Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Dimensi ajaran pengantar stadi islam


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar stadi islam
Dosen pengampun : Bapak Ahmad Hasan

Disusun oleh kelompok 4 :

1. Siti maisah NIM(E20191061)


2. Fathor rohim NIM(E20191065)
3. Sulva ulin nuha NIM(E20191053)
4. Nur azizah NIM(E20191080)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER

FAKULTAS EKONOMI DAN BISINIS ISLAM

PRODI PERBANKAN SYARIAH

2019/2020

1
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya tugas makalh
ini, disusun untuk membantu para pelajar mengenai apa saja dimensi ajaran kita dalam
mempelajari pengantar stadi islam.

Didalam makalah ini, kami selaku penyusun hanya sebatas ilmu yang kami sajikan denan
topik “ dimensi ajaran pengantar stadi islam “ dimana dalam topik tersebut ada beberapa hal
yang kita pelajari khususnya mengenai apa saja dimensi ajaran pengntar stadi islampada saat ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karna itu kritik
dan saran dari semua pikhak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah yang akan datang.

Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada bapak Ahmad hasan slaku dosen pengajar
materi dan teman-teman yang turut membantu menyelesaikan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pikhak yang telah berperan serta dalam
menyelesaikan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga allah senantiasa meridhoi segala
usaha kita amin. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, terutama bagi pembaca dan
pelajar.

Jember, 4 oktober 2019

Penyusun

2
Daftar isi

kata pengantar ..........................................................................................................2

Daftar isi ..................................................................................................................3

Bab I ........................................................................................................................4

Pendahuluan ............................................................................................................4

A. Latar belakang .........................................................................................4


B. Rumusan masalah .....................................................................................4
C. Tujuan .......................................................................................................4
D. Manfaat ....................................................................................................4

Bab II ......................................................................................................................5

Pembahasan .............................................................................................................5

A. Dimensi ajaran stadi islam ........................................................................5


1. Aqidah ................................................................................................5
2. Syariat .................................................................................................6
3. Ahlaq ....................................................................................................6

Bab III .......................................................................................................................7

Penutup ....................................................................................................................7

A. Kesimpulan .............................................................................................7
B. Saran .........................................................................................................7

Daftar pustaka ..........................................................................................................8

3
BAB I

Pendahuluan
A. Latar belakang

Allah menurunkan ajaran agama islam kepada nabi muhammad. Nilai dengan
kesempurnaan tertingi. Bisa kita lihat pada sebuah keterangan: “islam itu tinggi dan tidak
ada yang lebih tinggi dari islam”
Dimensi-dimensi islam, secaragaris besar terhmpun dalam tigahal yaitu aqidah,
syariat, dan ahlaq yang masing-masing adalah sub sistem ajaran islam. Aqidah dan syariat
adalah omong kosong begitu pula syariat tentang ahlaq adalah kemunafikan, dan aqidah
tapa ahlaq adalah kesesatan.
Aqidah islam merupakan penutup agama-agama yang diturunkan allah
sebelumnya, yaitu diutusnya nabi muhammad sebagai rosul terakhir.
Kata syariat secara harfiah artinya adalah jalan raya atau menuju sumber mata air,
atau bermakna jalannya suatu hukum atau perundang-undangan.
Ada dua pendekatan untuk mengetahui pengertian ahlaq yaitu secara etimologis
dan terminologis, secara etimologis ahlaq adalah perangai, tabi’at, ( kelakuan atau watak
dasar), kebiasaan atau kelaziman, dan peradaban yang baik ahlaq.
B. Rumusan masalah
1. Apa saja dimensi ajaran stadi islam?
2. Apa pengertian aqidah?
3. Apa pengertian syariat?
4. Apa pengertian ahlaq?
C. Tujuan
1. Mengetahui ap saja dimensi ajaran dalam stadi islam
2. Mengetahu apa aja pengertian dari pembagian dimensi ajaran islam
D. Manfaat
1. Dapat menambah wawasan tentang dimensi ajaran stai islam
2. Dapat mengetahui apa saja dimensi ajaran pengantar stadi islam

