S.Kep.,Ners.,M.Kep Komunikasi dengan Anak Daya tangkap dalam komunikasi Prinsip untuk berkomunikasi dengan anak
Step 1 Step 2 Step 3 Step 4
Sesuai dengan Memandang Positif dan Mampu usia tumbuh anak secara menggunakan memenuhi kembang holistic kekuatan/kelebi kebutuhan anak han anak termasuk ABK atau ketidakmampuan yang lain Strategi Komunikasi sesuai Tahap Perkembangan Usia Anak 1. Tahap usia Bayi/infancy ● Belum dpt menggunakan kata-kata, lebih banyak komunikasi non verbal, misalnya sentuhan, senyuman, mendekap, menggendong. ● Ciri lain pada tahap ini adalah stanger anxiety, oleh karena itu perawat dapat menggunakan orang tua sebagai fasilitator ataupun sebagai orang ketiga pada saat berkomunikasi dengan anak 2. Tahap usia toddler dan prasekolah ● Anak sudah mampu menguasai antara 200-900 kata ● Sangat egosentris : hanya melihat sesuatu berpusat pada dirinya (komunikasi berpusat pada dirinya) ● Takut terhdp ketidaktahuan: beritahu apa yang akan terjadi pada dirinya, bagaimana mereka merasakannya, beri kesempatan untuk memegang alat yang akan menyentuh anak. Berkomunikasi dengan anak dengan menggunakan objek transisional seperti boneka ● Belum fasih berbicara : Gunakan kata-kata simpel,singkat yang dikenal; beri pujian untuk hal-hal yang dicapai ● Pandangan mata sejajar : jongkok, duduk di kursi, berlutut 3. Tahap usia Sekolah ● Anak usia ini sangat peka terhadap stimulus yang dirasakannya akan mengancam keutuhan tubuhnya. ● Bila menemui masalah hanya percaya terhdp apa yang dilihat dan yang mereka ketahui tanpa memerlukan penjelsan secara mendalam. Anak tertarik pada aspek fungsional, semua prosedur, objek dan aktifitas. Jelaskan setiap prosedur yang akan dilakukan. ● Usia > 8 tahun sudah mampu berfikir secara konkrit, komunikasi mudah, beri contoh suntik pada boneka 4. Tahap usia Remaja ● Mempunyai pola fikir dan tingkah laku peralihan anak-dewasa ● Bila stress diskusi tentang masalahnya dengan teman sebaya,orang dewasa di luar keluarga, terbuka terhdp perawat ● Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya, beri support, jangan melakukan interupsi, ekspresi wajah tidak menunjukkan heran, hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa malu. ● Waktu wawancara, orangtua diikutsertakan, bila ada dilema yaitu masalah antara anak dengan orangtua perawat klarifikasi masalahnya. ● Jaga privacy anak Teknik Komunikasi pada Anak Teknik Komunikasi Verbal 1. Melalui orang lain atau pihak ketiga 2. Bercerita 3. Memfasilitasi 4. Biblioterapi (menceritakan isi buku) 5. Dreams (mimpi) 6. “What if” questions 7. Meminta untuk menyebutkan keinginan 8. Pilihan pro dan kontra 9. Menggunakan skala Teknik Komunikasi Non Verbal 1. Menulis 2. Menggambar 3. Magis/sulap 4. Bermain Faktor mempengaruhi komunikasi anak ▪ Pendidikan • Persepsi ▪ Pengetahuan • Nilai ▪ Sikap • Emosi ▪ Usia tumbuh kembang • Latarbelakang ▪ Status kesehatan anak Sosiokultural ▪ Sistem Sosial • Gender ▪ Saluran • Peran dan hubungan ▪ Lingkungan • Lingkungan ▪ Perkembangan • Ruang dan teritorial Pendekatan umum pd anak sebelum dilakukan pemeriksaan 1. Ajak berbicara terlebih dahulu orangtua sebelum berkomunikasi dengan anak. 2. Lakukan kontak dengan anak dengan bercerita atau tehnik lain agar anak mau berkomunikasi. 3. Berikan mainan sebelum masuk ke dalam pembicaraan inti 4. Beri kesempatan pada anak u/ memilih tempat pemeriksaan yang diinginkan 5. Lakukan pemeriksanaan dari sederhana ke kompleks, pemeriksaan yang berdampak trauma dilakukan pada akhir pemeriksaan 6. Hindari pemeriksaan yang menimbulkan ketakutan pada anak dan beri kesempatan untuk memegang alat periksa. Teknik komunikasi terapeutik anak 1. Nada suara, berbicara dgn nada suara yg rendah dan lambat. 2. Mengalihkan aktivitas, melakukan fariasi antara bermain dgn aktivitas terapi. 3. Jarak interaksi, mempertahankan jarak yg aman. 4. Kontak mata, melakukan kontak mata saat anak sudah dpt mengontrol perilakunya. 5. Sentuhan, hindari menyentuh anak tanpa izin dari si anak. Imunisasi Dasar Prinsip acuan dalam melaksanakan program imunisasi pada masa pandemi COVID-19 yaitu: 1. Imunisasi dasar dan lanjutan tetap diupayakan lengkap dan dilaksanakan sesuai jadwal untuk melindungi anak dari PD3I; 2. Secara operasional, pelayanan imunisasi baik di posyandu, puskesmas, puskesmas keliling maupun fasilitas kesehatan lainnya yang memberikan layanan imunisasi mengikuti kebijakan pemerintah daerah setempat; 3. Kegiatan surveilans PD3I harus dioptimalkan termasuk pelaporannya; 4. Menerapkan prinsip PPI dan menjaga jarak aman 1 – 2 meter. PELAYANAN IMUNISASI PADA ANAK YANG TERMASUK KRITERIA ATAU TINGGAL SERUMAH DENGAN OTG ATAU ODP ATAU PDP ATAU KONFIRMASI COVID-19 ATAU PASCA COVID-19 DAN KONDISI KHUSUS OTG / ODP / PDP / KONFIRMASI COVID-19 / PASCA COVID-19 DAN KONDISI KHUSUS
Harus ditunda dan anak harus melakukan karantina mandiri minimal
14 hari dengan menerapkan PHBS dan menjaga jarak aman 1 – 2 meter. Pemberian imunisasi dapat dilakukan kembali sesuai jadwal setelah anak tersebut dinyatakan sehat dan negatif COVID-19 yang dibuktikan dengan hasil pemeriksaan RT-PCR dua hari berturut-turut menunjukkan hasil negatif. Apabila pemeriksaan RT-PCR tidak mungkin dilakukan, maka anak tersebut baru boleh diimunisas setelahi melakukan karantina mandiri minimal 14 hari dan anak tetap tidak memiliki gejala atau sehat. Terima Kasih