Anda di halaman 1dari 2

Perawat diri (personal hygiene) mencangkup aktivitas yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

sehari-hari yang biasa dikenal dengan aktivitas kehidupan sehari-hari (ADLs). Aktivitas ini dipelajari dari
waktu ke waktu dan menjadikan kebiasaan seumur hidup. Kegiatan perawatan diri tidak hanya
melibatkan apa yang harus dilakukan (kebersihan, mandi, berpakaian, toilet dan makan) tetapi juga
berupa kapan, dimana, dengan siapa, dan bagaimana (Miller dalam Carpenito-Moyet,2009). Defisit
perawatan diri (DPD) adalah kurangnya perawatan diri pada pasien dengan gangguan jiwa terjadi akibat
adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan untuk melakukan aktivitas perawatan diri
menurun. Kurang perawatan diri terlihat dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri antaranya
mandi, makan minum secara mandiri, berhias secara mandiri, toileting(BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012).
Defisit perawatan diri (DPD) adalah kemampuan dasar yang dimiliki manusia dalam melengkapi
kebutuhannya dalam kelangsungan hidupnya sesuai kondisi kesehatannya. (Damaiyanti dan Iskandar,
2012). Defisit perawatan diri (DPD) adalah gangguan kemampuan melakukan aktifitas perawatan diri
(mandi, berhias, makan serta toileting) kegiatan itu harus bisa dilakukan secara mandiri (Herman, 2011).
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa DPD adalah suatu kondisi pada klien
yang mengalami ketidakmampuan dalam melakukan perawatan diri berupa mandi, berhias, makan dan
toileting.
1.2 Etiologi Menurut Tarwoto dan Wartonah (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah kelelahan
fisik dan penurunan kesadaran. Menurut Depkes (2000), penyebab kurang perawatan diri adalah: 1.
Factor predisposisi 1) Psikologis Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga klien
menjadi begitu bergantung dan perkembangan inisiatifnya tergangganggu. 2) Biologis Penyakit kronis
yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri. Selain itu, faktor herediter
(keturunan) berupa anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa juga turut menjadi penyebab. 3)
Sosial Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi lingkungan
mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri. 2. Faktor presipitasi Faktor presipitasi defisit
perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perseptual, cemas,
lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan
perawatan diri. Menurut Potter dan Perry (2009), terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi perawatan
diri : 1.Citra tubuh Gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi kebersihan diri.
Perubahan fisik akibat operasi bedah. Misalnya dapat memicu individu untuk tidak peduli terhadap
kebersihannya. 2. Status sosial ekonomi Sumber penghasilan atau sumber ekonomi mempengaruhi jenis
dan tingkat praktik perawatan diri yang dilakukan. Perawat harus menentukan apakah pasien dapat
mencukupi perlengkapan perawatan diri yang penting seperti sabun, sikat gigi, pasta gigi, sampo. Selain
itu hal penting perlu diperhatikan adalah apakah penggunaan perlengkapan tersebut sesuai dengan
kebiasaan sosial yang dipraktekkan oleh sekelompok sosial pasien. 3. Pengetahuan Kurangnya
pengetahuan tentang pentingnya perawatan diri dan implikasinya bagi kesehatan dapat mempengaruhi
praktek perawatan diri. 4. Variabel kebudayaan Kepercayaan akan nilai kebudayaan dan nilai diri
mempengaruhi perawatan diri. Orang dari latang belakang kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik
kesehatan yang berbeda pula. Disebagian masyarakat, misalnya ada yang menerapkan mandi setiap
hari, tetapi masyarakat dengan lingkup yang berbeda hanya mandi seminggu sekali. 5. Kondisi fisik Pada
keadaan tertentu atau sakit kemampuan untuk merawat diri berkurang dan memerlukan bantuan.
Biasanya jika tidak mampu klien dengan kondisi fisik yang tidak sehat lebih memilih untuk tidak
melakukan perawatan diri.
1.3 Tanda dan Gejala Menurut Depkes (2000) tanda dan gejala klien dengan defisit perawatan diri
adalah: 1. Fisik - Badan bau, pakaian kotor - Rambut dan kulit kotor - Kuku panjang dan kotor - Gigi kotor
disertai mulut bau - Penampilan tidak rapi 2. Psikologis - Malas, tidak ada inisiatif - Menarik diri, isolasi
diri - Merasa tak berdaya, rendah diri dan merasa hina 3. Sosial - Interaksi kurang - Kegiatan kurang -
Tidak mampu berperilaku sesuai

3. Sosial - Interaksi kurang - Kegiatan kurang - Tidak mampu berperilaku sesuai norma - Cara makan tidak
teratur - BAK dan BAB di sembarang tempat, gosok gigi dan mandi tidak mampu mandiri
1.4 Klasifikasi Menurut ( NANDA, 2016 ) jenis perawatan diri terdiri dari : 1. Defisit perawatan diri :
mandi Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan mandi/beraktivitas perawatan diri
sendiri. Batasan karakteristiknya meliputi : 1) Gangguan kemampuan mengeringkan tubuh 2) Gangguan
kemampuan untuk mengakses kamar mandi 3) Gangguan kemampuan untuk mengakses air 4)
Gangguan kemampuan untuk mengambil perlengkapan mandi 5) Gangguan kemampuan untuk
mengatur air mandi 6) Gangguan kemampuan membasuh tubuh 2. Defisit perawatan diri :
berhias/berpakaian Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas berpakaian
dan berhias untuk diri sendiri. 1) ketidakmampuan memilih pakaian 2) ketidakmampuan
memadupadankan pakaian 3) ketidakmampuan mempertahankan penampilan yang memuaskan 4)
ketidakmampuan mengambil pakaian 5) ketidakmampuan mengenakan pakaian pada bawah tubuh 6)
ketidakmampuan mengenakan pakaian di bagian atas tubuh 7) ketidakmampuan memakai berbagai
tema pakaian (misalnya kemeja, gaun, kaus kaki dll) 8) ketidakmampuan melepaskan atribut pakaian
(misalnya kemeja, kaus kaki, sepatu) 9) ketidakmampuan menggunakan alat berhias 10)
ketidakmampuan menggunakan resleting dan mengancingkan baju 3. Defisit perawatan diri : makan
Hambatan kemampuan untuk melakukan atau menyelesaikan aktivitas sendiri melip

Anda mungkin juga menyukai