Anda di halaman 1dari 33

Komunikasi pada Anak

Keperawatan Anak

Rani Fitriani Arifin,


S.Kep.,Ners.,M.Kep
Komunikasi dengan Anak
Daya tangkap dalam komunikasi
Prinsip untuk berkomunikasi dengan anak

Step 1 Step 2 Step 3 Step 4


Sesuai dengan Memandang Positif dan Mampu
usia tumbuh anak secara menggunakan memenuhi
kembang holistic kekuatan/kelebi kebutuhan anak
han anak termasuk ABK
atau
ketidakmampuan
yang lain
Strategi Komunikasi
sesuai Tahap
Perkembangan Usia
Anak
1. Tahap usia Bayi/infancy
● Belum dpt menggunakan kata-kata, lebih
banyak komunikasi non verbal, misalnya
sentuhan, senyuman, mendekap,
menggendong.
● Ciri lain pada tahap ini adalah stanger anxiety,
oleh karena itu perawat dapat menggunakan
orang tua sebagai fasilitator ataupun sebagai
orang ketiga pada saat berkomunikasi dengan
anak
2. Tahap usia toddler dan prasekolah
● Anak sudah mampu menguasai antara 200-900 kata
● Sangat egosentris : hanya melihat sesuatu berpusat pada dirinya
(komunikasi berpusat pada dirinya)
● Takut terhdp ketidaktahuan: beritahu apa yang akan terjadi
pada dirinya, bagaimana mereka merasakannya, beri
kesempatan untuk memegang alat yang akan menyentuh anak.
Berkomunikasi dengan anak dengan menggunakan objek
transisional seperti boneka
● Belum fasih berbicara : Gunakan kata-kata simpel,singkat yang
dikenal; beri pujian untuk hal-hal yang dicapai
● Pandangan mata sejajar : jongkok, duduk di kursi, berlutut
3. Tahap usia Sekolah
● Anak usia ini sangat peka terhadap stimulus yang
dirasakannya akan mengancam keutuhan tubuhnya.
● Bila menemui masalah hanya percaya terhdp apa yang
dilihat dan yang mereka ketahui tanpa memerlukan
penjelsan secara mendalam. Anak tertarik pada aspek
fungsional, semua prosedur, objek dan aktifitas. Jelaskan
setiap prosedur yang akan dilakukan.
● Usia > 8 tahun sudah mampu berfikir secara konkrit,
komunikasi mudah, beri contoh suntik pada boneka
4. Tahap usia Remaja
● Mempunyai pola fikir dan tingkah laku peralihan anak-dewasa
● Bila stress diskusi tentang masalahnya dengan teman
sebaya,orang dewasa di luar keluarga, terbuka terhdp perawat
● Menolak orang yang berusaha menjatuhkan harga dirinya, beri
support, jangan melakukan interupsi, ekspresi wajah tidak
menunjukkan heran, hindari pertanyaan yang menimbulkan rasa
malu.
● Waktu wawancara, orangtua diikutsertakan, bila ada dilema
yaitu masalah antara anak dengan orangtua perawat klarifikasi
masalahnya.
● Jaga privacy anak
Teknik
Komunikasi
pada Anak
Teknik Komunikasi Verbal
1. Melalui orang lain atau pihak ketiga
2. Bercerita
3. Memfasilitasi
4. Biblioterapi (menceritakan isi buku)
5. Dreams (mimpi)
6. “What if” questions
7. Meminta untuk menyebutkan keinginan
8. Pilihan pro dan kontra
9. Menggunakan skala
Teknik Komunikasi Non Verbal
1. Menulis
2. Menggambar
3. Magis/sulap
4. Bermain
Faktor mempengaruhi komunikasi anak
▪ Pendidikan • Persepsi
▪ Pengetahuan • Nilai
▪ Sikap • Emosi
▪ Usia tumbuh kembang • Latarbelakang
▪ Status kesehatan anak Sosiokultural
▪ Sistem Sosial • Gender
▪ Saluran • Peran dan hubungan
▪ Lingkungan • Lingkungan
▪ Perkembangan • Ruang dan teritorial
Pendekatan umum pd anak sebelum
dilakukan pemeriksaan
1. Ajak berbicara terlebih dahulu orangtua sebelum berkomunikasi dengan anak.
2. Lakukan kontak dengan anak dengan bercerita atau tehnik lain agar anak mau
berkomunikasi.
3. Berikan mainan sebelum masuk ke dalam pembicaraan inti
4. Beri kesempatan pada anak u/ memilih tempat pemeriksaan yang diinginkan
5. Lakukan pemeriksanaan dari sederhana ke kompleks, pemeriksaan yang
berdampak trauma dilakukan pada akhir pemeriksaan
6. Hindari pemeriksaan yang menimbulkan ketakutan pada anak dan beri kesempatan
untuk memegang alat periksa.
Teknik komunikasi terapeutik anak
1. Nada suara, berbicara dgn nada suara yg rendah
dan lambat.
2. Mengalihkan aktivitas, melakukan fariasi antara
bermain dgn aktivitas terapi.
3. Jarak interaksi, mempertahankan jarak yg aman.
4. Kontak mata, melakukan kontak mata saat anak
sudah dpt mengontrol perilakunya.
5. Sentuhan, hindari menyentuh anak tanpa izin dari
si anak.
Imunisasi
Dasar
Prinsip acuan dalam melaksanakan program imunisasi pada masa pandemi
COVID-19 yaitu:
1. Imunisasi dasar dan lanjutan tetap diupayakan lengkap dan dilaksanakan
sesuai jadwal untuk melindungi anak dari PD3I;
2. Secara operasional, pelayanan imunisasi baik di posyandu, puskesmas,
puskesmas keliling maupun fasilitas kesehatan lainnya yang memberikan
layanan imunisasi mengikuti kebijakan pemerintah daerah setempat;
3. Kegiatan surveilans PD3I harus dioptimalkan termasuk pelaporannya;
4. Menerapkan prinsip PPI dan menjaga jarak aman 1 – 2 meter.
PELAYANAN IMUNISASI PADA ANAK YANG TERMASUK
KRITERIA ATAU TINGGAL SERUMAH DENGAN OTG ATAU
ODP ATAU PDP ATAU KONFIRMASI COVID-19 ATAU PASCA
COVID-19 DAN KONDISI KHUSUS
OTG / ODP / PDP / KONFIRMASI COVID-19 /
PASCA COVID-19 DAN KONDISI KHUSUS

Harus ditunda dan anak harus melakukan karantina mandiri minimal


14 hari dengan menerapkan PHBS dan menjaga jarak aman 1 – 2
meter. Pemberian imunisasi dapat dilakukan kembali sesuai jadwal
setelah anak tersebut dinyatakan sehat dan negatif COVID-19 yang
dibuktikan dengan hasil pemeriksaan RT-PCR dua hari berturut-turut
menunjukkan hasil negatif. Apabila pemeriksaan RT-PCR tidak mungkin
dilakukan, maka anak tersebut baru boleh diimunisas setelahi
melakukan karantina mandiri minimal 14 hari dan anak tetap tidak
memiliki gejala atau sehat.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai