahannya,lambat laun mengerti bahwa tujuan sebenarnya adalah
diskriminasi rasial (perbedaan warnakulit). Oleh karena itu mereka bangkit
mengadakan perlawanan, tetapi pemerintaha PieterBotha dengan kejam
menumpas setiap perlawanan yang terjadi. Banyak tokoh-tokoh kulithitam
yang dijebloskan dalam penjara, seperti tokoh kharismatik Nelson Mandela
yangterpaksa mendekam dalam penjara selama 27 tahun. Politik Apartheid
dirancang olehHendrik Verwoed. Apartheid menurut bahasa resmi Afrika
Selatan adalah AparteOntwikkeling artinya perkembangan yang terpisah.
Memperhatikan makna dari artiApartheid itu kedengarannya baik yaitu tiap
golongan masyarakat, baik golongan kulit putihmaupun golongan kulit hitam
harus sama-sama berkembang. Tapi perkembangan itudidasarkan pada
tingkatan sosial dalam masyarakat yang pada prakteknya menjurus
pada pemisahan warna kulit dan terjadinya penistaan dari kaum penguasa kuli
t putih terhadaprakyat kulit hitam.Verwoed menyusun rencana pembentukan
homeland, yang disebut juga Batustan. Homeland dilaksanakan dengan
diadakannya pembagian kembali Afrika
Selatan berdasarkan wilayah kesukuan. Tiap orang kulit hitam Afrika Selatan 
diharuskan menjadiwarga negara salah satu homeland atas dasar tempat
lahirnya. Untuk memantapkan proyekhomeland dikeluarkan bantuan biaya
untuk perangsang termasuk perangsang
untuk pemasukan modal dari luar untuk homeland. Kemajuan-kemajuan kecil 
tampak dari proyek itu.
Kelompok anti apartheid, termasuk Kongres Nasional Afrika
(ANC) dan Kongres Pan Afrika (PAC) telah membentuk demonstrasi. Apa
yang dimaksudkan untuk menjadi demonstrasi damai di Sharpeville dengan
cepat berubah mematikan saat polisi menembaki kerumunan. Dengan lebih
dari 180 orang kulit hitam Afrika terluka dan 69 terbunuh, pembantaian
tersebut menarik perhatian dunia. Selain itu, ini menandai dimulainya
perlawanan bersenjata di Afrika Selatan.
Afrika Selatan kemudian dibagi. 80 persen wilayah negara itu dimiliki
warga kulit putih. Sementara warga kulit hitam ditempatkan di wilayah
termiskin yang disebut sebagai homelands atau tanah air. Mereka memiliki
semacam pemerintahan administrasi mandiri. Mereka secara ekonomi, sosial
dan politik dikucilkan. Pada tahun 1970 diberlakukan Undang-Undang
Kewarganegaraan Tanah Air Bantu. Semua warga kulit hitam harus
bertempat tinggal di "homeland", atau tanah air, suatu wilayah yang dihuni
mayoritas kulit hitam Afrika. Warga homelands harus membawa paspornya
untuk dapat meninggalkan wilayahnya.
Pemisahan warga kulit putih dan hitam juga diberlakukan di fasilitas
umum. Gedung-gedung umum, transportasi umum, taman-taman, rumah
makan, serta tentu sekolah-sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit dan gereja.
Daerah-daerah permukiman di setiap kota dan desa juga dibagi dua, sistem
pendidikan sekolah terpisah dengan kualitas guru yang berbeda, dan hanya
warga kulit putih yang memiliki hak pilih.
Orang-orang kulit hitam yang semula tidak mengerti bahwa
kebijakan pemerintahannya, lambat laun mengerti bahwa tujuan sebenarnya a
dalah diskriminasi rasial (perbedaan warna kulit). Oleh karena itu mereka
bangkit mengadakan perlawanan, tetapi pemerintahan Pieter Botha
dengan kejam menumpas setiap perlawanan yang terjadi. Banyaktokoh-tokoh
kulit hitam yang dijebloskan dalam penjara, seperti tokoh kharismatik
NelsonMandela yang terpaksa mendekam dalam penjara selama 27 tahun.
Politik Apartheiddirancang oleh Hendrik Verwoed. Apartheid menurut
bahasa resmi Afrika Selatan adalahAparte Ontwikkeling artinya
perkembangan yang terpisah. Memperhatikan makna dari arti Apartheid itu
kedengarannya baik yaitu tiap golongan masyarakat, baik golongan kulit
putihmaupun golongan kulit hitam harus sama-sama berkembang. Tapi
perkembangan itudidasarkan pada tingkatan sosial dalam masyarakat yang
pada prakteknya menjurus
pada pemisahan warna kulit dan terjadinya penistaan dari kaum penguasa kuli
t putih terhadaprakyat kulit hitam.Verwoed menyusun rencana pembentukan
homeland, yang disebut jugaBatustan. Homeland dilaksanakan dengan
diadakannya pembagian kembali Afrika
Selatan berdasarkan wilayah kesukuan. Tiap orang kulit hitam Afrika Selatan 
diharuskan menjadiwarga negara salah satu homeland atas dasar tempat
lahirnya.
Untuk memantapkan proyek homeland dikeluarkan bantuan biaya untuk
perangsang termasuk perangsang
untuk pemasukan modal dari luar untuk homeland. Kemajuan-kemajuan kecil 
tampak dari proyek itu.
Pemisahan suku di Afrika selatan mendapat tanggapan dari dunia
lnternasional. DiAfrka selatan sering terjadi pemberontakan-pemberontakan
untuk menghapus pemerintahanApartheid. Gerakan yg terkenal dilakukan
oleh rakyat kulit hitam di Afrika selatan dipeloporioleh African National
Congrees (ANC) dibawah pimpinan Nelson Mandela. Pada pemerintahan
Frederick Willem de Klerk,Nelson memimpin aksi rakyat Afrika selatan
untuktinggal di rumah,aksi tersebut mendapat tanggapan oleh pemerintah
dengan menjebloskan Nelson ke penjara,tetapi kemudian ia dibebaskan.
Pembebasan ini membawa dampak positifterhadap perjuangan rakyat Afrika
selatan. Maka untuk pertama kalinya pada tanggal 2 Mei1990 pemerintahan
Afrika selatan mengadakan perundingan dengan ANC untuk membuatUU
non Rasial. Pada tanggal 3 Juni 1990 de Klerk menghapus UU Darurat
Negara yang berlaku hampir di setiap bagian Afrika selatan. Perjuangan
Nelson Mandela memakan waktuyang cukup lama. Nelson Mandela terus
berjuang untuk mencapai kebebasan negrinya baikdi dalam negeri maupun di
luar negeri. Upaya-upaya yang ditempuh Nelson Mandela mulaimenampakan
hasil yang menggembirakan ketika F.W.de Klerk memberikan angin
segarkebebasan bagi warga kulit hitam.
Pada tanggal 21 Februari 1991, Presiden de Klerkmengumumkan
penghapusan semua ketentuan dan ekstitensi sistem politik Apartheid
dihadapan parlemen Afrika selatan Pengumuman itu diikuti penghapusan 3
UU yg memperkuatkekuasaan Apartheid,yaitu:
1) Land Act 
UU yang melarang orang kulit hitam mempunyai tanah di luar
wilayahtempat tinggal yang ditentukan. 
2) Group Areas Act.
Yang mengatur pemisahan tempat tinggal Orang-orangkulit putih dengan
kulit hitam.
3) Population Registration
Yang mewajibkan orang kulit hitam untuk mendaftarkan dirimenurut
kelompok suku masing- masing