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. DIMENSI AJARAN ISLAM


Allah menurunkan ajaran agama islam kepada nabi muhammad. Nilai dengan
kesempurnaan tertingi. Bisa kita lihat pada sebuah keterangan: “islam itu tinggi dan tidak
ada yang lebih tinggi dari islam”
Dimensi-dimensi islam, secaragaris besar terhmpun dalam tigahal yaitu aqidah,
syariat, dan ahlaq yang masing-masing adalah sub sistem ajaran islam. Aqidah dan syariat
adalah omong kosong begitu pula syariat tentang ahlaq adalah kemunafikan, dan aqidah
tapa ahlaq adalah kesesatan
1. Aqidah
Aqidah islam merupakan penutup agama-agama yang diturunkan allah
sebelumnya, yaitu diutusnya nabi muhammad sebagai rosul terakhir.secara harfiah
aqidah adalah mengikat atau terikat. Adapun secara istilah adalah sistem kepercayaan
dalam islam. Kenapa disebut aqidah? Karna kepercaan itu mengikat pada diri
seseorang dalam bertingkah laku. Orang yang kuat aqidahnya, keyakinan itu
mengikatnya padasuatu nilai dan seterusnya mengikat pada perilakunya. Sebaliknya
orang yang lemah aqidahnya akan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang tidak baik
dan tentunya mudah putus asa dalam hal kebaikan, selain itu akan selalu memandang
rendah nilai kebaikan.
Sistem kepercayaan ini berkembang dengan nama lain yaitu ilmu tauhid yang
membahas tentang rukun iman yang enam. Kajian filosofis tentang ilmu tauhid
adalah ilmu kalam yang disebut juga dengan teologi (ilmu yang mempelajari tentang
ketuhanan).
Secara garis besar teologi islamdapat dibagi menjadi dua tipe yaitu : jabariah dan
kodariyah. Jabariah adalah golongan yang percaya kepada kekuasaan allah dan
kemahaesaan allah yang mengagap bahwa manusia itu seperti wayang yang semua
tingkah lakunya diatur oleh sang dalang. Dan manusia tidak berhak juga tidak bisa
mengatur perbuatannya oleh karna itu manusia masuk surga dan neraka itu tidak

5
bergantung pada amalanya melainkan itu kemurahan sang kholiq. Sedangkan paham
khodariah adalah paham yang menggsp bahwa manusia memiliki kekuasaan penuh
dalam menentukan perbuatanya karna melihat kekuasaan allah dan dengan
kekuasaanya allah memberikan balasan kepada setiap perbuatan manusia baik itu
balasan yang baik atau yang salah.
2. Syariat
Kata syariat secara harfiah artinya adalah jalan raya atau menuju sumber mata air,
atau bermakna jalannya suatu hukum atau perundang-undangan. Kmudian diimbuhi
kata Islam yang kemudian menjadi kata Syariat Islam yang dapat diartikan suatu jalan
yang mngatur umat Islam dan yang harus dipatuhi yang berisi perintah, anjuran, dan
larangan yang akan menentukan kehidupan manusia dan sebagai muslim hal itu harus
dipatuhi. Sebagai Istilah keislaman, syariat adalah dimensi hukum atau peraturan dari
ajaran Islam. Disebut syariat karna dimaksudkan untuk memberikan jalan atau
mengatur lalu lintas perjalanan hidup manusia. Perjalanan hidup manusia itu ada yang
vertikal dan hkorizontal, aturan hidup manusia dengan sang kholiq dan aturan hidup
manusia sesama manusia. Aturan manusia dengansang kholiq diwujudkan dalam
ritual ibadah, dan prisif ibadah itu ialah tunduk merendah kepada sang kholiq tampa
banyak menanyakan mengapa dan kenapa begini dan begitu, pokoknya siap
mengerjakan perintah sang kholiq dan menjauhi larangan-larangannya. Dan
hubungan yang bersifat horizontal disebut dengan muammalah. Prisif dalam
bermuammalah adalah saling memberi manfaat dan saling mengigatkan juga
berlomba dalam kebaikan tampa rasa ingin menjatuhkansatu sama yang lain.
Dari sudut keilmuan, ilmu yang membahas tentang syariat adalah ilmu fiqih dan
ahlinya-ahlinya disebut faqih atau juga fuqoha dan ilmu ini adalah ilmu yang di
hasilkan melalui teori ijtihad.
3. Ahlaq
Ada dua pendekatan untuk mengetahui pengertian ahlaq yaitu secara etimologis
dan terminologis, secara etimologis ahlaq adalah perangai, tabi’at, ( kelakuan atau
watak dasar), kebiasaan atau kelaziman, dan peradaban yang baik ahlaq menurut
istilah ialah seperti yang dilontarkan Al-Gozali ahlaq ialahProf. sifatyang tertanam
dalam jiwa dan yang dapat menimbulkan macam-macam perbuatan dengan mudah

