Anda di halaman 1dari 6

2.

4 Standar-Standar Kontrol Internal, Karakteristik Kontrol, dan Sarana untuk


Mencapai Kontrol
A. Standar - Standar Kontrol Internal
Selain standar operasi yang merupakan bagian dari sistem kontrol, terdapat
kerangka standar yang harus diikuti sistem kontrol itu sendiri. Standar-standar ini
adalah:
(1) Standar-Standar Umum
- Keyakinan yang wajar: Kontrol harus memberikan keyakinan yang wajar
bahwa tujuan kontrol internal akan dicapai
- Perilaku yang mendukung: Manajer dan karyawan harus memiliki
perilaku yang mendukung kontrol internal
- Integritas dan kompetensi: Orang-orang yang terlibat dalam
pengoperasian kontrol internal harus memiliki tingkat profesionalitas,
integritas pribadi dan kompetensi yang memadai untuk melaksanakan
kontrol guna mencapai tujuan kontrol internal.
- Tujuan control: Tujuan kontrol yang spesifik, komprehensif, dan wajar
harus ditetapkan untuk setiap aktivitas organisasi.
- Pengawasan Kontrol: Manajer harus terus menerus mengawasi keluaran
yang dihasilkan oleh sistem kontrol mengambil langkah-langkah tepat
terhadap penyimpangan yang memerlukan tindakan tersebut.
(2) Standar-standar Rinci
- Dokumentasi: Struktur, semua transaksi, dan kejadian signifikan harus
didokumentasikan dengan baik. Dokumentasi tersebut harus siap
tersedia.
- Pencatatan Transaksi dan Kejadian dengan Layak dan Tepat Waktu
- Otorisasi dan Pelaksanaan Transaksi dan Kejadian: Transaksi dan
kejadian harus diotorisasi dan dilaksanakan oleh orang yang bertugas
untuk itu.
- Pembagian tugas: Otorisasi, pemrosesan, pencatatan dan pemeriksaan
transaksi harus dipisahkan ke masing-masing individu dan unit.
- Pengawasan: Pengawasan harus dilakukan dengan baik dan
berkelanjutan untuk memastikan pencapaian tujuan control internal.
- Akses dan Akuntabilitas ke Sumber Daya/dan Catatan: Akses harus
dibatasi ke individu yang memang berwenang, seseorang yang
bertanggung jawab untuk pengamanan dan penggunaan sumber daya dan
orang lain yang mencatat. Aspek ini harus diperiksa secara periodik
dengan membandingkan jumlah yang tercatat dengan jumlah fisik.
B. Karakteristi-Karakteristik Kontrol
Audit internal dapat mengevaluasi sistem kontrol dengan menentukan
kesesuaiannya dengan kriteria yang ditetapkan. Sebuah sistem yang dapat
diterima memiliki ciri - ciri sebagai berikut :
a) Tepat waktu
Kontrol seharusnya mendeteksi penyimpangan aktual atau potensial sejak
awal untuk menghindari tindakan perbaikan yang memakan biaya. Kontrol
harus tepat waktu, meskipun efektivitas biaya juga dipertimbangkan.
Manajemen harus mengantisipasi masalah yang dideteksi control. Tetapi
selalu ada hal-hal yang tidak diketahui bila terjadi masalah-masalah yang
tidak diharapkan maka harus diidentifikasi dan ditindak lanjuti tepat
waktu.
b) Ekonomis
Kontrol harus memberikan keyakinan yang wajar dalam mencapai hasil
yang diinginkan dengan biaya minimum dan dengan efek samping yang
paling rendah. Kontrol yang memberikan keyakinan yang mutlak memang
dimungkinkan (walaupun jarang), tetapi mencapai keyakinan seperti ini
bisa melebihi tambahan biaya yang harus membandingkan biaya yang
timbul akibat hal-hal yang bisa dicegah, dideteksi, dan dikoreksi oleh
sistem kontrol dengan biaya kontrol tersebut. Manajemen tidak hanya
harus memerhatikan efektivitas kontrol, tetapi juga efisien dan