Pengahpusan UU tersebut diikuti dengan janji pemerintahan de Klerk


untukmenyelenggarakan pemilu tanpa pembatsan rasial. Pada pemilu
Multirasial tahun 1994, partaiyang dipimpin oleh Nelson Mandela yaitu
ANC, berhasil menjadi pemenang. Pada tanggal 9Mei 1994 Nelson Mandela
dipilih oleh Majelis Nasional sebagai Presiden Afrika selatan,yaitu Pres
pertama orang kulit hitam. Pada tanggal 10 Mei 1994 Nelson Mandela
dilantiksebagai presiden dalam upacara megah di Union Building, Pretonia.
Peristiwa ini
merupakan perjuangan rakyat Afrika selatan. Sejak terhapusnya Apartheid, A
frika selatan mulaimembangun negerinya agar sederajat dengan negara lain di
dunia.Apharteid berasa ldari bahasa Belanda yang artinya pemisahan.
Pemisahan
disini berarti pemisahan orangorang Belanda (kulit putih) dengan penduduk a
sli Afrika (kulithitam). Apharteid kemudian berkembang menjadi suatu
kebijakan politik dan menjadi politikresmi Pemerintahan Afrika Selatan yang
terdiri dari program-program dan pertaruran-
peraturan yang bertujuan untuk melestarikan pemisahan rasial. Pemerintahan 
Nasionalismengatur jalannya undang-undang pemisahan, menggolongkan
orang-orang ke dalam tigaras, mengembangkan hak-hak dan batasan-batasan
untuk masing-masing golongan, sepertihukum pass dan batasan pemukiman.
Minoritas kulit putih menguasai mayoritas kulit hitamyang jauh lebih besar.
Apartheid menjadi semakin kontroversial, mendorong ke arahmeluasnya
sanksi internasional, divestasi dan kerusuhan serta penindasan dalam
AfrikaSelatan.
Suatu periode panjang penindasan oleh pemerintah, dan kadang-kadang
dengankekerasan, pemogokan, demonstrasi, protes, dan sabotase dengan
menggunakan bom ataucara lain, oleh berbagai gerakan anti-apartheid yang
diikuti terutama oleh Kongres NasionalAfrika (ANC). Di Afrka selatan sering
terjadi pemberontakan-pemberontakan untukmenghapus pemerintahan
Apartheid. Gerakan yang terkenal dilakukan oleh rakyat kulit hitamdi Afrika
selatan dipelopori oleh African National Congrees (ANC) dibawah
pimpinan Nelson Mandela.pada tanggal 2 Mei 1990 pemerintahan Afrika sela
tan mengadakan perundingan dengan ANC untuk membuat UU non Rasial.
Pada tanggal 3 Juni 1990 de Klerkmenghapus UU Darurat Negara yang
berlaku hampir di setiap bagian Afrika selatan. Upaya-upaya yang ditempuh
Nelson Mandela sangat lama hingga mulai menampakan hasil
yangmenggembirakan ketika F.W.de Klerk memberikan angin segar
kebebasan bagi warga kulithitam. Pada tanggal 21 Februari 1991, Presiden de
Klerk mengumumkan penghapusan semua ketentuan dan ekstitensi sistem
politik Apartheid di hadapan parlemen Afrika selatan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hak asasi manusia (HAM) merupakan sesuatu yang sangat penting dalam
kehidupan umat manusia. Setiap manusia yang lahir sudah melekat hak
asasinya. HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai
dengan kiprahnya. Orang lain tidak dapat menggangu hak asasi masing-
masing individu. Oleh karena itu, hak asasi harus dipahami oleh setiap orang.

Anda mungkin juga menyukai