6
tampa memerlukan pertimbangan dan pemikiran. Meruju pada ilmu tawasuf ahlaq
ialah berasal dari bahasa arab, jamak dari yang menurut bahasa adalah budi pekerti.
Kata-kata tersebut mengandung persesuaian dengan kata kholqun yang berati
kejadian dan juga erat dengan kholiq berati pencipta dan jugamemiliki kaitan erat
dengan makhluqu yang berati yang diciptakan.
Perumusan ahlaq timbul sebagai media yang memungkinkan adanya hubungan
baik antara kholiq dan mahluq. Selain devinisi ahlaq yang menemukan oleh Al-Gojali
terdapat juga beberapa pendapat mengenai definisi ahlaq yaitu menurutibnu
maskhawih memberikan penjelasan tentang ahlaq yaitu: “ keadaan jiwa seseorang
yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tampa melalui
pertimbangan fikiran.”
Selain itu menurut Prof.Dr. Ahmad Amin memberikan penjelasan tentang ahlaq
yaitu: “ ahlaq adalah sesuatu yang dibiasakan. Artinya bahwa kehendak itu bila
membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu disebut akhlaq”.
Dari beberapa definisi diatas yang sekalipun beragam dalam memberi pengertian
tentang ahlaq namun maksud dan maknanya sama, maka ada beberapa ahli yang
menyimpulkan definisiahlaq yaitu kesimpulan menurut Prof. K.H Farid Ma’ruf
bahwa ahlaqialah: “ kehendak jiwa manusia menimbulkan perbuatan dengan mudah
karena kebiasaan, tampa memerlukan pertimbangan fikiran terlebih dahulu”.
Ahlaq merupakan dimensi nilai dari syariat islam. Kualitas keberagaman justru
ditentukan oleh nilai ahlaq. Jika syariat berbicara tentang syariat rukun, sah dan
bhatal, ahlaq menemukan pada kualitas perbuatan. Contohnya adalah setiap perbuatan
dilihatdari niat orang yang mengamalkan perbuatan tersebut.
Ahlaq juga memiliki dimensi yaitu dimensivertikal dan dimensi horizontal sama
dengan dimensi syariat.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Allah menurunkan ajaran agama islam kepada nabi muhammad. Nilai dengan
kesempurnaan tertingi. Bisa kita lihat pada sebuah keterangan: “islam itu tinggi dan tidak
ada yang lebih tinggi dari islam”

Dimensi-dimensi islam, secaragaris besar terhmpun dalam tigahal yaitu aqidah,


syariat, dan ahlaq yang masing-masing adalah sub sistem ajaran islam. Aqidah dan syariat
adalah omong kosong begitu pula syariat tentang ahlaq adalah kemunafikan, dan aqidah
tapa ahlaq adalah kesesatan.
Aqidah islam merupakan penutup agama-agama yang diturunkan allah
sebelumnya, yaitu diutusnya nabi muhammad sebagai rosul terakhir.
Kata syariat secara harfiah artinya adalah jalan raya atau menuju sumber mata air,
atau bermakna jalannya suatu hukum atau perundang-undangan.
Ada dua pendekatan untuk mengetahui pengertian ahlaq yaitu secara etimologis
dan terminologis, secara etimologis ahlaq adalah perangai, tabi’at, ( kelakuan atau watak
dasar), kebiasaan atau kelaziman, dan peradaban yang baik ahlaq.
B. Saran
Jadi kita harus mengetahui apa aja sih dimensi ajaran kita dalam stadi islam dan
mengamalkannya jika sudah memahami materi tersebut.

8
DAFTAR PUSTAKA

Tim Penyusun. 2011. Pengantar Stadi Islam Jakarta: Raja Wali Pers

Dr.H.Didiek Ahmad Supadie, M.M., dkk. 2011.Refisi Pengantar Stadi Islam Jakarta: Raja
Wali pers

Anda mungkin juga menyukai