keekonomisannya. Kontrol harus ditingkatkan hanya jika manfaat yang
diberikan lebih besar daripada biaya tambahannya.
c) Akuntabilitas
Kontrol harus membantu karyawan mempertanggungjawabkan tugas yang
diberikan. Manajer memerlukan kontrol untuk membantu mereka
memenuhi tanggungjawabnya. Oleh karena itu, manajer harus
memerhatikan tujuan dan pengoperasian kontrol sampai akhir dan bisa
memanfaatkannya.
d) Fleksibilitas
Keadaan bisa berubah sewaktu-waktu. Contohnya system anggaran
variabel yang memungkinkan biaya dan kuantitas operasi yang berbeda
untuk tingkat operasi yang berbeda.
e) Menentukan penyebab
Tindakan korektif yang diambil segera bisa dilakukan bila kontrol tidak
hanya mengidentifikasi masalah tetapi juga penyebabnya.
f) Kelayakan
Kontrol harus memenuhi kebutuhan manajemen. Kontrol tersebut harus
membantu dalam pencapaian tujuan dan rencana manajemen dan juga
harus sesuai dengan karyawan serta struktur organisasi dari operasi.
g) Masalah-masalah dengan control
Kontrol harus diawasi agar tetap relevan. Kontrol bisa jadi tidak merespon
kebutuhan.Akibatnya, kontrol bisa menjadi tidak produktif. Apalagi,
informasi yang diberikan kontrol bisa jadi tidak dipahami, atau bisa juga
diberikan ke orang yang tidak tepat, atau bisa juga terlalu rumit sehingga
tidak bermanfaat.
C. Sarana untuk Mencapai Kontrol
Sarana operasional yang dapat digunakan manajer untuk mengendalikan fungsi di
dalam perusahaan adalah :
(1) Organisasi
Organisasi sebagai sarana kontrol merupakan struktur peran yang disetujui
untuk orang- orang di dalam perusahaan sehingga perusahaan dapat
mencapai tujuannya secara efisien dan ekonomis.
(2) Kebijakan
Suatu kebijakan adalah pernyataan prinsip yang membutuhkan, menjadi
pedoman, ataumembatasi tindakan.
(3) Prosedur
Prosedur adalah sarana yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas
sesuai dengankebijakan yang telah diterapkan.
(4) Personalia
Orang-orang yang dipekerjakan atau ditugaskan harus memiliki kualifikasi
untuk melaksanakan tugas yang diberikan. Bentuk kontrol terbaik
disamping kinerja masing - masing individu adalah supervisi.
(5) Akuntansi
Akuntansi merupakan sarana yang sangat penting untuk kontrol keuangan
pada aktivitasdan sumber daya.
(6) Penganggaran
Penganggaran adalah sebuah pernyataan hasil -hasil yang diharapkan yang
dinyatakandalam bentuk numeric.
(7) Pelaporan
Manajemen berfungsi dan membuat keputusan berdasarkan laporan yang
diterima. Oleh karena itu, laporan haruslah tepat waktu, akurat, bermakna,
dan ekonomis.
2.5 Laporan Auditor Internal Kontrol dan Audit Kontrol
Auditor internal secara periodik akan mengakumulasikan evaluasi kontrol dari banyak
laporan audit internal dan mencapai kesimpulan tentang lingkungan kontrol internal,
struktur,dan filosofi organisasi secara keseluruhan.
1) Laporan harus merinci tujuan dan lingkup pemeriksaan dan harus akurat, objektif,
jelas, singkat, konstruktif, lengkap, dan tepat waktu
2) Laporan harus merinci kekuatan dan kelemahan filosofi dan fungsi kontrol
internal
3) Laporan Harus mengungkapkan ketidaktaatan dengan standar
4) Berisi saran tindakan perbaikan yang dapat diambil untuk menyelesaikan
kelemahan fungsional.
5) Laporan harus menyebutkan tindakan korektif yang telah atau belum diambil
menyusul rekomendasi audit dalam audit sebelumya, dan pernyataan tentang
risiko dan kerawanan yang mungkin timbul bila tindakan korektif tidak dilakukan
6) Bahan-bahan penyusunan laporan berasal dari Control SelfAssessment yang
dilakukan manajemen pada berbagai tingkatan dan dari pegawai nonmanajerial
yang bisa memberikan lebih banyak fakta untuk dimasukkan ke dalam laporan.
7) Pihak yang menerima laporan ringkas adalah komite audit organsasi dan pihak-
pihak yang berkepentingan lainnya.
8) Kepala eksekutif audit akan memberikan laporan tindak lanjut ke komite audit
Tujuan audit kontrol adalah untuk menentukan:
a) Kontrol memang diterapkan
b) Kontrol secara structural memang wajar
c) Kontrol dirancang untuk tujuan manajemen khusus atau untuk mencapai
ketaatan dengan persyaratan yang ditentukan/untuk memastikan
akurasidan kelayakan transaksi
d) Kontrol memang digunakan
e) Kontrol secara efisien melayani tujuan tersebut
f) Kontrol bersifat efektif
g) Manajemen menggunakan keluaran yang dihasilkan sistem control
Akan tetapi terlalu banyak kontrol sama buruknya dengan terlalu sedikit. Beberapa
penjelasan mengapa kontrol tidak berjalan adalah dianggap sebagai permainan,
dianggap objek sabotase, informasi yang tidak akurat, dan ilusi kontrol.
2.6 Artikel Penelitian Terkait Dengan Kontrol
Artikel penelitian terkait dengan control diambil contoh kasus PT Katarina Utama Tbk.
PT Katarina Utama yang menggunakan dana hasil IPO untuk kepentingan pribadi
manajemen. Manajemen memanipulasi laporan keuangan audit tahun 2009 dengan
memasukkan piutang fiktif untuk memperbesar nilai aset perseroan. Dana yang sedianya
akan digunakan untuk membeli peralatan, modal kerja, serta menambah kantor cabang,
tidak digunakan se-bagaimana mestinya. Meskipun belum ada pernyataan dari otoritas
bursa mengenai keterlibatan pihak yang mengaudit laporan keuangan 2008, namun kuat
dugaan adanya keterlibatan pihak auditor. Hal ini karena hasil audit yang dikeluarkan
KAP Budiman, Wawan, Pamudji dan Rekan justru menyatakan opini wajar padahal ada
dugaan laporan keuangan tersebut telah dimanipulasi. Dugaan keterlibatan pihak auditor
semakin kuat setelah KAP Akhyadi Wadisono melakukan audit atas laporan keuangan
2010 dan memberikan opini disclaimer karena tidak dapat melakukan konfirmasi atas
transaksi yang ada. Berdasarkan kasus tersebut dapat kita ketahui betapa pentingnya
kontrol yang dimiliki oleh audit internal. Dimana audit internal adalah aktivitas
pemastian dan konsultasi yang dirancang untuk menambah nilai dan meningkatkan
operasi organisasi. Peran Audit Internal di perusahaan antara lain menyediakan jaminan
obyektif dan wawasan tentang efektivitas dan efisiensi manajemen risiko, pengendalian
internal dan proses tata kelola, memberikan jaminan dengan menilai dan melaporkan
efektivitas tata kelola, manajemen risiko, proses kontrol yang dirancang untuk membantu
organisasi, sehingga kejadian seperti kasus PT Katarina Utama Tbk dapat dihindari.

https://www.academia.edu/10988809/audit_internal_kontrol
https://dokumen.tips/documents/bab-2-kontrol-audit.html
https://www.academia.edu/31315983/MAKALAH_PENGAUDITAN_INTERNAL_MODEL_M
ODEL_INTERNAL_KONTROL
https://www.feb.ui.ac.id/blog/2018/12/01/auditor-internal-dibutuhkan-untuk-tingkatkan-tata-
kelola-perusahaan/
http://muhammadrivandi18.blogspot.com/2014/12/kasus-etika-bisnis-pt-katerina-utama-tbk.html

Anda mungkin juga menyukai